Anda di halaman 1dari 7

4/20/2020

Etiologi
Modul 6.2 DM tipe 1 sebagian besar disebabkan proses
autoimun
Diabetes Melitus pada Anak
• Sel beta pankreas (Islet cell autoantibodies –
ICAs)
• Glutamic acid decarboxylase (GAD65A)
Agustini Utari • Insulin autoantibodies (IAA)
Divisi Endokrinogi • Transmembrane tyrosine phosphatase (ICA512A)
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran UNDIP
2020  Salah satu ditemukan pada 85-98% pasien baru

Diabetes Tipe 1 (DM tipe-1)


• Merupakan kelainan sistemik akibat gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai oleh
hiperglikemia kronik
• Disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas
karena proses autoimun atau idiopatik,
sehingga produksi insulin berkurang atau
terhenti

Epidemiologi Manifestasi Klinis


• Bervariasi , lebih tinggi pada ras Kaukasia • Sering haus ( Polidipsi)
• Sering kencing (Poliuri)
• Insiden tertinggi di Finlandia 43/100.000 , • Sering lapar (Polifagi ) 3P
terendah di Jepang 2,4/ 100.000 dan • BB turun
0,1/100.000 untuk usia < 15 tahun • Sering lelah
+
• Luka sulit sembuh BB
• Puncak insiden pada usia 5-6 tahun dan 11 • Kulit kering dan gatal
tahun Menurun
• Kebal rasa di kaki atau
• kesemutan
• Pandangan kabur

1
4/20/2020

Kriteria Diagnosis Diabetes Tujuan Tata laksana


1. Ditemukan gejala klinis dan kadar glukosa
plasma sewaktu 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
2. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL(7
mmol/L)
3. Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dL (11.1
mmol/L) pada jam ke-2 Tes Toleransi Glukosa
oral
4. HbA1 c > 6.5%

Laboratorium

- Gula Darah
Dengan gejala : GD sewaktu > 200 mg/dL
Tanpa gejala: 2 kali GD plasma puasa > 125 mg/dL
- HbA1 c
- C-peptide ( < 0.85 ng/mL)
- Petanda imunologis : GAD, ICA, IAA
- Keton Darah
- Urinalisis – reduksi, keton, protein

Tata laksana DM tipe-1


Fisiologi Gula darah dan insulin
• DM tipe-1  longlife treatment
• Kualitas hidup penderita dipertahankan
seoptimal mungkin
• Tim terpadu (ahli endokrinologi anak, ahli gizi,
psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial &
edukator)

2
4/20/2020

Tipe Insulin
Regimen Insulin Type Appearance Onset (hr) Peak (hr) Duration (hr)
RAPID ACTING
Insulin lispro Clear 0.2-0.3 1-1.5 3-5
• Tujuan : meniru respon Insulin aspart Clear 0.2-0.3 1-1.5 3-5
insulin alamiah Insulin glulisin Clear 0.2-0.4 1-2 3-5
terhadap berbagai SHORT ACTING
faktor yang Regular (soluble) Clear 0.5-1 2-3 6-8
mempengaruhi gula insulin
darah INTERMEDIATE
• Menyerupai insulin ACTING
endogen  sekresi Insulin zinc suspension Cloudy 1-2 8-10 20-24
basal (50% dari insulin or Lente
total sehari) dan NPH or isophane Cloudy 1-2 8-10 20-24
sekresi fase cepat yang Insulin
mengikuti intake LONG ACTING
makanan (bolus) Insulin glargine and Clear Glargine: 2-4 _ Glargine: 24
Insulin detemir Detemir: 1-4 _ Detemir: 20-24

REGIMEN INSULIN Dosis Harian Insulin


Dosis tergantung pada beberapa faktor :
• MDI (multiple daily injection)  Insulin Basal Bolus • usia
• CSII ( continouos subcutaneous insulin infusion)  • berat badan
Pump insulin • status pubertas
• lama dan fase diabetes
• Premixed Insulin
• asupan makanan
• pola olahraga, rutinititas sehari hari
Whatever insulin regimen is chosen, it must be supported by • hasil dari pemantauan kadar gula darah
comprehensive education appropriate for the age, maturity,
and individual needs of the child and family
• HbA1c
• Kondisi saat sakit

Dosis Harian Insulin


Pedoman Dosis :
• Anak sebelum pubertas 0,7-1,0 U/kgBB/hari
• Selama periode honeymoon < 0.5 U/kgBB/hari
• Selama pubertas, kebutuhan 1-2 U/kgBB/hari

Jika menggunakan regimen basal bolus, maka


kebutuhan tersebut dibagi menjadi:
• 40-50% insulin kerja panjang
• Sisanya insulin kerja pendek/cepat

3
4/20/2020

Lokasi penyuntikan insulin Exercise

Edukasi

Nutrisi Monitoring metabolik

4
4/20/2020

Hal yang harus dilakukan saat kunjungan


Monitoring klinis untuk mengurangi risiko komplikasi
• Pengukuran TB, BB, status pubertas
• Keluhan • HbA1c tiap 3 bulan
• Pertumbuhan • Tekanan Darah
• Perkembangan • Pemeriksaan mata setelah 2 th dx
• Pubertas • Pemeriksaan ke arah neuropati otonom setelah 2
th terdx
• Komplikasi • Protein urin setelah 2 th
• Pemeriksaan lipid
• Keadaan lain seperti keluhan hiper/hipotiroid

Komplikasi Jangka Panjang DM tipe 1


Komplikasi Mikrovaskuler
• Retinopati
- setelah 5-10 th
- 5-10 % alami retinopati proliferatif setelah 15 th
terdiagnosis
• Nefropati
TERIMA KASIH
- 25-45% terdeteksi secara klinis , 20-30%
mikroalbuminuria subklinis
- bisa menjadi end-stage renal
• Neuropati
- Gangguan konduksi syaraf bisa terjadi 4-5 th setelah
menderita DM

Komplikasi Jangka Panjang DM tipe 1 Diabetes Tipe-2


Komplikasi Lainnya • DM Tipe 2 akibat resistensi insulin dan
defisiensi insulin relatif
• Gangguan Pertumbuhan Linier
• Meningkat seiring dengan meningkatnya
• Pubertas terlambat
prevalensi obesitas pada anak
• Berisiko tinggi mengalami penyakit autoimun
• Jarang sebelum pubertas
(tiroiditis)
• Median usia 13,5 tahun
• Osteopeni
• Faktor risiko utama : Obesitas dan Riwayat
• Sindroma Gerak sendi terbatas keluarga dengan DM T2

5
4/20/2020

Diagnosis Diabetes Tipe-2 Edukasi pada DM T2


• Gejala Klasik sama dengan DM T1 • Perubahan gaya hidup
• Diagnosis • Peningkatan Aktivitas Fisik
1. Tegakkan diabetes sesuai kriteria (sama • Edukasi tentang obat diabetes oral dan insulin
dengan DMT1)
2. Menentukan tipe DM

Rekomendasi IDAI 2015

Tujuan Manajemen DM T2 Monitoring


• Edukasi manajemen diabetes mandiri • Target gula darah pada DM T2 : HbA1c < 6.5 %
• Kadar glukosa darah normal • Pemeriksaan HbA1c minimal tiap 6 bulan
• Menurunkan berat badan (karena biasanya obes) • Jika kontrol metabolik buruk, HbA1c tiap 3
• Menurunkan asupak karbohidrat dan kalori bulan
• Meningkatkan aktivitas fisik • Monitoring gula darah mandiri
• Mengendalikan penyakit ko-morbid (hipertensi, • Jika menggunakan insulin, monitoring gula
dislipidemia, peremakan hati, nefropati dll) darah >3x sehari

6
4/20/2020

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai