Disusun Kelompok 8 :
KELAS AB
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kas dan Setara Kas....................................................................................................3
2.2 Sifat dan Contoh Kas dan Setara Kas..........................................................................................3
2.3 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Kas dan Setara Kas (Agoes, 2012)...............................4
2.4 Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas..................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................9
3.2 SARAN.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Contoh dari golongan kas dan setara kas : [ CITATION Ago12 \l 1033 ]
- Kas kecil ( Petty Cash, dalam rupiah maupun mata uang asing)
- Saldo Rekening Giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing
- Bon sementara (I O U)
- Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed
- Check tunai yang akan didepositokan
-
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas :[ CITATION Sep15 \l
1033 ]
- Deposito berjangka
- Check mundur dan Check kosong
- Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
- Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun luar
negeri, misal karena dibekukan.
2.3 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Kas dan Setara Kas [ CITATION Ago12 \l
1033 ]
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Beberapa ciri
internal control yang baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara penerima dan mengeluarkan
kas dengan yang melakukan pencatatan,
b. Adanya otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank Pegawai yang
membuat rekonsiliasi bank harus berbeda dari pegawai yang mengerjakan buku
bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah ( di-review ) oleh
kepala Bagian Akuntansi,
4
c. Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil,
d. Penerimaan kas, check, dan giro harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya
( Intact ) paling lambat keesokan harinya,
e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box, brankas atau
bank,
f. Uang kas harus dikelola dengan baik, jangan dibiarkan menganggur (idle) atau
terlalu banyak disimpan di rekening giro. Jika ada uang kas yang idle sebaiknya
disimpan dalam deposito berjangka atau dibelikan surat berharga yang sewaktu –
waktu bias diuangkan.
g. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat aman dan harus dihindari
penandatanganan check dalam bentuk blanko. Penandatanganan check harus
dilampirkan bukti – bukti pendukung yang lengkap,
h. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang untuk
menghindari penyalahgunaan
i. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk
back up seandainya terjadi kehilangan atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir
j. Digunakan kkwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered),
k. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk dip roses pembayaran dua kali
(double payment ).
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence). Yang dapat dilakukan
dengan melakukan Cash Opname baik pada cash on hand maupun pada cash on bank
pada periode audit. Selain itu dapat dilakukan konfirmasi rekening bank yang dimiliki
perusahaan dan konfirmasi terhadap investasi pada saham/efek “diperdagangkan”
(trading) yang sifatnya jangka pendek jika perusahaan memilikinya. [ CITATION
Ago12 \l 1033 ]
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.
Biasanya pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas terjadi pada entitas
non-laba, sebagai contoh sebuah yayasan akan menyajikan hadiah atau wakaf berupa
kas sebagai sumbangan terikat jika hadiah atau wakaf itu diterima dengan persyaratan
yang membatasi penggunaan aset tersebut. [ CITATION Ago12 \l 1033 ]
4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
(hasil dari penjumlahan kurs jual penutupan dengan kurs beli penutupan kemudian
dibagi 2) pada tanggal neraca (pukul 16.00) dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan. [ CITATION
Ago12 \l 1033 ]
Misalkan : Per 31 Desember 2010 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US $
10.000 yang dibuku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp. 100.000.000,- Misalkan
kurs BI per 31 Desember 2010 : kurs jual 1 US $ 9.600,- dan kurs beli 1 US $ 9.400,-
Maka saldo US $ 10.000 tersebut dikonversikan dalam rupiah dengan menggunakan
kurs 1 US $ = 9.500,-. Karena itu harus dibuat adjustment:
Dr. Rugi selisih kurs Rp. 5.000.000,-
5
Cr. Bank Rp. 5.000.000,-
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS) dalam hal penyajian dan pengungkapan
(Presentation and Disclosure)
Menurut SAK :
- Kas dan setara kas diklasifikasikan sebagai aset lancar (current assets) jika
penggunaannya tidak dibatasi (PSAK No. 1),
- Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah
menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat
sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang dari tanggal perolehannya (PSAK No. 2),
- Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek,
- Pinjaman bank pada umumnya merupakan aktivitas pendanaan. Namun
demikian, cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengelolaan kas perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk
komponen kas dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut
timbul, flukuasi saldo bank dari positif ke overdraft. [ CITATION Ago12 \l 1033 ]
6
sebuah alat untuk mendapatkan pandangan terhadap internal control perusahaan.
[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
2. Membuat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca.
(misal per 31-12-2011), atau kalau belum selesai,boleh per 31-10-2011 atau 31-11-
2011; penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unusual
(di luar kebiasaan) atau tidak. Top Schedule adalah salah satu Kertas Kerja
Pemeriksaan (KKP) yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil
pemeriksaan auditor secara umum atau kesimpulan atas pos yang bersangkutan.
[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
3. Melakukan Cash count
Cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika
digunakan fluctuating fund sistema maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh
dari tanggal neraca agar tidak kesulitan saat melakukan perhitungan maju atau
mundur ke tanggal neraca (saldo kas per tanggal cash count ditambah atau dikurangi
dengan penerimaan atau pengeluaran sebelum atau sesudah tanggal neraca).
[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
4. Mengirim konfirmasi atau mendapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname. Hal ini terkait dengan pertimbangan cost-benefit oleh auditor
atas saldo kas pada cabang perusahaan yang jauh tidak terlalu besar.[ CITATION
Sep15 \l 1033 ]
5. Mengirim konfirmasi untuk seluruh bank yang dimiliki perusahaan. Surat konfirmasi
atas saldo kas bank biasanya juga berisi jumlah kredit perusahaan tersebut,
pendiskontoan wesel tagih, dan lain-lain. [ CITATION Sep15 \l 1033 ]
6. Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12-2011), kalau
terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat diminta untuk tanggal neraca per
31-11-2011.
7. Melakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut. Hal ini dilakukan untuk
memeriksa rekonsiliasi tersebut serta mengusulkan audit adjustment jika terdapat
kesalahan. Prosedur audit yang biasa dilakukan :
- Mencocockan saldo menurut rekening Koran bank bersangkutan
- Periksa footing dan cross footing.
- Mencocokan saldo menurut pembukuan dengan saldo buku kas/bank dan buku
besar kas/bank
- Memeriksa outstanding check dan outstanding deposit ke rekening Koran bulan
berikutnya,
- Memeriksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening Koran dan nota
debit/kredit dari bank. [ CITATION Ago12 \l 1033 ]
8. Melakukan pengkajian ulang (review) jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan
perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang
dimiliki perusahaan. Pembatasan dapat terjadi karena pembekuan rekening bank yang
dimiliki perusahaan oleh pihak Dirjen Pajak sehubungan dengan permasalahan pajak
perusahaan. Selain itu juga terdapat kemungkinan pembatasan yang disebabkan oleh
pembentukan “sinking fund” untuk pelunasan obligasi atau ekspansi perusahaan.
[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
7
9. Memeriksa interbank transfer (transfer antarbank) ± 1 minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan window dressing.
[ CITATION Ago12 \l 1033 ]Kasus kitting dapat terjadi jika perusahaan memiliki lebih
dari satu rekening bank dan perusahaan melakukan transfer antarbank namun
pencatatan pembukuan terkait mutasi pada salah satu bank belum dilakukan,
khususnya mutasi berkurangnya saldo kas bank karena transfer dana. Hal tersebut
menimbulkan overstated yang selanjutnya akan menimbulkan window dressing agar
laporan keuangan terlihat lebih rapi.[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
10. Memeriksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan apakah kewajaran angka piutang per tanggal neraca atau
terdapat unrecorded liabilities (kewajiban yang belum tercatat). [ CITATION Ago12 \l
1033 ]
11. Memeriksa pengakuan dan konversi kas dan setara kas (jika ada) dalam mata uang
asing. Konversi kas dalam mata uang asing harus menggunakan kurs tengah BI per
tanggal neraca pukul 16.00 dan mencatat selisih kurs yang timbul akibat konversi
tersebut.[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
12. Memeriksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan (CALK), sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).[ CITATION Ago12 \l 1033 ] Menurut SAK ETAP Bab 7 tentang
Laporan Arus Kas, Giro yang mengalami overdraft/cerukan bank akibat kelebihan
penarikan melebihi saldo pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis
dengan pinjaman. Oleh karena itu giro bersaldo kredit perlu direklasifikasi ke dalam
pos utang lancar.[ CITATION Sep15 \l 1033 ]
13. Membuat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau memo tersendiri
mengenai kewajaran dari cash on hand dan cash on bank, setelah seluruh pekerjaan
dalam prosedur pemeriksaan kas dan setara kas pada poin 1 (satu) sampai dengan 12
(dua belas) telah dijalankan. Kesimpulan pada Top Schedule memberikan gambaran
menyeluruh terkait hasil pemeriksaan kas dan setara kas perusahaan/entitas.
Kewajaran atau ketidakwajaran kas dan setara kas perusahaan/entitas akan menjadi
tolok ukur siklus “dari awal sampai akhir” (cradle-to-grave) sudah berjalan baik atau
belum bagi perusahaan tersebut. Hal tersebut selanjutnya dapat menjadi masukan
dalam management letter KAP kepada manajemen perusahaan.[ CITATION Sep15 \l
1033 ]
14.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi pemeriksaan yang dilakukan terhadap kas dan setara kas menjadi salah satu
penilaian penting bagi auditor dalam meyakinkan diri untuk memberikan opini terhadap
laporan keuangan perusahaan yang diperiksa. Pengelolaan kas dan setara kas tidak dapat
dipisahkan dari struktur pengendalian internal (SPI) yang baik. Semakin baik SPI terkait kas
dan setara kas, akan semakin memudahkan auditor dalam memeriksa kas dan setara kas
perusahaan sehingga kewajaran kas dan setara kas menjadi hasil yang memuaskan bagi
perusahaan.
Kas terdiri dari Saldo Kas (Cash On Hand) dan Rekening Giro, sedangkan Setara Kas
(Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan
nilai yang signifikan. Tujuan dari pemeriksaan kas dan setara kas (a). Untuk memeriksa
apakah terdapat internal control atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, (b).
Memeriksa saldo kas dan setara kas yang ada di saldo neraca, (c). memeriksa pembatasan
saldo kas dan setara kas, (d). memeriksa jika ad akas dan setara kas dalam valuta asing, €.
Memeriksa penyajian di neraca sesuai standar akuntansi keuangan Indonesia.
Dengan prosedur pemeriksaan kas sebagai berikut : (a) Memahami dan mengevaluasi
internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan kas dan bank, (b).
Membuat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca, (c) Melakukan cash count
(perhitungan fisik uang kas, (d). Mengirim konfirmasi atau mendapatkan pernyataan saldo
dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opnam, (e). Mengirim konfirmasi untuk seluruh bank
yang dimiliki perusahaan, (f). Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca, (g). Melakukan
pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut, (h). Melakukan pengkajian ulang (review)
jawaban konfirmasi bank, (i). Memeriksa interbank transfer (transfer antarbank), (j).
Memeriksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, (k). Memeriksa
pengakuan dan konversi kas dan setara kas (jika ada) dalam mata uang asing, (l). Memeriksa
apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan keuangan (CALK),
(m). Membuat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau memo tersendiri mengenai
kewajaran dari cash on hand dan cash on bank.
3.2 SARAN
Saran dari penulis kepada pembaca, jika ada kekurangan dan ketidak tepatan dalam
penulisan makalah ini dimohon untuk pembaca dapat memilah dan juga mencari sumber yang
tepat untuk memperbaiki makalah ini. Dan juga pembaca dapat mengaplikasikan ilmu yang
ditulis dalam keseharian ataupun praktik dalam belajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Akbar, F. A., Ridwansyah, U., & Nurmala. (2015). Audit Atas Kas dan Setara Kas pada PT XYZ Oleh KAP
Abubakar Usman dan Rekan.
Maknunah, J. (2015). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada
Lembaga Pendidikan. 27.
Pujilestari, R., & Herusetya, A. (2013). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Transaksi
Real-Pengakuan Pendapatan Strategis. 72-80.
Septianino. (2015, April Saturday). ATHARANIA. Dipetik September Sunday, 2019, dari
septianino.blogspot.com: http://septianino.blogspot.com/2015/04/makalah-pemeriksaan-
akuntansi-1.html
Tuerah, S. (2013). Evaluasi Efektivitas Sistem Akuntansi Pembelian dan Pengeluaran Kas Pada UD
Roda Mas Manado . 225.
iii