Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yusti Salman Syaputra Kelompok : C12.

21
NIM : C12.2019.00859
Matkul : Pengantar Studi Kebudayaan

1. Metode Kajian
Ada dua corak analisis yang paling banyak dipakai dalam kajian budaya dan media,
yaitu Semiotika dan Teori narasi. Pendekatan semiotika mempelajari bagaimana makna
dari sebuah teks dan symbol diperoleh melalui pengaturan tertentu tanda – tanda dan
penerapan kode – kode kultural. Narasi memberi kita kerangka pemahaman dan aturan
mengenai bagaimana tatanan sosial dan budaya itu dibentuk.

2. Studi Politik Kebudayaan


Merupakan kekuasaan untuk menamai dan merepresentasi dunia, dimana Bahasa
bersifat konstitutif bagi dunia dan menjadi panduan untuk bertindak. Politik kebudayaan
bisa dipahami sebagai serangkaian pergulatana kolektif yang diorganisir di seputar kelas,
gender, ras, seksualitas, usia dan lain – lain, yang hendak medeskripsikan ulang dunia
social berdasar nilai – nilai tertentu dan untuk mencapai konsekuensi – konsekuensi yang
diharapkan.

3. Studi Identitas
Dalam kajian budaya dan media, identitas lebih bersifat kultural dan tidak punya
keberadaan diluar representasinya sebagai wacana kultural. Identitas bukanlah sesuatu
yang tetap dan bisa di simpan. Melainkan sebagai suatu proses untuk menjadi. Identitas
juga dapat dimaknai sebagai genre pada entitas tertentu

4. Analisis Budaya
Kasus Bullying SMA 46 Jakarta

 Latar Belakang :

Motif pengenalan diri, motif ini didasarkan oleh kebutuhan untuk dipandang oleh
masyarakat, seperti harga diri, status, dan prestise.

Menurut berita korban sering meminjami motornya kepada pelaku yang juga
merupakan senior/ kakak tingkat di sekolahnya sehingga pelaku nekat melakukan
pembullyan dengan kekerasan bersama dengan rekan – rekan pelaku menggunakan
helm dan tangan kosong.

Pada saat itu korban langsung pulang tanpa izin pelaku saat bubaran sekolah.
Namun, niat itu malah berbuah naas. Dia dipaksa dipanggil dengan ancaman akan
dihabisi besok hari apabila dia tidak menggubris panggilan dari pelaku. Keesokan
harinya, korban dikelillingi seniornya yang tidak lain si pelaku dan rekan –
rekannya, kemudian dipukul korban dengan menggunakan helm dan tangan
kosong, tendangan di punggung, dan 5 sundutan rokok di lengan kanannya.
Pembullyan ini dilaporkan oleh Orang tua korban kepada guru – guru dan kepala
sekolah SMA 46 Jakarta.

 Identitas Korban :

Si bully akan mempresepsikan bahwa perilakunya justru mendapatkan pembenaran


bahkan memberinya identitas social yang membanggakan pihak – pihak di luar
sana, seperti misalnya guru, murid, staf yang bekerja di sekolah, orang tua. Kasus
ini terjadi karena kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua, pengaruh
lingkungan, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Hal ini dapat menjadi perilaku
yang menyimpang norma – norma dan hak asusila yang telah diterapkan di
masyarakat maupun dalam hukum.

 Dampak perilaku bullying

Dampak yang diterima korban mengalami trauma yang cukup dalam dan akhirnya
korban berinisiatif untuk keluar/tidak bersekolah lagi di SMA 46 Jakarta.

 Solusi :

Upaya penanganan yang tepat yaitu bimbingan individu yang cenderung lebih
banyak menggunakan teknik konseling pemberian nasehat pada pelaku, dan
diperlukan upaya – upaya dan teknik lain untuk meminimalisir perilaku bullying
yang terjadi di sekolah seperti pelaksanaan bimbingan kelompok, konseling
kelompok, diskusi, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai