Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH

TERHADAP EFEKTIFITAS SEKOLAH


PADA SMAN PADA DINAS PENDIDIKAN
PROPINSI JAWA BARAT
Oleh: Aan Kom ariah

Abstrak
Desentralisasi memberikan keleluasan kepada sekolah untuk
mengembangkan langkah manajemen yang diorientasikan pada
prakarsa mewujudkan budaya mutu. Dalam terminologi manajemen,
lembaga pendidikan yang bermutu adalah yang memenuhi syarat
efektifitas, efisiensi, dan produktifitas. Menjadi tanggungjawab
pemimpin merintis, menciptakan dan mendorong tumbuhnya budaya
mutu di sekolah melalui pemimpin yang memiliki daya pikir jauh ke
depan yang mampu menangani perubahan dan menciptakan
pembahan pendidikan ke arah kualitas sehingga dapat diraih predikat
sekolah efektif. Penelitian ini diarahkan pada budaya yang terdiri atas
tiga sub variabel yaitu pola nilai, pola kebiasaan, pola sikap dan
tindakan Variabel-variabel tersebut dikaji keberartian kontribusinya
pada efektifitas sekolah yang dinilai dari indikator layanan
manajemen, learning Organization, dan kompetensi siswa. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode explanatory snrvey dengan
pendekatan kuantitatif melalui instrument angket. Unit analisisnya
adalah Kepala SMAN pada Dinas Pendidikan Kota di Propinsi Jawa
Barat, dengan sample 64 orang. Temuan penelitian menunjukan
bahwa Efektifitas Sekolah dipengaruhi secara positif dan signifikan
oleh budaya sekolah. Nilai yang perlu selalu dirujuk dalam
mengembangkan budaya mutu adalah nilai spiritual, nilai otonomi dan
nilai profesionalisme. Sedangkan pola sikap dan tindakan yang perlu
terus dibangun adalah komunikasi, pergaulan akademik dan social,
serta pembinaan personil. Untuk pola kebiasaan, aspek slogan, moto,
upacara-upacara, dan uniformitas dalam berbagai hal perlu dieleminir
dan diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak kontraproduktif
dengan efektifitas sekolah.

Kata Kunci: Budaya Sekolah, Efektifitas Sekolah

PENDAHULUAN didikan berdasarkan prakarsa


Di era otonomi, organisasi dan inisiatif sendiri dengan
pendidikan diberi kebebasan menggali dan memanfaatkan
mengembangkan organisasi pen­ potensi-potensi yang ada. Hal ini
akan memberi corak manajemen METODE PENELITIAN
sendiri dengan konsep “school Unit analisisnya adalah Kepala
based managemenf' yang SMAN pada Dinas Pendidikan
menuntut perubahan budaya dari Kota di Propinsi Jawa Barat
konvensional ke arah budaya pengambilan sampel untuk tiap
mutu, inovatif dan visioner Kota dilakukan secara Area
(Komariah, 2005) Stratified Random dengan
derajat kepercayaan 95% meng­
Kenyataan menunjukan bahwa gunakan rumus statistik yang
organisasi pendidikan masih dikembangkan oleh Sudjana
menunjukan kineija di bawah (2001). Jumlah sampel 64 kepala
standar yang ditetapkan stake- SMAN. Metode penelitian yang
holders yaitu belum memenuhi digunakan adalah penelitian
kualitas, budaya sekolah masih kuantitatif dengan analisis sta­
uniformitas, dan belum nampak tistik deskriptif induktif. Peneliti
adanya inisiatif untuk tampil akan menyimpulkan keterkaitan
beda dengan yang lain dengan antar variabel-variabel penelitian
tetap menjunjung tinggi visi dengan menggu-nakan metode
pendidikan secara umum. Oleh analisis regresi, atau korelasi.
karena itu dalam penelitian ini
kami memfokuskan diri pada HASIL PENELITIAN
kajian Budaya Sekolah dan
Temuan hasil penelitian adalah
Efektifitas Sekolah dengan judul
sebagai berikut:
‘‘Studi tentang Pengaruh
Budaya Sekolah terhadap
Efektifitas Sekolah Pada I. Deskripsi Variabel
SMAN Kota di Propinsi Jawa Budaya Sekolah
Barat”. Tingkat Budaya SMAN berada
pada kategori kurang dengan
Berdasarkan permasalahan di presentase yang paling tingi
atas dapat dirinci masalah- yaitu 32,8%, sedangkan kategori
masalah khusus berikut: cukup berada di bawahnya yaitu
1. Bagaimanakah gambaran 26.56%. untuk budaya yang
Budaya Sekolah dan Efekti­ berkategori baik diraih 21.87%
fitas SMAN Kota di sekolah, dan sisanya sama seim­
Propinsi Jawa Barat? bang antara sekolah berbudaya
2. Berapa besar pengaruh sangat baik dan yang sangat
Budaya Sekolah terhadap tidak baik yaitu 9,4%.
Efektifitas SMAN Kota di
Propinsi Jawa Barat? Variabel Budaya Sekolah terdiri
atas pola nilai, pola kebiasaan
dan pola sikap tindakan.
2. Deskripsi Variabel memiliki pengaruh positif secara
Efektifitas Sekolah signifikan.
Tingkat Keefektifan SMAN
masih menunjukan nilai yang Gambar 1
kurang yaitu 37.5%, setelah itu Korelasi Pearson
ada pada kategori Cukup
sebanyak 34,4%, sedangkan
sisanya berada pada kategori
kurang sekali sebesar 12.5%.
Untuk sekolah yang berkategori
efektif hanya 10.9% dan sisanya
yaitu memiliki efektifitas yang
sangat tinggi hanya 4.7%.

3. Pengaruh Variabel Budaya


Sekolah terhadap Efektifitas
Sekolah
a. Koefisien Korelasi
Pearson

Sub-variabel budaya sekolah


terdiri dari pola nilai, pola
kebiasaan dan pola sikap dan Bahwa hubungan antar variabel
tindakan. Pada tingkat keper­ yang bersifat positif artinya bila
cayaan 95% pola sikap tindakan terdapat peningkatan nilai satu
dan pola nilai menunjukan nilai variabel maka akan diikuti
korelasi yang hampir sama dengan peningkatan variabel
tinggi terhadap Efektifitas lainnya yang saling berhubu­
Sekolah yaitu 0.39 dan 0.33. ngan. Hal ini berlaku sebaliknya
Sedangkan untuk pola kebiasaan untuk hubungan yang bersifat
memiliki korelasi negatif yaitu - negatif. Arah panah yang
0.016 artinya walaupun memi­ tergambar menunjukan bahwa
liki pengaruh yang sangat kecil korelasi ini bukan hubungan
tetapi dapat menurunkan sebab akibat yaitu suatu variabel
Efektifitas Sekolah. menjadi sebab atau akibat dari
variabel lain. Diketahui bahwa
Variabel Efektifitas Sekolah korelasi yang paling tinggi
memiliki tiga sub-variabel yaitu adalah hubungan antara pola
manajemen (0.632), leam ing nilai terhadap efektifitas sekolah
Orgamzation (0.663) dan (0.39), menyusul pola sikap dan
kompetensi siswa (0.750). Pada tindakan.
tingkat signifikansi 95% keber­
adaan sub-variabel tersebut
b. Regresi menaikan efektifitas sekolah
diperlukan adanya upaya
Terdapat hubungan yang menaikan pola nilai dan sikap
signifikan antara budaya sekolah tindakan serta menekan pola
yang terdiri dari pola nilai, pola kebiasaan yang tidak sesuai
kebiasaan dan pola sikap dengan budaya mutu.
tindakan dengan efektifitas
sekolah. Pola nilai memberi PEMBAHASAN
pengaruh sebesar 0.349 dengan
signifikansi 0.002; pola kebiasa­ a.Hasil temuan menunjukan
an memberikan pengaruh bahwa dari tiga sub-variabel
sebesar 0.024 dengan signi­ budaya pola nilai dan sikap
fikansi 0.828; dan pola sikap tindakan berpengaruh secara
tindakan memberikan pengaruh positif sedangkan pengaruh
sebesar 0.411 dengan signi­ negative ditunjukan pola ke­
fikansi 0.000 dengan tanda biasaan sekolah. Hal ini
positif yang menunjukan sema­ melahirkan Statement bahwa
kin tinggi tingkat budaya nilai-nilai sekolah dapat
sekolah responden berarti makin menjadi rujukan bagi sikap
tinggi pula tingkat efektifitas dan tindakan, akan tetapi
sekolah, demikian pula sebalik­ kebiasaan-kebiasaan kontra­
nya. produktif memerlukan pengu­
bahan budaya yang lebih
F hitung sebesar 7.775 dengan diorientasikan pada eliminasi
tingkat signifikansi 0.00, maka kebiasaan buruk dan pencip-
model regresi dapat dipakai taan kebiasaan-kebiasaan baru
untuk memprediksi Efektifitas yang berorientasi pengejewan-
Sekolah tahan nilai-nilai.

R Squere (R) atau dikenal Pengubah budaya bukan


sebagai koefisien determinasi pekerjaan yang mudah, karena
(R2) = i2 = (0.527)2=0.277 yang budaya terkait dengan s e lf
berarti bahwa model Efektifitas reinforcing (Beach:1993), na­
Sekolah dijelaskan sebesar mun pemimpin dapat mela­
27.7% oleh pola nilai, pola kukan pembahan budaya me­
kebiasaan, dan pola sikap dan lalui manajemen, yaitu dengan
tindakan, sedangkan sisanya menetapkan +• perencanaan,
yaitu sebanyak 723% dijelaskan pengorganisasian, pelaksana­
oleh faktor-faktor lain. an, pengendalian dan evaluasi
yang dipandu oleh nilai-nilai
Model regresinya adalah: baru yang diinginkan (Davis:
Y=57.112+0.420X1-0.0622X2+ 1989). Artinya pola sikap dan
1.011X3 artinya bahwa untuk tindakan adalah produk dari
manajemen dan kepemimpi­ manusia maupun bukan ma­
nan. nusia, dalam menghasilkan
keluaran atau mencapai tujuan
Pengubahan budaya sekolah yang diharapkan secara mak­
diarahkan pada pencapaian simal. Sumber daya sekolah
Efektifitas Sekolah (Deakin: biasanya disediakan untuk
(2002). Budaya yang meng­ memberikan layanan kepada
hambat gerak langkah anggota siswa agar dapat memperoleh
karena beberapa tata cara tidak pengalaman belajar, yang
relevan lagi dengan tuntutan bermakna.
kerja masa kini Atau yang
disebut dalam penelitian ini Kompetensi siswa menduduki
sebagai pola kebiasaan, peringkat pertama besarnya
pemimpinan mesti responsif pengaruh, hal ini menjadi
menata manajemen guna sangat rasional karena sudah
efektifitas yang tinggi. menjadi opini publik bahwa
kompetensi siswa yang baik
b.Pada variabel Efektifitas menjadi indikator dominan
Sekolah, Manajemen sekolah efektifitas sekolah. Padahal
menunjukan kontribusi yang kalau memandang sekolah
cukup besar terhadap Efek­ sebagai suatu sistem, tentu di
tifitas Sekolah terutama untuk dalamnya bukan hanya kom­
pengelolaan kesiswaan. Hal petensi siswa tetapi terdiri dari
ini sangat wajar karena di berbagai komponen yang perlu
samping sebagai fokus mendapatkan perhatian secara
perhatian manajemen, dimensi proporsional, seperti karier
siswa memegang peranan guru, keberadaan masyarakat,
penting menentukan reputasi sarana prasarana, keuangan,
lembaga. Namun Efektifitas program kurikulum, dan
Sekolah tidak hanya berorien­ sebagai nya.
tasi pada prestasi siswa, tetapi
pada prestasi sekolah yaitu Efektifitas Sekolah melakukan
prestasi komprehensif yang transformasi menuju leam ing
dimiliki secara ideal merata organization untuk mencapai
pada seluruh komponen sistem ketahanan dan perkembangan
yang secara sinergi mencapai organisasi . <\ (Garvin: 1993).
tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas Sekolah adalah
Windham (1988:25) meng­ sekolah yang memelihara
ungkapkan bahwa Efektifitas kemajuan melalui perubahan-
Sekolah menggambarkan de­ perubahan yang terjadi yaitu
rajat keoptimalan berfungsi­ suatu sistem organisasi yang
nya semua sumber daya secara kontinu melibatkan
sekolah, baik sumber daya seluruh personil untuk belajar
dalam berbagai level dan aspek manajemen, learning
fungsi dalam mengembangkan organization dan kompeten­
kafasitas diri sesuai dengan si siswa.
bidang kerja yang dihadapi
dalam rangka mencapai B. SARAN-SARAN
keberhasilan organisasi guna 1. Dalam melaksanakan fungsi
menghadapi persaingan dan manajerial kepala sekolah
memenangkannya. hendaknya mengarahkan
visi, misi dan implementasi
pembelajaran menuju upaya
KESIMPULAN DAN SARAN penciptaan builditig lear­
ning organization.
A. KESIMPULAN 2. Bagi guru-guru dan tenaga
1. Budaya Sekolah memberi kependidikan lainnya, me­
pengaruh positif dan signi­ miliki tanggung jawab
fikan terhadap efektifitas profesional dan moral untuk
sekolah. mengarahkan pembelajaran
2. Pola Nilai dan Pola sikap pada penciptaan building
tindakan memiliki korelasi learning commitment mela­
yang tinggi terhadap Efek­ lui pembelajaran yang ber­
tifitas Sekolah sedangkan orientasi pada siswa dan
kebiasaan-kebasaan kontra­ content yang dibangun atas
produktif memerlukan falsafah quality culture
pengubahan budaya yang yang inovatif dan pros­
lebih diorientasikan pada pektif.
eliminasi kebiasaan buruk
dan penciptaan kebiasaan- -oooOooo-
kebiasaan baru yang
berorientasi
pengejewantahan nilai-nilai
3. Efektifitas sekolah akan
meningkat seiring dengan
dibangunnya budaya seko­
lah yang terdiri dari pola
nilai dan pola sikap
tindakan serta denngan
menekan pola kebiasaan
yang belum sesuai dengan
budaya mutu.
4. Efektifitas SMAN masih
perlu ditingkatkan melalui
upaya membangun budaya
mutu yang diarahkan pada
PUSTAKA Penulis:
Komariah, Aan. 2005. Pengaruh Dr. Aan Komariah, M.Pd, staf
Visionary leadership dan pengajar di Jurusan Administrasi
Budaya Sekolah terhadap Pendidikan FIP UPI.
E fe k tif tas Sekolah. Diser­
tasi, tidak diterbitkan.
PPS UPI.

Beach, Lee Roy. (1993). M aking


The Right Decision:
Organizational Culture.
Vision, and Planning.
New Jersey: Prentice -
Hal. Inc.. Engliwood
Cliffs.

Davis, John.(1989). Effective


Schools, Organizational
Culture, and Local Policy
Initiatives; In Educational
Policy fo r Effective
Schools, edited by M.
Holmes, K. Leithwood,
and D. Musella.New
York: Teachers College
Press.

Deakin, Crick R. (2002) Trans­


form ing Visions Mana­
ging Va-lues in Schools A
Case Study. London,
Middlesex University
Press.

Garvin, D A ,. (1993). Building A


Learning Organization.
Harvard a Business
Review. Juli-August hal
78-91.

Anda mungkin juga menyukai