Anda di halaman 1dari 30

Redoks dan Elektrokimia

Disusun oleh :
Ina Anggreani (4301419050)
Nuril Azmi (4301419060)
Shella Mutia R (4301419090)
Endah Hani N (4301419100)
Reaksi redoks merupakan gabungan dari dua reaksi
yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Unsur atau
Senyawa yang mengalami reduksi disebut oksidator
dan yang mengalami oksidasi disebut reduktor.
PERBEDAAN REAKSI OKSIDASI DAN
REAKSI REDUKSI

OKSIDASI REDUKSI
• Merupakan reaksi pengikatan oksigen • Merupakan reaksi pelepasan oksigen
contoh : 4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3 contoh : 2 KClO3 2 KCl + 3 O2
2 Mn + O2 2 MnO • Reaksi reduksi akan mengikat elektron
• Reaksi oksidasi akan melepas elektron contoh : Cl + e- Cl-
contoh : Na Na+ + e- O + 2 e- O2-
• Reaksi oksidasi akan mengalami kenaikan biloks • Reaksi reduksi akan mengalami penurunan biloks
• Oksidasi suatu unsur akan menghasilkan oksida
contoh : C + O2 CO2
ATURAN PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI

• Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contohnya bilangan oksidasi atom Ne,
H2, O2, Cu, Fe, dan C adalah nol
• Bilangan oksidasi monoatom sama dengan muatan lainnya. Contohnya biloks dari
Na+ = +1, biloks dari S2- = -2
• Jumlah bilangan oksidasi atom-atom pembentuk poliatom sama dengan
muatan ion poliatom tersebut. Contohnya jumlah bilangan oksidasi
atom S dan atom O dalam SO42- adalah -2
• Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom dalam senyawa adalah nol. Contohnya :
jumlah bilangan oksidasi atom Cu dan atom O dalam CuO adalah nol
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan utama (IA, IIA, IIIA) sesuai dengan
nomor golongannya. Contoh biloks K dalam KCl, KNO3, dan K2SO4 adalah +1
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan transisi lebih dari satu. Contoh : Cu
memiliki biloks +1 dan +2, Fe biloksnya +2 dan +3
• Biloks hidrogen dalam senyawanya adalah +1 kecuali dalam hidria, atom hidrogen
memiliki biloks -1. Biloks H dalam H2O dan NH3 adalah +1, sedangkan dalam NaH
biloks H adalah -1
• Biloks oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam peroksida (-1) & dalam
senyawa biner dengan fluor (+2). Contohnya biloks O dalam H2O = -2,
biloks O dalam H2O2 dan BaO2 = -1
biloks O dalam OF2 = +2
Bagaimana cara membedakan reaksi redoks & bukan
reaksi redoks?
CONTOH REAKSI REDOKS
REAKSI AUTOREDOKS
Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks dengan adanya
satu jenis atom yang bilangan oksidasinya berubah mengalami oksidasi dan
reduksi sekaligus.
Contoh : Cl2 + 2 KOH KCl + KClO + H2O
Pada contoh di atas Cl2 dapat bertindak sebagai oksidator
maupun reduktor. Berikut penjelasannya :
• BO Cl2 adalah 0
• BO Cl pada KCl adalah -1
Menunjukkan bahwa unsur Cl mengalami reduksi 1 elektron
• BO Cl pada KClO adalah +1
Menunjukkan bahwa unsur Cl mengalami oksidasi 1 elektron
Karena Unsur Cl dapat mengalami oksidasi dan juga reduksi
dalam satu reaksi, maka reaksi ini disebut reaksi autoredoks.
REAKSI REDOKS DI SEKITAR KITA

• Reaksi redoks pada pengaratan logam besi


• Reaksi redoks pada pemutihan pakaian
• Reaksi redoks pada penyetruman akumulator
• Reaksi redoks pada ekstraksi logam dan daur ulang perak
Elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia.

Reaksi elektrokimia dibagi menjadi 2 yaitu Sel galvani/sel


volta dan Sel elektrolisis
Sel Galvani atau Sel Volta
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reak
si redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemuk
an oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami
oksidasi, sedangkan logam Cu akan mengalami
reduksi. Reaksi kimianya adalah:

Zn → Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt


Cu2+ + 2 e → Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu, E sel = 1,1 Volt

Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan


kelebihan anion dan kation pada larutan
menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung
terus-menerus.
Notasi Sel galvani
Untuk sel volta, penulisannya adalah: anoda || katoda
atau zat yang teroksidasi || zat yang tereduksi

Seperti pada contoh diatas, berarti notasi selnya


sebagai berikut :
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu, E sel= 1,1 volt
Potensial elektrode dan Reaksi Redoks

a. Potensial elektrode standar


EoH2 = 0 Volt
Jika elektrode lebih mudah mengalami
reduksi dibanding E0H2 ,maka E0 = +
Jika elektrode sukar mengalami reduksi
dibanding E0H2 ,maka Eo = -
b. Meramalkan berlangsungnya suatu reaksi redoks
• Data potensial reduksi standar (E0red) digunakan untuk meramalkan suatu reaksi redok
dapat berlangsung atau tidak dapat berlangsung secara spontan. Potensial elektrode
menyatakan kecenderungan relatif suatu elektrode untuk mengalami reaksi reduksi.
Makin besar potensial elektrode maka makin mudah mengalami reaksi reduksi.
• Potensial sel volta dapat ditentukan melalui eksperimen dengan menggunakan
voltmeter atau dapat dihitung berdasarkan data potensial elektrode positif (katode) &
potensial elektrode negatif (anode).

E0sel = E0red – E0oks atau E0sel = E0katode – E0 anode


E0sel > 0 reaksi berlangsung spontan
Eosel < 0 tidak terjadi reaksi
c. Deret Volta

Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au.

1. Logam yang terletak di sebelah kiri mempunyai E0 yang kecil (negatif) dan
merupakan reduktor kuat.
2. Logam yang letaknya di sebelah kiri dapat mereduksi ion-ion di sebelah
kanannya.
Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana energi listrik
digunakan untuk menjalankan reaksi redoks tidak spontan.
Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang
akan teroksidasi.
Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yg
ada, yaitu kation (K+) atau air (H2O)

Pada anoda, terdapat 3 kemungkinan zat yg


ada, yaitu anion (A-) / air (H20) dan elektroda
. Elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah
bereaksi, ada 3 macam zat yaitu platina (Pt),
emas (Aurum/Au), dan karbon (C) & tak inert
(mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan
Au)
Reaksi yang Terjadi pada Katoda
• Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA
(Be, Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah
2 H2O + 2e → H2 + 2OH-
• Jika kationnya berupa H+, maka reaksinya 2H+ + 2e → H2
• Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam) x+ + xe
→ (nama logam)
Reaksi yang Terjadi pada Anoda
a. Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi:
• Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-),
maka reaksinya 2H2O → 4H+ + O2 + 4e
• Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4OH- → 2H2O + O2 + 4e
• Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah
2X(halida) → X (halida)2 + 2e
b. Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas)
maka reaksinya Lx+ + xe
Hubungan kuantitatif arus listrik dengan massa zat yang dihasilkan
dalam sel elektrolisis

Hukum Faraday I
• Jumlah zat (gram) yang diendapkan atau yang melarut pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah
muatan listrik yang mengalir melalui sel elektrolisis.

• w = massa zat yang dihasilkan pada elektrode (gram)


• e = massa ekuivalen zat hasil elektrolisis
• Ar = massa atom relatif
• n = muatan = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi
• F = jumlah muatan listrik (1 Faraday = 1 F = 96.500 C)
• 1 F = 1 mol elektron = 96.500 Coulomb
• I = arus listrik yang mengalir (ampere)
• t = lama elektrolisis (sekon)
Hukum Faraday II
• Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama di dalam beberapa sel yang
berbeda berbanding lurus dengan massa ekuivalen zat-zat tertentu

• w1 = massa zat yang mengendap di sel 1


• w2 = massa zat yang mengendap di sel 2
• e1 = massa ekuivalen zat 1
• e2 = massa ekuivalen zat 2
Elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari

• Pembuatan alumunium dengan cara elektrolisis


• Proses pemurnian tembaga
• Pemurnian logam magnesium
• Pelapisan logam / penyepuhan
Korosi
a. Proses korosi pada besi
Anode : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e x 2 E0oks = +0,44 V
Katode : O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) x 1 E0red = +1,23 V +
Reaksi sel: 2Fe(s) + O2(g) + 4H+(aq) 2Fe2+(aq) + 2H2O(l) E0sel = +1,67 V

b. Faktor penyebab korosi


1. Kontak langsung logam dengan H2O dan O2.
oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air berfungsi
sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks.
2. Keberadaan zat pengotor di permukaan logam dapat mempercepat korosi.
3. Kontak dengan elektrolit
4. Temperatur, semakin tinggi temperatur semakin cepat terjadi korosi, energi kinetik partikel makin
besar.
5. pH, korosi pada kondisi asam lebih cepat terjadi.
6. Permukaan logam, permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.
7. Mikroba, koloni bakteri menyebabkan korosi pada logam.
Sel volta dalam kehidupan sehari-hari
1) Sel Leclanche
a) Sel kering karbon seng
Menggunakan batang karbon sebagai katode dan plat seng sebagai anode serta
elektrolit pasta NH4Cl. Pasta NH4Cl, yaitu NH4Cl dalam MnO2 dan karbon.
Katode: 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l)
Anode: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e +
Reaksi sel:Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) Mn2O3(s) + Zn2+(aq) + 2NH3(g) + H2O(l)

b) Baterai alkalin
Dalam baterai alkalin digunakan seng sebagai anode dan MnO2 sebagai katode serta
elektrolitnya digunakan KOH.
Anode: Zn(s) + 2OH-(aq) Zn(OH)2(s) + 2e
Katode: MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e Mn(OH)2(s) + 2OH-(aq) +
Reaksi sel: Zn(s) + MnO2(s) + 2H2O(l) Mn(OH)2(s) + Zn(OH)2(s)
2) Sel ukuran kecil
Digunakan untuk batu baterai kalkulator dan jam tangan.
a) Sel merkuri, HgO
Seng sebagai anode, HgO sebagai katode dan menggunkana KOH sebagai
elektrolit yang diserap oleh serbuk seng.
Anode: Zn(s) + 2OH-(aq) ZnO(s) + H2O(l) + 2e
Katode: HgO(s) + H2O(l) + 2e Hg(l) + 2OH-(aq) +
Reaksi sel: Zn(s) + HgO(s) ZnO(s) + Hg(l)

b) Sel perak oksida, Ag2O


Digunakan dalam jam tangan, kalkulator, dan kamera. Untuk katode digunakan
Ag2O dan anode digunakan seng serta elektrolitnya larutan basa.
Anode: Zn(s) + 2OH-(aq) Zn(OH)2(s) + 2e
Katode: Ag2O(s) + H2O(l) + 2e 2Ag(s) + 2OH-(aq) +
Reaksi sel: Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai