Anggota Kelompok :
2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Lampiran 1
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian SARS
Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan
akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat
mendadak dan menunjukan gejala gangguan pernapasan pada pasien yang
mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS. Penyakit ini pertama kali
ditemukan pada bulan November 2002 sampai bulan Februari 2003 di
Provinsi Guang Dong, Cina. SARS dengan cepat menyebar ke Hongkong,
Vietnam, Singapura sejak Februari 2003. Pada bulan Maret 2003 WHO
menyatakan ancaman global SARS dan mengeluarkan “travel advisory”.
Pada bulan tersebut SARS sudah menjangkiti 15 negara termasuk
Kanada. Pada bulan April 2003 penyakit ini sudah menyerang 20 negara.
Sampai bulan Maret 2003 penyakit ini sudah menyebabkan 2671 Kasus
dengan jumlah kematian 100 orang (CFR = 3,74 persen). Kasus terbanyak
terdapat di Cina sebesar 1279 kasus denan jumlah kematian 53 orang, Diikuti
Hong Kong (928/25). Amerika serikat (148/0), Sinapura (113/8), dan Kanada
(91/10). Kasus yang paling sedikit terdapat di Australia, Belgia, Brasil,
Irlandia, Rumania, Spanyol, dan Swiss, yaitu masing-masing 1 kasus dengan
jumlah kematian 0. (Iriananto : 185, 2014)
Sindrom pernafasan akut parah ( severe acute respiratory syndrome
/SARS) merupakan kumpulan gejala pada saluran pernafasan seperti batuk,
flu, bersin dan sesak nafas juga terjadi infeksi paru-paru( pneumonia) yang
timbul secara akut atau tiba- tiba dalam hitungan hari serta dapat menjadi
sangat parah bahkan dapat mengancam jiwa (Widodo: 7).
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala
sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi
saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus
(Mansjoer, Arif dkk:1999).
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus
Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan
penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum
diketahui pasti penyebabnya.
B. Etiologi SARS
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan SARS, yaitu (Widodo:
8):
1. Infeksi paru (pneumonia) karena
coronavirus
2. Coronavirus atau multi virus
3. Mutasi gen menjadi virus baru
4. Keseimbangan alam terganggu
WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru
teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus
berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya
“crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri
yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkotalain bisa
karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung
yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumoni
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru
(menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup
oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon,
propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah
yang sangat banyak).
Faktor Predisposisi
1. Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan
congenital,imunologis, BBLR dan premature.
2. Faktor lingkungan : Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap
infeksi,sosial ekonomi, Kepadatan tempat tinggal, cuaca dan polusi
udara.
3. Defisiensi vitamin.
4. Tingkat sosio ekonomi rendah
5. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah.
6. Menderita penyakit kronis.
7. Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang
salah.
Faktor Pencetus SARS
Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat
bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus SARS kehilangan
infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiksasi.
Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran
pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga
sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk
bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang
digunakan oleh pasien SARS.
Gejala lain yang mungkin ditemukan pada penderita SARS adalah: sakit
kepala, kaku otot, lemah, gangguan kesadaran, nafsu makan hilang dan
kemerahan pada kulit.
D. Patofisiologi SARS
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family
paramoxyviridae)yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus
ini stabil pada tinja danurine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat
bertahan lebih dari 4 hari padapenderita diare. Seperti virus lain, corona
menyebar lewat udara, masuk melaluisaluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paruselama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehinggabernapas menjadi sulit.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung
dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet)
saatpasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-
alat yangterkontaminasi.
Cara Penularan Sars
Sars disebabkan oleh virus coronavirus atau paramyxovirus, virus ini
menyebar lewat sekresi pernafasan kemudian tumbuh didinding saluran
pernafasan atas. Masa inkubasi virus ini 2-7 hari, virus penyebab sars sangat
tergantung pada daya tahan tubuh. Bila dayatahan tubuh tidak baik dan
mengidap penyakit, semakin mempercepat kematian. Umumnya, reaksi sars
terlihat dalam kurun waktu 10 hari. Bila penderita sudah melewati masa 10
hari, maka bukan adanya penyakit komplikasi, penderita akan sembuh dengan
sendirinya.
Dalam menularnya suatu penyakit, terdapat 3 fase kerja virus yaitu :
1. Fase I : Menginfeksi Virus
Untuk merusak materi genetik dan tumbuh dalam inang
(manusia/binatang) virus menerobos kulit sel, masuk kedalam sel, dan
kemudian mulai membuka selubung proteinnya serta membanjiri sel
terinfeksi dengan materi genetik dan virus.
2. Fase II : Memperbanyak diri
Virus memperbanyak diri dengan meminjam materi genetik milik sel
yang mereka serang lalu diubah sesuai keperluan virus itu sendiri.
3. Fase III : Sel terinveksi dirusak
Virus-virus yang memperbanyak diri dalam sel itu membuat sel inang
menjadi rusak dan mati. Viru-virus itu keluar dari sel yang mati itu
danmenyerang sel yang masih sehat didekatnya. Mereka lalu
memperbanyak diri lagi, begitu seterusnya.
E. Pathways
F. Pemeriksaan Penunjang SARS
1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram :
Streptococcus pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan
menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan
kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis
SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat
yang seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5. Pemeriksaan Bakteriologis :sputum, darah, aspirasinasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy.
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu
mendeteksi antibody.
G. Penatalaksanaan SARS
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi
yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain :
a. Terapi oksigen.
b. Humidifikasi dengan nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
f. Obat inotropik
g. Ventilasi mekanis
h. Drainase empiema
i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari
pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan
demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan
Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-
diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat
ditarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik
immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan
makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian
kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa
pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
b. Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus.
G. Pencegahan
1. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya
a. Manajemen Penderita
1) Semua penderita suspect dan probable SARS harus dirawat diruang
isolasi atau ruangan kohort. Penderita suspect dan probable harus
dirawat dalam ruangan terpisah
2) Ambil spesimen (spuntum, darah, serum dan urine) untuk
pemeriksaan laboratorium, tujuannya adalah untuk menyingkirkan
penyebab pneumonia yang umum, termasuk yang atipik; selalu
pikirkan kemungkinan koinfeksi SARS dan lakukan pemeriksaan
foto thorax dengan cara yang tepat.
3) Ambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium penunjang diagnosis
SARS seperti : hitung lekosit, hitung trombosit, pemeriksaan
creatinine phosphokinase, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan
urea dan elektrolit, pemeriksaan C-reactive protein dan sera ganda.
4) Petugas yang melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium dan petugas yang melakukan perawatan dan
pengobatan penderita SARS serta yang melakukan tindakan yang
dapat menimbulkan aerosolisasi seperti : melakukan nebulizer,
fisioterapi thorax, bronkoskopi, gastroskopi dan tindakan-tindakan
lain pada saluran nafas, petugas tersebut harus mengenakan PPE
lengkap.
5) Pada saat penderita masuk ruang perawatan segera diberikan
antibiotika yang umum diberikan kepada penderita pneumonia
sampai dengan diagnosa terhadap Respiratory Distress Syndrome
(RDS) yang penyebabnya diketahui dan umum terjadi dimasyarakat
dapat dikesampingkan. Berbagai jenis antibiotika telah dicoba
diberikan kepada penderita SARS tanpa hasil yang jelas. Pada
beberapa penderita SARS tertentu diberikan Ribavirin dengan atau
tanpa steroid, efektivitasnya tidak jelas dan ditemukan banyak efek
samping yang berat.
6) Diusulkan untuk melakukan penelitian efektivitas pemberian terapi
ribavirin dan tindakan lain secara terkoordinasikan dengan
penderita secara multicenter.
b. Manajemen Kontak
1) Berikan penjelasan kepada kontak tentang gejala-gejala dan tanda-
tanda serrta cara-cara penularan SARS. Lakukan pengamatan ketat
terhadap kontak selama 10 hari, anjurkan kepada mereka untuk
tetap tinggal dirumah tidak pergi kemana-mana. Catat suhu badan
mereka setiap hari, tekankan kepada mereka bahwa gejala SARS
pertama yang muncul adalah demam.
2) Pastikan bahwa petugas surveilans selalu mengunjungi atau
menghubungi kontak melalui telpon untuk melihat apakah ada
kenaikan suhu badan atau tanda-tanda dan gejala lainnya muncul.
Apabila ada kenaikan suhu badan dan muncul tanda-tanda dan
gejala-gejala kearah SARS, rujuk dan lakukan pemeriksaan
lanjutan difasilitas kesehatan yang telah ditunjuk dan disiapkan
dengan fasilitas yang memadai untuk menangani penderita SARS.
3) Apabila penderita suspect atau probable SARS sudah dapat
disingkirkan dari diagnosa SARS karena telah ditemukan diagnosa
lain maka kontak ini dapat dikeluarkan dari surveilans dan
dipulangkan atau dirawat sebagai penderita penyakit biasa.
A. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan
SARS :
1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat
bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas
untuk mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.
4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan,
tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi
jantung, dan superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan,
kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti
tindakan yang dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit
pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan
yang dilakukan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
dan obstruksi jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak
adekuat, takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan
dengan faktor biologis.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan perawatan
6. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR
>24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit).
Mendemonstras Informasikan
ikan batuk pada klien
efektif dan dankeluarga
suara nafas tentang
yang bersih, suctioning
tidak ada
Minta klien
sianosis dan
nafas dalam
dyspneu
sebelum suction
Menunjukkan dilakukan.
jalan nafas
Berikan
yang paten
O2dengan
Mampu menggunakan
mengidentifika nasal untuk
sikan dan memfasilitasi
mencegah suksion
factor yang nasotrakeal
dapat
Gunakan alat
menghambat
yang steril setiap
jalan nafas
melakukan
tindakan
Anjurkan
pasien untuk
istirahat dan
napas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal
Monitor status
oksigen pasien
Ajarkan
keluarga
bagaimana cara
melakukan
suksion
Hentikan
suksion dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dan
lain-lain.
Airway
Management
Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift
atau jaw thrust
bila perlu
Posisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas
buatan
Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
Auskultasi
suara nafas, catat
adanya suara
tambahan
Kolaborasi
pemberian
bronkodilator
bila perlu
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor
respirasi dan
status O2
2Defisit Volume NOC: Fluid
cairan management
Fluid balance
berhubungan
Pertahankan
dengan intake
Hydration
catatan intake
oral tidak
dan output yang
adekuat, takipneu, Nutritional
akurat
demam Status : Food
and Fluid
Monitor status
Intake
hidrasi
( kelembaban
membran
Kriteria mukosa, nadi
Hasil : adekuat, tekanan
darah
Mempertahanka
ortostatik ), jika
n urine output
diperlukan
sesuai dengan
usia dan BB, Monitor vital
BJ urine sign
normal, HT
Monitor
normal
masukan
Tekanan darah, makanan / cairan
nadi, suhu dan hitung intake
tubuh dalam kalori harian
batas normal
Lakukan
Tidak ada tanda terapi IV
tanda
Monitor status
dehidrasi,
nutrisi
Elastisitas
turgor kulit
Berikan cairan
baik, membran
mukosa Dorong
lembab, tidak masukan oral
ada rasa haus
Berikan
yang
penggantian
berlebihan
nesogatrik sesuai
output
Dorong
keluarga untuk
membantu
pasien makan
Kolaborasi
dokter jika tanda
cairan berlebih
muncul meburuk
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan
untuk tranfusi
3 KetidakseimbangNOC : NIC:
. an nutrisi kurang Status nutrisi, Eating disorder
dari kebutuhan setelah diberikan manajemen
tubuh penjelasan dan
1. Tentukan
berhubungan perawatan
kebutuhan kalori
dengan kebutuhan nutrisi
harian
ketidakmampuan pasien terpenuhi
pemasukan dengan kriteria
2. Ajarkan klien
berhubungan hasil :
dan keluarga
dengan faktor
tentang
Pemasukan
biologis (sesak
pentingnya
nutrisi yang
nafas).
nutrient
adekuat
3. Monitoring
Pasien mampu
TTV dan
menghabiskan
nilai Laboratoriu
diet yang
m
dihidangkan
4. Monitor intake
Tidak ada
dan output
tanda-tanda
malnutrisi
5. Pertahankan
kepatenan
Nilai
pemberian
laboratorim,
nutrisi parenteral
protein total 8-
8 gr%,
6. Pertimbangkan
Albumin 3.5-
nutrisi enteral
5.4 gr%,
Globulin 1.8- 7. Pantau adanya
3.6 gr%, HB Komplikasi GI
tidak kurang
dari 10 gr %
2. Kolaborasi ahli
gizi
3. Pastikan dapat
diet TKTP
(tinggi kalori
tinggi protein)
4. Berikan
perawatan mulut
5. Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB
6. Jauhkan benda-
benda yang tidak
enak untuk
dipandang
seperti urinal,
kotak drainase,
bebat dan pispot
7. Sajikan
makanan hangat
dengan variasi
yang menarik
4 Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas Activity Therapy
Energy
berhubungan Kolaborasikan
conservation
dengan isolasi dengan Tenaga
respiratory. Rehabilitasi
Self Care :
Medik dalam
ADLs
merencanakan
program terapi
yang tepat.
Kriteria
Bantu klien
Hasil :
untuk
mengidentifikasi
Berpartisipasi
aktivitas yang
dalam aktivitas
mampu
fisik tanpa
dilakukan
disertai
Bantu untuk
peningkatan
memilih aktivitas
tekanan darah,
konsisten yang
nadi dan RR
sesuai dengan
Mampu kemampuan
melakukan fisik, psikologi
aktivitas sehari dan social
hari (ADLs) Bantu untuk
secara mandiri mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendapatkan
alat bantuan
aktivitas seperti
kursi roda, krek
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual
Energy
Management
Observasi adanya
pembatasan klien
dalam
melakukan
aktivitas
Dorong anal
untuk
mengungkapkan
perasaan
terhadap
keterbatasan
Kaji adanya
factor yang
menyebabkan
kelelahan
Monitor
nutrisi dan
sumber energi
Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon
kardiovaskuler te
rhadap aktivitas
Monitor pola
tidur dan
lamanya
tidur/istirahat
pasien
5 Defisit NOC : NIC :
pengetahuan Teaching :
Knowledge :
berhubungan disease Process
disease process
dengan
Berikan penilaian
perawatan
Knowledge :
tentang tingkat
health
pengetahuan
Behavior
pasien tentang
proses penyakit
yang spesifik
Kriteria Jelaskan
Hasil : patofisiologi dari
penyakit dan
Pasien dan
bagaimana hal
keluarga
ini berhubungan
menyatakan
dengan anatomi
pemahaman
dan fisiologi,
tentang
dengan cara
penyakit,
yang tepat.
kondisi,
Gambarkan tanda
prognosis dan
dan gejala yang
program
biasa muncul
pengobatan
pada penyakit,
dengan cara
Pasien dan
yang tepat
keluarga
Gambarkan
mampu
proses penyakit,
melaksanakan
dengan cara
prosedur yang
yang tepat
dijelaskan
Identifikasi
secara benar
kemungkinan
Pasien dan penyebab,
keluarga dengna cara
mampu yang tepat
menjelaskan Sediakan
kembali apa informasi pada
yang dijelaskan pasien tentang
perawat/tim kondisi, dengan
kesehatan cara yang tepat
lainnya Hindari harapan
yang kosong
Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan,
dengan cara
yang tepat
Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara
yang tepat
H. Implementasi
Melakukan tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
dan mencatat setiap tindakan yang dilakukan pada pasien dengan tujuan
untuk kesejahteraan dan kesehatan pasien.
I. Evaluasi
Mengevaluasi semua tindakan yang telah diberikan pada pasien. Jika
dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih
baik. Maka tindakan dapat dihentikan. Jika sebaliknya keadaan pasien
menjadi lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami
perubahan atau perbaikan.
Lampiran 2
SOAL EVALUASI dan KUNCI JAWABAN