DosenPembimbing:
DisusunOleh:
Kelompok 6 AKS 6E
1. Alifah Umi Sya’adah (12403173237)
2. Syintia Carolina Rohman (12403173263)
3. Achmad Zaqi Zakariya (12403173265)
MEI 2020
PEMBAHASAN
1
yang sama dengan cara menunggu. Seorang investor Swedia, sebaliknya akan
melihat risiko sebagai kemungkinan jatuhnya harga ekuitas. Jika harga saham
secara signifikan dalam waktu dekat, investor biasanya lebih memilih untuk
menunggu daripada membeli.
2
B. PERANAN AKUNTANSI
3
juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati
pergerakan pasar.
c. Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang
paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam
dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) Antisipasi pergerakan kurs
2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3) Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing,
harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa
keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap,
suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut
diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang
melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko
yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai
sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip
pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan
masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
4
3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan
suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal
bayar atas kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban
khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan
lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta
asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap
laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang
asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar
dua negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan
perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga
dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih):
Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai
posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih):
Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai
posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban
bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.
5
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam
kontrak untuk menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko
valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi
pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu
kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat
tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang
public akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai
risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang
mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi
operasi untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu
perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang
diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata
uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau
kerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi
dalam mata uang asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio
perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam
kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.
6
D. Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing
7
E. Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk
tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh
translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
8
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi
risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung
terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang
umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi
menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata
uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna
usaha jangka panjang.
Potensi resiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar
valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.
Laporan potensi resiko transaksi multi mata uang untuk anak perusahaan berisi
pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konven-sional
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi, seperti
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Laporan potensi resiko ini tidak memasukkan pos-pos yang tidak secara
langsung berkaitan dengan transaksi mata uang asing (seperti kas ditangan).
Laporan potensi resiko transaksi juga memiliki sudut pandang yang berbeda
dari laporan potensi resiko translasi. Laporan resiko translasi menggunakan
sudut pandang induk perusahaan.
9
G. PERBESDAAN RESIKO AKUNTANSI DAN RESIKO EKONOMI
Penyusunan laporan arus kas multi mata uang membantu dalam meng-
awasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk masing-masing mata uang yang
digunakan dalam kegiatan usaha. Laporan arus kas multi mata uang mene-
kankan potensi resiko yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode
anggaran yang berlaku. Penerimaan kas untuk masing-masing mata uang
nasional meliputi penerimaan penjualan kredit sekarang dan yang akan
dilakukan di masa depan, penjualan aktiva dan kegiatan lain yang
menghasilkan uang tunai. Pengeluaran kas multi mata uang berupa pengeluaran
untuk kewajiban kini dan yang akan dilakukan di masa depan, jasa pinjaman,
dan pembelian tunai lainnya.
10
Istilah potensi resiko ekonomi atau operasi menempatkan beban yang baru
pada akuntan manajemen. Pengukuran potensi resiko operasi yang tepat
memerlukan pemahaman struktur pasar dimana perusahaan dan pesaingnya
melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari
nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena potensi resiko operasi
cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidakpastian dalam hal
dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka,
maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi
operasi dan periode waktu.
11
f. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva
lainnya dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh
kerugian devaluasi.
g.Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat
2. Perlindungan Nilai Operasional
Perlindungan nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
Perlindungan nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur
untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen
manufaktur.
12
H. PERLAKUAN AKUNTANSI
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak
lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan
instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai
pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang
diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif
dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama
kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk
derivative keuangan.
13
sebagai bagian dari laba komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam
laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun, meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah
banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja
terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar.
Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai
dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.
Meskipun risiko terhadap nilai tukar mata uang asing telah dilakukan mitigasi,
namun demikian, beberapa perusahaan multinasional masih saja mendapat
kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan multinasional
umumnya, adalah sebagai berikut:
1. kendala lingkungan, yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari
setiap negara. Kondisi ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas
perusahaan multinasional
2. kendala regulasi, berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti:
pajak, aturan-aturan konversi valuta serta peraturan lain yang dapat
mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
3. kendala etika, yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang
bervariasi di setiap negara.
14
Perusahan-perusahaan secara berkisinambungan menciptakan dn menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas merelka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang sahan. Sejumlah strategi mengharukan
dilkukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar egeri bisa sangat berbeda dari pasar
lokal. Pasar luar negeri menciptakan kessemptan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan. Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah
dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas
perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah
menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan
sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis
internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua
keputusan yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu
mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC
harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan
tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki
kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih
kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi
valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak
perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang
berbeda-beda di tiap Negara.
15
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat
menggunakan metode-metode berikut:
1) Perdagangan internasional
2) Licensing
3) Franchising
4) Usaha patungan
5) Akuisisi perusahaan
6) Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-
operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign
Invesment (DFI). Perdagangan Internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak
dianggap DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsun dalam operasi
di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi
langsung, tetapi dalam jumah relative kecil. Akuisisi dan pendirian anak
perusahaan baru, merupakan elemen DFI yang paling besar. Berbagai peluang
serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul.
Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap
kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga
meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun
pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional
memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut
tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi psar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisiekonomi luar negeri.Manajemen
dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan
lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem
evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan
16
dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko
juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi
tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah
dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu unit usaha lainya dalam
organisasi itu.
17
DAFTAR PUSTAKA
18