M DENGAN CKD
DI RUANG ICU RS PANTI WILASA CITARUM
Disusun Oleh
Agnes Yunita AP (1607004)
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari senin tanggal 27 November 2017 di ruang ICU
RS.Panti Wilasa Citarum secara alloanamnesa dan autoanamnesa.
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a) Nama : Tn. M
b) Umur : 66 tahun
c) Jenis Kelamin : Laki-laki
d) Agama : Islam
e) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
f) Status Perkawinan : Menikah
g) Pekerjaan : wiraswasta
h) Alamat : Semarang
i) No. RM : 569692
j) Tanggal Masuk RS : 14 November 2017
k) Diagnosa Medis : CKD
2. Identitas Penanggung Jawab
a) Nama : Ny. S
b) Umur : 66 tahun
c) Jenis Kelamin : Perempuan
d) Pendidikan Terakhir : SMA
e) Pekerjaan : Wiraswasta
f) Alamat : Semarang
g) Hubungan dengan Klien : istri
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak nafas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien masuk dengan keluhan sesak,
pusing
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : riwayat CHF
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga mengatakan tidak
mempunyai riwayat CKD
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway : pasien tampak sesak nafas, gelisah, banyak secret pada
jalan nafas, nampak sulit bernafas, terpasang ETT
2. Breathing : Rr=22 X/menit, suara tambahan ronchi, menggunakan
alat bantu nafas ventilator spontan, FiO2=45%, peep=6, PS=6,
SPO2=99%
3. Circulation : TD = 150/79 mmHg, Nadi = 93X/menit, capilarry
reffil <3detik, akral dingin, warna kulit pucat, oedema di
ekstremitas
4. Disability : kesadaran composmentis
GCS : E4, M6, V=ETT
Pupil ishokor
5. Eksposure : sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium, EKG,
dilakukan HD
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Skala Koma Glasgow : E=5, M=6, V=ETT
TTV : Nadi : 93 x/mnt, Res. rate : 21
x/mnt
Suhu : 36,90C, SPO2 : 99%,
Tekanan Darah : 150/79 mmHg.
Sistem Pernafasan
Gejala (subyektif)
a. Riwayat Penyakit Pernapasan : Klien memberi isyarat bahwa
nafas terasa sesak
b. Dyspnea : Klien memberi isyaat sekarang masih merasa sesak
nafas.
c. Sputum : Klien memberi isyarat ingin mengeluarkan dahak
d. Penggunaan Alat Bantu : terpasang ventilator spontan dengan
FiO2=45%, peep=6, PS=6
Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Mesochepal, rambut beruban, banyak keringat
Sistem Persyarafan
Gejala (subyektif)
a. Nyeri dada
P : Klien mengatakan nyeri saat bernafas.
Q : Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk hingga
tembus belakang.
R : Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri.
S : Klien mengatakan nyeri dengan skala 5.
T : Klien mengatakan muncul sering
E. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laborat tanggal 26-11-2017 :
Hb 8,2 gr/dl, Leukosit 9100, Hematokrit 23,1, Trombosit
232.000
2. Pemeriksaan EKG
Hasil : sinus normo rythem
3. Terapi Medikasi
No Keterangan
Nama obat Penggunaan
. Waktu
3. levofloxacyn 1 x 750 g
4. Tanda-Tanda Vital
2. DS : Hypoventilasi Ketidak
Keluarga mengatakan klien efektifan pola
sesak nafas nafas
DO :
RR 25 X/menit
Klien terpasang alat bantu
pernafasan
Klien tampak gelisah
DO :
Ekstremitas atas bawah
tampak oedem
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
sekret kental
b. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hypoventilasi
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan
melemah
Airway Management
Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin
lift atau jaw thrust
bila perlu
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila
perlu
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada
mayo
Berikan bronkodilator
bila perlu
Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan
status O2
Terapi Oksigen
Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Atur peralatan
oksigenasi
Monitor aliran
oksigen
Pertahankan posisi
pasien
Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi
Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmilalitas urine
Monitor BP, HR, dan
RR
Monitor tekanan
darah orthostatik dan
perubahan irama
jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar
intake dan output
Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan
gejala dari odema
Beri obat yang dapat
meningkatkan output
urin
Diagnosa 2
S : klien mengisyaratkan
- Memposisikan pasien masih sesek
untuk memaksimalkan O : nampak sesek,
ventilasi
keringat banyak, gelisah,
- Mengeluarkan sekret terpasang ventilator
dengan suction
A : masalah pola nafas
- Mengobservasi tidak efektif belum
respirasi dan O2 teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
2. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
3. Berikan bronkodilator
bila perlu
4. Monitor respirasi dan
status O2
5. Monitoring TTV
Diagnosa 3
Mempertahankan
catatan intake dan S : keluarga mengatakan
output yang akurat
Memasang urin urin klien sedikit
kateter jika O : output urin 50cc,
diperlukan
ekstremitas oedem
A : masalah kelebihan
volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor input dan
output
2. Beri diuretik bila
diperlukan
3. Kaji luas oedema
2. Selasa, Diagnosa 1 S : klien mengisyaratkan
28-11- masih sesek
- Memposisikan pasien
2017 jam untuk memaksimalkan O : terpasang ventilator
17.00 ventilasi spontan dengan FiO2