Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semen glass ionomer merupakan bahan restorasi berupa bubuk dan cairan.
Bubuk semen glass ionomer adalah calciumfluoroaluminosilicate glass dengan
formula SiO2-Al2O3-CaF2-Na2AlF6-AlPO4 sedangkan cairan adalah larutan
polyacrylic acid/ iatonic acid copolymer dalam air. Klasifikasi semen glass
ionomer terdapar 3 jenis, yaitu tipe I sebagai luting, tipe II sebagai restorasi
untuk kasus abrasi dan erosi, restorasi gigi sulung, restorasi kelas III dan V, serta
tipe III sebagai bahan lining dan fissure sealant, untuk menutup fitur oklusal dan
lining di bawah tumpatan komposit yang disebut sandwich technique.
Kontraindikasi semen glass ionomer adalah penganti amalgam, restorasi klas II
dan klas IV, pengganti daerah cusp yang rusak.
Hal yang perlu diperhatikan pada manipulasi glass ionomer yaitu, rasio
antara bubuk dan cairan yang harus tepat, mixing time 30-60 detik (tergantung
produk), harus segera diaplikasikan karena working time setelah mixing time 2
menit. Untuk memperpanjang working time, maka dapat digunakan cold glass
lab.1
Perlekatan glass ionomer adalah secara kimia pada enamel dan dentin
selama proses pengerasan. Mekanisme perlekatan adalah ionic interaction dan
calcium atau phosphate ion dari permukaan enamel atau dentin.1

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa memanipulasi semen glass ionomer dengan tepat dengan
mengunakan alat yang benar.
2. Mahasiswa mampu membedakan setting time semen glass ionomer dengan
variasi rasio bubuk atau cairan.

1
1.3. Pengertian Semen Ionomer Kaca
Semen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang
menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini
mendapatkan namanya dari formulanya, yaitu suatu bubuk kaca dan asam
ionomer yang mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen
polialkenoat.2
Semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan
dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V.
pengunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan
perekat,pelapik,bahan restorative untuk konservatif kelas I dan II, membangun
badan inti, dan sebagai penutup ceruk dan fisura. Semen ionomer kaca tidak
dianjurkan untuk kavitas kelas II dan kelas IV karena sampai saat ini formulanya
kurang kuat dan lebih peka terhadap keausan jika dibandingkan dengan
komposit.2
Komposisi bubuk semen ionomer kaca adalah2
A B
 SiO2 41.9% 35,2%
 Al2O3 28,6% 20,1%
 AlF 1,6% 2,4%
 CaF2 15,7% 20,1%
 NaF 9,3% 3,6%
 AlPO4 3,8% 12,0%
Bahan mentah digabung sehingga membentuk kaca yang seragam dengan
memanaskannya lalu diproses sehingga membentuk kaca yang oval. Formula asli
cairannya terdiri dari asam poliakrilik, kopolimer asam iatonik (iatonic acid
copolymer) dalam 45-50 persen air distabilisasi dengan lima persen asam tartar
untuk mencegah pengentalan dan pembentukan gel sewaktu penyimpanan
ditambah dengan asam maleik.2

2
1.4. Klasifikasi Semen Ionomer Kaca
Semen inomer kaca berdasarkan pemakaiannya dapat diklasifikasikan atas
beberapa tipe, yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV, dan tipe V.2
1. Tipe I sebagai Semen Perekat (luting)
Tipe ini dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk gigi sulung
maupun untuk gigi tetap. Semen perekat dapat digunakan untuk inlay ,onlay,
mahkota dan pada perawatan ortodontik cekat. 2
2. Tipe II sebagai Bahan Restorasi
a) Tipe IIa sebagai Restorative Aesthetic
Penggunaan semen ionomer kaca sebagai semen tumpatan terutama
pada gigi anterior oleh karena lebih memerlukan kekuatan dan ketahanan
terhadap abrasi, karies pada bagian leher gigi dan akar yang umumnya
sensitif maupun daerah yang mengalami erosi atau abrasi servikal. Sebagai
estetik, ketahanan lambat untuk air serapan tetapi jika resin dimodifikasi
maka setting time cepat, dan memiliki ketahanan terhadap penyerapan air.
b) Tipe IIb Restorative Reinforced
Tipe IIb sebagai bahan restoratif untuk mempertahankan sifat fisik
dantidak untuk estetika, yaitu pada gigi posterior dan pada fissure sealant.
Tipe IIb memiliki setting time yang cepat.
3. Tipe III sebagai Pelapik dan Basis (Liners dan Base Cement)
Sebagai pelapik, semen ionomer kaca merupakan suatu bahan yang
diletakan berupa lapisan tipis. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
perlindungan terhadap iritasi kimia. Sebagai basis dari tumpatan, selain
berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia, semen ionomer kaca juga
menghasilkan penyekat panas dan menahan tekanan yang diberikan selama
penumpatan restorasi. 2
4. Tipe IV sebagai Inti Pasak

3
Salah satu cara untuk mempertahankan gigi setelah dilakukan perawatan
saluran akar yaitu dengan pembuatan inti pasak yang merupakan persiapan
untuk restorasi mahkota.2
5. Tipe V sebagai Semen Ortodontik (Band Orthodontic)
Sebagai bahan dasar perekat pada ortodontik atau yang sering disebut
sebagai band orthodontic.

1.5. Sifat, Keuntungan, dan Kerugian Semen Ionomer Kaca


Bahan tambalan ideal harus dapat membentuk bagian yang integral dengan
gigi yang direstorasi, berarti bahan tersebut harus harmonis dengan jaringan
secara biologi,kimia,fisika dan optis. Dengan kata lain, bahan tambalan yang
ideal harus melekat dan beradaptasi baik dengan kavitas, bebas dari bahan yang
mengiritasi, mempunyai penampilan, dan sesuai dengan sifat-sifat fisik dan
termis dari jaringan gigi. Semen ionomer kaca merupakan gabungan kebaikan-
kebaikan dari bahan-bahan restorasi yang telah ada yaitu semen silikat, semen
karboksilat dan resin komposit.3
1. Sifat Biologis
Semen ionomer kaca tidan mengiritasi pulpa atau jaringan lunak lainnya,
maka semen ini merupakan bahan yang biokompatibilitas dan tahan terhadap
asam yaitu: 3
a. Kontinuitas antar semen ionomer kaca dengan permukaan luar gigi baik
dan dapat mencegah terbentuknya micro leakage dan plak.
b. Toleransi pulpodentinal organ terhadap semen ionomer kaca
2. Sifat Kimia
Ikatan semen ionomer kaca dengan jaringan gigi merupakan ikatan secara
fisiko-kimia. Ikatan ini menghasilkan adaptasi yang rapat antara semen
ionomer kaca dengan tepi kavitas, berarti semen ionomer kaca menyebabkan
penutupan margin yang rapat dan tidak bocor (mengurangi marginal leakage).
Adanya sifat adhesi semen ini dapat digunakan untuk memperbaiki kontur
akibat erosi atau abrasi pada leher gigi tanpa harus melakukan preparasi gigi.3

4
Semen ionomer kaca mencapai perlekatan yang maksimal dengan email
dan dentin. Ikatan semen ionomer kaca pada email dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin oleh karena itu untuk menambah ikatannya
pada jaringan gigi harus bersih dari pelikel atau debris. Di samping itu harus
dilakukan surface pretreatment (dentin conditioning) yang tujunnya untuk
menambah sifat adhesive dengan dentin.3
Semen ionomer kaca memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan bahan
ini mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan agak basah.
Juga memiliki siafat antikariogenik karena mengandung ion fluor yang
dilepaskan secara teratur dna terus-menerus sehingga dapat melindungi
struktur di sekitar kavitas gigi terhadap terjadinya karie sekunder. Kandungan
flour dalam restorasi semen ionomer kaca berkisar antara 12-18 persen. Pada
awalnya flour akan dilepaskan dalam jumlah besar, selanjutnya akan menurun
dengan bertambahnya umur restorasi. Aplikasi larutan yang mengandung
flour akan meningkatkan kembali jumlah flour yang dilepas oleh restorasi
semen ionomer kaca karena semen ini mampu menyerap flour yang bersala
dari luar. Hal ini menyebabkan semen ionomer kaca digunakan sebagai
restorasi preventif.3
3. Sifat Fisika
Restorasi semen ionomer kaca dapat selesai dalam waktu 3-8 menit, lalu
akan mengers dan berwarna translusen. Walauoun kekuatan kompresif semen
ionomer kaca sekitar 200 MPa. Dengan kekuatan fleksur sekita 5-40 MPa
diperoleh setelah 24 jam pencampuran. Kekuatan ini dipengaruhi
perbandingan bubuk dan cairan secara perlahan kekuatannya meningkat
setelha satu tahun dalam mulut menjadi dua kali (400 MPa). Untuk menambah
kekuatan komprehsif dapat dilakukan dengan menambah partikel seperti emas
dan perak.3
4. Sifat Optis
Semen yang baik bersifat translusen seperti porselen atau semen silikat.
Pada awalnya semen ionomer kaca kurang bersifat translusen bila disesuaikan

5
dengan email, karena itukah semen ini belum bisa menglahkan resin komposit
bila digunakan pada labial yang luas. Opasitas semen ionomer kaca bervariasi
antara 0,45-0,80 tergantung dari komposisi dan distribusi ukuran partikel.3
Kelebihan semen ionomer kaca antara lain:3
1. Warna serupa dengan gigi.
2. Hasil tambalan halus dan licin, tidak mengiritasi pulpa dan jaringan mulut
lainnya.
3. Manipulasi sederhana dan singkat sehingga sangat baik digunakan untuk
anak-anak.
4. Panas pada waktu pengerasan sangat rendah koefisien ekspansi termalnya
sama dengan jaringan gigi.
5. Pengerutan saat setting minimal.
6. Dapat mencegah micro leakage dan terbentuknya plak.
Kerugian semen ionomer kaca adalah:3
1. pH kurang dari 3 dalam jangka waktu yang lama.
2. Nilai Tensile rendah, oleh karena itu harus cukup di dukung oleh dentin yang
sehat.
3. Nilai kekuatan kompresif rendah sehingga pengunaannya terbatas dengan
tekanan oklusi yang rendah.

6
BAB II

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat
Alat Fungsi
Untuk mengaduk powder dan liquid
Pengaduk plastic
agar tercampur dengan baik
Sebagai tempat alas untuk
Paper pad
mengaduk bubuk dan cairan
Celluloid strip
Sebagai alas untuk meletakkan
Lempeng kaca cetakan plastik yang akan diisi semen
ionomer kaca
Cetakan plastik dengan ukuran Sebagai tempat meletakkan hasil
diameter 10 mm, tebal 1 mm adukan bubuk dan cairan
Sebagai alat untuk mengambil hasil
Plastic filling instrument adukan bubuk dan cairan serta
meletakkan ke cetakan plastik.
Untuk mengetahui setting time semen
Sonde
ionomer kaca

3.2. Bahan
Bahan Fungsi
Bubuk dan cairan glass ionomer tipe II
Varnis
Vaselin

7
BAB III

MANIPULASI SEMEN IONOMER KACA

3.1. Cara Manipulasi Semen Ionomer Kaca


Cara manipulasi semen ionomer kaca yaitu:
1. Permukaan cetakan dan celluloid strip diulasi dengan vaselin, kemudian
cetakan diletakkan di atas celluloid strip dan lempeng kaca.
2. Bubuk diambil 1 sendok takar, letakkan di atas paper pad.
3. Cairan diteteskan 1 tetes, dengan cara memegang botol secara vertikal
kemudian ditekan perlahan-lahan, diteteskan di dekat bubuk (P : L = 3,8 : 1
merk ChemFlex)
4. Waktu awal pencampuran dicatat menggunakan stopwatch. Bubuk dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan selama 5 detik,
kemudian ditambahkan bubuk bagian kedua dan diaduk kurang lebih selama
10 detik sampai homogen. Total waktu pencampuran adalah 20 detik.
5. Adonan dimasukkan ke dalam cetakan dengan menggunakan plastic filling
instrument kemudian permukaan diratakan. Permukaan adonan ditutup
dengan pita celluloid strip. Working time mulai awal pengadukan sampai 1,5
menit.
Setting time diukur dengan menusuk permukaan adonan glass ionomer
menggunakan ujung sonde, hingga sonde tidak dapat menembus permukaan
adonan. Setting time dicatat yang dihitung sejak awal pencampuran hingga semen
mengeras.

3.2. Hasil Pengamatan

No Percobaan (P:L) Setting Time


.
1. P = 3,8 gram; L = 1 ml 6 menit

8
2. Mengurangi ½ ukuran bubuk (P= 1,9 : L= 1) 9 menit 10 detik
3. Menambahkan ½ ukuran bubuk ( P= 5,7 : L=1) 4 menit 20 detik

9
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil praktikum menunjukkan bahwa dengan penambahan rasio dari powder


(bubuk) maka waktu setting dari semen gelas ionomer semakin cepat. Sebaliknya,
bila terjadi pengurangan rasio powder (bubuk) maka waktu setting dari semen gelas
ionomer semakin lambat. Selain rasio powder dengan liquid, ada lagi yang harus
diperhatikan seperti alas untuk mengaduk, viskositas, dan kontaminasi dengan
atmosfer (udara) ruangan, serta kadaluarsanya bahan.
Setting time juga dipengaruhi oleh kontaminasi bahan dengan atmosfer dan
kadaluarsanya bahan. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dari bahan. Jika
bahan semen glass ionomer kontak dengan udara terlalu lama ataupun sudah
kadaluarsa maka setting time menjadi lebih lama.2
Viskositas juga sangat berpengaruh terhadap setting time, Bila viskositasnya
kurang maka setting time lebih lama. Untuk itu sekarang ditambahkan asam tartarik
ke dalam cairan untuk meningkatkan viskositas sehingga setting time menjadi lebih
cepat.
Setting time juga dipengaruhi oleh kontaminasi bahan dengan atmosfer dan
kadaluarsanya bahan. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dari bahan. Jika
bahan semen gelas ionomer kontak dengan udara terlalu lama ataupun sudah
kadaluarsa maka settingnya menjadi lebih lama.2
Untuk alas aduk sebaiknya menggunakan alas kertas karena lebih
mempertahankan sifat bahan baik itu terhadap powder (bubuk) dan liquid (cairan).
Jika menggunakan kaca, akan memperlambat reaksi dan menambah working time.
Selain itu alas kaca tidak digunakan jika temperaturnya di bawah titik embun yaitu
temperatur yang meningkatkan kondensasi cairan pada alas kaca, yang dapat
mengubah keseimbangan asam-air yang diperlukkan untuk terjadinya reaksi. 2

10
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Jadi rasio antara bubuk dan cairan mempengaruhi setting time dalam
manipulasi bahan. Dengan penambahan rasio dari powder (bubuk), maka setting
time dari semen gelas ionomer semakin cepat. Sebaliknya, bila rasio powder
(bubuk) dikurangi maka setting time dari semen gelas ionomer semakin lambat.
Selain rasio powder dengan liquid, ada lagi yang harus diperhatikan seperti alas
untuk mengaduk, viskositas, dan kontaminasi dengan atmosfer (udara) ruangan
serta kadaluarsanya bahan.

5.2. Saran
1. Sebaiknya dalam praktikum, semua mahasiswa sebagai praktikan ikut
berpartisipasi aktif dalam setiap tahap pengerjaan di dalam praktikum.
2. Mahasiswa memperhatikan setiap tahap praktikum sehingga mengerti jika
terjadi adanya perbedaan hasil dari beberapa percobaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Blok 4 Bahan Kedokteran Gigi.


Banjarbaru: Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat.
2. Anusavice, K.J. 2004. Phillps. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta: EGC.
3. Sutadi, H. 1998. Penggunaan Glass Ionomer Cement dalam Ilmu Kesehatan Gigi
Anak. Jakarta: FKG UI.

12

Anda mungkin juga menyukai