Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Terapi Komplementer

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et
al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan
ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi
individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004). Terapi komplementer dan alternatif termasuk
didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau
pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.

Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan
ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek
biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis
sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang
memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual). Terapi
komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk
promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang
yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan
tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan
dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan
kreatif (Hitchcock et al., 1999).

Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat


meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan
dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana.
Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli obat
berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi komplementer
(Nezabudkin, 2007).

2.2 Definisi Ansietas

Menurut Wikipedia , Anxietas (Inggris, anxiety) berasal dari bahasa Latin, angere, yang berarti
tercekik atau tercekat. Gangguan anxietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada
tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, cemas, tidak menentu atau takut.
Menurut NANDA, Ansietas adalah tidak nyaman atau kehawatiran yang samar disertai respons
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi
ancaman.

2.3 Penyebab Ansietas


Penyebab gangguan kecemasan tidak diketahui secara konkret. Penelitian saat ini
menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kecemasan. Faktor-faktor
tersebut tampak dapat bekerja baik secara terpisah maupun bersama-sama.
 Genetika: Beberapa gangguan kecemasan tampak memiliki komponen genetik dan kadang-
kadang terjadi lintas generasi dalam keluarga.
 Biologi: Cara otak memproses dan merespon stres dan rangsangan fisik diduga dapat
berpengaruh, khususnya hormon stres seperti adrenalin.
 Pola Pemikiran: Pola pemikiran yang berpusat pada memprediksi kemungkinan terburuk dari
sebuah situasi, ditambah dengan negativitas jangka panjang dan kesulitan menghadapi
ketidakpastian telah dibuktikan kaitannya dengan kecemasan. Selain itu, sikap terlalu sensitif
terhadap rangsangan fisik internal (seperti peningkatan denyut jantung) ditambah dengan salah
mengartikan rangsangan tersebut sebagai pertanda malapetaka dapat berpengaruh pada
beberapa gangguan kecemasan.
 Kejadian yang menekan: Kejadian dan trauma masa lalu dapat bertindak sebagai katalis dan
menyebabkan munculnya gangguan kecemasan pada seseorang.

Penyebab pasti dari gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder
(GAD) masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang diduga turut berperan, meliputi:
 Aktivitas berlebihan pada area otak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku.
 Ketidakseimbangan zat kimia otak, yaitu serotonin dan noradrenalin, yang terlibat dalam
pengendalian dan pengaturan mood.
 Faktor genetik, riwayat keluarga juga dapat meningkatkan risiko gangguan.
 Memiliki riwayat mengalami kejadian traumatis atau menimbulkan stres, seperti kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) atau penganiayaan anak.
 Mengalami kondisi sakit dalam jangka panjang, seperti artritis.
 Memiliki riwayat kecanduan alkohol atau narkoba.

Anda mungkin juga menyukai