Kasus
Kasus
Penyelesaian
A. Subjek
Pria berusia 55 tahun
1. Past Medical History
· Diabetes melitus tipe 2
· Hipertensi
· Ramipril
· Glyburide
· Hydrochlorothiazide
3. Physical Examination
· Results of our physical examination were unremarkable
B. Objek
Data Laboratorium (Puasa)
Saat pertama Nilai uji Nilai normal
Kolestrol Total 536.34 mg/dL 146.94 - 201.08 mg/dL
Trigliserida 5927.4 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL
HDL-c 23.4 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL
TSH 0.94 mIU/L 0.49 - 4.67 mIU/L
HbA1c 9.5% < 6,5%
Urea, kreatininm
elektrolit, bilirubin, AST,
ALT normal
4 minggu kemudian
Kolestrol Total 213.45 mg/dL 146.94 - 201.08 mg/dL
Trigliserida 825.5 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL
HDL-c 37.05 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL
3 minggu kemudian
Kolestrol Total 145.9 mg/dL, 146.94 - 201.08 mg/dL
Trigliserida 330.4 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL
HDL-c 27.84 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL
C. Assassment
Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.
Glyburide (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi diabetes pasien.
Ramipril dan hydroclorothiazide (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi
hipertensi pasien. Berdasarkan data diatas, kolesterol total dan trigliserida pasien
sangat tinggi sementara kadar HDL-c dibawah normal. Menurut NCEP (National
Cholestrol Education Program) kolesterol total normal < 200 mg/dL, trigliserida
normal < 150 mg/dL, dan HDL-c 35-93 mg/dL. Hal ini mengindikasikan bahwa
pasien menderita hiperlipidemia (mixed hyperlipidemia). Diabetes melitus tipe 2
yang diderita pasien merupakan salah satu penyebab terjadinya hiperlipidemia
sekunder karena kondisi tersebut dapat menyebabkan meningkatnya level VLDL
dan menurunkan HDL (Rader & Hobbs, 2012). Menurut Koda-Kimble et
al (2005), pemakaian obat hipertensi golongan tiazid juga menyebabkan
peningkatan kolestrol 5-7% dan peningkatan trigliserida 30-50%. Sementara
menurut Martin et al. 2009, pasien dengan kadar trigliserida > 2001,77 mg/dL
semuanya hampir memiliki hiperlipidemia sekunder dan primer. Dokter
meresepkan fenofibrate (dosis tidak dicantumkan) untuk mengatasi hiperlipidemia.
Saat pemeriksaan HbA1c pasien sebesar 9,5% maka dokter memberi metformin
(dosis tidak dicantumkan) tambahan obat untuk diabetes pasien. Rusovastatin
(dosis tidak dicantumkan) untuk terapi mixed hyperlipidemia.
D. Plan
Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah penurunan kadar
kolesterol total dan trigliserida, meningkatkan kadar HDL-c, menormalkan kadar gula
darah dan tekanan darah tinggi serta mengurangi resiko pertama atu berulang dari
infark miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemia, dan kejadian lain pada
penyakit arterial (karotid stenosis atau aortik abdominal)
1. Terapi hiperlipidemia
· Fenofibrate
Dosis inisial yang biasa digunakan dalam terapi mixed hyperlipidemia yaitu
sebesar 300 mg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 400 mg perhari. Dosis
pemeliharan 200 mg per hari. Obat diminum setelah makan.
· Rusovastatin
Dosis inisial yang biasa digunakan yaitu 20 mg per hari. Range dosis 5 – 40
mg per hari dan tidak lebih dari 40 mg perhari. Obat sebelum atau setelah
makan.
Terapi hipertensi
· Ramipril
Dosis pemeliharaan yaitu 2,5-5 mg per hari diminum pagi sebelum atau
setelah makan.
· Hidrochlortiazide
Dosis yang biasanya digunakan yaitu 12,5 mg per hari diminum pagi
sebelum atau setelah makan.
5. Interaksi obat
6. Efek samping
Obat Efek samping Keterangan
Nyeri otot, myopathi, myositis, Pasien diingatkan tentang ef
diare, flatulance, pankreatitis, ulser samping yang mungkin terjadi. Ef
peptik, kolelitiasis, depresi CNS, yang mungkin terjadi berbe
Fenofibrate
disarithmia, pulmonari emboli, antar invidu, tergantung deng
gangguan ginjal, anemia, respon tubuh.
leukopenia.
Rosuvastatin Keluhan abdominal ringan, ruam
kulit, gatal, nyeri kepala, nyeri
otot, kejang otot, lelah, dan
gangguan tidur. Kenaikan
konsentrasi transminase. Efek
samping yang jarang terjadi:
rhabdomiolisis dan miopati.
Anafilaksis, aneroksia, kebingungan,
gangguan hematopoetik, pusing,
gangguan lambung, kelelahan, sakit
Hydrochlorothiazide kepala, hiperkalemia, hiperkolestro,
hiperurisemi, hipotensi, metabolik
asidosis, nausea, pankreatitis,
vertigo, dan vomitting.
Batuk, hipotensi, pusing, angina
pektoris, sakit kepala, vomitting,
Metformin
vertigo, abnormalitas fungsi ginjal,
dan diare.
Gangguan saluran cerna, sakit
kepala, gejala hematologik,
trombositopenia, agranulositosis,
Glyburide
anemia aplastik (jarang). Gangguan
fungsi hati dan ginjal pada pasien
lanjut usia
Neutropenia, agranulosis,
Ramipril proteinuria, glomerulusnefrosis,
gagal ginjal akut.
7. Kegagalan terapi
Tidak ditemukan kegagalan terapi dalam kasus ini, sejauh follow up yang
dilakukan oleh dokter pasien terus mengalami perkembangan peningkatan profil
lipid. Kegagalan terapi dalam suatu pengobatan dapat disebabkan oleh faktor
psikososial, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya pemahaman pasien tentang
terapi yang dia lakukan, dosis yang tidak sesuai, dan pasien menggunakan obat
lain tanpa sepengetahuan dokter. Kegagalan terapi juga dapat disebabkan oleh
petugas kesehatan yang tidak memberitahu cara penggunaan obat dengan benar.