Infeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
2. Patogenesis
Terjadinya infeksi odontogenik dipengaruhi oleh daya tahan tubuh dan mikroorganisme
pathogen, dari dua hal tersebut akan terbentuk homeostasis. Setelah terbentuk homeostasis,
akan terjadi inokulasi atau invasi mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh, yang akan
merangsang tubuh untuk memberikan respon berupa inflamasi. Yang kemudian terjadi infeksi
odontogenik.
4. Gambaran Klinis
a. Lokalis
i. Pembengkakan
ii. Nyeri
iii. Gigi gioyang
b. Sistemik
i. Demam
ii. Malaise
iii. Tanda kardinal inflamasi (merah, bengkak, panas, nyeri, hilangnya fungsi)
c. Pemeriksaan Penunjang
i. Leukositosis atau leukositopenia (jarang), Laju endap darah (LED) é C-
rective protein (CRP) é
ii. Gambaran radiolusensi pada regio infeksi
5. Penyebaran Infeksi
a. Abses Sublingual
Terjadi pada dasar mulut diatas dari otot Mylohyoid. Biasanya disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari gigi Molar Rahang Bawah. Insisi drainage pada mukosa
dasar mulut sejajar dengan duktus Whartoni, tidak terlalu dalam dilanjutkan
dengan diseksi tumpul.
b. Abses Submandibular
biasanya pada gigi molar bawah yang menembus tulang kortikal di bawah
perlekatan otot mylohyoid. Insisi drainage minimal 2 jari di bawah tepi
mandibula untuk menghindari cidera saraf fasialis, sejajar dengan tepi bawah
mandibula .
c. Abses Submentale
Disebabkan abses periapikal gigi anterior rahang bawah. Insisi horizontal 1-3cm
dibawah tepi bawah mandibula.
d. Angina Ludwig/Pleghmon
Penyebaran infeksi yang meliputi 3 space : sublingual, submandibula, dan
submental.
e. Abses Bukal
infeksi odontogenik yang menembus tulang kortikal di atas perlekatan otot
buccinator pada gigi atas, atau di bawah otot buccinator pada gigi bawah
f. Abses Canine Space
Pembengkakan pada anterior maksila dengan eritema dan edem pada kelopak
mata
g. Abses Submandibular & Abses Pterygomandibular
Abses submasseter dan pterygomandibular berada di sekitar ramus mandibula,
berasal dari molar rahang bawah . Insisi dilakukan sama seperti abses
submandibula
h. Abses Temporal
Dibagi berdasarkan otot temporal menjadi :
1. Superfisial
2. Dalam
Etiologi :
1. Perluasan abses bukal
2. Infeksi molar 3 RA dan RB
3. Pembedahan TMJ
i. Abses Lateral Pharyngeal
Abses terjadi pada dasar tengkorak sampai tulang hyoid. Abses dapat
mendorong dinding lateral pharyngeal, tonsil, uvula karena pembengkakakn à
obstruksi jalan nafas. Trismus à inflamasi otot pterygoid . Insisi dilakukan pada
bagian anterior otot sternocleidomasoid.
j. Abses Retropharyngeal
Terletak antara Bucopharyngeal fascia dan Alar Fascia
k. Meningitis dan Abses Otak
Meningitis : radang selaput otak dapat disebabkan oleh infeksi regio mulut dan
maksilofasial. Gejala klinis yang terjadi adalah sakit kepala, suhu tinggi, kaku pada
leher, muntah, nafas cepat, dan koma
l. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah inflamasi pada tulang kortikal (dapat meluas pada tulang
kortikal dan periosteum). Osteomyelitis dapat terjadi akibat Infeksi odontogenik,
peri-implantitis, kista atau tumor yang terinfeksi, infeksi luka operasi atau trauma.
Patogenesis Osteomyelitis :
• Infeksi periapikal meluas ke tulang alveolar mengganggu vaskularisasi
• Suplai nutrisi tulang cancellous terganggu menyebabkan nekrosis tulang
• Terbentuk sequestrum
• Infeksi meluas ke tulang kortikal menyebabkan inflamasi pada periosteum
• Nekrosis tulang kortikal à sinus tract ke permukaan kulit atau muosa
Gambaran klinis dari osteomyelitis yaitu : Nyeri, Paresthesia , Demam, dan telihat Kerusakan
tulang pada gambaran radiografis
Osteomyelitis dibagi menjadi dua, yaitu Osteomyelitis Akut dan Osteomyelitis Kronis
Terapi antibiotik