Pengauditas Kas Dan Instrumen Keuangan
Pengauditas Kas Dan Instrumen Keuangan
Kas adalah akun yang terlibat pada semua siklus kecuali siklus persediaan dan
penggudangan. Audit atas area ini dilakukan paling akhir karena bukti-bukti yang dikumpulkan
untuk saldo kas sangat tergantung dari hasil pengujian pada siklus yang lain.
Instrument keuangan yang meliputi investasi dalam sekuritas utang dan saham termasuk
istrumen derivatif dalam pelbagai perusahaan sangat beraneka ragam. Penilaian atas istrumen
keuangan bisa sangat kompleks karena ketentuan-ketentuan dalam standar akuntansi keuangan
dan oleh karena itu memerlukan tenaga spesialis.
AKUN IMPREST
Banyak perusahaan menyelenggarakan akum imprest untuk membayar penggajian untuk
meningkatkan pengendalian atas pengeluaran kas untuk penggajian. Suatu jumlah saldo tetap
misalnya Rp 10.000.000,00 ditetapkan untuk akun imprest penggajian. Segera sebelum tanggal
pembayaran gaji/upah, perusahaan menarik check atau melakukan transfer secara elektronik dari
kas umum sebesar total gaji/upah bersih untuk disetorkan ke akun imprest penggajian. Setelah
semua pembayaran gaji/upah dilaksanakan untuk akun imprest tersebut, maka saldo akun akan
tersisa sebesar Rp 10.000.000,00. Dengan cara ini pengawasan akan mudah dilakukan, karena
akun ini hanya didebet untuk gaji/upah mingguan atau dua mingguan atau bulanan, dan dikredit
untuk pembayaran kepada para karyawan.
Akun imprest yang agak berbeda biasa digunakan oleh perusahaan yang beroperasi pada
berbagai lokasi yang berbeda. Dalam tipe ini perusahaan menyelenggarakan satu akun kas untuk
penerimaan, dan satu akun yang lain untuk penerimaan kas. Semua penerimaan disetorkan ke
akun imprest, dan totalnya ditransfer ke akun kas umum secara periodik. Akun untuk
pengeluaran ditetapkan berbasis imprest, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun imprest
penggajian. Suatu saldo tetap disediakan pada akun imprest, dan seorang pegawai perusahaan
yang ditunjuk menggunakan dana ini untuk pengeluaran sepanjang hal ini sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Apabila saldo kas telah menipis, dilakukan pengisian kembali pada akun
imprest untuk pengeluaran tersebut dari kas umum setelah pengeluaran-pengeluaran sebelunya
disetujui. Penggunaan akun imprest semacam ini dapat meningkatan pengawasan terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas.
SETARA KAS
Perusahaan sering menginvestasikan kelebihan kas yang terakumulasi pada waktu
tertentu dalam siklus operasi perusahaan ke dalam setara kas, karena akan dibutuhkan kembali
dalam waktu tidak terlalu lama. Setara kas mempunyai tingkat likuiditas yang sangat tinggi.
Termasuk dalam setara kas adalah deposito atas unjuk, dan money market fund. Setara kas yang
bisa cukup material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas hanya
apabila berupa investasi jangka pendek yang bisa diubah kembali menjadi kas pada jumlah yang
telah diketahui secara cepat, dan tidak ada risiko signifikan pada nilai tukarnya sebagai akibat
perubahan tingkat bunga.
Gambar berikut melukiskan hubungan antara kas umum dengan akun kas lainnya. Semua kas
bermula dari akun kas umum atau disetorkan ke kas umum.
INSTRUMEN KEUANGAN
Akun instrumen keuangan meliputi investasi dalam surat berharga misalnya sekuritas
utang dan sekuritas saham, instrument derivatif, dan aktivitas hedging. Investasi dalam instrumen
keuangan dapat dikelompokkan sebagai sekuritas untuk diperdagangkan, tersedia untuk djual,
dan dimiliki sampai jatuh tempo, sedangkan derivatif dapat dikelompokkan sebagai aset atau
kewajiban, sesuai dengan SAK. Perusahaan membeli sekuritas untuk diperdagangkan dengan
maksud untuk menginvestasikan kelebihan kas untuk sementara waktu atau bisa juga
menginvestasikan dalam instrument keuangan derivatif sebagai cara hedging.
Pengujian atas rekonsiliasi bank akan dapat mengungkapkan kesalahan penyajian yang berbeda
dengan kesalahan penyajian di atas, misalnya:
Check yang belum diuangkan ke bank tidak dimasukkan ke dalam daftar check yang
masih beredar, walaupun check tersebut telah tercatat dalam jurnal pengeluaran kas.
Penerimaan kas oleh klien yang terjadi sesudah tanggal neraca telah dicatat klien sebagai
penerimaan kas tahun yang diperiksa.
Penerimaan kas beberapa waktu sebelum akhir tahun buku dan telah disetorkan ke bank
pada bulan yang sama, tetapi belum dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran
dalam perjalanan.
Pembayaran sebuah utang wesel dan telah didebetkan langsung ke saldo bank, tetapi
tidak tercantum dalam catatan klien.
Pengendalian utama meliputi adanya pembagian tugas yang memadai antara penandatangan
check dengan fungsi utang usaha, penandatangan check hanya bisa dilakukan oleh orang yang
diberi otorisasi oleh perusahaan, penggunaan check bernomor urut tercetak, review yang cermat
atas dokumen-dokumen pendukung oleh penandatangan check sebelum ia menandatangani
check, dan verifikasi internal yang memadai. Rekonsiliasi bank bulanan atas akun bank umum
secara tepat waktu oleh seseorang yang independen dari tugas penanganan dan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas adalah pengendalian internal yang teramat penting berkaitan
dengan saldo kas akhir kas. Rekonsiliasi memastikan bahwa catatan akuntansi mencerrminkan
saldo kas yang sama dengan jumlah kas sesunggunya yang ada di bank setelah
mempertimbangkan hal-hal yang direkonsiliasi. Selain itu rekonsiliasi independen
memungkinkan dilakukannya verifikasi internal transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengendalian atas rekonsiliasi bank akan semakin bermakna apabila dilakukan review oleh
pegawai perusahaan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi bank selesai disusun.
Cutoff laporan bank adalah laporan bank sebagian yang dikirimkan oleh bank langsung
kepada auditor atau secar online ke catatan elektronik akun klien di bank. Tujuan Cutoff laporan
bank adalah untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank akhir tahun
yang dibuat klien dengan bukti yang belum terdapat pada klien. Untuk mencapai tujuan ini,
auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7
sampai 10 hari sejak awal tahun, langsung kepada auditor.
Alternatif lain apabila auditor tidak dapat memperoleh cutoff laporan bank langsung dari
bank, maka auditor dapat menunggu sampai tersedianya laporan bank bulan berikutnya untuk
memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi.Tujuannya adalah untuk menguji apakah pegawai klien
telah menghilangkan, menambahkan, atau mengubah dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian
ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja.
Pengujian Kas
Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki kelemahan
signifikan dalam pengendalian internal untu kas. Auditor menggunakan pengujian kas untuk
menentukan apakah hal-hal di bawah ini telah dilaksanakan :
Semua penerimaan kas disetorkan ke bank
Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi
Semua pengeluaran kas terbukukan dibayar oleh bank
Semua yang di bayar oleh bank telah di catat
Suatu pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi sebagai berikut :
Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada awal periode
pengujian kas.
Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang dicatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode yang direkonsiliasi.
Merekonsiliasi cek-cek yang dibayar bank dan pembayaran secara elektronik dengan
pengeluaran yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada periode direkonsiliasi.
Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada akhir periode
yang diuji.
Pelaku penggelapan biasanya menutupi pencurian kas dengan melakukan kiting, yaitu
mentransfer uang dari bank yang satu ke bank yang lain dan mencatatat transaksi tersebut dengan
cara yang salah. Apabila transfer antar bank tidak dicatat sampai setelah akhir tahun buku,
jumlah transfer antar bank nampak sebagai aset pada kedua bank tersebut. Dengan cara ini untuk
waktu kekurangan kas akibat pencurian tidak akan terlihat.
Untuk menguji ada tidaknya kiting, termasuk menguji kesalahan tidak disengaja dalam
pencatatan transfer antar bank, auditor dapat membuat daftar semua transfer antara bank yang
terjadi beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah akhir tahun dan menulusurnya ke
catatan akuntansi untuk memeriksa apakah hal itu telah dicatat dengan benar. Ada beberapa hal
yang harus diaudit pada daftar transfer antar bank.
Berbeda dengan akun-akun yang lain dimana auditor dapat memilih untuk melakukan
pengujian subtantif yang lebih luas dan mengurangi pengandalan atas pengendalian, penilaian
pengendalian internal atas instrument keuangan diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang dapat diterima, terutama untuk tujuan audit transaksi. Auditor biasanya
mengandalkan pada laporan dari manajer investasi untuk menguji pembelian dan penjualan
sepanjang pengendalian dipandang efektif, menelusur pembayaran atau hasil yang diperoleh ke
catatan pengeluaran kas dan penerimaan kas dan juga memeriksa ketelitian perhitungan laba atau
rugi.
Prosedur analitis dapat digunakan untuk menguji kewajaran pendapatan bunga dan deviden
auditor juga bisa membandingkan persentase relative investasi pada ketiga kategori nilai wajar
dari tahun ke tahun untuk menilai perubahan dalam strategi investasi atau risiko portfolio.
Titik tolak pengujian saldo akhir akun-akun instrument keuangan adalah mendapatkan
suatu daftar aktivitas investasi selama tahun yang diperiksa. Tujuan audit saldo san pengujian
rinci saldo atas instrument keuangan yang lazim dilakukan auditor dapat dilihat pada tabel 20-2
halaman 885. Tujuan terpenting adalah keberadaan, keakuratan, nilai bisa direalisasi untuk
investasi dalam sekuritas, sedangkan kelengkapan juga penting untuk instrumen keuangan
derivatif. Tujuan penyajian dan pengungkapan juga sangat penting karena banyaknya
persyaratan pengungkapan berkaitan dengan estimasi nilai wajar. Auditor meminta konfirmasi
dari pialang untuk mengonfirmasi investasi yang dimiliki pada akhir tahun termasuk transaksi
yang sudah selesai maupun yang belum selesai selama tahun yang diaudit.
Pengujian yang lebih luas berkaitan dengan kelengkapan diperlukan untuk instrument
keuangan derivatif yang ada. Pengujian berkaitan dengan nilai bisa direalisasi bisa berbeda-beda
tergantung pada jenis sekuritas dan standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi bisa
mensyaratkan bahwa instrumen keuangan dicatat atas dasar biaya perolehan, nilai wajar, atau
berdasarkan hasil keuangan di tempat penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusup. 2011. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II. Yogyakarta: STIE
YKPN
PENGAUDITAN II
OLEH: KELOMPOK 10
Universitas Udayana
2016