Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nirmala Andriani Husain

Nim : 841418086
Kelas : Keperawatan C

Topik yang menjadi pembahasan Basri Amin dalam koran Gorontalo Pos
mengenai Kematian Kolektif, Senin 6 April 2020. Topik ini tentu membicarakan
hal-hal menyangkut kematian yang menjadi narasi global saat ini. Masalah ini
tentu menguji seberapa besar kehebatan kita meyikapi pandemi Covid-19, tafsir
agamapun ikut menghiasi problematika pandemi ini dan persepsinyapun berbeda.
alasannya sederhana yaitu virus adalah mahluk dan dia diciptkan-Nya tidak
dengan sia-sia, jika bukan jalan kematian lantas apa yang menjadi pertanda akhir
hidup.
Seperti yang dikutib dalam ahli Filosof Michel Foucault, disebutkan bahwa
penyakit dan kematian adalah pelajaran besar. meskipun secara naluriah manusia
tidak sepenuhnya rela menerima kematian di balik usahanya bertahan hidup
secara sadar atau tidak terkesan bersifat mendua ketika berhadapan dengan
kematian.
Upaya bantuan alat-alat medis yang canggihpun tidak bisa seluruhnya
memberi simpulan memadai tentang kematian. memang tercatat dalam sebuah
medis bahwa seorang dokter antara lain bertugas menyelamatkan nyawa pasien,
tetapi keselamatan itu bersifat relatif. jika menjelang kematian ketika malaikat
izrail menjalankan tugasnya tak ada satupun yang dapat menghalanginya.
Semua yang bernyawa tentu akan mengalami kematian dan itu dibuktikan
dengan terus bertambahnya korban. Akhir ini angka korban karena Covid-19 terus
meningkat terhitung sejak tanggal 5 April 2020, angka kematian di Indonesia 198
dengan 2.273 kasus infeksi dan 164 kesmbuhan. sebarannyapun sudah mencakup
32 Provinsi. Melihat kasus semakain menjadi dan memakan korban begitu banyak
lalu bagamaina kita selaku manusia menyikapinya, apa yg harus kita perbuat
untuk menghentikan laju dari pada pandemi covid-19 ini.
Semua elemen pemangku kepentingan di tuntut untuk lebih cekatan lagi
dalam menagani pandemi ini. Ibarat lomba siapa yg paling cepat maka dia
pemenangnya. Lagi dan lagi pandemi telah memporak-porandakan negeri ini
dengan mengorbankan waktu dan fisik untuk menangani pasien yg terinfeksi virus
covid-19 ini.
Narasi kematianpun ikut menghantui pemikiran manusia, pengobatan,
karantina wilayah, jarak-jarak fisik, penerapan pola hidup sehat ini dan itu
temasuk pula dalam hal kebutuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat bercapur
jadi satu.

Anda mungkin juga menyukai