Al-Quran
Alquran adalah kalam allah (kalamullah) dalam bahasa arab,sebagai sebuah mukjijat yag
diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Melalui utusan Allah (malaikat jibri a.s.) untuk
digunakan sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam menggapai kebahagian hidup di
dunia dan di akhirat. Kalam adalah sarana (wasilah) untuk menerangkan sesuatu beruba
ilmu pengetahuan,nasihat,atau berbagai kehendak,lalu memberitahujan perkara itu kepada
orang lain.
Allah Swt. Menurunkan al-quran kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat jibril
a.s. secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Setiap ayat yang diturunkan, kemudian ber
Sebagai ayat al-quran turun di kota Makkah sebelum peristiwa hijrah, dan sebagian yang
lainnya turun di kota Madinah setelah peristiwa hijrah. Ayat yang diturunkan pertama kali
adalah QS. Al-alaq: 1-5 sedangkan ayat yang terakhir adalah QS. Al-Maidah: 3.
“.., pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu,dan telah aku cukupkan
nikmat-ku bagimu dan telah aku ridhai islam sebagai agamamu…”
Ayat-ayat yang diturunkan di Makkah (ayat-ayat Makiyyah), sebagian besar
menerangkan tentang akidah Islamiyah yaitu wahdaniyah (ke-Esaan tuhan), keimanan
kepada para malaikat,nabi,dan hari akhir. Di dalam ayat-ayat Makiyyah ini juga terdapat
bantahan terhadap orang-orang musyrik,pemaparan yang menerangkan akibat orang-orang
yang berbuat syirik dan durhaka di beberapa negeri,dan mengajak kepada kebebasan
berpikir dan melepaskan dari apa yang dianut oleh orang tua dan nenek moyang mereka.
Ayat-ayat itu diturunkan sebelum peristiwa hujrah, yaitu ketika orang-orang Islam masih
dalam keadaan lemah sehingga,belum layak di bebani hukum-hukum islam.
Ayat-ayat yang turun di madinah (ayat-ayat madaniyyah),mengandung hukum-hukum
fikih, aturan pemerintah,aturan keluarga,serta aturan tentang hubungan antara orang-
orang muslim dan nonmuslim yang menyangkut perjanjian dan perdamian.Saat itu, Daulah
Islamiyah telah berbentuk lengkap dengan aparat pemerintahnya ,sehingga masyarkat telah
siap dan mampu untuk memfungsikan hukum-hukum tersebut.
Berdasarkan keterangan tersebut maka kita ketahui bahwa alquran tidak turun secara
sekaligus ,tetapi secara berangsur-angsur. Ada dua alasan mengapa alquran diturunkan
secara bertahap.
1. Untuk menguatkan hati, berupa kesenangan rohani (spiritual) agar Nabi selalu
merasa senang karena dapat berkomunikasi dengan Allah, dan menghujaman al-
quran serta hukum-hukumnya di dalam jiwa Nabi dan jiwa manusia umumnya
,sekaligus menjelaskan jalan untuk memahaminya .disebut menguatkan hukun
karena ,ada ayat-ayat alquran diturunkan tepat pada waktu diperlukanya .ketika
terjadi kasus / permasalahan, pada saat itu pula ayat al-quran turun menerangkan
hukumnya sehingga kehadiran hukum disini tepat pada saat –saat dibutuhkan.
2. Untuk menartilkan (membaca dengan benar dan pelan) al-quran, kondisi umat saat
alquran diturunkan adalah ummiy, yaitu tidak dapat membaca dan menulis ,
Sementara Allah Swt menghendaki al-quran dapat dihafal dan diresapi agar secara
berkesinambungan (mutawattir) tetap terpelihara keaslianya (lestari) sampai hari
kiamat.turunnya al-quran secara berangsur-angsur merupakan salah satu cara agar
alquran mudah dihafal oleh para Nabi dan sahabat (QS. Al-qiyamah: 16-19).
Nabi Muhammad menerima Alquran dari malaikat jibril, membacanya dengan tartil
serta menghafalnya , untuk kemudian menyampaikan kepada para sahabat untuk
dihafal dan tuliskan . para sahabat pun manyampaikan bacaan secara tartil tadi untuk
dihafal dan ditulis kepada orang-orang terdekat serta kepada genersi berikutnya.
Demikian seterusnya , sehingga berkesinambungan (mutawattir) dari generasi ke
generasi,sampai pada sekarang ini,dan akan berlanjut kemudian sampai akhir zaman.
Alquran sungguh telah terpelihara dalam hafalan dan tulisan dari generasi ke generasi.
Ini merupakan bkri nyata dari firman Allah yang tertuang dalam Qs. Al-Hijr:9.
1. Mukjizat Alquran
Alquran sebagai mukjizat yang hebat, tetap dan kekal sepanjang masa , telah diakui oleh
para cendikiawan pada masa lalu,dan yang akan datang.
keindahan seni bahasa alquran (balaghah) tidak hanya diakui oleh kalanngan
sastrawan arab saja ,tetapi diakui pula oleh para ahli yang pernah mendalami
dan mengkaji ilmu bayan dalam bahsa arab. Setelah membandingkan antara
bahasa Alquran dengan syair dan karya sastra lainya ,akhirnya mereka
menyimpulkan bahwa bahasa al-quran sangat tinggi dan berbeda dengan jenis
syair serta karya sastra manusia pada umumnya.
Allah menantang manusia dan jin untuk membuat sesuatu yang serupa dengan
alquran. Alquran kemudian menjawab sendiri bahwa sekalipun semua manusia
dan jin berkumpul dan berkolaborasi, mereka tidak akan pernah mampu untuk
membuat yang serupa dengan aalquran (QS. Al Isra:88).
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mebuat yang
serupa Alquran ini,niscaya meraka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia,sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu sebagian yang lain.”
Alquran dijadikan sumber hukum yang utama, karena Alquran berasal dari Allah
Swt. Yang maha mengetahui apa yang terbaik bagi manusia dalam menata
kehidupannya sehingga selamat didunia dan akhirat. Alquran memuat seluruh
aspek hukum, berkaitan dengan akidah, syariah, (baik mahdhah maupun
muamalah), serta akhlak, yang terjaga keaslian dan keautentikannya. Oleh karena
itu, wujud pengamalan dari keimanan kepada Allah, rasul dan Kitabnya dilakukan
dengan menerima dan melaksanakan ajaran yang terkandung dalam Alquran secara
utuh, bukan dengan sebagian dan mengingkari sebagian yang lain.
“wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kedalam islam secara keseluruhan dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata
bagimu.” (QS. Al-Baqarah:208 )
Pengaturan mengenai hukum pidana juga diatur dalam Alquran. Hukum pidana
kejahatan yang menimpa seseorang adalah dalam bentuk Qishash yang didasarkan
pada persamaan antara kejahatan dan hukuman. Diantara jenis hukum qishash ialah
qishash pembunuh, qishash anggota badan, dan qishash dari luka. Dalam
menetapkan hukum pidana, Alquran senantiasa memperhatikan empat hal yaitu:
Sunnah
Contoh hokum islam yang mrujuk pada perbuatan Nabi Muhammad Saw. Adalah praktek sholat dan haji
sebagaimana dicontohan oleh beliau. Dihadapan para sahabat, Rasul mengatakan:
Contoh ketetapan Nabi Muhammad dijadikn sumber hokum islam adalah pembenaran oleh Rasul
terhadap tindakan salah seorang sahabat yang bertayamum. Sahabat tersebut tidak menemukan air
untuk mengerjakan sholat, kemudian menemukannya setelah salat.
Berita tentang ucapan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), serta ketetapan-ketetapan (taqririyah) Nabi
Muhammad saw disebut hadis. Sebuah hadis (Nurcholish Madjid, et all 2001) mengandung tiga elemen
yaitu rawi, sanad dan matan. Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan hadis yang
didengarnya dari seseorang atau dari gurunya. Sanad adalah urutan para rawi yang menyampaikan
hadis, merekalah yang mengantarkan kita smpai kepada matan atau teks hadis.
Fungsi sunnah
Ketaatan kepada Allah Swt. Harus diikuti dengan ketaatan kepada Rasulullah. Begitu juga sebaliknya,
ketaatan kepada Rasulullah harus diikuti pula dengan ketaatan kepada Allah Swt. Sehingga keduanya
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
“Barang siapa yang menaati Rasul, maka sesungguhnya dia telah menaati Allah Swt. Dan barang siapa
berpaling (dari ketaatan itu) maka (kethuilah) kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi
pemelihara mereka.” (QS. An-Nisa :80)
Konsekunsi ketaatan kepada Rasul adalah dengan mengimani dan membenarkan apa yang
dikabarkannya, mengagungkan dan membelanya, memperbanyak salawat, serta menghidupkan
sunnahnya. Oleh karena itu seorang muslim perlu melengkapi rujukan sumber hokum Al-quran sebagai
rujukan utama dengan sunnah.
Ijmak
Ijmah adalah kesepakatan para mujtahid dalam suatu masa setelah wafatnya Rasulullah Saw.,
terhadap hukum Syara ‘ yang bessifat praktis, dan merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah
Alquran dan sunah. Dalil yang menjadi dasar ijmak adalah sabda Rasulullah Saw, yang berbunyi
“Apa yang dipandang oleh kaum muslimin baik, maka menurut pandangan Allah swt. Juga
baik.”
“Ingatlah, barangsiapa yang ingin menempati surge ,maka bergabunglah (ikutilah) jama’ah, karena
syaitan adalah bersama orang-orang yang menyendiri. Ia akan lebih jauh dari dua orang.daripada dari
seseorang yang menyendiri.”
Jumhur ulama berpendapat, bahwa alasan dapat digunakannya ijmak sebagai sumber hukum
Islam, adalah sebagai berikut (Zahroh,1999).
Ijmak sebagai slah satu sumber hukum dalam islam setelah Alquran dan sunnah, cara penetapan
hukumnya bukanlah hal mudah karena ad kriteria yang harus dipenuhi agar hasil dan ijmak dapat
dijadikan sebagai pedoman.
3.Qiyas
Qiyas Menurut bahasa ialah pengukuran sesuatu dengan yang lainya atau penyamaan
sesuatau dengan sejenisnya. Sedangkan menurut terminology, definisi qiyas secara umum adalah suatu
proses penyikapang kesamaan hukum suatu kasus yag tidak disebutkan dalam suatu dalil baik di alquran
maupun sunah, dengan suatu hukum di sebutkan di dalam dalil tersebut karena ada kesamaan dalam
alasanya atau illat (syafi’ie,2007). Hal ini sesuai dengan Qs. Al-hasyr,2
Pelajaran adalah qiyas-lah keadaanmu dengan apa yang telah terjadi. Proses qiyas untuk suatu kasus
yang akan dicari hukumnya adalah dengan mencari dalil hukum yang jelas untuk kasus tertentu, setelah
itu para mujtahid akan mencari alasan yang sama untuk kasus yang akan dicatat hukumnya, jika
ditemukan adanya alasan yang sama maka mujtahid dapat menggunakan ketentuan hukum yang sama
untuk kedua kasus tersebut, sedangkan jika tidak ditemukan alasan yang sama maka akan dicari ke
hukum pokok (asli).
Mengenai qiyas ini, Imam syafi’I (Zahroh,1999) mengatakan:” setiap peristiwa pasti ada kepastian
hukum islam dan umat islam wajib melaksanakannya. Akan tetapi,jika tidak ada ketentuan hukumnya
yang pasti, maka harus dicari pendekatan yang sah, yaitu dengan ijtihad, melalui qiyas.
“ Diriwayatkan bahwa umar bin khattab pernah berkata kepada Nabi saw; “hai Rasulullah,aku
melakukan sesuatu perbuatan yang besar,mencium (istri) dan saya dalam keadaan berpuasa”. Lantas
Rasulullah berkata kepadanya.” Berikanlah jawaban kepadaku, bagaimana seandainya kamu berkumur
dengan air, sedang kamu dalam keadaan berpuasa” umar menjawab.’ Tidak mengapa! “ kemudian
Rasulullah bersabda “lanjutkan puasamu”.
Dari hadits tesebut, kita melihat bahwa Rasulullah menghubungkan antara berkumpul (dengan air
dalam keadaan puasa) dengan mencium istri dengan cara membandingkan antara keduanya. Dua hal
tersebut mengandung dua kemungkinn: antara membatalkan dan tidak membatakan puasa, memang
berkumur dan mencium itu sendiri tidaklah termasuk kategori terbuka, tetapi boleh jadi hal itu
membatalkan puasa.Dengan membandingkan dua hal itu tidak akan melarikan kesamaan hukum.Apabila
berkumur tidak membatalkan puasa (dan umar mengetahui hal itu) maka demikian halnya dengan
mencium,tidaklah membatalkan puasa Qiyas dapat dianggap sebagai sumber hukum, jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
1. Sepanjang mengacu dan tidak bertentangan dengan alquran dan sunah,qiyas diperlukan karena
dalil-dalil dalam Alquran dan sunah itu universal dan global, Sedangkan kejadian-kejadian pada
manusia akan berkembang terus. Oleh karena itu, tidak mungkin ayat alquran yang universal itu
dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum terhadap kejadian-kejadian yang berkembang
mengikuti zaman
2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat. Misalnya ,orang islam meminum minuman yang
memabukan. Sangatlah masuk akal, bila setiap minuman atau makanan memabukan yang di-qiyas-
kan dengan minuman tersebut,menjadi haram hukumnya.
Jika diharamkan menjalankan suatu transaksi harta benda disebabkan karena transaksi itu
mengandung pengkhianatan dan penganiayaanya terhadap orang lain, sangat masuk akal jika
setiap transaksi kebendaan yang mengandung unsur pengkhianatan di-qiyas-kan kepadaman
sehingga,hukumnya adalah haram.