Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah”Akuntansi Internasional”

DosenPembimbing:

Adrian Hartanto DarmaSanputra, S.E., M.S.A

DisusunOleh:

Kelompok 6 AKS 6E
1. Alifah Umi Sya’adah (12403173237)
2. Syintia Carolina Rohman (12403173263)
3. Achmad Zaqi Zakariya (12403173265)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)TULUNGAGUNG

MEI 2020
PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam


mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi
untukmengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan


potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang,
kredit, komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut
dengan risiko pasar. Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen
perlu mempertimbangkan risiko lainnya:

1. Risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat


diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu
menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public
melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak
dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
6. Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak
dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Contohnya, perusahaan di Swedian yang mengeluarkan saham baru
kepada investor-investor dalam negeri mungkin melihat risiko pasar sebagai
pemanjanan (Volatilitas) terhadap naiknya harga-harga saham. Kenaikan harga-
harga saham yang tidak diperkirakan ini merupakan sesuatu yang tidak diinginkan
jika pihak penerbit saham mengeluarkan saham yang lebih sedikit jumlah uang

1
yang sama dengan cara menunggu. Seorang investor Swedia, sebaliknya akan
melihat risiko sebagai kemungkinan jatuhnya harga ekuitas. Jika harga saham
secara signifikan dalam waktu dekat, investor biasanya lebih memilih untuk
menunggu daripada membeli.

Orang-orang dipasar cenderung menolak risiko. Oleh karena itu sebagian


besar mereka akan menukarkan sebagian laba operasional dari perubahan harga
yang merugikan. Perantara keuangan dan makelar pasar telah memberikan respon
dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan orang-orang di pasar
untuk mentransfer risiko perubahan harga yang tidak diperkirakan kepada orang
lain, yang disebut mitra pengimbang.

Apa Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan ?

Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa


manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko
keuangan. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan
lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola risiko
pasar yang dihadapi secara aktif.

Mengendalikan risiko keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan,


karena investor menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan
mengelola risiko pasar. Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba,
sehingga ekspektasi arus kas naik. Stabilitas laba mengurangi risiko gagal bayar &
kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif membuat perusahaan bisa
konsentrasi pada risiko bisnis utama.

2
B. PERANAN AKUNTANSI

Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,


mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko
alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu,
mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program
lindung nilai.

a. Mengenali Risiko-risiko Pasar


Pemetaan risiko merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali
beragam jenis risiko pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja ini
dimulai dengan memeriksa hubungan antara beragam risiko pasar dengan
value drivers sebuah perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut
sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi
keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas.
Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan
hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing
pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen
risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan
alternatif strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari
lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan
berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan
pasar. Sebagai contoh, importir yang memiliki kesepakatan pembelian
perusahaan yang terbilang dalam mata uang asing dapat memilih untuk
tidak melakukan pencegahan risiko jika dia yakin bahwa mata uang asing
akan melemah sebelum tanggal pengiriman. Seorang akuntan akan
mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan biaya yang dikeluarkan,

3
juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati
pergerakan pasar.
c. Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang
paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam
dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) Antisipasi pergerakan kurs
2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3) Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

C. Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing

Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing,
harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa
keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap,
suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut
diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang
melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko
yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai
sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip
pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan
masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting

Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:

1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi


yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta
asing yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban
luar negeri suatu perusahaan.

4
3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan
suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal
bayar atas kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban
khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan
lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta
asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap
laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang
asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar
dua negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan
perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga
dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih):
Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai
posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih):
Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai
posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban
bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.

5
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam
kontrak untuk menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko
valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi
pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu
kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat
tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang
public akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai
risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang
mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi
operasi untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu
perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang
diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata
uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau
kerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi
dalam mata uang asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio
perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam
kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.

6
D. Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing

Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan


mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi
secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa
depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan
beberapa alasan berikut:

1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas


perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan
laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang
stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan,
atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa
utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk
berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada
perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko suku
bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan
pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh
manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki
toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham,
sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan
kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative
juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh
risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam
bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko
yang dihadapi oleh konsumen.

7
E. Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan


keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan
untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik
domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang
berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang induk
perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan konversi.
Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain secara
fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti hanya sebuah
neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen
DollarAS.

Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk
tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh
translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.

Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:

1) Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar


daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif
terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun)
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata
uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2) Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya
keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian
translasi.

8
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi
risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung
terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang
umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi
menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata
uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna
usaha jangka panjang.

F. POTENSI RESIKO TRANSAKSI

Potensi resiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar
valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.

Laporan potensi resiko transaksi multi mata uang untuk anak perusahaan berisi
pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konven-sional
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi, seperti
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.

Laporan potensi resiko ini tidak memasukkan pos-pos yang tidak secara
langsung berkaitan dengan transaksi mata uang asing (seperti kas ditangan).
Laporan potensi resiko transaksi juga memiliki sudut pandang yang berbeda
dari laporan potensi resiko translasi. Laporan resiko translasi menggunakan
sudut pandang induk perusahaan.

9
G. PERBESDAAN RESIKO AKUNTANSI DAN RESIKO EKONOMI

Penyusunan laporan arus kas multi mata uang membantu dalam meng-
awasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk masing-masing mata uang yang
digunakan dalam kegiatan usaha. Laporan arus kas multi mata uang mene-
kankan potensi resiko yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode
anggaran yang berlaku. Penerimaan kas untuk masing-masing mata uang
nasional meliputi penerimaan penjualan kredit sekarang dan yang akan
dilakukan di masa depan, penjualan aktiva dan kegiatan lain yang
menghasilkan uang tunai. Pengeluaran kas multi mata uang berupa pengeluaran
untuk kewajiban kini dan yang akan dilakukan di masa depan, jasa pinjaman,
dan pembelian tunai lainnya.

Istilah potensi resiko ekonomi menunjukkan bahwa perubahan kurs


mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga masukan
dan keluaran perusahaan relative terhadap harga competitor luar negeri. Potensi
resiko ekonomi atau operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan
potensi resiko translasi atau transaksi. Dengan demikian, pengelolaan atas
potensi resiko semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih
bersifat strategis dan bukan taktis. Teknologi yang lebih baru ini mencakup
opsi pilihan lindung nilai berikut ini :

1. Perusahaan dapat memilih untuk lindung nilai structural yang mencakup


pemilihan atau relokasi tempat menufaktur untuk mengurangi potensi resiko
operasi usaha secara keseluruhan. Namun, demikian tindakan seperti ini
mungkin mengorbankan skala ekonomi yang sudah ada, yang dapat
mengurangi perkiraan tingkat imbalan usaha.
2. Induk perusahaan dapat mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan
resiko dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi resiko
yang dihadapi. Dengan demikian, potensi resiko operasi yang dihadapi
perusahaan secara keseluruhan dapat diminimalkan. Strategi ini memerlukan
pengamatan yang seksama atas hasil operasi masing-masing unit usaha setelah
dikoreksi terhadap pengaruh potensi resiko operasi.

10
Istilah potensi resiko ekonomi atau operasi menempatkan beban yang baru
pada akuntan manajemen. Pengukuran potensi resiko operasi yang tepat
memerlukan pemahaman struktur pasar dimana perusahaan dan pesaingnya
melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari
nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena potensi resiko operasi
cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidakpastian dalam hal
dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka,
maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi
operasi dan periode waktu.

H. STRATEGI PERLINDUNGAN NILAI TUKAR

Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi


lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko
tersebut. Strategi perlindungan mencangkup:

1. Perlindungan Nilai Neraca


Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar,
yang akan dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.

Contoh metode perlindungan nilai pada suatu anak perusahaan yang


berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:

a. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat


minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
b.Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan
untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
c. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang
dagangyang beredar dalam mata uang local.
d.Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang
local.
e. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.

11
f. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva
lainnya dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh
kerugian devaluasi.
g.Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat
2. Perlindungan Nilai Operasional
Perlindungan nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
Perlindungan nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur
untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen
manufaktur.

3. Perlindungan Nilai Kontraktual


Salah satu bentuk perlindungan nilai dengan instrumen keuangan, baik
instrument derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini
mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya
dikembangkan. Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada
para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.

12
H. PERLAKUAN AKUNTANSI

Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak
lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan
instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai
pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang
diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif
dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama
kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk
derivative keuangan.

Provisi dasar standar ini adalah:

1. Instrument-instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan


kewajiban. Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk
yang melekat pada kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.
2. Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument
derivatif, bukan termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai
laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
3. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan
akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung
nilai secara tepat harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu
yang dilindung nilai.
4. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi
manfaat pembaca laporan.
5. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi
aktiva atau kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba
komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba
berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
6. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan
yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui

13
sebagai bagian dari laba komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam
laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun, meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah
banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja
terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar.
Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai
dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.

J. MASALAH AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN, TERKAIT DENGAN


MANAJEMEN RESIKO NILAI TUKAR MATA UANG ASING

Meskipun risiko terhadap nilai tukar mata uang asing telah dilakukan mitigasi,
namun demikian, beberapa perusahaan multinasional masih saja mendapat
kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan multinasional
umumnya, adalah sebagai berikut:

1. kendala lingkungan, yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari
setiap negara. Kondisi ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas
perusahaan multinasional
2. kendala regulasi, berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti:
pajak, aturan-aturan konversi valuta serta peraturan lain yang dapat
mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
3. kendala etika, yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang
bervariasi di setiap negara.

Dalam melakukan perdagangan internasional, sebagian besar bisnis


internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk
melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang
dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya,
jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar dapat pula
berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga.

14
Perusahan-perusahaan secara berkisinambungan menciptakan dn menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas merelka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang sahan. Sejumlah strategi mengharukan
dilkukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar egeri bisa sangat berbeda dari pasar
lokal. Pasar luar negeri menciptakan kessemptan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan. Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah
dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas
perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah
menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan
sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis
internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua
keputusan yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu
mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC
harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan
tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki
kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih
kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi
valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak
perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang
berbeda-beda di tiap Negara.

15
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat
menggunakan metode-metode berikut:

1) Perdagangan internasional
2) Licensing
3) Franchising
4) Usaha patungan
5) Akuisisi perusahaan
6) Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-
operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign
Invesment (DFI). Perdagangan Internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak
dianggap DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsun dalam operasi
di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi
langsung, tetapi dalam jumah relative kecil. Akuisisi dan pendirian anak
perusahaan baru, merupakan elemen DFI yang paling besar. Berbagai peluang
serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul.
Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap
kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga
meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun
pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional
memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut
tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi psar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisiekonomi luar negeri.Manajemen
dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan
lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem
evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan

16
dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko
juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi
tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah
dengan sistem evaluasi kinerja.

Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.

Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada


kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan
untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika
membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus
memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan perlindungan
risiko perusahaan.

Pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja.

Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu unit usaha lainya dalam
organisasi itu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Choi Frederick D.S dan Gary K. Meek. 2010.International


Accounting. Jakarta:Salemba Empat.

Edwards, Timothy. 2013. Manajemen Risiko Keuangan.diakses dari


https://www.scribd.com/doc/169966202/BAB-11-Manajemen-Risiko-
Keuangan, dpada tanggal 11 mei 2020.

Achi, Nanderimz. 2011. Manajemen Resiko Keuangan. Diakses dari


http://achinaderimz.blogspot.com/2011/07/manajemen-risiko-
keuangan.html?m=1. Pada tanggal 11 mei 2020.

18

Anda mungkin juga menyukai