Gic 2012
Gic 2012
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa memanipulasi semen glass ionomer dengan tepat dengan
mengunakan alat yang benar.
2. Mahasiswa mampu membedakan setting time semen glass ionomer dengan
variasi rasio bubuk atau cairan.
1
1.3. Pengertian Semen Ionomer Kaca
Semen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang
menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini
mendapatkan namanya dari formulanya, yaitu suatu bubuk kaca dan asam
ionomer yang mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen
polialkenoat.2
Semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan
dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V.
pengunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan
perekat,pelapik,bahan restorative untuk konservatif kelas I dan II, membangun
badan inti, dan sebagai penutup ceruk dan fisura. Semen ionomer kaca tidak
dianjurkan untuk kavitas kelas II dan kelas IV karena sampai saat ini formulanya
kurang kuat dan lebih peka terhadap keausan jika dibandingkan dengan
komposit.2
Komposisi bubuk semen ionomer kaca adalah2
A B
SiO2 41.9% 35,2%
Al2O3 28,6% 20,1%
AlF 1,6% 2,4%
CaF2 15,7% 20,1%
NaF 9,3% 3,6%
AlPO4 3,8% 12,0%
Bahan mentah digabung sehingga membentuk kaca yang seragam dengan
memanaskannya lalu diproses sehingga membentuk kaca yang oval. Formula asli
cairannya terdiri dari asam poliakrilik, kopolimer asam iatonik (iatonic acid
copolymer) dalam 45-50 persen air distabilisasi dengan lima persen asam tartar
untuk mencegah pengentalan dan pembentukan gel sewaktu penyimpanan
ditambah dengan asam maleik.2
2
1.4. Klasifikasi Semen Ionomer Kaca
Semen inomer kaca berdasarkan pemakaiannya dapat diklasifikasikan atas
beberapa tipe, yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV, dan tipe V.2
1. Tipe I sebagai Semen Perekat (luting)
Tipe ini dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk gigi sulung
maupun untuk gigi tetap. Semen perekat dapat digunakan untuk inlay ,onlay,
mahkota dan pada perawatan ortodontik cekat. 2
2. Tipe II sebagai Bahan Restorasi
a) Tipe IIa sebagai Restorative Aesthetic
Penggunaan semen ionomer kaca sebagai semen tumpatan terutama
pada gigi anterior oleh karena lebih memerlukan kekuatan dan ketahanan
terhadap abrasi, karies pada bagian leher gigi dan akar yang umumnya
sensitif maupun daerah yang mengalami erosi atau abrasi servikal. Sebagai
estetik, ketahanan lambat untuk air serapan tetapi jika resin dimodifikasi
maka setting time cepat, dan memiliki ketahanan terhadap penyerapan air.
b) Tipe IIb Restorative Reinforced
Tipe IIb sebagai bahan restoratif untuk mempertahankan sifat fisik
dantidak untuk estetika, yaitu pada gigi posterior dan pada fissure sealant.
Tipe IIb memiliki setting time yang cepat.
3. Tipe III sebagai Pelapik dan Basis (Liners dan Base Cement)
Sebagai pelapik, semen ionomer kaca merupakan suatu bahan yang
diletakan berupa lapisan tipis. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
perlindungan terhadap iritasi kimia. Sebagai basis dari tumpatan, selain
berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia, semen ionomer kaca juga
menghasilkan penyekat panas dan menahan tekanan yang diberikan selama
penumpatan restorasi. 2
4. Tipe IV sebagai Inti Pasak
3
Salah satu cara untuk mempertahankan gigi setelah dilakukan perawatan
saluran akar yaitu dengan pembuatan inti pasak yang merupakan persiapan
untuk restorasi mahkota.2
5. Tipe V sebagai Semen Ortodontik (Band Orthodontic)
Sebagai bahan dasar perekat pada ortodontik atau yang sering disebut
sebagai band orthodontic.
4
Semen ionomer kaca mencapai perlekatan yang maksimal dengan email
dan dentin. Ikatan semen ionomer kaca pada email dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin oleh karena itu untuk menambah ikatannya
pada jaringan gigi harus bersih dari pelikel atau debris. Di samping itu harus
dilakukan surface pretreatment (dentin conditioning) yang tujunnya untuk
menambah sifat adhesive dengan dentin.3
Semen ionomer kaca memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan bahan
ini mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan agak basah.
Juga memiliki siafat antikariogenik karena mengandung ion fluor yang
dilepaskan secara teratur dna terus-menerus sehingga dapat melindungi
struktur di sekitar kavitas gigi terhadap terjadinya karie sekunder. Kandungan
flour dalam restorasi semen ionomer kaca berkisar antara 12-18 persen. Pada
awalnya flour akan dilepaskan dalam jumlah besar, selanjutnya akan menurun
dengan bertambahnya umur restorasi. Aplikasi larutan yang mengandung
flour akan meningkatkan kembali jumlah flour yang dilepas oleh restorasi
semen ionomer kaca karena semen ini mampu menyerap flour yang bersala
dari luar. Hal ini menyebabkan semen ionomer kaca digunakan sebagai
restorasi preventif.3
3. Sifat Fisika
Restorasi semen ionomer kaca dapat selesai dalam waktu 3-8 menit, lalu
akan mengers dan berwarna translusen. Walauoun kekuatan kompresif semen
ionomer kaca sekitar 200 MPa. Dengan kekuatan fleksur sekita 5-40 MPa
diperoleh setelah 24 jam pencampuran. Kekuatan ini dipengaruhi
perbandingan bubuk dan cairan secara perlahan kekuatannya meningkat
setelha satu tahun dalam mulut menjadi dua kali (400 MPa). Untuk menambah
kekuatan komprehsif dapat dilakukan dengan menambah partikel seperti emas
dan perak.3
4. Sifat Optis
Semen yang baik bersifat translusen seperti porselen atau semen silikat.
Pada awalnya semen ionomer kaca kurang bersifat translusen bila disesuaikan
5
dengan email, karena itukah semen ini belum bisa menglahkan resin komposit
bila digunakan pada labial yang luas. Opasitas semen ionomer kaca bervariasi
antara 0,45-0,80 tergantung dari komposisi dan distribusi ukuran partikel.3
Kelebihan semen ionomer kaca antara lain:3
1. Warna serupa dengan gigi.
2. Hasil tambalan halus dan licin, tidak mengiritasi pulpa dan jaringan mulut
lainnya.
3. Manipulasi sederhana dan singkat sehingga sangat baik digunakan untuk
anak-anak.
4. Panas pada waktu pengerasan sangat rendah koefisien ekspansi termalnya
sama dengan jaringan gigi.
5. Pengerutan saat setting minimal.
6. Dapat mencegah micro leakage dan terbentuknya plak.
Kerugian semen ionomer kaca adalah:3
1. pH kurang dari 3 dalam jangka waktu yang lama.
2. Nilai Tensile rendah, oleh karena itu harus cukup di dukung oleh dentin yang
sehat.
3. Nilai kekuatan kompresif rendah sehingga pengunaannya terbatas dengan
tekanan oklusi yang rendah.
6
BAB II
3.1. Alat
Alat Fungsi
Untuk mengaduk powder dan liquid
Pengaduk plastic
agar tercampur dengan baik
Sebagai tempat alas untuk
Paper pad
mengaduk bubuk dan cairan
Celluloid strip
Sebagai alas untuk meletakkan
Lempeng kaca cetakan plastik yang akan diisi semen
ionomer kaca
Cetakan plastik dengan ukuran Sebagai tempat meletakkan hasil
diameter 10 mm, tebal 1 mm adukan bubuk dan cairan
Sebagai alat untuk mengambil hasil
Plastic filling instrument adukan bubuk dan cairan serta
meletakkan ke cetakan plastik.
Untuk mengetahui setting time semen
Sonde
ionomer kaca
3.2. Bahan
Bahan Fungsi
Bubuk dan cairan glass ionomer tipe II
Varnis
Vaselin
7
BAB III
8
2. Mengurangi ½ ukuran bubuk (P= 1,9 : L= 1) 9 menit 10 detik
3. Menambahkan ½ ukuran bubuk ( P= 5,7 : L=1) 4 menit 20 detik
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Jadi rasio antara bubuk dan cairan mempengaruhi setting time dalam
manipulasi bahan. Dengan penambahan rasio dari powder (bubuk), maka setting
time dari semen gelas ionomer semakin cepat. Sebaliknya, bila rasio powder
(bubuk) dikurangi maka setting time dari semen gelas ionomer semakin lambat.
Selain rasio powder dengan liquid, ada lagi yang harus diperhatikan seperti alas
untuk mengaduk, viskositas, dan kontaminasi dengan atmosfer (udara) ruangan
serta kadaluarsanya bahan.
5.2. Saran
1. Sebaiknya dalam praktikum, semua mahasiswa sebagai praktikan ikut
berpartisipasi aktif dalam setiap tahap pengerjaan di dalam praktikum.
2. Mahasiswa memperhatikan setiap tahap praktikum sehingga mengerti jika
terjadi adanya perbedaan hasil dari beberapa percobaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12