Anda di halaman 1dari 18

Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hati memiliki beberapa fungsi, yaitu tempat metabolisme nutrisi
makro (karbohidrat, lemak, dan protein), tempat penyimpanan besi
dan vitamin, pembentuk faktor koagulasi, pembentuk empedu, serta
metabolisme berbagai hormon dan obat-obatan. Pada manusia dan
organisme tingkat tinggi hati merupakan tempat utama untuk
metabolisme zat asing. Hati bertanggung jawab dalam proses
absorbsi, detoksifikasi, dan ekskresi berbagai jenis zat yang didapat
dari dalam maupun luar tubuh, termasuk berbagai zat yang disintesis
dalam hati itu sendiri.
Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk mendeteksi kelainan
hati, menentukan diagnosis, mengetahui berat ringannya penyakit,
mengikuti perjalanan penyakit dan penilaian hasil pengobatan
Tes fungsi hati yang umum adalah AST (aspartate
transaminase), yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai SGOT
(serum glutamic-oxaloacetic transaminase), dan ALT (alanine
transaminase) yang biasanya di Indonesia disebut sebagai SGPT
(serum glutamic-pyruvic transaminase). SGOT dan SGPT akan
menunjukkan jika terjadi kerusakan atau radang pada jaringan hati.
SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Adalah
hal yang biasa bila terjadi sedikit peningkatan (hingga dua kali angka
normal) kadar SGOT dan SGPT. Namun, kadar SGOT dan SGPT
lebih dari dua kali angka normal, umumnya dianggap bermakna dan
membutuhkan pemeriksaan lebih jauh.
Pada praktikum ini akan menententukan kadar SGOT dan
SGPT dalam darah, kemudian serta menginterpretasikan hasil
pemeriksaan yang diperoleh kemudian penyimpulkan apakah kadar

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

SGOT dan SGPT dalam darah dalam keadaan normal atau


abnormaldan menghubungkan dengan patologi klinik.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum serta
menghitung nilai dan interpretasinya.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum dengan pengukuran
absorban dari serum untuk dapat menghitung nilai dan
interpretasinya.

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak
disebelah kanan atas rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekat
yang membatasi daerah dada dan perut). Bentuk hati seperti prisma
segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-
1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Ukuran hati pada wanita lebih kecil
dibandingkan pria dan semakin kecil pada orang tua, tetapi tidak
berarti fungsinya berkurang. Hati mempunyai kapasitas cadangan
yang besar dan kemampuan untuk regenerasi yang besar pula.
Jaringan hati dapat diambil sampai tiga perempat bagian  dan sisanya
akan tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk yang normal. Jika
hati yang rusak hanya sebagian kecil, belum menimbulkan gangguan
yang berarti (Wijayakusuma, 2008).
Kapiler empedu dan kapiler darah di dalam hati saling terpisah
oleh deretan sel-sel hati sehingga darah dan empedu tidak pernah
tercampur. Namun, jika hati terkena infeksi virus seperti hepatitis, sel-
sel hati bisa pecah dan akibatnya darah dan empedu bercampur
(Wijayakusuma, 2008).
Hati berfungsi sebagai faktor biokimia utama dalam tubuh,
tempat metabolisme kebanyakan zat antara. Fungsi hati normal harus
dikonfirmasi sebelum operasi terencana (Sabiston, 1992).
Enzim-enzim yang mengatalisis pemindahan reversible satu
gugus amino antara suatu asam amino dan suatu asam alfa-keto
disebut aminotransferase, atau transaminase oleh tata nama lama
yang masih populer (Saucher dan McPherson, 2002).
Dua aminotransferase yang paling sering diukur adalah
alanine aminotransferase (ALT), yang dahulu disebut “glutamate-
piruvat transaminase” (GPT), dan aspartate aminotransferase (AST),

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

yang dahulu disebut “glutamate-oxaloacetate transaminase” (GOT).


Baik ALT maupun AST memerlukan piridoksal fosfat (Vitamin B6)
sebagai kofaktor. Zat ini sering ditambahkan ke reagen pemeriksaan
untuk meningkatkan pengukuran enzim-enzim ini seandainya terjadi
defisiensi vitamin b6 (missal, hemodialysis, malnutrisi) (Saucher dan
McPherson, 2002).
Aminotransferase tersebar luas di tubuh, tetapi terutama
banyak dijumpai di hati, karena peran penting organ ini dalam sintesis
protein dan dalam menyalurkan asam-asam amino ke jalur jalur
biokimiawi lai. Hepatosit pada dasarnyaa adalah satu-satunya sel
dengan konsentrasi ALT yang tinggi, sedangkan ginjal, jantung, dan
otot rangka mengandung kadar sedang. ALT dalam jumlah yang lebih
sedikit dijumpai di pancreas, paru, lima, dan eritrosit. Dengan
demikian, ALT serum memiliki spesifitas yang relative tinggi untuk
kerusakan hati. Sejumlah besar AST terdapat di hati, miokardium, dan
otot rangka; eritrosit juga memiliki AST dalam jumlah sedang.
Hepatosit mengandung AST tiga sampai empat kali lebih banyak
daripada ALT (Saucher dan McPherson, 2002).
Aminotransferase merupakan indikator yang baik untuk
kerusakan hati apabila keduanya meningkat. Cedera akut pada hati,
seperti karena hepatitis, dapat menyebabkan  peningkatan baik AST
maupun ALT menjadi ribuan IU/Liter. Pngukuran aminotransferase
setiap minggu mungkin sangat bermanfaat untuk memantau
perkembangan dan pemulihan hepatitis atau cedera hati lain (Saucher
dan McPherson, 2002).
Enzim Transaminase atau disebut juga enzim aminotransferase
adalah enzim yang mengkatalisis reaksi transaminasi. Terdapat dua
jenis enzim serum transaminase yaitu serum glutamat oksaloasetat
transaminase  dan serum glutamat  piruvat transaminase  (SGPT).
Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap
kerusakan hati dibanding  SGOT. Hal ini  dikarenakan enzim GPT

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

sumber utamanya  di hati, sedangkan enzim GOT banyak  terdapat


pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak (Cahyono
2009).
Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum
glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) merupakan enzim
mitokondria yang berfungsi mengkatalisis pemindahan bolak-balik
gugus amino dari asam aspartat ke asam α-oksaloasetat membentuk
asam glutamat dan oksaloasetat (Price & Wilson,1995).
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase, sebuah enzim yang secara normal berada disel hati
dan organ lain. SGOT dikeluarkan kedalam darah ketika hati rusak.
Level SDOT darah kemudian dihubungkan dengan kerusakan sel hati,
seperti serangan virus hepatitis. SGOT juga disebut aspartate
aminotransferase (AST) (Poedjiadi, 1994)
Dalam kondisi normal enzim yang dihasilkan oleh sel hepar
konsentrasinya rendah. Fungsi dari enzim-enzim hepar tersebut
hanya sedikit yang diketahui. Nilai normal kadar SGOT < 35 U/L dan
SGPT < 41 U/L (Pratt, 2010)
Aspartatetransaminase (AST) atau serum glutamic oxaloacetic
transaminase (SGOT) adalah enzim yang biasanya terdapat dalam
jaringan tubuh, terutama dalam jantung dan hati; enzim itu dilepaskan
ke dalam serum sebagai akibat dari cedera jaringan, oleh karena itu
konsentrasi dalam serum (SGOT) dapat meningkat pada penyakit
infark miokard atau kerusakan aku pada sel-sel hati (Dorland, 1998).
SGOT banyak terdapat dalam mitokondria dan dalam
sitoplasma, sedangkan SGPT hanya terdapat dalam sitoplasma. Oleh
karena itu, untuk proses lebih lanjut, terjadi kerusakan membran
mitokondria yang akan lebih banyak mengeluarkan SGOT atau AST,
sedangkan untuk proses akut SGPR atau ALT lebih dominan
dibanding SGOT atau AST (Panil, 2007).

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Berdasarkan interpretasi, semua sel prinsipnya mengandung


enzim ini. Namun, enzim transaminase mayoritas terdapat dalam sel
hati, jantung, dan otak. Pada keadaan adanya nekrosis sel yang
hebat, perubahan permeabilitas membran atau kapiler, enzim ini akan
bocor ke sirkulasi. Sebab ini, enzim ini akan meningkat jumlahnya
pada keadaan nekrosis sel atau proses radang akut atau kronis (Panil,
2007).
Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus
yang sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini,
biasanya ditandai dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia
dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya peningkatan
SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat
sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat
meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat  (Suwandhi, 2011).
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce
hepatitis. Faal hati seperti Bilirubindirect/indirect dapat meningkat
biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik,
bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5
sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat 2
sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih
tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi
hepatitis fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan
masa protrombin dapat memanjang (Suwandhi, 2011).

2.2 Uraian Sampel (Oktari & Silvia 2016, h. 50)


Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral.
2.3 Uraian Bahan
1. Aquades (Ditjen POM 1979, h. 96):
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Rumus struktur
:

Rumus molekul : H2O


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Komposisi Reagen
1. Reagen SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)
(Anonim, 2019 h. 16).
a. Reagen 1
TRIS                                    pH 7,65            110 mmol/L
L-aspartat                                                   320 mmol/L
MDH (Malat dehidrogenase)                         ≥ 800 U/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                        ≥ 1200 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                     65 mmol/L
NADH                                                     1 mmol
Pridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik            pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                             13 mmol/L
2. Reagen SGPT (serum glutamic piruvat transaminase)  (Anonim,
2019 h. 18)
a. Reagen 1
TRIS                                   pH 7,15            140 mmol/L
L – alanin                                                  700 mmol/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                      ≥ 2300 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                      85 mmol/L
NADH                                                         1 mmol/L
Piridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik                  pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                                13 mmol/L

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

2.4 Prosedur kerja (Anonim2020,h.21,23,24)


A. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 2400 µL reagen 1 (R1) SGOT dimasukkan kedalam
tabung reaksi
- Ditambahkan 300 sampel serum ke dalaam tabung reaksi
yang telah beirisi reagen 1 (R1)
- Diinkubasi selama 60 menit pada suhu 370 C
- Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan
- Diinkubasi selamaa 11 menit 30 detik pada suhu 37 0 C
- Diukur absorban pada panjang gelombang 505 nm dengan
spektrofotometri UV-VIS (A1)
- Pengukuran diulangi pada menit ke 2 (A2), 3(A3), dan 4
(A4)
- Untuk blanko, dilakukan hal yang sama dengan mengganti
sampel serum dengan aquades sebanyak 300 mL
B. Pemerikasaan SGPT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Pengukuran absorban sampel

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

- Disiapkan alat dan bahan


- Dipipet 2400 µL reagen 1 (R1) SGPT dimasukkan kedalam
tabung reaksi
- gelombang 505 nm dengan spektrofotometri UV-VIS (A1)
- Pengukuran diulangi pada menit ke 2 (A2), 3(A3), dan 4
(A4)
- Untuk blanko, dilakukan hal yang sama dengan mengganti
sampel serum dengan aquades sebanyak 300 mL
Rumus perhitungan SGOT dan SGPT :

( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
SGOT/SGPT = X 2,143(U / L)
3

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt
15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah


kuvet, mikropipet, rak tabung, sentrifuge, spektrofotometer, tabung
reaksi, dan tabung sentrifuge.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah aquadest, sampel darah (serum), mata mikropipet, reagen
ASAT (GOT), dan reagen ALAT (GPT).
3.3 Cara Kerja
a. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL aquadest
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGOT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 370 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 505 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum ke
dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGOT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 505nm.
b. Pemerikasaan SGPT dalam serum

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL aquadest
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGPT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 505 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum ke
dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGPT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 505 nm.

BAB4

HASILDANPEMBAHASAN

4.1 HasilPengamatan
SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt
15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Tabel 1. Pemeriksaan SGOT

Abs. Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
0,789 0,502 0,22 0,085 0,502

Tabel 2. Pemeriksaan SGPT

4.2 Abs. Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
0,896 0,653 0,405 0,203 0,495
Prinsip Reaksi
A. Prinsip SGOT
ASAT
L-aspartate + 2-oksoglutarat L-glutarat + oksaloasetat
MDH
Oksaloasetat + NADH + H+ D-malat + NAD+
B. Prinsip SGPT
ALAT
L-alanin + 2-oksoglutarat L-glutarat + piruvat
+ LDH
Piruvat + NADH + H L-latat + NAD+
4.3 Pembahasan
Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur
dengan darah. Serum sendiri dapat diartiakan sebagai cairan tanda
sel darah dan fator koagulasi atau fibrinogen.Serum merupakan juga
sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen. Serum ini terdariadri 4
jenis berdasarkan komponen yang terkandung didalamnya yaitu,
serum albumin,serum globulin, serum lipoprotein dan serum
wewenang. Masing-masing jenis serum memiliki fungsi yang berbeda
meskipun dalam satu larutan plasma darah.
Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum
glutamat oksaloasetat transminase (SGOT) merupakan enzim
mitikondria yang berfungsi mengkatalisis pemindahan bolak –balik
gugus amino dari asam aspartat ke asam α-oksaloasetat membentuk
asam glutamat dan oksaloasetat.

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Enzim GOT dan GPT mencerminkan keutuhan atau integrasi


sel-sel hati. Adanya peningkatn enzim hati tersebut dapat
mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Makin tinggi
peningkatan kadar enzim GPT dan GOT, semakin tinggi tingkat
kerusakan sel-sel hati.
Kerusakan membran sel menyebabkan enzim Glutamat
Oksaloasetat Transminase (GOT) keuar dari sitoplasma sel yang
rusak, dan jumlahnya meningkat didalam darah. Sehingga dapat
dijadikan indiator kerusakan hati.
Kadar enzim AST (GOT) akan meningkat apabila terjadi
kerusakan sel yang akut seperti nekrosis hepatoseluler seperti
gangguan fungsi hati dan saluran empedu, penyakit jantung dan
pembuluh darah, serta gangguan fungsi ginjal dan pankreas.
Pemeriksaan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)
didasarkan atas reaksi 2-oksoglutarat yang direaksikan dengan L-
aspartat dengan bantuan enzim AST (aspartat transminase) akan
menghasilkan L-glutarat dan oksaloasetat. Kemudian dalam keadaan
basa oksaloasetat akan bereaksi dengan NADH yang terdapat pada
reagen 2 SGOT yang akhirnya menghasilkan D-malat dan NAD +.
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic
Transaminase, SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin
aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukanpada sel
hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim
ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot
rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada
SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada
proses kronis didapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya
diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis
atau otomatis. Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak
bila jumlah enzim tersebut dalam plasma lebih besar dari kadar
normalnya

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Pada pemeriksaan SGPT (serum glutamic pyruvic


transaminase) didasarkan atas reaksi 2-oksoglutarat yang direaksikan
dengan L-alanin yang terdapat pada reagen 1 SGPT dengan bantuan
enzim ALT (alanin transminase) akan menghasilkan L-glutamat dan
piruvat. Kemudian dalam keadaan basa piruvat akan bereaksi dengan
NADH yang terdapat pada reagen 2 SGOT yang akhirnya
menghasilkan L-laktat dan NAD+.
Pada percobaan ini darah disentrifuge selama kurang lebih 15
menit dengan kecepatan 6000 rpm, untuk memisahkan antara serum
(lapisan atas) dan plasma (lapisan bawah). Alasan serum digunakan
karena serum tidak mengandung fibrinogen dimana fibrinogen
tersebut terdapat pada plasma yang dapat mengakibatkan
pengukuran absorban meningkat 3-5%.
Nilai rujukan untukSGOT < 35 U/L, dengan interpretasi data
penurunan kadar : kehamilan, diabetik ketoasidosis, beri-
beri.Peningkatan kadar : infark miokard akut (IMA), ensefalitis,
nekrosis, hepar, penyakit dan trauma muskuloskeletal, pankreatitis
akut, eklampsia, gagal jantung kongestif (GJK).
Untuk nilai rujukan SGPT < 41 U/L. Dengan masalah klinis
untuk peningkatan kadar : peningkatan paling tinggi: hepatitis (virus)
akut, hepatotoksisitas yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas
obat atau kimia); agak atau meningkat sedang : sirosis, kanker hepar,
gagal jantung kongestif, intoksikasi alkohol akut; peningkatan
marginal: infark miokard akut (IMA).
Dari praktikum yang telah dilaksanakan,maka di dapatkan hasil
yaitu kadar SGPT0,642U/L dan kadar SGOT 0,591U/L.Dari data
tersebut diatas dimana probandus dengan nilai rujukan normal
SGOT<35 U/L dan SGPT<41 U/L,maka dikatakan bahwa
kadarSGOTdan SGPT untuk semua probandus berada dalam range
normal.

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Penyebab yang paling umum dari kenaikan-kenaikan yang


ringan sampai sedang dari enzim-enzim hati ini (SGOT dan SGPT)
adalah fatty liver (hati berlemak), penyalahgunaan alcohol
dan penyebab-penyebab lain dari fatty liver termasuk diabetes
mellitusdan kegemukan (obesitas).

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Adapun kesimpulan dari percobaan ini dapat diperoleh hasil


berupa nilai SGPT=0,495U/L dimana nilai normalSGOT yaitu20-
45U/L Dan untuk pemeriksaan SGOT adalah0U/L. Dimana nilai
SGOT normal adalah10-35U/L Nilai tersebut normal sesuai dengan
literatur yang ada.
5.2 Saran
Diharapkan agar alat dan bahan yang akan digunakan telah
dipersiapkan terlebih dahulu agar praktikum dapat terlaksana dengan
mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim


Indonesia: Makassar.

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

Cahyono, JBSB. 2009. Hepatitis A. Kanisius Yogyakarta: Yogyakarta.

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. Alih bahasa. dr.
Poppy Kumala, dr. Sugiarto Komala, dr. Alexander H. Santoso, dr.
Johannes Rubijanto Sulaiman, dr. Yuliasari Rienita. EGC: Jakarta.

Panil, Zulbadar. 2007. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar


Medis.
EGC: Jakarta.

Pratt, D.S. 2010. Liver Chemistry and function test. In:Feldma M, Friedma,
L.S., Brandt, L.J., eds. Scheisenger and Fordtran’s Gastrointestinal
and Liver disease. Saunders Elsevier, Philadelphia, PA.

Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press: Jakarta.

Price, A.S. dan Wilson, M.L. 1995.Patofisiologi Konsep Klinik Proses


Proses Penyakit. EGC: Jakarta.

Sabiston. 1992. Buku Ajar Bedah. EGC: Jakarta.

Saucher, Ronald A. dan McPherson, Richard A. 2002. Tinjauan Klinis


Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. EGC: Jakarta.

Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas


Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Wijayakusuma, Hembing. 2008. Tumpas Hepatitis dengan Ramuan


Herbal. Pustaka Bunda: Jakarta

Lampiran
A. Perhitungan

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244
Pemeriksaan SGPT & SGOT Dalam Serum

1. Pemeriksaan SGOT

( 0,789−0,502 ) + ( 0,502−0,22 )+(0,22−0,085)


SGOT = x 2,143=0,502 U / L
3
2. Pemeriksaan SGPT
( 0,896−0,653 )+ ( 0,653−0,405 ) +(0,405−0,203)
SGPT = x 2,14=0,495 U / L
3
B. Gambar

Serum

SGPT SGOT
Sampel + Reagen Sampel + Reagen

SITTI KHADIJAH FAZRUL PERMADI S.Farm,A.pt


15020170244

Anda mungkin juga menyukai