Jurnal Erick Riba
Jurnal Erick Riba
Oleh:
Krisis Keuangan yang terjadi di Amerika Serikat berimbas secara global terhadap berbagai
Negara khususnya lembaga keuangan. Pengukuran kinerja efisiensi perbankan berguna untuk
dasar perhitungan kesehatan dan pertumbuhan perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengukur Kinerja Efisiensi Perbankan Indonesia Pasca Krisis Keuangan Global. Dalam
menganalis Tujuh Jurnal menggunakan metode meta analisis, Sebagian Besar Melalui
purposive sampling diperoleh sampel 9-26 Bank dan Data yang dianalisis berdasarkan
metode Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Tingkat
rata-rata tingkat bunga Bank Umum Konvensional lebih tinggi dibanding dengan tingkat
margin di Bank Umum Syariah. (2) Kenaikan pendapatan Bank Umum Syariah lebih tinggi
dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional . (3) Nilai Aset Bank Umum Konvensional
lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Umum Syariah (4) Tingkat resiko
pinjaman/pembiayaan bermasalah di Bank Umum Syariah lebih rendah dibandingkan Bank
Umum Konvensional. Sehingga disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah lebih stabil dan
lebih efisien dibandingkan dengan bank konvensional dalam menghadapi krisis keuangan
global.
1. Pendahuluan
Singkat cerita,Ketika itu kemudahan pemberian kredit terjadi karena harga properti naik di
AS. Kegairahan pasar properti membuat spekulasi di sektor ini meningkat. Para penyedia
kredit properti memberikan suku bunga tetap selama tiga tahun. Hal itu membuat banyak
orang membeli rumah dan berharap bisa menjual dalam tiga tahun sebelum suku bunga
disesuaikan.
Situasi tersebut memicu terjadinya kredit macet di sektor properti (subprime mortgage).
Pasalnya, lembaga pembiayaan sektor properti tersebut meminjam dana jangka pendek dari
pihak lain yakni lembaga keuangan. Dan memberikan jaminan dalam meminjam dana
yakni surat utang subprime mortgage securities, kepada lembaga-lembaga investasi dan
investor di berbagai Negara. Bukan sekadar itu, lebih parahnya lagi hal ini menyebabkan
Domino Effect yang pastinya bukan hanya Negara Paman Sam yang harus menelan pahit
dalam-dalam namun Negara-Negara lain pun juga terkena cipratan dari krisis Keuangan ini
yakni Eropa, Asia Pasifik (terdapat Indonesia disini), Asia Selatan bahkan hingga sampai ke
Timur tengah.
Hal ini mendukung dengan apa yang dikatakan Dr. Budi Hermana, menurut Beliau
dalam bukunya Perbankan Indonesia: Geliat dan Siasat Pasca Krisis Finansial Global, “
Jeratan kredit macet di tangan kiri—atau sisi penggunaan dana bank (use of fund)—
membuat bank akhirnya tidak bisa membayar kewajibannya melalui tangan kanan—atau
sumber dana bank (source of fund). Ketika tangan kanan bank yang sedang sakit tersebut
bergandengan dengan tangan kiri kreditur atau yang memasok dana ke bank, maka para
kreditur bank pun terkontaminasi penyakit pula. Akhirnya institusi keuangan yang saling
bergandengan tangan tersebut sama-sama lumpuh. Itulah fenomena efek domino yang
akhirnya membuat krisis keuangan pun “go international” atau mengglobal.”
Atas dasar itulah, saya tertarik ingin mengetahui bagaimana keadaan efisiensi perbankan
Indonesia pasca krisis financial global. Dan hal ini pun didukung lagi dengan pernyataan
Dr.Budi Hermana dalam bukunya Perbankan Indonesia: Geliat dan Siasat Pasca Krisis
Finansial Global, “Inefisiensi perbankan di Indonesia terlihat dari tingginya rasio biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). BI mencatat, rasio BOPO
perbankan Indonesia 88,6 persen. Bandingkan dengan BOPO bank di Malaysia yang hanya
40 persen dan Filipina 74 persen. Dan terdapat sebuah berita yang mengabarkan “BI:
Bunga Kredit Tinggi, Bank RI Belum Efisien” (Kompas. com, 17/03/2011) “ Informasi ini
semakin mendukung bahwa ternyata, Krisis Keuangan Global memiliki pengaruh terhadap
efisiensi lembaga keuangan khususnya Perbankan Indonesia.
2. Metode Penelitian
Penelitian meta-analisis ini menggunakan sebanyak tujuh macam jurnal ilmiah dimana
bertemakan mengenai “Pengaruh Tingkat Efisiensi Perbankan Indonesia Pasca Krisis
Keuangan Global.”
Sumber Data
Sebagian besar dari ketujuh jurnal ini menggunakan data sekunder yakni laporan keuangan
berupa neraca serta laporan L/R periode 2008-2011 yang telah dipublikasi oleh Bank
Indonesia dan dapat diakses melalui situs web resmi Bank Indonesia.
Serta Populasi yang sering digunakan dalam penelitian 5 (Tujuh) Jurnal ini adalah Bank
Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dimana dibuat secara kelompok dan dibedakan
berdasarkan Prinsip usahanya.
Teknik Pengambilan Sampel
Uji Statistik yang sering digunakan dalam menguji Hipotesis yakni Uji t atau Paired One-
tailed test for lower side, sebab kuantitas sampel yang dari tujuh jurnal tersebut ≤ 30 sampel.
Metode Pengukuran
Metode DEA ini digunakan karena keunggulannya yang dapat menangani banyak input dan
banyak output dengan menggunakan alat ukur yang berbeda tanpa membutuhkan asumsi
mengenai hubungan fungsional antara kedua variable. Oleh sebab itu DEA bisa
memungkinkan peneliti untuk menyertakan semua variable aktivitas/ input yang berhubungan
erat dengan dihasilkannya output.
Variable
Variable yang sering muncul dalam penelitian 5-(Lima) Jurnal ini adalah Variable Input,
yang terdiri dari : Total Simpanan, Aktiva Tetap, Biaya Tenaga Kerja dan Variable Output,
yang terdiri dari : Pembiayaan/ total kredit, laba operasional/pendapatan operasional.
3. Hasil Penelitian
4. Penutup
Dari hasil penelitian dalam 5 (Lima) Jurnal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Krisis keuangan global mempengaruhi kondisi perbankan di Indonesia. Krisis keuangan
mempengaruhi kenaikan tingkat bunga simpanan dan pinjaman di bank konvensional dan
bank syariah. Tingkat rata-rata tingkat bunga bank konvensional lebih tinggi dibanding
dengan tingkat margin di bank syariah. Sementara itu kinerja keuangan kedua bank ini
berbeda. Krisis keuangan 2008 menjadikan tingkat pendapatan yang diperoleh berkurang.
Secara umum kenaikan pendapatan bank syairah lebih tinggi dibandingkan dengan bank
konvensional. Sebaliknya, nilai pendapatan dibandingkan aset menunjukkan bank
konvensional lebih tinggi. Tingkat kemampuan nasabah membayar kewajiban yang diperlihat
dari NPF dalam kondisi krisis menunjukkan penurunan di bank syariah, artinya tingkat resiko
pinjaman/pembiayaan bermasalah di bank syariah menurun di saat krisis keuangan. Di saat
yang sama jumlah FDR bank syariah meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa di saat
krisis pembiayaan bank syariah lebih murah dibandingkan dengan bank konvensional.
(Dalam Heri Sudarsono : Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di
Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah)
Secara umum bisa disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah lebih stabil dana lebih
efisien dibandingkan dengan bank konvensional dalam menghadapi krisis keuangan
global.Sistem keuangan syariah yang tidak mengenal bunga sebab mengunakan sistem jual
beli dan bagi hasil menjadikan bank syariah mampu bertahan dari fluktuasi tingkat bunga
yang disebabkan oleh turunnya nilai rupiah yang disebabkan langkanya dolar di pasar. Selain
itu, kinerja keuangan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional menunjukkan
kondisi keuangan yang konsisten dan efisien.
Hal ini didukung dengan adanya informasi yang saya dapatkan dari Dr. Budi Hermana,
menurut Beliau dalam bukunya Perbankan Indonesia: Geliat dan Siasat Pasca Krisis
Finansial Global, “Perbankan Indonesia secara umum masih sangat mengandalkan Interest
Margin, NIM (Net Interest Margin) perbankan nasional tergolong tinggi, yaitu mencapai 5,8
persen per Desember 2010,” Jadi tidaklah mengherankan perbankan saat periode tersebut
sebagian besar belum efisien.
Dari hasil Kesimpulan dalam 5 Jurnal diatas dapat ditarik sebuah saran yakni :
1. Bagi Bank yang telah efisien hendaknya terus untuk mempertahankan efisiensinya, namun
bukan hanya dengan membiarkan kedua input dan output tersebut, namun dengan
meningkatkan input dan output dengan ukuran yang sama. Sebab semakin baik kemampuan
bank yang telah efisien dalam mengelola input yang telah mereka miliki untuk mengubahnya
kedalam output yang optimal guna meningkatkan keuntungan.
2. Bagi Bank yang belum efisien, harus memperhatikan input atau output yang menjadi
sumber inefisiensi untuk terus diperbaiki. Acuan peningkatan efisiensi adalah dengan melihat
benchmark dari masing – masing bank. Misalnya saja dengan mengalokasikan kelebihan
penggunaan input simpanan ke bagian input aset sehingga bisa menjadi aset yang lebih
produktif. Bisa juga dengan memperbaiki pengelolaan porsi aset produktif baik kredit atau
pembiayaan untuk disalurkan ke masyarakat, sehingga fungsi intermediasi bank menjadi
lebih lancar.
3. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih
banyak dengan harapan untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih optimal dan mampu
menggambarkan efisiensi perbankan nasional secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Soetanto Vanina Tessa, Ricky .2011. Technical Efficiency of Indonesian Commercial
Banks: An Application of Two-Stage DEA . JURNAL MANAJEMEN DAN
KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 107-
116. http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/18327/18172 , diakses
5 April 2014.
[3] Zaenal, Abidin., Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan
Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). JURNAL AKUNTANSI DAN
KEUANGAN, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 21-
29. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/view/17863/17781 , diakses 5
April 2014.
[4] Santoso, Tri Ruddy.2010. Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di
Indonesia (Tahun 1998-2009). JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 12, NO.
2. http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/view/18187/18074 , diakses 5 April
2014.
[5] Sudarsono, Heri.2009.Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:
Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Islam Volume
III, No. 1. http://journal.uii.ac.id/index.php/jei/article/view/2551 , diakses 5 April 2014.
[6] Hermana, Budi.2012.Perbankan Indonesia: Geliat dan Siasat Pasca Krisis Finansial
Global.Leutika Prio http://www.leutikaprio.com/main/media/sample/Perbankkan
%20Indonesia%20PDF%20SAMPLE.pdf, diakses 23 April 2014.
[8] http://www.bi.go.id/id/publikasi/artikel-kertas
kerja/artikel/Documents/691e8d904ce8451ca4dff0e97b1b22afkrisisglobaldanpenyelamatansi
stemperbankanindonesia.pdf , diakses 23 April 2014.
[9]http://www.bi.go.id/id/perbankan/edukasi/Documents/63380176a54443dc8a0e557ef74554
cbPerbankan_Syariah_Lebih_Tahan_Krisis_Global.pdf , diakses 23 April 2014.