Anda di halaman 1dari 19

Daftar kecamatan dan kelurahan di

Kabupaten Kampar

Peta Lokasi Kabupaten Kampar di Riau

Berikut adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar, Provinsi


Riau, Indonesia. Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, 8 kelurahan dan 242 desa.
Luas wilayahnya mencapai 10.983,47 km² dan jumlah penduduk 740.839 jiwa (2017)
dengan sebaran 67 jiwa/km².[1]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar, adalah sebagai berikut:

Kecamatan Jumlah Daftar


Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
XIII Koto Kampar, Kampar 13
Bangkinang, Kampar 9
Bangkinang Kota, Kampar 4 Templat:Bangkinang Kota,
Kampar
Gunung Sahilan, Kampar 9
Kampa, Kampar 9 Templat:Kampa, Kampar
Kampar, Kampar 18
Kampar Kiri, Kampar 20
Kampar Kiri Hilir, Kampar 8
Kampar Kiri Hulu, Kampar 24
Kampar Kiri Tengah, Kampar 11
Kampar Utara, Kampar 8
Koto Kampar Hulu, Kampar 6
Kuok, Kampar 9 Templat:Kuok, Kampar
Perhentian Raja, Kampar 5
Rumbio Jaya, Kampar 7
Salo, Kampar 6
Siak Hulu, Kampar 12
Tambang, Kampar 17
Tapung, Kampar 25
Tapung Hilir, Kampar 16
Tapung Hulu, Kampar 14
TOTAL 250

Berikut ini adalah daftar desa dan kelurahan di Kabupaten Kampar yang dibagi per
kecamatan beserta data populasi berdasarkan sensus penduduk 2010.

Daftar isi
Kecamatan Bangkinang
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Bangkinang beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Bangkinang Kota 13.492
Kumantan 4.435
Langgini 14.334
Ridan Permai 2.638
Jumlah populasi 34.899

Kecamatan Bangkinang BaratS


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Bangkinang Barat beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Batu Langka Kecil 1.673
Bukit Melintang 807
Empat Balai 2.508
Kuok 7.398
Lereng 1.987
Merangin 1.333
Pulau Jambu 2.947
Pulau Terap 1.929
Silam 1.546
Jumlah populasi 22.128

Kecamatan Bangkinang Seberang


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Bangkinang Seberang beserta
data populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.
Nama desa/ Populasi
kelurahan (BPS 2010)
Binuang 1.497
Bukit Payung 2.513
Bukit Sembilan 1.588
Laboi Jaya 2.733
Muara Uwai 3.682
Pasir Sialang 8.519
Pulau 2.812
Pulau Lawas 3.094
Suka Mulya 2.649
Jumlah populasi 29.087

Kecamatan Gunung Sahilan


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Gunung Sahilan beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Gunung Mulya 1.775
Gunung Sahilan 1.031
Gunung Sari 3.947
Kebun Durian 2.395
Makmur Sejahtera 1.424
Sahilan Darussalam 889
Subarak 1.388
Suka Makmur 2.397
Sungai Lipai 1.899
Jumlah populasi 17.145

Kecamatan Kampar
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Air Tiris 6.122
Batu Belah 4.556
Bukit Ranah 1.941
Koto Tibun 3.027
Limau Manis 1.689
Naumbai 1.766
Padang Mutung 1.922
Penyasawan 4.621
Pulau Jambu 1.607
Pulau Sarak 1.094
Pulau Tinggi 1.616
Ranah 2.913
Ranah Baru 1.162
Ranah Singkuang 1.127
Rumbio 3.243
Simpang Kubu 2.320
Tanjung Berulak 1.778
Tanjung Rambutan 2.042
Jumlah populasi 44.546

Kecamatan Kampar Kiri


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Kiri beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Domo 1.131
IV Koto Setingkai 961
Kuntu 3.017
Kuntu Darussalam 1.868
Lipat Kain 3.936
Lipat Kain Selatan 3.698
Lipat Kain Utara 1.856
Muara Selaya 614
Padang Sawah 1.002
Sungai Geringging 718
Sungai Harapan 253
Sungai Liti 1.675
Sungai Paku 1.023
Sungai Raja 561
Sungai Rambai 607
Sungai Sarik 666
Tanjung Harapan 409
Tanjung Mas 434
Teluk Paman 1.096
Teluk Paman Timur 668
Jumlah populasi 26.193
Kecamatan Kampar Kiri Hilir
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Kiri Hilir beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Bangun Sari 827
Gading Permai 382
Mentulik 728
Rantau Kasih 707
Sungai Bunga 468
Sungai Pagar 3.765
Sungai Petai 1.426
Sungai Simpang Dua 1.786
Jumlah populasi 10.089

Kecamatan Kampar Kiri Hulu


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Kiri Hulu beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Aur Kuning 631
Batu Sanggan 386
Batu Sasak 1.124
Bukit Betung 411
Danau Sontul 279
Deras Tajak 210
Dua Sepakat 203
Gajah Bertalut 449
Gema 1.108
Kebun Tinggi 340
Kota Lama 675
Lubuk Bigau 164
Ludai 365
Muara Bio 114
Pangkalan Kapas 339
Pangkalan Serai 432
Subang Jaya 331
Sungai Santi 263
Tanjung Belit 698
Tanjung Belit Selatan 427
Tanjung Beringin 445
Tanjung Karang 517
Tanjung Permai 247
Terusan 384
Jumlah populasi 10.542

Kecamatan Kampar Kiri Tengah


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Kiri Tengah beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Bina Baru 4.591
Bukit Sakai 1.052
Hidup Baru 2.194
Karya Bakti 1.683
Koto Damai 1.622
Lubuk Sakai 1.860
Mayang Pongkai 2.011
Mekar Jaya 1.671
Penghidupan 3.180
Simalinyang 2.641
Utama Karya 1.085
Jumlah populasi 23.590

Kecamatan Kampar Timur


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Timur beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Deli Makmur 657
Kampar 3.668
Koto Perambahan 4.339
Pulau Birandang 4.501
Pulau Rambai 2.974
Sawah Baru 1.117
Sungai Putih 759
Sungai Tarap 1.362
Tanjung Bungo 1.926
Jumlah populasi 21.303
Kecamatan Kampar Utara
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Kampar Utara beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Kampung Panjang Air Tiris 1.355
Kayu Aro 567
Muara Jalai 2.456
Naga Beralih 2.191
Sawah 2.522
Sendayan 1.466
Sungai Jalau 2.717
Sungai Tonang 1.883
Jumlah populasi 15.157
Kecamatan Perhentian Raja
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Perhentian Raja beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Hang Tuah 5.803
Kampung Pinang 1.718
Lubuk Sakat 1.464
Pantai Raja 3.183
Sialang Kubang 3.236
Jumlah populasi 15.404

Kecamatan Rumbio Jaya


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Bangkinang beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Alam Panjang 2.993
Batang Batindih 2.123
Bukit Kratai 1.498
Pulau Payung 3.171
Simpang Petai 1.226
Tambusai 1.828
Teratak 2.337
Jumlah populasi 15.176

Kecamatan Salo
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Salo beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Ganting 2.599
Ganting Damai 1.793
Salo 5.953
Salo Timur 3.709
Siabu 5.728
Sipungguk 2.993
Jumlah populasi 22.775

Kecamatan Siak Hulu


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Siak Hulu beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Buluh Cina 1.291
Buluh Nipis 1.727
Desa Baru 7.332
Kepau Jaya 3.540
Kubang Jaya 14.500
Lubuk Siam 1.421
Pandau Jaya 27.158
Pangkalan Baru 3.932
Pangkalan Serik 1.516
Tanah Merah 18.318
Tanjung Balam 941
Teratak Buluh 4.205
Jumlah populasi 85.881

Kecamatan Tambang
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Tambang beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Aur Sati 2.199
Balam Jaya 1.141
Gobah 1.531
Kemang Indah 1.481
Kualu 6.762
Kualu Nenas 3.238
Kuapan 3.184
Padang Luas 1.618
Palung Raya 889
Parit Baru 1.130
Pulau Permai 2.310
Rimba Panjang 3.357
Sungai Pinang 2.049
Tambang 3.121
Tarai Bangun 14.930
Teluk Kenidai 1.642
Terantang 2.052
Jumlah populasi 52.634

Kecamatan Tapung
Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Tapung beserta data populasi
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Air Terbit 1.225
Batu Gajah 940
Bencah Kelubi 2.603
Gading Sari 2.984
Indra Sakti 1.761
Indrapuri 3.396
Karya Indah 5.981
Kijang Rejo 2.534
Kinantan 2.161
Muara Mahat Baru 2.159
Mukti Sari 1.969
Pagaruyung 936
Pancuran Gading 1.900
Pantai Cermin 9.568
Pelambaian 1.400
Petapahan 14.973
Petapahan Jaya 2.881
Sari Galuh 3.200
Sei Lembu Makmur 1.311
Sei Putih 2.039
Sibuak 1.933
Sumber Makmur 3.363
Sungai Agung 4.124
Tanjung Sawit 3.985
Tri Manunggal 2.923
Jumlah populasi 82.249

Kecamatan Tapung Hilir


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Tapung Hilir beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.
Nama desa/ Populasi
kelurahan (BPS 2010)
Beringin Lestari 2.317
Cinta Damai 2.074
Gerbang Sari 2.065
Kijang Jaya 3.796
Kijang Makmur 4.046
Kota Baru 3.337
Kota Garo 9.414
Koto Aman 1.734
Koto Bangun 4.071
Sikijang 9.481
Suka Maju 1.618
Tanah Tinggi 2.136
Tandan Sari 1.150
Tapung Lestari 1.431
Tapung Makmur 1.819
Tebing Lestari 1.633
Jumlah populasi 52.122

Kecamatan Tapung Hulu


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan Tapung Hulu beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Bukit Kemuning 3.900
Danau Lancang 15.348
Kasikan 12.817
Kusau Makmur 3.244
Rimba Beringin 5.177
Sinama Nenek 13.536
Suka Ramai 7.821
Sumber Sari 4.114
Talang Danto 3.516
Jumlah populasi 69.473

Kecamatan XIII Koto Kampar


Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan di kecamatan XIII Koto Kampar beserta data
populasi berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.

Nama desa/ Populasi


kelurahan (BPS 2010)
Balung 1.374
Bandur Picak 2.522
Batu Bersurat 2.490
Binamang 967
Gunung Bungsu 1.456
Gunung Malelo 4.633
Koto Mesjid 1.855
Koto Tuo 2.845
Koto Tuo Barat 967
Lubuk Agung 1.288
Muara Takus 2.440
Pongkai 701
Pongkai Istiqamah 643
Pulau Gadang 1.764
Ranah Sungkai 1.237
Sibiruang 3.537
Tabing 1.495
Tanjung 3.748
Tanjung Alai 1.849
Jumlah populasi 37.811

Kecamatan XIII Koto Kampar


  • Kabupaten Kampar
  • Provinsi Riau
  • Jumlah Desa + Kelurahan : 13
  • Kodepos : 28454
  • Kode Wilayah Administrasi : 14.01.04

Tampilkan
data per halaman
 • Kode POS  • Kode Wilayah Administrasi
 • Kecamatan  • Kota / Kabupaten  • Provinsi
Kode POS
No. Desa, Kelurahan  
1 28454 Balung
2 28454 Batu Bersurat
3 28454 Binamang
4 28454 Gunung Bungsu
5 28454 Koto Mesjid
6 28454 Koto Tuo
7 28454 Koto Tuo Barat
8 28454 Lubuk Agung
9 28454 Muara Takus
10 28454 Pongkai Istiqomah
11 28454 Pulau Gadang
12 28454 Ranah Sungkai
13 28454 Tanjung Alai
Tata Cara Permohonan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK)
Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) –
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (“IUPHKK”) merupakan bagian dari Izin
Pemanfaatan Hutan yang terdiri atas terdiri izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan
kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang
telah ditentukan. PP No.6/2007 sendiri memberikan Pengertiaan IUPHKK sebagai Izin 
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam
pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan dan pemasaran.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan beberapa unsur-unsur yang


terdapat IUPHKK ini, yaitu meliputi:
1.    Memanfaatkan Hasil Hutan Kayu,
2.    Dilakukan dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi;
3.    Melalui beberapa kegiatan meliputi: Pemanenan atau penebangan, pengayaan,
Pemeliharaan dan Pemasaran.

1. Memanfaatkan Hasil Hutan Berupa Kayu

Memanfaatkan hasil hutan berupa kayu mengandung arti kegiatan untuk memanfaatkan
dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi pokoknya.  Sehingga disini didapatkan bahwa kegiatan pemanfaatan
hasil hutan berupa kayu ini oleh Peraturan Perundang-undangan dengan tidak merusak
lingkungan dan mengurangi fungsi pokoknya sebagai hutan.

2. Dilakukan dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi

Adapun yang dimaksud dengan Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan.  Hutan Produksi sendiri dapat dibagi menjadi 3
(tiga) bagian yaitu:

 Hutan Produksi yang dapat dikonversi yang selanjutnya disebut HPK adalah
kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pembangunan di luar kehutanan;
 Hutan Produksi Tetap yang selanjutnya disebut HP adalah kawasan hutan
dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
dibawah 125, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam
dan taman buru;
 Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan
dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru;
 Hutan produksi yang tidak produktif adalah hutan yang dicadangkan oleh
Menteri sebagai areal pembangunan hutan tanaman;

Terdapat beberapa jenis IUPHHK yang dibedakan berdasarkan lokasi kawasan hutan
yang menjadi objek Izin tersebut, yaitu meliputi:

 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam yang selanjutnya
disingkat IUPHHK-HA yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) adalah izin memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari
penebangan, pengangkutan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan,
pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu;
 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dalam
Hutan Tanaman pada Hutan Produksi yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTI
yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan Tanaman (HPHT) atau Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) atau Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI) adalah izin usaha
untuk membangun hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh
kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri;
 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam hutan
alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan
untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang
memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan fungsi dan
keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan
ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran
satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur hayati (flora
dan fauna) serta unsur non hayati (tanah, iklim dan topografi) pada suatu
kawasan kepada jenis yang asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan
ekosistemnya.

3.    Melalui beberapa kegiatan meliputi Pemanenan atau penebangan, pengayaan,


Pemeliharaan dan Pemasaran.

Persyaratan

Penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) memiliki beberapa
Persyaratan yang terdiri dari Persyaratan Areal, Persyaratan Subyek dan Persyaratan
Permohonan, yang penjelasannya sebagai berikut:

1) Persyaratan Areal

 Areal yang dimohon adalah kawasan hutan produksi tidak dibebani izin/hak;
 Untuk IUPHHK-HTI dan IUPHHK-RE diutamakan pada hutan produksi yang
tidak produktif dan dicadangkan/ditunjuk oleh Menteri sebagai areal untuk
pembangunan hutan tanaman atau untuk restorasi ekosistem;

2) Persyaratan Subyek Pemohon


a) Pemohon yang dapat mengajukan permohonan IUPHHK-HA, IUPHHK-HTI dan
IUPHHK-RE adalah:

 Perorangan;
 Koperasi;
 Badan Usaha Milik Swasta Indonesia (BUMSI);
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN); atau
 Badan Usaha Milik Daerah.

b)    Dalam hal permohonan IUPHHK-HTI, untuk permohonan perorangan, tidak


diperbolehkan;
c)    Permohonan IUPHHK-HTI, BUMS Indonesia dapat berupa perseroan terbatas yang
berbadan hukum Indonesia dan modalnya dapat berasal dari investor atau modal asing;

3)  Persyaratan Permohonan

Adapun permohonan pengajuan suatu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) terdiri dari :

 Untuk perorangan harus berbentuk CV atau Firma dan dilengkapi akte


Pendirian;
 Akte pendirian Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta Indonesia beserta
perubahan-perubahannya yang disahkan instansi berwenang;
 Surat Izin Usaha dari instansi yang berwenang;
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
 Pernyataan yang dibuat di hadapan Notaris, yang menyatakan kesediaan untuk
membuka kantor cabang di Provinsi dan atau Kabupaten/Kota;
 Rencana lokasi yang dimohon dengan dilampiri peta skala minimal 1 : 100.000
untuk luasan di atas 100.000 hektar atau skala 1 : 50.000 untuk luasan di bawah
100.000 hektar;
 Rekomendasi Gubernur yang dilampiri peta lokasi sekurang-kurangnya skala 1 :
100.000, dengan didasarkan pada;
 Pertimbangan Bupati/Walikota yang didasarkan pada pertimbangan teknis
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, bahwa areal dimaksud tidak dibebani
hak-hak lain;
 Analisis fungsi kawasan hutan dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan, yang berisi fungsi kawasan hutan
sesuai;
 Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan kawasan hutan dan perairan
provinsi dan data lain yang tersedia antara lain tata batas, uraian penutupan
vegetasi, penggunaan, pemanfaatan, perubahan peruntukan dan fungsi kawasan
yang dituangkan dalam data numerik dan spasial;
 Proposal teknis yang berisi antara lain :
Prosedur Permohonan

Permohonan mendapatkan izin untuk Izin Pemanfaatan Kayu Pada Areal Penggunaan
Lain (APL) ditujukan Kepala Dinas Kabupaten/Kota sebagai Pejabat Penerbit IPK.
Berikut tahapannya:

1. Mengajukan Permohonan Kepada Pejabat Penerbit IPK dengan tembusan kepada


Kepala Dinas Propinsi, Kepala Balai dan Kepala BPKH, dengan dilengkapi oleh
beberapa Dokumen yaitu:

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk untuk pemohon perorangan atau Akte


Pendirian perusahaan pemohon beserta perubahannya;
 Fotokopi izin peruntukan penggunaan lahan seperti izin bidang pertanian,
perkebunan, perikanan, pemukiman, pembangunan transportasi, sarana
prasarana wilayah, pembangunan sarana komunikasi dan informasi, Kuasa
Pertambangan, PKP2B yang diterbitkan dan dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
 Peta lokasi yang dimohon.

2. Jika Permohonan IPK tidak memenuhi persyaratan maka Pejabat Penerbit IPK akan 
menolak permohonan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak
permohonan diterima;
3. Jika Permohonan IPK yang memenuhi persyaratan maka Pejabat Penerbit IPK
meminta pertimbangan teknis kepada Direktur Jenderal, dengan tembusan kepada
Kepala Balai dengan dilampiri dengan persyaratan permohonan;
4. Berdasarkan tembusan permintaan pertimbangan teknis, Kepala Balai dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya tembusan permintaan pertimbangan
teknis menyampaikan hasil penelaahan terhadap kegiatan fisik di lapangan kepada
Direktur Jenderal;
5. Kepala Dinas Propinsi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal
diterimanya permintaan pertimbangan teknis, menerbitkan pertimbangan teknis atau
penolakan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, Bupati/Walikota, dan Kepala Balai. Adapun Pertimbangan teknis Kepala
Dinas Propinsi didasarkan hasil penelaahan terhadap status kawasan hutan dan kondisi
perusahaan pemegang izin peruntukan;
6. Selanjutnya Berdasarkan pertimbangan teknis, Pejabat Penerbit IPK memerintahkan
kepada pemohon untuk:

 Melakukan timber cruising pada areal yang dimohon dengan intensitas 5% (lima
persen) untuk seluruh pohon dan diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat
25 (dua puluh lima) hari kerja sejak diterimanya surat perintah dan membuat
Rekapitulasi Laporan Hasil Cruising (RLHC);
 Menuangkan RLHC sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam Berita Acara
dan ditandatangani oleh pengurus perusahaan dilengkapi Pakta Integritas yang
berisi nama, jabatan, alamat, dan pernyataan kebenaran pelaksanaan timber
cruising.

7. Dalam hal pemohon telah memenuhi syarat, Pejabat Penerbit IPK memberikan surat
persetujuan IPK dan kepada pemohon diwajibkan untuk:

 Membuat Rencana Penebangan dalam jangka waktu 50 (lima puluh) hari kerja
sejak diterimanya Surat Perintah;
 melaksanakan penataan batas blok tebangan IPK, dan diselesaikan paling lambat
50 (lima puluh) hari kerja sejak diterimanya Surat Perintah;
 menyampaikan Bank Garansi dari bank pemerintah;

8. Dalam hal memenuhi persyaratan, diterbitkan Keputusan Pemberian IPK , yang mana
salinan/tembusannya disampaikan kepada:

 Direktur Jenderal;
 Direktur Jenderal Planologi Kehutanan;
 Kepala Dinas Kabupaten/Kota; dan
 Kepala Balai.

9. Dalam hal pemohon tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada poin
7), dalam waktu 50 (lima puluh) hari kerja surat persetujuan IPK dibatalkan;
10. Keputusan Pemberian IPK sebagaimana atau surat pembatalan sebagaimana
dimaksud dalam Poin 7) dan Poin 8), salinan/tembusannya disampaikan kepada:

 Direktur Jenderal;
 Direktur Jenderal Planologi Kehutanan;
 Kepala Dinas Kabupaten/Kota; dan
 Kepala Balai.

Biaya

Untuk penerbitan IPK pada APL ini ditentukan beberapa biaya-biaya yang
membebaninya yaitu antara lain:

1. Pembayaran penggantian nilai tegakan dari IPK, dimana besarnya dihitung


berdasarkan volume pada Laporan Hasil Produksi (LHP), dimana selanjutnya 
Pejabat Penagih SPP-GR menerbitkan SPP-GR kepada pemegang IPK. ;
2. Pembayaran PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan), yang mana besarnya
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pembayaran DR (Dana Reboisasi) yang mana besarnya disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Dasar Hukum:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengeloaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan (“PP
No.6/2007”);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan (“PP No.3/2008”)
3. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/Menhut-II/2009
Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan (“Permenhut
P.50/2009”);
4. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/Menhut-II/2010
Tentang Tata Cara Pemberian dan Perluasan Areal Kerja Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Dalam Hutan Alam, IUPHHK
Restorasi Ekosistem, atau IUPHHK Hutan Tanaman Industri dan Hutan
Produksi (“Permenhut P.50/2010”);
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26/Menhut-II/2012
Tentang Perubahan Peraturan Menteri kehutanan Nomor P.50/MENHUT-
II/2010 Tentang Tata Cara Pemberian dan Perluasan Areal Kerja Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Dalam Hutan Alam, IUPHHK
Restorasi Ekosistem, atau IUPHHK Hutan Tanaman Industri dan Hutan
Produksi (“Permenhut P.26/2012”)

Anda mungkin juga menyukai