Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI”

Dosen Pembimbing: Nilky Hardinata,M.Kom

Disusun oleh :
DEVITA FARIZAH

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

JURUSAN SYARI’YAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah fungsi Logika

Penyusunan makalah ini salah satu tujuan untuk memberikan informasi


kepada para mahasiswa peran tik terhadap aspek politik dan hubungannya dengan
pandemi covid 19 Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang peran tik terhadap
aspek politik ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada pembaca.

Bengkalis, 14 April 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan masalah...................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran TIK dalam Aspek Politik................................................................................3

B. Pemilihan Umum dalam Pandemi Covid-19.............................................................3

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus ini pertama kali
didentifikasi di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Direktur
Jenderal World Health Organization (WHO) menyatakan pada tanggal 30
Januari 2020 bahwa virus corona atau yang sekarang disebut COVID-19,
sebagai public-health emergency of international concern. 
Perkembangan covid-19 saat ini sudah menyebar di berbagai
negara dan sudah menyebar di 190 negara. Tingkat penyebaran dan positif
covid-19 semakin meningkat sehingga banyak negara yang menggunakan
teknologi untuk memitigasi dan memonitor penyebaran COVID-19 di
negaranya masing-masing. Untuk mengurangi penyebaran pemerintah di
berbagai negara menerapkan kebijakan social distancing atau sering juga
digunakan istilah physical distancing, yaitu kebijakan non-farmasi untuk
mencegah penyebaran wabah dengan cara menjaga jarak antara setiap
individual dan mengurangi frekuensi pertemuan diantara mereka. Banyak
negara memanfaatkan teknologi untuk dapat mengetahui efektivitas
kebijakan dimaksud.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran TIK terhadap aspek Politik, khusunya bagi wilayah
Kabupaten Bengkalis yang akan melaksanakan pemilihan Bupati dalam
waktu dekat dan hubungkan dengan keadaan saat ini yang terdapat
masalah covid-19 ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui peran TIK terhadap aspek Politik, khusunya bagi
wilayah Kabupaten Bengkalis yang akan melaksanakan pemilihan Bupati
dalam waktu dekat dan hubungkan dengan keadaan saat ini yang terdapat
masalah covid-19

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Tik dalam Aspek Politik


Kualitas pemilihan umum yang baik akan terwujud melalui
dukungan infrastruktur termasuk penggunaan teknologi informasi.
Kesimpulan itu tercetus dalam pertemuan antara Perkumpulan untuk
Pemilu dan Demokrasi, International IDEA, dan Deputi IV Kantor Staf
Presiden Eko Sulistyo.
Penggunaan teknologi dalam pemilu dapat dilakukan sejak proses
administratif (registrasi), pelaksanaan (e-voting), maupun saat
penghitungan suara dan penetapan pemenang pemilu. Penggunaan
teknologi juga harus dijelaskan kepada masyarakat, bahwa hak suaranya
tidak dicurangi dan keterjaminan bahwa hak politiknya betul-betul dijaga
kerahasiaannya.
Adhy Aman dari International IDEA (Institute for Democracy and
Electoral Assistance) menegaskan bahwa anggota IDEA memiliki
manifesto untuk saling berbagi pengalaman dalam penggunaan teknologi
pemilu. “Indonesia merupakan negara anggota IDEA, dan jika diperlukan
IDEA bersedia memberi bantuan terkait kebijakan yang akan diambil
dalam pemilu,” katanya. Adhy menjelaskan, saat ini Ketua IDEA dijabat
oleh Mongolia.
Tamir Zorigt, anggota KPU Monglolia berbagi kisah bahwa
negaranya menggunakan teknologi sejak pemilu 2012. “Mongolia
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendaftaran
pemilih, pendaftaran kandidat, serta tabulasi hasil pemilu,” urainya.
Penegasan juga disampaikan Peter Wolf dari International IDEA, yang
menekankan bahwa teknologi bisa meningkatkan transparansi dalam
pemilu dan menyebabkan pemilu lebih kredibel.
Penggunaan teknologi informasi komunikasi pada pemilu
menambah atau mengurangi jumlah partisipasi dalam pemilu. Terkait hal
ini, setiap negara memiliki permasalahannya masing-masing, ada yang
berkurang dan ada yang bertambah. Teknologinya sendiri sebenarnya

2
netral, bagaimana penggunaannya untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi merupakan hal terpenting yang dapat diambil
pelajarannya.
B. Pemilihan Umum dalam Pandemi Covid-19
Pandemik global COVID-19 membuat banyak negara di seluruh
penjuru dunia memberlakukan status darurat hingga lockdown. Di
Indonesia, sejumlah event keramaian sudah ditunda, hingga penerapan
social distancing.
Pilkada 2020 akan digelar pada 23 September 2020 mendatang.
Pilkada ini akan digelar secara serentak di total 270 daerah dengan rincian
sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Dengan jumlah wilayah
sebanyak itu, persiapan menuju pesta demokrasi besar ini tentu terbilang
cukup terjal dan termasuk wilayah Kabupaten Bengkalis.
Berkaca pada gelaran Pemilu 2019 lalu, masalah-masalah bawaan
yang seringkali melekat di berbagai perhelatan pilkada dan pemilu di
antaranya kecurangan, kekurangan logistik, masalah daftar pemilih tetap
(DPT), gesekan antar pendukung calon, hingga korban jiwa karena sistem
yang cacat. Di saat solusi dari masalah di atas masih terus dicari, kini
Pilkada 2020 justru harus dihadapkan dengan masalah baru yakni wabah
virus corona COVID-19.
Selain itu, pembahasan juga terkait teknis pelaksanaan verifikasi
faktual dukungan calon perseorangan oleh panitia pemungutan suara (PPS)
di tingkat desa/kelurahan, juga bagaimana cara menjamin keselamatan dan
kesehatan petugas. "Karena verifikasi faktual ini sifatnya masif, maka
kami ingin memastikan agar proses tersebut tidak menjadi medium
penyebaran wabah virus corona ini," ucapnya.
Sementara itu, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz
Edward Siregar mengatakan pelaksanaan Pilkada 2020 belum perlu untuk
ditunda meski ada wabah COVID-19. Hal-hal mengenai penundaan itu
diatur dalam pasal 120 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Dan
sampai saat ini, hal-hal tersebut belum cukup untuk dilakukan penundaan.

3
Saat ini, tahapan Pilkada 2020 yang digelar KPU telah masuk pada
pelantikan panitia pemungutan suara (PPS). Sementara itu, Bawaslu
sendiri sedang melakukan pelantikan dan bimbingan teknis untuk
pengawas desa. Adapun tahapan selanjutnya adalah pencocokan dan
penelitian (coklit) data pemilih. Lalu ada verifikasi faktual calon
perseorangan.
Belum lagi, rangkaian pelaksanaan pilkada memiliki tahapan yang
akan membuat banyaknya aktivitas di luar kantor. Selain itu, beberapa
rangkaian tahapan pilkada juga akan melakukan pengumpulan orang
dalam jumlah banyak di suatu tempat.
Melihat perkembangan penyebaran COVID-19 yang semakin
meluas, serta adanya himbauan untuk membatasi kegiatan di luar kantor
dan luar rumah, Titi dan Perludem mendorong KPU untuk melakukan
beberapa hal, di antaranya:
 KPU segera berkoordinasi dengan Pemerintah, khususnya
Kementerian Kesehatan bersama dengan Gugus Tugas yang
dibentuk pemerintah dalam penanggulangan bencana COVID-19.
Koordinasi ini penting, untuk menentukan langkah mitigasi, untuk
tahapan pelaksanaan pilkada yang sangat mungkin beririsan
dengan langkah pencegahan penyebaran COVID-19. Fokusnya
menghindari pengumpulan orang dalam jumlah banyak, serta
membatasi kegiatan di luar rumah
 KPU membuat panduan teknis pelaksanaan tahapan pilkada yang
saat ini sedang berjalan, dan menyesuaikan dengan langkah-
langkah pencegahan COVID-19.
 KPU perlu segera memetakan daerah yang sudah terdampak
COVID-19, serta segera berkoordinasi dengan KPU daerah dan
pemerintah daerah, untuk mengatur pelaksanaan pilkada, yang
seuai dengan langkah pencegahan penyebaran COVID-19.
 Di dalam Pasal 120 ayat (1) UU Pilkada (UU No.1 Tahun 2015
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota) disebutkan
"Dalam hal sebagian atau seluruh wilayah Pemilihan terjadi

4
kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan
lainnya yang mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan
Pemilihan tidak dapat dilaksanakan maka dilakukan Pemilihan
lanjutan."
 KPU penting untuk segera berkoordinasi dengan pejabat terkait,
terutama gugus tugas yang sudah dibentuk oleh presiden, untuk
menentukan status pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada
2020, khususnya yang terdampak COVID-19. Ini penting
dilakukan, dengan pendekatan jaminan keamanan dan keselamatan
seluruh penyelenggara pemilu, pemilih, dan peserta pemilu.

Bencana COVID-19 ini penting untuk segera direspons oleh KPU


dengan mengaitkannya dengan keberlanjutan tahapan Pilkada 2020 yang
sedang berjalan. Sebab, semua fokus nasional saat ini sedang memastikan
keselamatan warga negara, agar penularan COVID-19 tidak semakin
membesar. Sejumlah Pemilu Lokal di Berbagai Negara Ditunda.

5
BAB III

PENUTUP

Pandemik global COVID-19 membuat banyak negara di seluruh


penjuru dunia memberlakukan status darurat hingga lockdown. Di
Indonesia, sejumlah event keramaian sudah ditunda, hingga penerapan
social distancing.
Pilkada 2020 akan digelar pada 23 September 2020 mendatang.
Pilkada ini akan digelar secara serentak di total 270 daerah dengan rincian
sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Dengan jumlah wilayah
sebanyak itu, persiapan menuju pesta demokrasi besar ini tentu terbilang
cukup terjal dan termasuk wilayah Kabupaten Bengkalis.
Berkaca pada gelaran Pemilu 2019 lalu, masalah-masalah bawaan
yang seringkali melekat di berbagai perhelatan pilkada dan pemilu di
antaranya kecurangan, kekurangan logistik, masalah daftar pemilih tetap
(DPT), gesekan antar pendukung calon, hingga korban jiwa karena sistem
yang cacat. Di saat solusi dari masalah di atas masih terus dicari, kini
Pilkada 2020 justru harus dihadapkan dengan masalah baru yakni wabah
virus corona COVID-19.
Selain itu, pembahasan juga terkait teknis pelaksanaan verifikasi
faktual dukungan calon perseorangan oleh panitia pemungutan suara (PPS)
di tingkat desa/kelurahan, juga bagaimana cara menjamin keselamatan dan
kesehatan petugas. "Karena verifikasi faktual ini sifatnya masif, maka
kami ingin memastikan agar proses tersebut tidak menjadi medium
penyebaran wabah virus cofona ini," ucapnya.

Sementara itu, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz


Edward Siregar mengatakan pelaksanaan Pilkada 2020 belum perlu untuk
ditunda meski ada wabah COVID-19. Hal-hal mengenai penundaan itu
diatur dalam pasal 120 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Dan
sampai saat ini, hal-hal tersebut belum cukup untuk dilakukan penundaan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Idris, Naswil, 2001, “Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era
Teknologi Informasi”,Semarang
Oetomo, B.S.D, 2002, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet
Pendidikan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Implementasi ICT dalam Proses Pembelajaran. LPMP Bandung. PUSTEKKOM,
2006, “Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information Communication
Technology)”

Anda mungkin juga menyukai