4 langkahDiagnosisROS
4 langkahDiagnosisROS
Langkah-langkah diagnosis
Pemeriksaan klinis pada infeksi menular seksual (IMS), lebih menekankan pada
pemeriksaan genital dan organ-organ yang berhubungan. Prinsipnya sama seperti
pada pemeriksaan klinis lainnya, yaitu:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
1. ANAMNESIS
d. Riwayat seksual
g. Riwayat keluarga: pada dugaan IMS yang ditularkan lewat ibu kepada
bayinya.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Perhatikan ukuran, bentuk, jumlah, dan posisi ulkus pada atau di sekitar
genital. Catat pula adakah nyeri. Dasar ulkus harus diraba untuk mencari
indurasi.
Mula-mula meatus dibersihkan dengan kain kasa yang bersih dan kering.
Duh tubuh uretra diambil dengan sengkelit (sengkelit masuk ke dalam uretra
sampai melewati fosa navikularis), kemudian dioleskan pada gelas objek yang
bersih untuk dilakukan pengecatan Gram, atau pada media kultur untuk
gonokokus. Dalam keadaan duh tubuh uretra sangat sedikit, kadang-kadang
perlu dilakukan pengurutan uretra, untuk memperoleh bahan pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan Chlamydia trachomatis, diambil denean t kapas steril yang
dimasukkan ke dalam uretra beberapa sentimeter. Kemudian dimasukkan
dalam media transport khusus. Untuk pemeriksaan T. vaginalis. sengkelit
harus dimasukken sejauh 2 cm ke dalam uretra dengan mengerok sedikit
mukosana Bahan lalu dicampur dengan setetes larutan NaCl fisiologis di atas
gelas objek.
Ulkus dibersihkan dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan larutan
salin fisiologis, eksudat serum diambil dengan ujung gelas objek, dan
dioleskan dalam satu arah pada gelas objek yang lain. Kemudian bahan
diwarnai dengan pewarnaan Gram atau Unnapappanheim. Bila hasil
pemeriksaan ulkus negatif, maka pemeriksaan di atas dilakukan selama 3 hari
berturut-turut.
o Mikroskop fluoresensi
Bahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek, difiksasi dengan
aseton, sediaan diberi antibodi spesifik yang dilabel fluorescein,
kemudian diperiksa dengan mikroskop fluoresensi. Penelitian lain
melaporkan bahwa pemeriksaan ini dapat memberi hasil nonspesifik
dan kurang dapat dipercaya dibandingkan pemeriksaan lapangan gelap.
Tes Wasserman
Tes Kahn
Diagnosis yang lebih akurat didapat dari kultur H.ducreyi. Bahan diambil
dari dasar ulkus yang purulen atau pus bubo, setelah eksudat yang nekrotik
diangkat dengan salin steril nonbakteriostatik. Kultur harus segera diinokulasi
karena belum ada sistem media transport yang memuaskan, Organisme dapat
bertahan selama 2-4 jam pada swab. Pemakaian 2 jenis media perlu untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Media baku berupa agar gonokokus dan agar
Mueller-Hinton. Kedua media mengandung hemoglobin, 5% serum embrio
sapi, ko-enzim, dan asam amino. Dapat ditambahkan 1% Iso-Vitalex yang
mengandung 3 ugr/ml vankomisin untuk mengurangi kontaminasi. Biakan ini
harus diinkubasi pada lingkungan yang mengandung 5% karbon dioksida,
suhu 33°-35° Celcius, dan kelembaban tinggi. Koloni akan tumbuh dalam
waktu 2-4 hari, tetapi dapat sampai 7 hari. Koloni yang khas tampak kecil,
nonmukoid, kuning abu-abu, dan tetap utuh bila diangkat ke permukaan agar.
Pada agar yang mengandung darah kelinci, dapat terlihat zona hemolisis.
Tes serologi untuk ulkus mole telah dicoba. Tes fiksasi komplemen,
presipitin, dan aglutinin menunjukkan hasil positif pada pasien dengan ulkus
genital karena infeksi H.ducreyi. Tes ELISA (Enzyme- linked immunosorbent
assay) memakai whole lysed H.ducreyi sebagai antigen memiliki spesifisitas
dan sensitivitas tinggi.
o Gambaran klinis
o Test Frei
o Test serologi
o Kultur jaringan
1. Gambaran klinis
2. Tes GPR
4. Tes Frei
Frei memperkenalkan tes ini pertama kali pada tahun 1925. Daban
diambil dari aspirasi bubo yang helum pecah. Selain itu ada pula antigen
yang dibuat dari hasil pembiakan dalam sclaput kuning elur embrio ayam,
dengan nama dagang Lygranum.
5. Tes serologi
Tes serologi terdiri atas: complement fixation test (CFT), radio isotop
presipitation (RIP). dan immunofluorescence (micro-IF) typing.
Pada CFT digunakan antigen yang spesifik. merupakan tes yang lebih
sensitif dan dapat lebih dipercaya dari Tes Frei. Terdapat reaksi silang
dengan infeksi Chlamydia yang lain dan antibodi dapat tetap positif
dengan titer tinggi atau rendah sampai beberapa tahun. Titer 1:64 atau
lebih besar secara umum menunjukkan infeksi LGV yang aktif.
Penurunan titer dapat dipakai untuk menunjukkan keberhasilan terapi.
Titer rendah biasa didapatkan pada kasus-kasus inaktif atau infeksi
Chlamydia lain.
Pada tes RIP dan Micro IF typing lebih spesifik dan lebih sensitif dari
CFT dan dapat membedakan serotipe Chlamylia temasuk ketiga serotipe
penyebab LGV. Kekurangannya adalah sangat rumit dan mahal.
6. Kultur Jaringan
Dilakukan di dalam volk sac embrio ayam atau dalam biakan sel
dengan bahan pemeriksaan dari aspirasi pus bubo yang belum pecah
dapat memberi konfirmasi diagnosis.
Cara yang paling baik adalah dengan melakukan kultur jaringan, karena
paling sensitif dan spesifik dibandingkan dengan cara-cara lain. Bila titer virus
dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat dilihat dalam jangka
waktu 24-48 jam. Pertum- buhan virus dalam sel ditunjukkan dengan
terjadinya granulasi sito- plasmik, degenerasi balon dan sel raksasa berinti
banyak. Namun cara ini memiliki kekurangan karena waktu pemeriksaan yang
lama dan biaya yang mahal.
Masih ada sejumlah tes untuk mendeteksi antigen HSV dengan harapan
diagnosis lebih cepat ditegakkan dibandingkan dengan kultur. Tes ini
dilakukan secara imunologik memakai antibodi poliklonal atau monoklonal,
misalnya teknik pemeriksaan dengan imunofluoresensi, imunoperoksidase dan
ELISA. Deteksi antigen secara langsung dari spesimen sangat potensial, cepat,
dan dapat merupakan deteksi paling awal pada infeksi HSV.
Sumber :
Daili, Sjaiful Fahmi; dkk. 2011. Infeksi Menular Seksual Edisi Keempat. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.