Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


HASIL DISKUSI
“LARGE VOLUME PARENTERAL (LVP)”

OLEH :

MOHAMMAD KASMIN (O1A117029)


RISKI (O1A117057)
SRI SAMRINA YULIANTI (O1A117064)
SUKMAWATI (O1A117067)
IRMAYANI JUBIR (O1A117098)

KELOMPOK : V (LIMA)
KELAS :B
ASISTEN : ANDI NAFISAH TENDRI AJENG
MALARANGENG, S.Farm., M.Sc.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1. Definisi dan pembagian LVP berdasarkan cara pemberiannya
a. Menurut Modern Pharmaceutics 5th Edition (Florence dan Juergen,
2010: 570)
b. Menurut FastTrack: Pharmaceutics Dosage Form and Design (Jones,
2008: 105 dan 109)
c. Menurut Modern Pharmaceutics (Banker, 2002: 387-389)
d. Menurut Pharmaceutical Practice 4th Edition (Winfield dkk., 2009: 422-
423)
e. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medication 3rd
Edition Vol. 1: Formulation and Packaging (Nema dan John, 2010: 118
119 317)
f. Menurut Introduce To Hospital And Health-System Phrmacy Practice
(Holdford and Thomas, 2010 : 301)
g. Menurut Ansel Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery system
9th Ed (Allen dkk., 2011: 475)
h. Menurut Pharma Interview Guide A Complete Solution (Word Pharma
Tomorrow, 2018: 137)
Kesimpulan:

2. Rute pemberian intravena diindikasikan untuk keadaan


a. Menurut Intravenous Infusion Therapy for Nurses Principles & Practice
(Josephson, 2004: 10)
b. Menurut Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System (Allen
dkk, 2011: 168)
c. Menurut Obat-Obatan Penting (Tjay dan Khirana, 2008: 19)
d. Menurut Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan (Kee dan Evelyn,
1994: 114)
e. Menurut Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2 (Staf Pengajar
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,
2004: 625)
Kesimpulan:
3. Definisi injeksi volume besar
a. Menurut Rhemingtons Pharmaceutical Science 18th Edition (Gennaro,
1990: 1570)
b. Menurut Concepts in Sterile Preparations and Aseptic Technique (Ochoa
dan Jose, 2015: 52)
c. Menurut Handbook of GC/MS: Fundamentals and Applications
(Hubschmann, 2009: 92)
d. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medications 3rd
Edition (Nema dan John, 2010: 76)
e. Menurut Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System (Allen
dkk., 2011: 475)
f. Menurut Modern Pharmaceutics 4th Edition (Banker, 2002: 392)
g. Menurut Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition
(Swarbick, 2007: 1004)
Kesimpulan:

4. Kegunaan cairan intravena


a. Menurut IV Therapy for Dummies (Nosek dan Deborah, 2013: 10)
b. Menurut IV Therapy (Williams dan wilkins, 2007)
c. Menurut Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition
(Swarbrick, 2007: 1006)
d. Menurut The Clinical Use of Blood (WHO, 2001: 38)
e. Menurut Practical Pharmacology for the Surgical Technologys ( Junge,
2017: 138)
f. Menurut Remington The Science and Practice of Pharmacy Volume 1
(Gennaro, 2000: 808)
g. Menurut Medical Condition in the Athlete (Flanagan dan Micki, 2012:
117)
Kesimpulan:

5. Kondisi cairan intravena bisa digunakan


a. Menurut Pencegahan Suntik Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu
Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan (Simbolon, 2019: 197)
b. Menurut British National Formulary (March, 2009: 237)
c. Menurut Safe Motherhood Modul Sepsis Puerperalis (Palupi, 1996: 89)
d. Menurut Hazards And Errors In Anaesthesia (Hopkin, 1980: 260)
e. Menurut Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan (Werner dkk.,
1980: 201)
f. Menurut Kumpulan Kuliah Farmakologi (Staf Pengajar Departement
Farmakologi, 2008: 625)
g. Menurut Keracunan Makanan Cegah, Kenali dan Atasi (Syifa, 2019: 61)
Kesimpulan:

6. Syarat-syarat injeksi volume besar


a. Menurut Pharmaceutics Second Year Diploma In Pharmacy (Kasture
dkk., 2007: 16)
b. Menurut Pharmaceutical Dosage Form: Parenteral Medications Volume
3 (Avis dkk., 1993)
c. Menurut Sterile Drug Products (Akers, 2010: 14)
d. Menurut Steril Dosage Form (Torce dan Robert, 1974: 163-164)
e. Menurut Ansel's Pharmaceutical Dosage Form and drug Delivery
Systems 9th Ed (Allen dkk., 2011: 475)
Kesimpulan:

7. Bagian-bagian alat yang digunakan dalam infus intravena


a. Menurut Introduction to Intravenous Therapy For Health Professionals
(Fulcher dan Margaret, 2013: 49-51)
b. Menurut Manual Of Pharmacy Technicians 4Th Edition (Bachenheimer,
2011: 390, 394)
c. Menurut Expert LPN Guides I. V. Therapy (Williams dan Wilkins, 2007:
39-41)
d. Menurut Clinical Calculations: With Applications To General and
Speciality Areas (Kee dan Salli, 2013: 208 )
e. Menurut Biomedical Device Technology (Anthony dan Chan, 2016: 426-
427)
Kesimpulan:

8. Pembagian cara pemberian injeksi volume besar


a. Menurut Theory and Practice Of Contemporary Pharmaceutics (Ghosh
dan Bhaskara, 2005: 389)
b. Menurut Calculation and Pharmaceutics in Practice (Watson dan Louise,
2020: 86)
c. Menurut The Pharmacy Technician 7th Edition (Morton, 2020: 311)
d. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral Medications Third
Edition (Nema dan John, 2010: 76)
e. Menurut Pharmaceutical Dosage Form and Design (Jones, 2008: 109)
Kesimpulan:

9. Wadah dan penutup yang digunakan pada sediaan infus


a. Menurut Aulton’s Pharmaceutics: The Design and Manufacture of
Medicine 4th Edition (Aulton dan Kevin, 2013: 636-637)
b. Menurut Pharmaceutical Practice 4th Edition (Wienfield dkk., 2009: 423
dan 424)
c. Menurut Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition
(Swarbick, 2007: 1006-1007)
d. Menurut Remington Essentials of Pharmaceutics (Felton, 2012 : 306 dan
308)
e. Menurut Microbiological Hazards Of Infusion Theraphy (Philips dkk.,
1976: 9-11)
f. Menurut Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner Ed. 1 (Lazuardi, 2019)
g. Menurut Infusion Nursing (Alexander dkk, 2010)
Kesimpulan:
10. Proses pengisian infus ke dalam botol
a. Menurut Bentley’s Textbook of Pharmaceutics (Jain dan Vandana, 2012:
428)
b. Menurut Calculations and Pharmaceutics in Practice (Watson dan
Louise, 2020: 12)
c. Menurut Sterile Drug Products: Formulation, Packaging, Manufacturing
and Quality (Akers, 2010: 283)
d. Menurut Remington The Science and Practice of Pharmacy 21st Ed.
(Troy, 2006: 824)
e. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medications 3 rd Ed.
(Nema dan John, 2010: 27)
Kesimpulan:
Proses pengisian infus ke dalam botol yaitu cairan infus yang telah
diprosuksi diisi ke dalam wadah (botol) dalam ruang steril untuk membatasi
kontaminasi pada produk. Cairan dikemas menggunakan mesin pengisian
bertekanan tinggi. Tepat sebelum cairan memasuki botol, partikel
dihilangkan dengan cara disaring melalui membran filter dan pada leher
masing-masing botol ditutup dengan penutup karet yang rapat yang disimpan
dengan tutup aluminium. Pada proses ini, botol harus disegel dengan
penyumbat karet sesegera mungkin setelah diisi untuk menghindari
kontaminasi. Penutup harus pas dengan mulut botol sehingga elastisitasnya
memungkinkan penyesuaian di mulut dan leher botol. Penutupan sebaiknya
dimasukkan secara mekanis dengan kecepatan tinggi. Untuk mengurangi
adanya gesekan agar penutup tidak mudah masuk ke dalam wadah sebaiknya
permukaan penutup dilapisi dengan silikon. Penutup karet dilapisi dengan
aluminium yang dikerutkan dibawah bibir botol untuk menahan agar sediaan
tidak jatuh dan untuk memastikan sterilitas dan aspek kualitas lainnya.

11. Faktor yang mempengaruhi aliran infus


a. Menurut Medical-Surgical Nursing Concepts & Practice (Dewit dan
Candice, 2013: 53)
b. Menurut Nursing Interventions & Clinical Skills (Perry dkk., 2015: 722)
c. Menurut Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-surgical Nursing
Vol. 1 (Suzanne dkk., 2010: 303)
d. Menurut Understanding Medical Surgical Nursing (Williams dan Paula,
2015: 94)
e. Menurut Intravenous Therapy: A Comprehensive Application of
Intravenous Therapy and Medication Administration (Nentwich, 1990:
38)
Kesimpulan:
Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan aliran adalah:
1) Faktor pasien
a) Tangan yang terlalu banyak bergerak, seperti menekuk atau terlalu
membangkokan tangan akan mempengaruhi laju alir, karena darah
yang keluar dan menyumbat aliran cairan yang akan masuk ke dalam
vena.
b) Posisi pasien, pasien harus lebih rendah dari wadah LVP, ketinggian
wadah terhadal pasien adalah > 90 cm dari atas jantung. Karena aliran
infus dipengaruhi oleh gravitasi, perubahan ketinggian wadah infus
atau botol atau perubahan kecepatan bed dapat meningkatkan atau
menurunkan laju aliran. Laju aliran meningkat ketika jarak antara
larutan dan pasien semakin dekat.
c) Pemasangan alat infus yang tidak benar, apabila alat infus tidak
dipasang dengan benar akan mengakibarkan selang menjadi
mengkerut hal ini dapat menghambat laju aliran infus.
2) Alat set infus
a) Roller clamp, alat ini berfungsi untuk mengatur laju aliran infus yang
bisa dipercepat, diperlambat atau diberhentikan sesuai kebutuhan
pasien. Secara umum, jika kondisi pasien memerlukan laju aliran
infus yang cepat atau lambat, maka infus dapat disesuaikan hingga
25% dari laju semula alira infus. Ketika ingin menyesuaikan kembali
laju aliran infus, maka perawat harus menghitung ulang laju
alirannya, tetapi tetap dalam batas 25%, sehingga volume infus yang
tersisa dikalibrasi untuk dapat dihitung waktu asli laju aliran infus
tersebut.
b) Posisi kanula, perubahan posisi kanula dapat mempengaruhi laju
aliran infus. Apabila bevel kanula berlawanan dengan vena maka
akan terjadi penurunan laju sedangkan jika serah akan meningkatkan
laju aliran.
c) Diameter kanula, semakin besar diameternya maka aliran yang masuk
semakin cepat.
d) Terjadi gumpalan pada kanula, gumpalan dapat menutup kanula
sehingga terjadi sumbatan dan mengakinatkan melambatnya laju
aliran infus ke dalam vena.
3) Faktor sediaan
Semakin kental fluida, semakin lambat alirannya; misalnya, sel darah
merah yang dikemas akan mengalir lebih lambat dari 5% dekstrosa dalam
air. faktor kekentalan twrsebut dapat menghambat pembuluh darah dan
lambatnya aliran dalam selang infus.

12. Cara menghitung besarnya aliran infus


a. Menurut Pharmaceutical Calculation 15th Edition (Ansel dan Shelly,
2017: 250-251)
b. Menurut Pharmaceutical and Clinical Calculations (Khan dan Indra,
2000: 227-229)
c. Menurut Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan (Kee dan Evelyn,
1994: 115-116)
d. Menurut Teknik Aseptis (Oetari, 2018: 69-70)
e. Menurut Essential Math and Calculation for Pharmacy Technician
(Reddy dan Mansoor, 2005: 179-180)
Kesimpulan:
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan laju aliran infus yaitu:
1) Jika diberikan dalam menit
2) Jika diberikan dalam jam
Jumlah kebutuhan cairan ( mL ) x faktor tetes (drops /mL)
Laju alir (drops/menit)=
Wakut ( jam ) x 60 menit

Contoh:
Seorang pasien berat badan 65 kg datang ke klinik dan membutuhkan
2.400 mL cairan RL. Berapa tetes infuse yang dibutuhkan jika kebutuhan
cairan pasien harus dicapai dalam waktu 12 jam? Di klinik tersedia infus set
dengan faktor tetes 15.
Diketahui:
Cairan yang dibutuhkan = 2.400 mL (cc)
Waktu = 12 jam
Faktor tetes = 15 tetes/mL
Penyelesaian:
2400 mL x 15 tetes /mL
Laju alir (tetesan / menit)=
12 x 60 menit
¿ 50 tetes /menit
Jadi, untuk menghabiskan cairan infuse sebanyak 2.400 mL dalam
waktu 12 jam diperlukan kecepatan tetesan infuse sebesar 50 tetes/menit.

13. Cara menghitung milliekuivalen atau osmol dan miliosmol


a. Menurut Pharmaceutical Calculations 14th Edition (Ansel, 2013: 197 dan
209)
b. Menurut Pharmaceutical Calculations 15th Edition (Ansel dan Shelly,
2017: 216, 223 dan 228)
c. Menurut Comprehensive Pharmacy Review 8th Edition (Shargel dkk.,
2013: 9-10)
d. Menurut Pharmaceutical Calculations 5th Edition (Taixeira dan Joel,
2017: 234-239)
e. Menurut Oxford American Handbook Of Clinical Pharmacy (McCarthy
dan Denise, 2009: 254)
Kesimpulan:
1) Miliekuivalen/osmol
Miliekuivalen suatu zat dapat ditentukan dengan membagi berat
molekul dan valensinya. Miliekuivalen dapat dihitung dengan
mengkonversi antara milligram dan miliekuivalen dengan rumus
sebagai berikut:
 mEq=mmol x valensi
Berat Molekul
 mg=mEq x
Valensi
Valensi
 mEq=mg x
Berat molekul
Contoh:
Jika 300 mg KCl diresepkan untuk pasien, berapa yang dapat
diberikan pada pasien dalam mEq?
Diketahui:
mg KCl = 300 mg
BM KC = 39 (K+) + 35,5 (Cl-) = 74,5
Valensi KCl =1
Ditanyakan: mEq = …?
Penyelesaian:
Valensi
mEq=mg x
Berat molekul
1
¿ 300 mg x
74 ,5
¿ 4 , 03 mEq
2) Miliosmol
Miliosmol suatu zat dapat ditentukan dengan membagi berat
molekulnya dengan jumlah spesies/zat yang terdisosiasi. Ketika zat-zat
tidak terdisosiasi, jumlah milimol dan miliosmol adalah sama. Untuk
zat yang terdisosiasi, 2 untuk miliosmol per milimol untuk zat yang
terdisosiasi menjadi dua partikel dan 3 untuk miliosmol per milimol
untuk zat yang terdisosiasi menjadi tiga partikel. Miliosmol dapat
dihitung dengan mengkonversi antara miligram dan miliosmil dengan
rumus sebagai berikut:
Berat molekul
 mg=miliosmol x
Jumlah spesies
Jumlah spesies
 miliosmol=mg x
Berat molekul
Berat zat (g /L)
 mOsmol / L= x no . spesies x 1000
BM zat ( g)

Contoh:
Suatu larutan mengandung 10% dextrosa anhidrat dalam air untuk
diinjeksikan. Berapa konsentrasi larutan tersebut jika dalam
miliosmol/L?
Diketahui:
BM dextrosa anhidrat = 180
Dextrosa tidak mengalami disosiasi sehingga jumlah spesies = 1
Ditanyakan:
mOsmol/L = …?
Penyelesaian:
10 g 100 g
10 %= = , maka:
100 mL L
Berat zat (g /L)
mOsmol / L= x no . spesies x 1000
BM zat ( g)
100 g /L
¿ x 1 x 1000
180
¿ 555,56 mOsmol /L
DAFTAR PUSTAKA

Akers, M.J., 2010, Sterile Drug Products: Formulation, Packaging,


Manufacturing and Quality, Informa Healthcare: New York.

Alexander, M., Ann C., Lisa G., Judy H., dan Roxanne P., 2010, Infusion Nursing,
Elsevier: USA.

Allen, L.V., Nicholas G.P., dan Howard C.A., 2011, Ansel Pharmaceutical
Dosage Form and Drug Delivery System 9th Ed., Wolther Kluwer:
Philadelphia.

Ansel, H.C. dan Shelly J.S., 2017, Pharmaceutical Calculation 15th Edition,
Wolters Kluwer: Philadelphia.

Ansel, H.C., 2013, Pharmaceutical Calculations 14th Edition, Wolters Kluwer:


Philadelphia.

Anthony Y., Chan K., 2016, Biomedical Device Technology, Publisher: USA.

Aulton, M.E. dan Kevin M.G.T., 2013, Aulton’s Pharmaceutics: The Design and
Manufacture of Medicine 4th Edition, Churchill Livingstone: Edinburgh.

Avis, K.E., Herbert. A.L., dan Leon L., 1993, Pharmaceutical Dosage Form:
Parenteral Medications Volume 3, Marcel Dekker: New York.

Bachenhemer, B.S., 2011, Manual Of Pharmacy Technicians 4 Th Edition,


American Society Of Health System-Pharmacy: USA.

Banker, 2002, Modern Pharmaceutics 4th Edition, Marcel Dekker: New York.

Dewit, S.C., dan Candice K.K., 2013, Medical-Surgical Nursing Concepts &
Practice, Elsevier Saunders: USA.

Felton L., 2012, Remington Essentials Of Pharmaceutics, Pharmaceutical Press,


London.
Flanagan, K.W., dan Micki C., 2017, Al Condition In The Athlete, Human Kinetic:
Canada.

Florence, A.T. dan Juergen, S., 2010, Modern Pharmaceutics 5th Edition, CRC
Press: US.

Fulcher, E.M., dan Margaret S.F., 2013, Introduction to Intravenous Therapy For
Health Professionals, Elsivier: USA.
Gennaro, A. R., 2000, Remington: The Science and Practice of Pharmacy Volume
1, Lippincotts William and Wilkins: Philadelphia.

Gennaro,A.R., 1990, Rhemingtons Pharmaceutical Science 18th Edition, Marck


Publishing Company: Pensylvania.

Ghosh, T.K., dan Bhaskara R.J., 2005, Theory and Practice Of Contemporary
Pharmaceutics, CRC Press: New York.

Holdford and Thomas, 2010, Introduce To Hospital And Health-System Phrmacy


Practice, America Society of Health-System Pharmacists: America
.
Hopkin, B.D.A., 1980., Hazards And Errors In Anaesthesia, Springer-Verlag
Berli: New York.

Hubschmann, H.J., 2009, Handbook of GC/MS: Fundamentals and Applications,


Wiley-VCH: Germany.

Jain, S.K., dan Vandana S., 2012, Bentley’s Textbook of Pharmaceutics, Reed
Elsevier: India.

Jones, D., 2008, Pharmaceutical Dosage Form and Design, Pharmaceutical Press:
London.

Josephson, D. L., 2004, Intravenous Infusion Therapy For Nurses Principles &
Practice, Thomson: UK.

Junge, T., 2017, Practical Pharmacology For The Surgical Technologys, Cengage
Learning: Australia.

Kasture, Parakh, Gokhale, S.B., dan Paradkar, 2007, Pharmaceutics II Second


Year Diploma In Pharmacy, Nirali Paraksha: India.

Kee, J.L dan Sally, M.M, 2013, Clinical Calculations: With Applications To
General and Speciality Areas Seventh Edition, Elsevier: USA.
Kee, J.L., dan Evelyn R.H., 1994, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Khan, M.A., dan Indra K.R., 2000, Pharmaceutical and Clinical Calculations,
CRC Press: London.

Lazuardi, M., 2019, Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner Ed. 1, Airlangga
University Press: Surabaya.

March, 2009, Britis National Formulary, BMJ Group: London.


McCarthy, M. W., dan Denise R. K., 2009, Oxford American Handbook Of
Clinical Pharmacy, Oxford University Press: New Yok.

Morton, 2020, The Pharmacy Technician 7 Edition, American Pharmacists


Association: Amerika.

Nema, S., dan John D.L., 2010, Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral
Medications Third Edition, Informa Healthcare: New York.

Nentwich, P.F., 1990, Intravenous Therapy:  A Comprehensive Application of


Intravenous Therapy and Medication Administration, Jones & Bartlett
Learning: Boston.

Niazi, S.K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations


Sterile Products, Informa Healthcare: USA.

Nosek, B.L. dan Deborah T.L., 2013, IV Therapy for Dummies, John Wiley and
Sons: Canada.

Ochoa, P.S., dan Jose A.V., 2015, Concepts in Sterile Preparations and Aseptic
Technique, Jones & Bartlett Learning: USA.

Oetari, R. A., 2018, Teknik Aseptis, UGM Press: Yogyakarta.

Palupi W., 1996, Safe Motherhood Modul Sepsis Puerperalis, EGC: Jakarta.

Perry, A. G., Patricia A. P., dan Wendy O., 2015, Nursing Interventions &
Clinical Skills, Elsevier Health Sciences: USA.

Philips, I., P.D. Meers dan Arcy, 1976, Microbiological Hazards Of Infusion
Theraphy, MTP Press: England.

Reddy, I.K. dan Mansoor A.K., 2005, Essential Math and Calculation for
Pharmacy Technician, CRC Press: London.
Shargel, L., Alan H.M., Paul F.S., dan Larry N.S., 2013, Comprehensive
Pharmacy Review Eight Edition, Wolters Kluwer Lippincott and Willkins:
Philadephia.

Simbolon, D., 2019, Pencegahan Stuntik Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada
Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan, Media Sahabat Cendekia: Bengkulu.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya, 2004, Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Suzanne, C., O'Connell S., Brenda G.B, Janice L., Hinkle, Kerry H. dan Cheever,
2010, Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-surgical Nursing,
Volume 1, Lippincott Williams & Wilkins: USA.

Swarbick, J., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition,


Informa Healthcare: New York.

Syifa, M., 2019, Keracunan Makanan Cegah, Kenali dan Atasi, Tim UB press:
Malang.

Taixeira, M.G., dan Joel L.Z., 2017, Pharmaceutical Calculations 5th Edition,
John Wiley & Sons: New Jersey.

Tjay, T.H., dan Khirana R., 2008, Obat-Obatan Penting, Gramedia: Jakarta.

Torce, S., dan Robert S.K., 1974, Sterile Dosage Form, Lea Febinger:
Philadelphia.

Troy, D.B., 2006, Remington The Science and Practice of Pharmacy 21 st Edition,
Lippiconts Williams and Wilkins: USA.

Watson, J. dan Louise C., 2020, Calculations and Pharmaceutics in Practice,


Elsevier: New York.

Werne, D., Carol.T., dan Jane M., 1980, Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi
Persalinan, Yayasan Essentia Medika: Yogyakarta.

Williams, L., dan Wilkins, 2007, Expert LPN Guides I. V. Therapy, Wolther
Kluwers Business: USA.

Williams, L.S. dan Paula D.H., 2015, Understanding Medical Surgical Nursing,
F.A. Davis: Philadelphia.

Winfield, A.J., J.A. Rees., dan I. Smith, 2009, Pharmaceutical Practice 4th
Edition, Churchill Livingstone: Edinburgh.
Word Pharma Tomorrow, 2018, Pharma Interview Guide A Complete Solution,
Indore: India.

World Health Organization, 2001, The Clinical Use of Blood, WHO Library
Cataloguing: Inggris.

Anda mungkin juga menyukai