ID Satu Tinjauan Diskripsi Tentang Modalita PDF
ID Satu Tinjauan Diskripsi Tentang Modalita PDF
Abstrak
44
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
45
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
46
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
47
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
Semua can yang bermakna ‘izin’ dan banyak mampu mengaktualisasi peristiwa
can yang bermakna ‘kemungkinan’ memiliki sebagaimana yang digambarkan proposisi
predikasi dengan aspek statif yang mengacu karena lebih besar dari crocodile dan
pada suatu peristiwa yang akan datang pada mempunyai belalai.
(16) dan (17) X : aktualisasi peristiwa dari proposisi di bawah
(16) You can leave the room – (You are allowed interpretasi deontik.
[you leave the room]) Jadi, K (C [keadaan empiris] tidak menghalangi
(17) I can change it (It is possible for me [I X [kebenaran peristiwa])
change it]) Can pada Elephants can kill crocodile
Semua can yang bermakna akan bermakna ‘kemungkinan’ karena :
‘kemampuan’ memiliki predikasi kalimat K : (C tidak menghalangi X)
dengan aspek iteratif, seperti pada (18). K : menggambarkan kaidah sosial
Predikasi kalimatnya mengimplikasikan suatu C : keadaan empiris sesuai dengan kaidah yang
kepotensialan terhadap tindakan yang berulang- digunakan seperti : (i) kadar inheren rendah
ulang atau kebiasaan. : subjek tidak mampu mengaktualisasi
(18) She can swim = (She is able [she swim]) peritiwa (kill crodcodile) sebagaimana
Perkins (1983: 35) mengajukan suatu digambarkan proposisi karena misalnya
rumusan untuk mengetahui apakah can memiliki gajahnya kecil , tidak berani, dan (ii) kadar
makna ‘izin’, ‘kemampuan’ atau ‘kemungkinan’. restriksi rendah.
Adapun rumusnnya adalah: X : mencerminkan kebenaran proposisi dibawah
Can : K (C tidak menghalangi X) interpretasi epistemik.
K kaidah yang digunakan pembicara Jadi K (C [keadaan empiris] tidak menghalangi
(kaidah rasional, kaidah sosial, atau K [kebenaran proposisi])
hukum alam) dalam memandang Perkins 1983) dan Coates (1983)
sesuatu. mengatakan bahwa may juga mempunyai makna
C keadaan empiris yang sesuai dengan epistemik ‘kemungkinan’ dan muasal ‘izin’.
kaidah yan digunakan. Menurut Perkins, may mempunyai makna
X konsekuensi yang ditimbulkan oleh muasal yang sama dengan can. Perbedaannya
penerapan kaidah terhadap hukum alam. ialah can paling pas berhubungan dengan hukum
Rumusan Perkins ini tidak bisa alam dan kaidah sosial, sedangkan may paling
sepenuhnya diterapkan. Misalnya untuk pas berhubungan dengan kaidah rasional dan
mengetahui makna can pada proposisi (19) kaidah sosial. Coates membedakan makna may
Elephants can kill crocodile. Ketika kita sebagai ‘izin’ dan ‘kemungkinan’. Sebaliknya
menggambarkan keadaan empiris yang sesuai bila tidak ada keterlibatan kekuasaan manusia,
dengan kaidah yang digunakan, kita akan hukum aturan yang mencegah X melakukan
mengalami kesulitan karena kita tidak bisa sesuatu, maka may akan bermakna
membuktikannya. Untuk mengatasi kesulitan ini ‘kemungkinan’.
kita bisa menerapkan ciri-ciri yang dikemukakan Dari paparan di atas terlihat bahwa may
Coates. bisa bermakna ‘izin’ dan ‘kemungkinan’, tetapi
Can pada Elephants can kill crocodile tidak ada yang bermakna ‘kemampuan.’ Untuk
akan bermakna ‘kemampuan’ karena membedakannya, kita bisa menggunakan
K : (C tidak menghalangi X) rumusan may dari Perkins yaitu :
K : menggambarkan hukum alam My : K (tidak menghalangi X)
C : keadaan empiris sesuai dengan hukum alam K : kaidah yang digunakan (rasional dan sosial)
seperti (i) subjek bernyawa dan berfungsi dalam memandang sesuatu
agentif, (ii( verba utamanya menggambarkan C : sumber deontik atau evidensi yang relevan
perbuatan dan kegiatan fisik, (iii) predikasi dengan kaidah yang digunakan
kalimat beraspek iteratif karena kemampuan
membunuh buaya (kill crocodile) berpotensi
terjadi berulang-ulang, dan (iv) terdapat
kadar inheren yang tinggi: subjek elephants
48
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
X : kemunculan peristiwa atau kebenaran dengan could yang bisa merupakan bentuk past
proposisi. atau bukan dari can seperti pada (25) dan (26).
Selain can dan may, pengungkap Happer (1980: ) mengatakan bahwa can
modalitas epistemik kemungkinan yang lain mempunyai makna ‘kemungkinan’ tentatif.
ialah be possible to, be possible that, possibly, Palmer (1979: 48) berpendapat might
probably, perhaps dan maybe. Fungsi utama menunjukkan sikap sedikit kurang pasti tentang
kata-kata ini adalah pengungkap modalitas. ‘kemungkinan’ dan juga merupakan
(Perkins, 1983). kemungkinan tentatif.
Dalam bahasa Inggris tidak ada dua (23) We didn’t seem to know the answer and we
verba pewatas bisa muncul dalam satu thought to perhaps you might.
klausa. Akan tetapi sebagaimana dinyatakan (24) If I go I might get into Saintbury before
Lyons (1977: 807) verba pewatas modal bisa they close.
muncul dengan adverbial modal. Kemunculan (25) I couldn’t get back last night what with my
verba pewatas dengan adverbial akan mother in law and the back end of the
menimbulkan kombinasi harmonic dan non- party and no baby sitter.
harmonik. Misalnya bila possibly dan may (26) A general election could well be with as
muncul bersama maka merupakan kombinasi before the shape of local government in
harmonik, dan may dan certainly merupakan Greater London is seatled.
kombinasi non-harmonik. Dalam kombinasi May ‘kemungkinan’ seperti dikatakan
harmonik, verba pewatas modal may dan Leech (1971{ 90} tidak mempunyai bentuk
adverbia modal possibly saling memperkuat interogatif. Bentuk seperti (27) They may be lost
sebagaimana pada tidak berkorespodensi dengan (28)*May they be
(20) He may possibly have forgotten. lost?. Bentuk interrogative may yang bermakna
Coates (1983) memberikan contoh ‘kemungkinan’ diganti dengan can atau could
kombinasi harmonik yang lain yaitu antara may- yaitu (29) Can/Could they be lost?
perhaps dan might-perhaps serta maybe- Dari paparan di atas, bentuk pengungkap
probably. Lyons menambahkan bahwa modalitas epistemik kemungkinan bahasa
sebaliknya dalam kombinasi non-harmonik Inggris bisa berupa kata seperti verba pewatas:
mereka tidak bisa saling berdiri sendiri yang satu can, could, may, might; adverbial: perhaps,
dalam lingkup yang lain seperti : maybe, possibly, probably; dan adjektiva: yang
(21) Certainly he may have forgotten. bisa berbentuk klausa seperti “It’s possible
May pada (21) ada dalam lingkup that…, It is probable that’.
certainly karena bisa diparafrasa menjadi “It is
certainly the case that he may have gone’, bukan 3.2 Modalitas Epistemik Kemungkinan
‘It may be the case that he has certainly gone’. Bahasa Indonesia
Satu kalimat non-harmonik lain seperti (22) He Alwi (1992: 86) mengatakan bahwa
may certainly have gone tidak bisa diinterpretasi bentuk pengungkap modalitas epistemik
dengan jelas apakah ‘It is certainly that case that kemungkinan bahasa Indonesia bisa berupa kata
he has gone’, atau ‘It may be the case that he has seperti: dapat, bisa, boleh, bisa-bisa, mungkin,
gone. Oleh karena itu, kombinasi (21) lebih tepat barangkali, dan bentuk frasa : dapat saja, bisa
digunakan daripada kombinasi (22). saja, boleh saja, bisa jadi, dan boleh jadi. Inilah
Negasi may dan can ialah may not dan yang menjadi padanan dari modalitas epistemik
cannot/can’t. (Coates, 1983:134) berkata bahwa kemungkinan bahasa Inggris. Sementara itu
cannot yang dinegasikan ialah pengungkap bentuk pengungkap modalitas epistemik
modalitas bukan predikasi kalimat, dan bisa keteramalan dalam bahasa Indoneisa bisa berupa
diparafrasa ‘It’s not possible that..’ May not kata : akan, agaknya, rupanya dan
yang dinegasikan ialah predikasi kalimat, bukan
pengungkap modalitas dan bisa diparafrasa ‘It’s
possible that…not’. Begitu juga could dan might
Might bisa merupakan bentuk past dari may atau
bukan seperti pada (23) dan (24), Begitu juga
49
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
tampaknya; bentuk frasa proposisi : menurut mengaktualisasi peristiwa itu, dan (iv)
saya, pendapat saya, dan pada hemat saya; dan predikasi kallimat menggambarkan peristiwa
bentuk klausa: kalau saya tidak salah/keliru, yang akan datang,
saya kira, saya piker saya duga. Bentuk inilah X : aktualisasi peristiwa dari proposisi di bawah
yang menjadi padanan dari modalitas epistemik interpretasi deontik.
keteramalan bahasa Inggris. Jadi K : (C [keadaan empiris] tidak menghalangi
Alwi (1992) melanjutkan bahwa kata X [aktualisasi peristiwa])
pengungkap modalitas epistemik kemungkinan Contoh (54a), kecuali boleh, akan
bahasa Indonesia di atas hanya mempunyai satu bermakna ‘kemampuan’ jika
makna yaitu kemungkinan kecuali kata dapat, K : ( C tidak menghalangi X )
bisa dan boleh dapat bermakna epistemik K : menggambarkan kaidah sosial
kemungkinan dan muasal deontik izin, dan C : keadaan empiris sesuai dengan hukum alam,
dapat dan bisa dapat bermakna muasal dinamik seperti : (i) subjek bernyawa dan berfungsi
kemampuan. Ketiga kata ini selalu digunakan agentif; (ii) terdapat kadar inheren yang
sebagai verba pewatas (30a), tidak dapat tinggi: subjek mempunyai kemampuan
digunakan sebagai verba utama (30b) kecuali mengaktualisasi peristiwa karena dia adalah
dalam ragam tertentu dapat yang bermakna mahasiswa yang pandai dan mempunyai
mendapat yang menyatakan memperoleh. waktu yang luang untuk mengerjakannya;
(30a) Dia dapat/bisa/boleh menyelesaikan tugas dan (iii) predikasi kalimat beraspek iteratif
itu dalam dua hari. karena kemampuan menyelesaikan tugas
(30b) *Dia dapat/bisa/boleh tugas itu dalam dalam dua malam berpotensi terjadi
dua hari. berulang-ulang.
(30c) Dia dapat tugas dari dosennya. X: aktualisasi peristiwa sebagaimana yang
Untuk membedakan makna ketiganya, dimaksudkan proposisi di bawah interpretasi
kita bisa menggunakan pandangan Coates dan dinamik.
Perkins (Alwi,1992). Dengan pandangan Jadi: K: ( C [keadaan empiris] tidak
mereka, contoh (30a) di atas dapat dibeberkan menghalangi X [kebenaran proposisi])
maknanya. Dapat/bisa/boleh akan bermakna Selain menggunakan pandangan Coates
‘kemungkinan’bila : atau Perkins, menurut Alwi (1992: 97) makna
K (C tidak menghalangi X) dapat, bisa dan boleh dapat ditelusuri dengan
K : menggambarkan kaidah sosial menggunakan keaspekan pada predikasi
C : keadaan empiris yang sesuai dengan kaidah kalimatnya. Bila predikasi kalimat tidak
rasional seperti (i) kadar inheren rendah: memperlihatkan keaspekan perfektif, ketiga kata
subjek diragukan mampu mengaktualisasi tersebut dapat bermakna epistemik kemungkinan
peristiwa karena, misalnya dia sibuk, dan (ii) dan makna muasal izin dan kemampuan (boleh
kadar restriksi rendah: tidak ada sumber hanya bermakna ‘kemungkinan’ dan ‘izin’)
deontik yang memberikan dorongan atau seperti pada (31a). Sebaliknya bila predikasi
izin untuk mengaktualisasi peristiwa. kalimat beraspek perfektif, maka ketiga kata
X : mencerminkan kebenaran proposisi di bawah tersebut hanya bermakna muasal seperti pada
interpretasi epistemik. (31b) dan (31c)
Jadi, K (C [keadaan empiris] tidak menghalangi (31a) Dia dapat/bisa/boleh bekerja sampai jauh
X [kebenaran proposisi]) malam.
Contoh (30) akan bermakna ‘izin’ bila : (31b) Dia sudah dapat/bisa/boleh bekerja
K ( C tidak menghalangi X) sampai jauh malam.
K : menggambarkan kaidah sosial (31c) Kemarin dia dapat/bisa/boleh bekerja
C : keadaan empiris sesuai dengan kaidah sosial sampai jauh malam.
seperti (i) subjek bernyawa, (ii) verba Dengan memperhatikan golongan verba yang
menyelesaikan adalah verba agentif, (iii) mengikuti kata tersebut, Alwi menyimpulkan
terdapat kadar restriksi tinggi : sumber sebagai berikut : (i) dapat
deontik pembicara memberi izin subjek
50
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
dan bisa bila diikuti verba pewatas akan (35) Pelaksanaan pelebaran jalan ini mulai
bermaknaepistemik kemungkinan dan muasal tahun ini merupakan sesuatu yang
kemampuan dan izin; (ii) dapat dan bisa bila mungkin.
diikuti verba proses akan bermakna epistemik Pengungkap ekstrakalusal di atas tidak
kemungkinan dan muasal kemampuan; (iii) bisa dapat dinegasikan kecuali mungkin dan
dan boleh bila diikuti verba statif akan bermakna barangkali. Mungkin dapat digunakan secara
epistemik kemungkinan; dan (iv) boleh bila predikatif, barangkali tidak dapat. Penegasian
diikuti verba perbuatan akan bermakna muasal pengungkap modalitas hanya terjadi pada
izin. mungkin karena barangkali tidak dapat
Penegasian ketiga kata itu perlu didahului oleh tidak (36a). Selain dengan tidak
mendapat perhatian karena negasi tidak yang ada mungkin, penegasian dapat juga dinyatakan
sebelum dan sesudah pengungkap modalitas dengan mustahil (36b). Sebenarnya negasi tidak
mempunyai arti yang berbeda. Alwi berpedapat bisa muncul sesudah mungkin dan barangkali.
bahwa negasi tidak sesudah dapat/bisa/boleh Ini yang dinegasikan adalah predikasi
berarti penegasian pada predikasi yang kalimatnya (36c)
bermakna epistemik seperti pada (32a)
Sebaliknya bila tidak sebelum dapat/bisa/boleh (36a) Tidak mungkin dia mencuri jam dinding
berarti penegasian pada pengungkap modalitas itu (barangkali).
yang bermakna muasal kemampuan dan izin (36b) Barangkali dia mencari jam dinding itu.
seperti pada (32b) (36c) Ali mungkin tidak mencari jam dinding
(32a) Ali dapat/bisa/boleh tidak datang nanti itu (barangkali).
malam. Pengungkap modalitas epistemik
(32b) Ali tidak dapat/bisa/boleh datang nanti kemungkinan bahasa Indonesia selengkapnya
malam. adalah: barangkali, bisa, boleh, dapat, mungkin,
Berdasarkan posisi sintaksisnya bisa-bisa, bisa jadi, bisa saja, boleh saja, dan
pengungkap modalitas epistemik kemungkinan dapat saja.
bisa dalam posisi intraklausal dan ekstraklausal.
Kata seperti dapat/bisa/boleh selalu dalam posisi 3.3.1.3 Modalitas Epistemik Keteramalan
intraklausal, sedangkan adverbial seperti Bahasa Indonesia
mungkin, bisa-bisa, barangkali, dan frasa dapat Modalitas keteramalan merupakan
saja, bisa saja, boleh saja, bisa jadi, dan boleh kemungkinan inferensial dan kemungkinan
jadi bisa intraklausal dan ekstraklausal (33) merupakan kemungkinan yang non-inferensial.
(Alwi,1992 103). Pengungkap epistemik Berdasarkan gradasi makna maka keteramalan
kemungkinan selain dapat, bisa, dan.boleh memiliki gradasi keteramalan yang lebih tinggi
tidak menjadi masalah karena tidak mempunyai dari kemungkinan. Dengan kata lain,
kemungkinan makna yang lain kecuali keteramalan mencerminkan sikap pembicara
kemungkinan. Ia menambahkan bahwa hanya yang lebih yakin terhadap kebenaran proposisi
mungkin dan barangkali yang bisa diletakkan di daripada kemungkinan (Alwi, 1992, 105-106).
belakang seperti pada (34). Mungkin yang ada di Pengungkap modalitas epistemik
belakang kalimat, selain berkategori sintaktis keteramalan bisa diungkapkan dengan akan,
adverbial seperti pada (34) bisa juga berkategori saya kira, agaknya, dan lain-lain. Selain akan,
adjektiva seperti pada (35) karena berfungsi pengungkap modalitas epistemik keteramalan
menjelaskan nomina sesuatu. yang lain tidak menimbulkan permasalahan
karena tidak menimbulkan intepretasi makna
(33) Mungkin/barangkali/dapat saja/boleh lain; hanya mempunyai satu kemungkinan
saja/bisa-bisa/bisajadi/boleh jadi rencana makna. Selain sebagai pengungkap modalitas
pelebaran jalan ini dilaksanakan tahun ini epistemik kemungkinan akan
juga.
(34) Rencana pelebaran jalan ini dilaksanakan
tahun ini juga mungkin/barangkali.
51
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
bisa juga mempunyai makna lain yaitu modalitas K : kaidah yang digunakan (kaidah sosial atau
intensional keinginan yang mempunyai kadar rasional) dalam memandang sesuatu.
kemauan, maksud, dan keakanan. Menurut Alwi C : sumber deontik atau evidensi yang relevan
(1992: ) kalimat yang mengandung akan sebagai dengan kaidah yang digunakan.
pengungkap modalitas episemik keteramalan X : kemunculan peristiwa atau kebenaran
memperlihatkan ciri “Saya (pembicara) proposisi.
menduga bahwa (…). Misalnya (37) Indonesia Misalnya pada (38) “Gonzales must
akan mampu mengalahkan Malaysia , dapat speak Spanish” akan bermakna ‘keperluan’ bila
diparafrasa dengan “Saya menduga bahwa K ( C mengikutsertakan X)
Indonesia mampu mengalahkan Malaysia: K : menggambarkan kaidah rasional.
Alwi (1992) mengatakan keteramalan C : evidensi yang relevan dengan kaidah rasional
yang dinyatakan oleh akan, predikasi seperti Gonzales berasal dari Meksiko dan
pengungkap modalitasnya dapat dinegasikan. tinggal di Meksiko.
Dalam hal ini yang disangkal bukan X : menggambarkan kebenaran proposisi di
keteramalannya, tetapi predikasi kalimatnya. bawah interpretasi epistemik
Konstruksi tidak akan bisa dinyatakan bukan Jadi K ( C [evidensi] mengikutsertakan X
keteramalannya, tetapi predikasi kalimatnya. [kebenaran proposisi])
Konstruksi tidak akan bisa dinyatakan dengan Must pada (38) akan bermakna
akan tidak karena kedua-duanya dapat ‘perintah’ bila :
diparafrasa dengan ‘X (pembicara) meramalkan K ( C mengikutsertakan X)
Y tidak …”. Pada kira, duga, pikir atau rasa K : menggambarkan kaidah sosial
yang lazim dikenal penengasian ialah predikasi C : sumber deontik yang sesuai dengan kaidah
kalimatnya. sosial : institusi dimana Gonzales
Pengungkap modalitas keteramalan tinggal/belajar memerintahkan Gonzales
bahasa Indonesia selengkapnya ialah : akan, mengaktualisasi peristiwa (speak Spanish)
diduga, dikira, agaknya, kabarnya, sebagaimana yang digambarkan proposisi.
kelihatannya, layaknya, rasanya, rasa-rasanya, X : mencerminkan kemunculan peristiwa di
sepertinya, tampaknya, diperkirakan, saya pikir, bawah interpretasi deontik.
saya rasa, saya kira, dan menurut pendapat Jadi K ( C [evidensi] mengikutsertakan X
saya. [kemunculan peristiwa]):
Epistemik keperluan mempunyai dua
3.3.1.4 Modalitas Epistemik Keperluan makna yaitu ‘keharusan’ epistemik keperluan
Bahasa Inggris non-inferensial dan kepastian epistemik
Keperluan epistemik berbeda dari keperluan inferensial. Epistemik keperluan
keperluan deontik. Epistemik keperluan selain diungkapkan dengan must, bisa juga
menggambarkan sikap pembicara terhadap dengan should, dan ought to to. Coates (1983:64
kebenaran proposisi yang bermakna kepastian ) dan Quirk et al (1985: 227) mengatakan bahwa
dan keharusan, sedangkan deontik keperluan epistemik keperluan should mengungkapkan
menggambarkan sikap pembicara terhadap suatu asumsi atau inferensi tentatif suatu
kemunculan peristiwa yang digambarkan pengukuran kemungkinan berdasarkan fakta
proposisi yang bermakna perintah. Epistemik yang diketahui pembicara. Menurut Coates
keperluan (‘kepastian’ dan ‘keharusan’) dan epistemik keperluan should mempunyai posisi
epistemik keperluan (‘perintah’) bisa yang sama dengan epistemik keperluan must
diungkapkan dengan must. Untuk sebagaimana makna muasal should dengan
membedakannya kita bisa menggunakan makna muasal. Mereka berpendapat bahwa
rumusan Perkins (1983) dengan perangkat should kurang menggambarkan kepercayaan
prinsip yang sesuai yaitu kaidah rasional untuk atau keyakinan terhadap kemunculan peristiwa.
epistemik keperluan dan kaidah sosial untuk Oleh karena itu, Coates mengatakan bahwa must
deontik keperluan. Rumusannya adalah: bisa diparafrasa menjadi “I’m sure’,
Must : K ( C mengikutsertakan X )
52
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
dan should diparafrasa menjadi ‘I think it’s negatif yang bermakna deontik perintah, yang
probably’ atau ‘I assume that’. dinegasikan adalah predikasi kalimatnya, maka
Must sebagai modalitas epistemik pada need + negative yang dinegasikan adalah
keperluan (necessity) membawa keyakinan pengungkap modalitasnya. Need + negasi paralel
pembicara terhadap kebenaran dari apa yang dengan have + to negasi. Needn’t seperti pada
dikatakannya berdasarkan atas proses deduksi (45) diparafrasa menjadi ‘It’s necessarily the
yang logis dari fakta yang diketahuinya case that you are telling lies.’
(Coates,1983, 41). Contohnya adalah : Quirk et al. (1985: 124-125) mengatakan
(39) There must be a lot more to it than that. bahwa must bisa diinterpretasi menjadi logical
I’ve it wasn’t just that because they necessity. Pembicara menilai bahwa proposisi
appear to (…) get on very well. yang diungkapkan dalam klausa pasti benar, atau
(40) His teeth were still chattering but his paling tidak memiliki kecenderungan benar yang
foreword, when I felt it was lost and tinggi. Must dalam pengertian ini bisa dilihat
clammy. He said I must have a pada contoh (40) dan (41). Selain itu juga bisa
temperature. diinterpretasikan sebagai root necessity seperti
Pada (39) keyakinan pembicara pada contoh berikut :
diungkapkan dengan jelas dan alasan (46) To be healthy, a plant must receive a good
keyakinannya diuraikan secara eksplisit supply of both sunshine and moisture. Must
(because…) Pada (40) gejala dari mana disini bisa diparafrasa menjadi ‘It’s essential
pembicara mereduksi bahwa ia sakit terurai. for…” atau ‘It’s necessary for…’.Pada implikasi
Dari uraian di atas, ia mempunyai keyakinan ini tidak ada kontrol manusia.
bahwa ia sakit (have temperature) Pengungkap modalitas epistemik keperluan
Coates dan Quirk et all (1985) bahasa Inggris selengkapnya adalah :
mengatakan bahwa must yang bermakna keteramalan : must, should, need, have to, ought
epistemik keperluan tidak mempunyai bentuk to to; dan kepastian : must, should.
negatif dan interogatif. Penegasan pengungkap
epistemik keperluan must bisa dicapai dengan 3.1.5 Modalitas Epistemik Keperluan Bahasa
menggunakan can;t. Jadi bentuk (41) They must Indonesia
be telling lies (It’s certain that they are telling Sebagaimna dijelaskan di atas bahwa
lies) dinegasikan menjadi (42) They can’t be dalam bahasa Inggris kata-kata tertentu seperti
telling lies (It’s not possible that they are telling must bisa bermakna epistemik keperluan
lies). Must bisa dinegasikan bila bermakna (‘kepastian’ dan ‘keharusan;), dan deontik
muasal deontik perintah, maka yang dinegasikan keperluan (perintah). Dalam bahasa Indonesia
adalah predikasi kalimatnya. Jadi mustn’t pada pun terdapat kata yang bisa berfungsi sebagai
(43) You mustn’t keep us waiting. (It’s essential pengungkap modalitas epistemik keperluan dan
that you don’t keep us waiting) mempunyai deontik keperluan. Alwi (1992: 112-113)
makna larangan. Kalimat (44) di atas bisa mengatakan bahwa keharusan dapat dibedakan
diparafrasa menjadi ‘I obligate you not to keep dari perintah berdasarkan ciri ketransitifan
us waiting’. pengungkapnya. Atas dasar itu harus pada (47)
Coates (1985) mengatakan bahwa selain Dia harus pergi menyatakan ‘keharusan’ bila
can’t kita dapat juga menggunakan needn’t memperllihatkan ciri keintransitifan (47a) atau
seperti pada (45) They mustn’t telling lies. Need ‘perintah’ bila memperlihatkan ciri ketransitifan
mempunyai fungsi utama membentuk kalimat (47b)
53
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
(47a) K
FN FV
K V
FN FV
V FN
54
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
Perbedaan lain yaitu berdasarkan jenis yang digambarkan oleh klausa yang
verba utama yang digunakan pada klausa mengandung verba perbuatan, verba statif,
yang menggambarkan proposisi yang maupun verba proses
bersangkutan. Seharusnya dan semestinya Pengungkap keharusan yang
hanya dapat digunakan dengan verba statif berbentuk adverbia dapat digunakan
atau verba proses. Bila didahului sudah sebelum subjek (50a) atau antara subjek
hanya sebaiknya dan seyogyanya yang dan predikat (50b)/ Untuk menyatakan
tidak dapat digunakan. Bentuk sudah pikiran kemudian, adverbial digunakan
seharusnya, sudah semestinya, sudah sesudah predikat (50c) pada akhir kalimat
selayaknya, sudah sepatutnya, atau sudah (50d)
sepantasnya itu mengacu pada proposisi
(50a) Seharusnya
Semestinya masalah tunanetra ditangani secara antar departemen.
Sebaiknya
seharusnya
(50b) Masalah tunanetra semestinya ditangani secara antar departemen.
sebaiknya
seharusnya
(50c) Masalah tunanetra ditangani semestinya secara antar departemen.
sebaiknya
seharusnya
(50d) Masalah tunanetra ditangani secara antar department semestinya.
sebaiknya
Kecuali seyogyanya, menurut Alwi (1992) Dalam kepastian yang dinyatakan
adverbial pengungkap keharusan itu dalam oleh pengungkap ekstrakausal pasti, tentu,
ragam lisan digunakan dalam bentuk dan niscaya, proposisi yang diacunya
rapatan (constructive form) yaitu baiknya, diungkapkan oleh klausa yang
seharusnya, mestinya, layaknya, patutnya, mengandung adverbia ini atau oleh klausa
dan pantasnya. Kedua bentuk terakhir yang menempati posisi sintaksis setelah
bahkan sering digunakan secara ideolek adverbia ini.
menjadi patut-patutnya, pantas-pantasnya. Bila dalam sebuah kalimat terdapat
Untuk pengungkap modalitas lebih dari sebuah pengungkap modalitas
epistemik keteramalan bahasa Indonesia, dengan.makna epistemik berbeda, maka
Alwi (1993 : 123-131) menjelaskan sikap pembicara terhadap proposisi hanya
sebagai berikut. Kepastian dinyatakan oleh digambarkan oleh pengungkap modalitas
pengungkap modalitas yakin, dan percaya yang memperlihatkan gradasi
atau oleh pengungkap ekstraklausal pasti, keepistemikan yang paling atau lebih
tentu, dan niscaya. Sebagai pengungkap tinggi. Oleh karena itu, tidak dapat
intraklausal, yakin atau percaya dan pesona digunakan pengungkap modalitas yang
pertama yang mendahuluinya secara menyatakan kemungkinan, keteramalan,
sintaktis merupakan klausa utama, atau keharusan dalam kalimat yang sama.
sedangkan proposisi yang diacu oleh Kalau hal ini terjadi, pengungkap
kepastian merupakan klausa subordinatif modalitas yang bersangkutan tidak lagi
seperti pada (51). digunakan dengan makna epistemiknya,
(51) Saya percaya kamu berdua tetapi dengan makna muasalnya. Misalnya
menginginkan hal yang sama. akan pada (52) tidak digunakan dengan
Selain yakin dan percaya, makna epistemik keteramalan, tetapi
pengungkap kepastian intraklausal yaitu dengan makna muasalnya. Demikian juga
merasa pasti, memastikan dan dipastikan. halnya dengan bisa pada (74) yang
Merasa pasti dan memastikan digunakan digunakan dengan makna muasal
sebelum pesona pertama. Dipastikan lebih kemampuan, bukan dengan makna
mengungkapkan sikap orang lain daripada epistemik keteramalan.
pembicara.
55
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
(52) Dalam pertandingan melawan Misbun, 3.3.2.1 Modalitas Deontik Izin Bahasa Inggris
pasti/tentu/niscaya Icuk akan bisa menang Izin memperlihatkan ciri makna yang
Pengungkap kepastian, tentunya dan menggambarkan bahwa teman bicara sebagai
tentu saja tidak dapat digunakan pada kalimat pelaku. Coates (1983: 95) menyebutkan ciri
yang predikasinya menggambarkan sesuatu yang makna yang demikian sebagai ciri kelakuan
sudah diketahui oleh pembicara seperti pada (53) (agentivity). Izin sukar dibedakan dari
Pada konteks yang demikian yang dapat kemampuan dan kemungkinan. Berdasarkan
digunakan ialah tentu dan tentu saja seperti pada kadar restriksi bisa dibedakan antara izin dan
(54). Tentunya atau semua adverbial dapat kemungkinan, dan berdasarkan kadar restriksi
digunakan bila kalimat tanya mengandung bisa dibedakan antara izin dan kemampuan.
pertanyaan ekor bukan seperti pada (55) Izin dalam bahasa Inggris menggunakan
(53) *Saya tentunya suka masakan ini pengungkap may, might, can, dan could seperti
(54) T : Bolehkan saya bertanya pada (58a,b), (59), (60) dan (61a,b). Could pada
J : Tentu (61a) menunjukkan izin yang mengacu pada
*Tentunya waktu lalu dan could pada (61b) tidak mengacu
Tentu saja pada waktu lalu, tetapi lebih menunjukkan izin
(55) Kalau kita undang pasti/niscaya/tentu, yang tentatif atau permohonan yang sopan. Lain
tentu saja, tentunya dia datang bukan? halnya dengan might yang hanya menunjukkan
Pada kepastian dengan pengungkap izin pada waktu lalu.
berbentuk verba, menurut Alwi (1992: 140) (58a) You may use my car
penegasian dapat dilakukan baik terhadap (58b) May I use your car ?
predikasi kalimat (56a) maupun terhadap (59) You might ask if you might draw
predikasi pengungkap modalitasnya (56b). Pada (60) You can leave now.
kepastian yang dinyatakan oleh pengungkap (61a) In those days only men could vote in an
ekstraklausal tentunya, tentu saja, dan sudah election
barang tentu, predikasi kalimatnya dapat (61b) Could I see you for a moment?
dinegasikan (56a), sedangkan predikasi
pengungkap modalitasnya tidak (56b). Untuk Palmer (1979), Quirk et al (1985), dan
kepastian yang dinyatakan oleh pasti, dan tentu Leech (1971) berpendapat bahwa may lebih
dapat dinegasikan dengan tidak (57a), formal dari can, tetapi can lebih umum dalam
sedangkan niscaya tidak dapat (57b). percakapan. Quirk et al mengatakan bahwa may
(56a) Saya yakin/percaya (bahwa) Ali tidak menandai izin yang dilakukan pembicara dan
sombong. Leech menambahkan bahwa may juga menandai
(546b) Saya tidak yakin/percaya (bahwa) Ali izin yang diberikan oleh pendengar seperti pada
tidak sombong (62)
(57a) Tentunya/tentu saja/sudah barang tentu (62) I’ll pay you tomorrow if I may.
mereka tidak akan menerima usul
saudara. Palmer (1979:63 & 64) mengatakan
(57b) *Tidak tentunya/tentu saja/ sudah bahwa may dan can sebagai pengungkap izin
barang tentu mereka menerima usul saudara. mempunyai bentuk negatif dengan
Pengungkap modalitas keperluan bahasa menambahkan negasi not. Pada may not dan
Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut. cannot yang bermakna izin yang dinegasikan
Keharusan : harus, mesti, perlu, wajib, adalah predikasi pengungkap modalitas.seperti
seharusnya, semestinya, pada (63) dan (64). Akan tetapi bila may
selayaknya, sepatutnya, pantas- bermakna
pantasnya, dan patut-patutnya.
Kepastian : niscaya, pasti, tentu, seharusnya,
dipastikan, sudah barang tentu, tentu saja, saya
percaya, saya merasa pasti, saya memastikan,
saya yakin.
56
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
57
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
mengatakan kesantunan atau keakraban (73a) You must save money to buy a house (‘I’m
hubungannya dengan teman bicara. Pemakaian telling you’)
dapat atau bisa mencerminkan sikap pembicara (73b) You have to save money to buy a house
yang kurang akrab atau kurang santun terhadap (‘merupakan keharusan yang lemah’)
teman bicara. (74) You must back by ten o’clock (‘You are
Hubungan antara negasi dan izin dapat obligated (by me) to be back by 10
dirumuskan sebagai ‘sumber deontik o’clock)
mengizinkan X tidak melakukan sesuatu’, atau (74) You have to be back by ten o’clock (‘It’s
‘sumber deontik tidak mengizinkan X obligatory that you are back by ten
melakukan sesuatu’. Rumusan pertama o’clock)
menggambarkan negasi yang dikaitkan dengan Coates (1983) mengatakan should sebagai
aktualisasi peritiwa oleh pelaku, sedangkan deontik perintah dengan lebih lengkap dan
rumusan kedua dengan pemberian izin oleh terperinci. Dalam should ada elemen makna
sumber deontik. yang independen yaitu subjektif-objektif dan
Negasi tidak bila posisinya setelah keras-lemah. Secara subjektif must merupakan
boleh, dapat atau bisa berarti penegasian pada tindakan yang diminta (demanded action)
predikasi kalimat seperti pada (71a) dan negasi pembicara berharap untuk dipatuhi, sedangkan
tidak bila posisinya sebelumnya berarti should hanya merupakan anjuran atau nasehat,
penegasian pada predikasi pengungkap tidak ada harapan dari pembicara. Pada elemen
modalitas seperti pada (71b). Penegasian keras-lemah akan terlihat perbedaan yaitu bila
terhadap predikasi pengungkap modalitas berarti bermakna deontik yang keras, should
penegasian terhadap izin dapat disamakan mempunyai makna perintah, dan bila bermakna
dengan larangan sehingga dapat digunakan deontik lemah, should mempunyai kewajiban
verba melarang seperti (72) moral; Should hanya merupakan nasehat atau
(71a) Kamu boleh/dapat/bisa tidak bermain anjuran jika subjektif atau menggambarkan
disini.. prosedur yang benar jika objektif.
(71b) Kamu tidak boleh/dapat/bisa bermain Coates (1983) juga mengatakan bahwa
disini. should+have-en mengungkapkan suatu anjuran
(72) Saya melarang kamu bermain disini.. waktu lalu. Konstruksi ini hampir selalu
digunakan konstruktif yaitu dalam konteks
2.3.2.3 Modalitas Perintah Bahasa Inggris dimana sangat jelas bahwa subjek tidak
Perintah dalam bahasa Inggris sering melaksanakan apa yang dianjurkan si pembicara
diungkapkan dengan must, have (got) t0, dan seperti tampak (75). Sebaliknya bila should tidak
should. Quirk et al. (1985) dan Leech (1971) dalam konstruksi should+have+en, maka akan
berpendapat biasanya must lebih mempunyai kemungkinan makna epistemik
mengimplikasikan bahwa si pembicara kepastian atau deontik perintah.
memaksakan kekuasaannya terhadap orang (75) You should/ought to to have met her on the
yang disebutkan dalam suatu klausa (73a). station.
Sementara itu have (got) to kurang Untuk membedakan apakah should
mengimpliksikan kekuasaan pembicara dan bermakna epistemik kepastian atau deontik
lebih impersonal serta tidak melibatkan perintah, kita gunakan perangkat prinsip Perkins.
pembicara atau lebih bersifat objektif yaitu Bila berhubungan dengan kaidah rasional maka
kewajiban cenderung datang dari sumber di luar should akan bermakna kepastian, sedangkan bila
pembicara (73b). Must bisa diparafrasa menjadi berhubungan dengan kaidah sosial maka akan
‘be obligated (by me) to…’, sedangkan have bermakna perintah. Perkins menganjurkan suatu
(got) to bisa diparafrasa menjadi ‘It’s obligatory rumusan :
that…’ yang berupa bentuk klausa seperti pada Should : K : ( Z (C cenderung ke X))
(74) dan (75), Menurut Coates (1983: 3) should K : Kaidah yang digunakan (kaidah sosial atau
lebih merupakan perintah yang lemah, rasional) dalam memandang sesuatu.
sedangkan must merupakan perintah yang kuat Z : kondisi
58
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
59
Eryon, Satu Tinjauan Diskripsi ...
(81a). Penegasian dari segi semantik telah menyatakan bahwa can akan bermakna
mengisyaratkan bahwa sumber deontik melarang ‘kemampuan’ bila ditemukan tiga hal : (1)
pelaku mengaktualisasi peristiwa seperti pada subjek bernyawa dan berfungsi agentif, (2) verba
(81b). utamanya menggambarkan perbuatan atau
(81a) Saya tidak aktivitas dan (3) kemungkinan perbuatan itu
memerintahkan/mengharuskan kamu ditentukan oleh ciri inheren subjek. Coates
untuk membaca buku ini. seperti Palmer menyatakan bahwa subjek dalam
(81b) Kamu tidak boleh/jangan/ dilarang bentuk nomina tidak bernyawa pun dapat
membaca buku itu. memiliki kemampuan kalau nomina
Dengan memperhatikan posisi sintaktis bersangkutan dianggap memiliki kekuatan yang
tidak/tak boleh/jangan dan dilarang serta bentuk dapat mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa.
verba yang dapat digunakan setelah ketiga Dicontohkannya pada (86) frasa a built-in stereo
pengungkap perintah itu apa yang diungkapkan tape recorder adalah nomina tak bernyawa yang
pada (81b) dapat diungkapkan sebagai berikut. merupakan subjek yang memiliki kemampuan
(82a) Tidak boleh/jangan/dilarang kau untuk menjadi pelaku aktualisasi peristiwa play
baca/membaca buku itu. for the whole four hours.
a. Buku itu tidak boleh/jangan kamu (87) The plane has been built-in stereo tape
baca recorder which can play for the whole
b. Buku itu tidak boleh/jangan/dilarang four hours, it will take to fly to Majorova.
dibaca Quirk et al (1985: 22) mengatakan
Kalau diikuti verba tidak boleh, jangan bahwa can dan could ‘kemampuan’ bisa
dan dilarang; ketiganya dapat digunakan. Akan diparafrasa menjadi be able to atau dalam
tetapi bila ketiganya diikuti bukan verba maka beberapa hal bisa be able to atau know how to.
akan menunjukkan pemakaian yang berbeda. Perkins (88) mengatakan bahwa be able to dan
Jangan bisa diikuti oleh adverbial, adjektiva, be capable of adalah pengungkap modalitas
nomina, promina, dan numeralia. Sedangakan yang juga menyatakan kemampuan. Menurut
dilarang dan tidak boleh tidak bisa diikuti oleh Palmer be able to mempunyai makna yang sama
adjektiva, adverbial, nomina, pronomina, dan dengan be capable of dimana makna muasal dari
numeralia. be able to dapat diwakili sebagai K (C tidak
Alwi juga mengatakan bahwa jangan menghalangi X) dimana K adalah hukum alam
tidak selamanya merupakan larangan atau yang merupakan rumusan untuk mengukur can
perintah untuk melakukan sesuatu. Yang yang bermakna ‘kemampuan.’
menentukan adalah kadar restriksi dari sumber
deontik terhadap pelaku aktualisasi peristiwa. 2.3.3.2 Modalitas Dinamik Bahasa Indonesia
Dengan kadar restriksi berbeda akan Sebagaimana dikatakan Alwi
menyebabkan gradasi makna yang berbeda sebelumnya bahwa pemisahan pembicara dari
karena kata itu dapat digunakan untuk perikeadaan merupakan faktor yang menentukan
menyatakan perintah (83), harapan (84), atau keinherenan subjek sebagai pelaku. Perikeadaan
permintaan (85) bisa dimunculkan (explicit) seperti pada (89b)
(83) *Jangan main-main dimana kamu atau tidak dimunculkan (implicit) seperti pada
menyembunyikan itu emas? Sergah (89a). Alwi (1992:257) mengatakan bahwa
pemeriksa. dapat, bisa, mampu, dan sanggup digunakan
(84) Untuk menjadi pemimpin itu, jangan untuk menyatakan kemampuan kalau
menyusahkan orang lain, tetapi perikeadaan yang dieksplisitkan itu menentukan
melindungi. keinherenan subjek sebagai pelaku aktualisasi
(85) Kasus dokter Simon sudah ditutup, jangan peristiwa (89a). Sebaliknya kalau
dibangktikan lagi. pengeksplisitan perikeadaan tidak berkaitan
dengan ciri
2.3.3.1 Modalitas Dinamik Bahasa Inggris
Modalitas deontik bahasa Inggris sering
dinyatakan dengan can dan could. Coates (1983)
60
Jurnal Linguistika, Oktober 2011, Volume 2, Nomor 2
61