Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR AMDAL

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan )

AUDIT LINGKUNGAN

Disusun oleh:

Kelompok X
Kelas A Angkatan 2012

ANGGOTA:

AFNAN FADHLAN

KUSNADI ALIMUDDIN

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2015

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi
setiap pribadi atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah
lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam
kehidupan manusia, bahkan saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global
dan penting untuk dibicarakan karena menyangkut kepentingan seluruh umat
manusia. Empat puluh tahun terakhir ini telah terjadi perubahan cara pandang
dalam melihat masalah lingkungan. Pada tahun enam puluhan masalah
lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara di
perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya.
Pada tahun tujuh puluhan masalah lingkungan dipandang sebagai masalah
global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan
perubahan iklim. Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa masalah
lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.
Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan
perlunya suatu alat analisis yang objektif untuk menilai kinerja operasional
perusahaan terhadap lingkungan. Salah satu isu utama yang mendapat perhatian
besar masyarakat dunia adalah. pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan
industri. Pengusaha industri dituntut untuk merubah sistem manajemen
lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan. Audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi
secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari
langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Audit lingkungan merupakan salah satu upaya
proaktif perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu
meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan, dan pada

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang kemudian
menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi audit lingkungan sebagai dasar
evaluasi, yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan
disekitarnya,dengan demikian perusahaan akan dinilai positif dari lembaga yang
bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Audit Lingkungan itu?
2. Apa sajakah prinsip dasar dari Audit Lingkungan?
3. Bagaimanakah pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia?
4. Bagaimanakah perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia?
5. Apakah sasaran Audit Lingkungan?
6. Apakah manfaat Audit Lingkungan?
7. Apakah fungsi Audit Lingkungan?
8. Apa sajakah jenis Audit Lingkungan?
9. Apakah tujuan Audit Lingkungan?
10. Apakah fungsi dari sistem manajemen lingkungan?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Memahami pengertian dari Audit Lingkungan.
2. Memahami prinsip dasar dari Audit Lingkungan.
3. Memahami pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia.
4. Memahami perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia.
5. Memahami sasaran Audit Lingkungan.
6. Memahami manfaat Audit Lingkungan.
7. Memahami fungsi Audit Lingkungan.
8. Memahami jenis Audit Lingkungan.
9. Memahami tujuan Audit Lingkungan.
10. Memahami fungsi dari sistem manajemen lingkungan.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Audit Lingkungan


Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu
kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi
kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan
dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.
Falsafah manajemen lingkungan yaitu:
a. Pemecahan masalah.
b. Mengelola ketaatan.
c. Mengelola kepastian.
2. Prinsip Dasar Audit Lingkungan.
Sebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau
auditor masing masing, akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar yaitu
adalah :
a. Karakteristik
1. Metodologi Komprehensif.
2. Konsep pembuktian dan pengujian.
3. Pengukuran dan standar yang sesuai.
4. Laporan tertulis.
b. Kunci Keberhasilan
1. Dukungan pihak pimpinan.
2. Keikutsertaan semua pihak.
3. Kemandirian dan obyektifiktas auditor.
4. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


3. Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia.
Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang
untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam
pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah
kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan dalam ISO
14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang-undangan
negeri ini.
Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan UU
mengenai audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 [p], juga sebelumnya
pada KepMenLH No 42/1994.
Gaung audit lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang ada
sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun kenyataannya masih
sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal
ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku usaha untuk melakukan
audit lingkungan, yang ada hanyalah kesukarelaan.
Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah
diabolisi (tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997
tentang Pedoman audit lingkungan. Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang
Pedoman untuk pengauditan lingkungan – Prosedur audit – Pengauditan sistem
manajemen lingkungan dan SNI 19-14012-1997 tentang Pedoman audit untuk
lingkungan – Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan.
Melihat tidak pentingnya audit lingkungan dalam tataran kebijakan, maka
tidak salah bila telah terjadi pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang
bisa jadi terjadi tidak lebih dari 7 tahun lagi.
4. Perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia
Ketika geger kebocoran pipa PT. Inti Indorayon Utama, Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Sarwono Kusumaatmaja segera menyerukan untuk
melakukan Audit Lingkungan atas aktivitas perusahaan ini (Kompas 10

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


November 1993). Sebenarnya apakah audit lingkungan itu? Bidang ini dapat
dikatakan masih baru di dunia pengelolaan lingkungan di bumi ini. Baru pada era
1980-an negara maju seperti kanada mulai memikirkan dan menerapkan audit
lingkungan.
Secara ringkas audit lingkungan adalah evaluasi sistematis dan obyektif
dari dampak yang ada maupun potensial dampak dari kegiatan suatu organisasi
atas lingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan
dari organisasi itu, pentaatan pada peraturan dalam pengelolaan lingkungan
seperti emisi ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, termasuk pula
manajemen komunikasi dan kursus-kursus yang diberikan kepada staffnya. Audit
lingkungan berlaku bukan saja bagi departemen-departemen di pemerintahan,
juga berlaku untuk perusahaan bisnis, bahkan termasuk kelompok-kelompok
lingkungan.
Gaung audit lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) yang ada sekarang sepatutnya dilengkapi
dengan audit lingkungan. Karena salah satu kehunaan Audit Lingkungan adalah
untuk mengecek dan menguji kinerja program lingkungan dari suatu organisasi
secara berkala. Pengujian secara berkala ini, akan memperkuat penerapan
rekomendasi dalam dua dokumen penting di proses AMDAL, yaitu RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
suatu kegiatan.
Apalagi audit lingkungan haruslah menjamin adanya database lingkungan
yang menyeluruh untuk pengelolaan kewaspadaan serta pengambilan keputusan
untuk pemantauan fasilitas yang telah dan akan dibangun. Audit lingkungan juga
membantu pihak yang berwenang di bidang lingkungan, dengan memberi
informasi aktifitas organisasi mengelola lingkungan dari database diatas.
Database lingkungan yang tersedia, sebaliknya, akan mendongkrak citra

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


perusahaan sebagai perusahaan yang bonafid dan dapat dipercaya dengan
tumbuhnya kesadaran lingkungan dari masyarakat.
Yang menjadi perdebatan, apakah audit lingkungan itu bersifat keharusan
(mandatory) sehingga dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah, atau semata-
mata kerelaan sang pengusaha untuk menjalankannya sebagai bagian dari
manajemen internal mereka? Karena itu ada pendapat jika memang audit
lingkungan merupakan urusan intern perusahaan, setidaknya masalah transparansi
menjadi penting disini, sehinga pihak luar dapat menjalankan fungsinya sebagai
eksternal kontrol. Apalagi mengingat kesalahan perhitungan dalam mengelola
lingkungan tidak hanya ditanggung oleh pengusaha, tetapi juga masyarakat
lainnya.
Proses yang dijalankan untuk melakukan audit lingkungan haruslah
dilakukan secara menyeluruh termasuk melakukan audit organisasi dan
personalnya, penyelidikan lapangan (on-site investigation) dengan mewancarai
staff dengan variasi jabatannya, menganalisis dokumen-dokumen terkait, yang
pada akhirnya dilakukan pelaporan audit dan rekomendasi tindak-lanjut kegiatan.
Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada
elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari
perusahaan itu agar ia mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal diatas
agak riskan mengingat pengusaha biasanya enggan untuk membuka „jati dirinya‟
karena persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya auditor yang mandiri yang
tidak mempunyai kepentingan apapun atas fasilitas yang sedang diaudit. Ini
penting untuk menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian auditor harus pula
dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka
melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja,
merupakan dua hal berikutnya dari elemen audit lingkungan. Hal ini penting
dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-benar
akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


didapat selama audit lingkungan. Jika tidak, maka usaha audit lingkungan yang
telah dilakukan akan menjadi sia-sia.
Nampaknya ini merupakan „barang baru‟ di Indonesia sehingga Bapedal
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) perlu berkirim surat ke Kedutaan-
kedutaan Besar mancanegara, meminta para ahli lingkungan menerapkan audit
lingkungan bagi PT. IIU (kompas 16 November 1993). Apakah ini suatu
pengakuan atas langkanya tenaga auditor lingkungan di Indonesia, agaklah riskan
untuk dijawab. Tetapi dalam hal ini, Malaysia selangkah lebih maju dari
Indonesia dangan membuat Konperensi Audit Lingkungan (Februari 1993) untuk
mengkaji dan mensosialisasikan audit lingkungan dinegaranya.
Dalam perkembangan lebih jauh, nampaknya Bapedal sangat berminat
untuk mengembangkan audit lingkungan sebagai salah satu alat pengelolaan
lingkungan di Indonesia. Sepanjang tahun 1994 ide tentang audit lingkungan terus
digodog dengan mengundang pihak terkait. Sayangnya perdebatan tentang audit
lingkungan masih berpijak pada audit lingkungan yang biasa diterapkan di negara
barat; yaitu sebagai management tool yang lemah segi penegakannya. Berbeda
dengan visi WALHI bahwa audit lingkungan adalah enforcement tool agar RKL
dan RPL dapat dilaksanakan. Sehingga dapat dipahami para praktisi, dan pembuat
studi AMDAL banyak yang pesimis akan kegunaan audit lingkungan. Kata
mereka masalah utama adalah bagaimana rekomendasi-rekomendasi AMDAL
dapat diterapkan, sehingga yang diperlukan adalah pengawasan dan penegakan
agar hasil studi AMDAL dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa (terungkap dalam
diskusi tentang Audit Lingkungan, Jakarta 21 Oktober 1994). Jika, masalah
penegakan tidak dapat diselesaikan, maka audit lingkungan dipandang hanya
sebagai tambahan pekerjaan dan biaya tanpa kejelasan makna perlindungan
lingkungan lagi.
Nampaknya pemerintah lebih suka untuk melepaskan perdebatan tentang
Audit Lingkungan. Keluarnya SK. Menteri Negara Lingkungan Hidup NO. Kep-
42/Menlh/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan telah

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


menegaskan sikap pemerintah dan mengakhiri perdebatan apakah audit
lingkungan bersifat sukarela atau kewajiban. Surat keputusan tersebut jelas
menyebutkan bahwa audit lingkungan adalah sukarela dan dengan ruang lingkup
yang fleksibel. Jelas, hal ini sangat memerlukan „niat baik‟ dari sang pemrakarsa
audit lingkungan untuk mau terbuka atas aktivitas mereka. Menyimak audit
lingkungan yang dilakukan oleh PT. IIu, setelah lebih dari setahun berjalan tidak
ada penjelasan lebih lanjut tentang kemajuan proses audit tersebut dan sialnya
tidak ada satu lembagapun yang dapat memaksa PT. IIU untuk mengumumkan
hsail Audit Lingkungannya. Jika sudah begini, maka apa yang disinyalir para
praktisi Amdal akan mendekati kenyataan; bahwa audit lingkungan menjadi tidak
bermakna.
5. Sasaran Audit Lingkungan
1. Pengembangan kebijakan lingkungan.
2. Pentaatan terhadap regulasi, lisensi dan standar.
3. Review manajemen dan operasional perusahaan.
4. Meminimisasi resiko lingkungan.
5. Efisiensi penggunaan energi dan sumber daya alam.
6. Perbaikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Mengetahui aktivitas pasca amdal.
8. Penyediaan informasi untuk asuransi, merger dan dis investment.
9. Pengembangan citra hijau dalam perusahaan.
6. Manfaat Audit Lingkungan
1. Mengidentifikasi resiko lingkungan dan pengelolaan lingkungan.
2. Dasar bagi penyempurnaan pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
3. Menghindari kerugian finansial perusahaan akibat penutupan/pemberhentian
usaha karena pengelolaan lingkungan yang tidak baik.
4. Menghindari tekanan / gugatan / sanksi hukum.
5. Memberi dasar/bukti mentaati hukum jika diminta pengadilan.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


6. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian pimpinan dan staf perusahaan
terhadap lingkungan.
7. Mengidentifikasi potensi penghematan biaya (upaya efisiensi energi, reduksi
limbah, daur ulang).
8. Menyediakan dokumentasi untuk “public hearing” jika diminta pemerintah,
masyarakat, dll.
9. Menyediakan informasi yang memadai untuk kepentingan usaha, asuransi,
pemegang saham, investor, dll.
7. Fungsi Audit Lingkungan
1. Sebagai upaya peningkatan pentaatan terhadap peraturan dan UU lingkungan.
2. Dokumen suatu usaha/kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi,
pengelolaan, pemantauan, pelaporan serta rencana perubahan pada proses dan
peraturan.
3. Alat untuk menilai effektifitas organisasi dan kinerja divisi lingkungan.
4. Alat untuk menilai efektifitas dan efisiensi investasi dalam pengendalian
pencemaran.
5. Alat untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan internal, berfungsi
untuk melindungi aset perusahaan dari bahaya lingkungan atau protes
gelombang penduduk.
6. Upaya perbaikan penggunaan sumberdaya (penghematan bahan baku
minimisasi limbah, kemungkinan proses daur ulang).
7. Bukti keabsahan perkiraan dampak dan rekomendasi amdal.
8. Jenis Audit Lingkungan
1. Audit pentaatan lingkungan (environmental compliance audit).
Audit Pentaatan memiliki sifat :
a. Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.
b. Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.
c. Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


d. Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan
pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.
e. Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.
f. Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.
2. Audit manajemen lingkungan (environmental management audit)
Audit jenis ini mempunyai sifat :
a. Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan
resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.
b. Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat
penyimpangan.
c. Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
d. Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.
e. Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan
penanganan limbah.
f. Menilai tempat pembuangan secara rinci.
g. Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau
dengan masyarakat.
3. Audit fasilitas teknis (technical fasilities audit).
4. Audit amdal (environmental impact assesment audit).
5. Audit tanggung jawab (environmental impairment liability insurance audit).
6. Audit pemasaran lingkungan (environmental marketing audit).
7. Audit hemat energi (energy minimisation audit).
Sifat audit ini adalah melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas dan bahan
bakar minyak dan mencoba untuk mengkuantifikasikan serta meminimalkan
penggunaannya.
8. Audit minimisasi limbah (waste minimisation audit)
Jenis audit ini mempunyai sifat :
a. Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


b. Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap
praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.
c. Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan
limbah.
9. Tujuan Audit Lingkungan
Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang
kita lihat. Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan
:
1. Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit
lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :
a. Ketaatan terhadap peraturan.
b. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.
c. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.
2. Menurut The International Chamber of Commerce: Audit lingkungan
merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha
dengan keadaan sekitarnya. Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem
manajemen lingkungan korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu :
a. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan.
b. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi.
c. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan berada
dibawah pengendalian.
d. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat
mengendalikan masa depan suber daya tersebut.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


10. Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:
a. Perencanaan : Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi
prosedur, dan menetapkan, anggaran program.
b. Mengorganisasi : Menetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan
tanggung jawab, menciptakan deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi
dan melatih staff.
c. Menuntun dan Mengarahkan: Mengkoordinasi, memotivasi, menetapkan
prioritas, mengembangkan standar kinerja, mendelegasi dan mengelola
perubahan.
d. Mengkomunikasikan : Mengembangkan dan mengimplementasikan saluran
komunikasi yang efektif dalam korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok
eksternal, termasuk pengatur apabila sesuai.
e. Mengendalikan dan Menelaah : Mengukur hasil, menyatakan kinerja,
mendiagnosis masalah, mengambil tindakan korektif dan secara sengaja
mencari cara-cara untuk belajar dari kesalahan masa lalu serta dengan
demikian menciptakan perbaikan dalam sistem.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu
kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi
kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan
dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Prinsip dasar lingkungan
mendasar terbagi dua yaitu berdasarkan karakteristik dan kunci keberhasilan.
Pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia masih sangat sulit melihat terjadinya
proses audit lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan
tidak ada kewajiban pelaku usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada
hanyalah kesukarelaan. Dalam perkembangan lebih jauh, nampaknya Bapedal
sangat berminat untuk mengembangkan audit lingkungan sebagai salah satu alat
pengelolaan lingkungan di Indonesia.
b. Saran
Saran untuk masyarakatIndonesia terhadap audit lingkungan agar lebih
terbiasa menggunakan audit lingkungan dalam membuka usaha/perusahaan
seperti yang ada pada Negara lain.

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si


DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. Dasar-Dasar Audit Manajemen. Jakarta: Harvarindo, 2007.

PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya, REP016 Audit
Lingkungan Kegiatan PT. Barito P_Gareth_Jan 01, 2001.

http://www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf.

http://novaoshiin.blogspot.com/2011/06/audit-lingkungan.html.

http://www.dephut.go.id/HALAMAN/PDF/REP0.AudiLingkunganPTBarito.P,Garet
( pdf ).

Published Online by Lasinrang Aditia, S.Si

Anda mungkin juga menyukai