Hajrah
hajrahajja1999@gmail.com
PENDAHULUAN
Era reformasi dan demokrasi di Indonesia tahun 1998 nampak dari adanya perluasan hak-hak politik
rakyat, Salah satunya adalah kemunculan banyak partai politik. Sekitar 148 partai politik terdaftar, 48
partai politik berhak mengikuti pemilu 1999, tercatat 24 partai politik yang berhak mengikuti
kompetisi untuk pemilu 2004, dan sejumlah 38 partai politik berhak mengikuti pemilu 2009. Partai
politik (parpol), kampanye parpol, dana kampanye dan pemilihan umum merupakan satu paket
kegiatan dalam proses politik disetiap negara demokratis yang sangat sulit dipisahkan satu sama lain.
Partai politik yang sehat dan kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan secara
demokratis, jujur dan adil merupakan modal dasar membangun demokrasi berkredibiltas (Dahlia
dkk., 2019]. Demokrasi berkredibiltas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi dan
mekanisme pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan politik, baik keuangan partai
politik maupun pembiayaan kegiatan pemilihan umum. Transparansi pertanggungjawaban keuangan
ini mensyaratkan adanya standar akuntansi keuangan (PSAK) 45 bagi partai politik, pedoman audit
partai politik, dan adanya pedoman, peraturan, dan prosedur pelaporan dana partai politik.
Untuk entitas nirlaba, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No 45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba yang telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 8 april 2011 (Dahlia, 2019). Salah satu contoh entitas
nirlaba yang pelaporan keuangannya berpedoman pada PSAK no 45 tersebut adalah partai politik
(parpol). Laporan yang baik disiapkan, disusun dan dikerjakan sesuai kerangka dan standar
pelaporan yang ditetapkan oleh institusi yang bersangkutan. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) namun dalam PSAK menyarankan agar proses pengakuan, pencatatan,
pengukuran, dan pelaporan aktivitas ekonomi dapat disesuaikan dengan kondisi pelapor dan
kebutuhan pengunaan laporan tersebut (Andini, 2018). Laporan aktivitas yang diatur dalam PSAK
No. 45 adalah untuk menyediakan data dan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa
lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antara transaksi keuangan dan peristiwa
lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Menurut UU RI No.2 tahun 2011 pasal 1 partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945. Sebagai
bentuk kepatuhan terhadap undang-undang parpol dan UU pemilu, seluruh sumber daya keuangan
yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Bentuk pertanggungjawaban
(akuntabilitas) pengelolaan keuangan parpol peserta pemilu adalah penyampaian laporan dana
kampanye yang disusun dalam laporan keuangan tahunan mengacu pada PSAK No.45 yang
didalamnya memuat: laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Kholmi, 2010). Untuk membangun tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap suatu organisasi maka dibutuhkan bentuk pelaporan yang akuntabel dan
transparansi seperti yang tercermin PSAK no 45.
Fenomena diatas semakin menguatkan tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik terkait dengan
perlunya transparansi dan pemberian informasi dalam bentuk laporan keuangan dengan
menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 45 dalam meningkatkan
akuntabilitas keuangan partai politik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan PSAK 45 dapat mengevaluasi akuntabilitas
keuangan partai politik?. Bagaimana dampak penerapan PSAK NO.45 terhadap akuntabilitas
keuangan partai politik?.
DAFTAR PUSTAKA