Anda di halaman 1dari 1

.

  Assassment
Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Glyburide
(dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi diabetes pasien. Ramipril dan
hydroclorothiazide (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi hipertensi
pasien. Berdasarkan data diatas, kolesterol total dan trigliserida pasien sangat tinggi
sementara kadar HDL-c dibawah normal. Menurut  NCEP (National Cholestrol
Education Program) kolesterol total normal < 200 mg/dL, trigliserida normal < 150
mg/dL, dan HDL-c 35-93 mg/dL. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien menderita
hiperlipidemia (mixed hyperlipidemia). Diabetes melitus tipe 2 yang diderita pasien
merupakan salah satu penyebab terjadinya hiperlipidemia sekunder karena kondisi
tersebut dapat menyebabkan meningkatnya level VLDL dan menurunkan HDL
(Rader & Hobbs, 2012). Menurut Koda-Kimble et al (2005), pemakaian obat
hipertensi golongan tiazid juga menyebabkan peningkatan kolestrol 5-7% dan
peningkatan trigliserida 30-50%. Sementara menurut Martin et al. 2009, pasien
dengan kadar trigliserida > 2001,77 mg/dL semuanya hampir memiliki hiperlipidemia
sekunder dan primer. Dokter meresepkan fenofibrate (dosis tidak dicantumkan) untuk
mengatasi hiperlipidemia. Saat pemeriksaan HbA1c pasien sebesar 9,5% maka dokter
memberi metformin (dosis tidak dicantumkan) tambahan obat untuk diabetes pasien.
Rusovastatin (dosis tidak dicantumkan) untuk terapi mixed hyperlipidemia. 

Anda mungkin juga menyukai