Anda di halaman 1dari 6

Skizofrenia adalau suatu kondisi mental yang berhubungan dengan ekspresi yang tak biasa atau

persepsi terhadap kenyataan yang tidak biasa. Penyakit ini adalah suatu kondisi mental yang
sangat rentan karena penderitanya tidak mampu membedakan antara kenyataan atau khayalan.
Karena itu pula, mereka tidak dapat berpikir jernih dan mengendalikan emosi berkat sudut
pandang yang sangat menyimpang dari kenyataan. Para penderita mulai melihat dan merasakan
hal – hal tertentu yang pada akhirnya akan mengaburkan penilaian mereka terhadap situasi yang
sesungguhnya terjadi, mengalami kebingungan dan ketakutan yang ada didalam pikiran mereka.

Gangguan kejiwaan berupa skizofrenia dapat mempengaruhi wanita dan juga pria. Sebagian
besar kasus dideteksi pada awal masa remaja dan usia dewasa. Orang – orang yang
mengalaminya akan cenderung menjauh dari masyarakat dan mengisolasi diri,terputus dari
lingkungannya, mengalami penurunan fungsi dalam kehidupan sehari – hari dan kehancuran
kepribadian yang tampak dari ekspresi, pikiran dan persepsi serta tingkah laku. Skizofrenia
seringkali akan menjadi suatu perjuangan yang berlangsung seumur hidup bagi penderitanya.

Penyebab Skizofrenia
Hingga sekarang, penyebab skizofrenia belum sepenuhnya jelas dan dimengerti oleh para ahli.
Teori yang paling umum menunjukkan bahwa skizofrenia dapat disebabkan oleh beberapa hal
berikut ini yaitu:

 Genetika

Para peneliti melihat bahwa gangguan ini cenderung menurun dalam keluarga dan secara
individu akan mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan penyakit kejiwaan ini.
Sebagaimana penyakit lainnya yang juga berhubungan dengan genetika, skizofrenia dapat
muncul ketika seseorang mengalami perubahan secara hormonal dan fisik seperti masa – masa
menjelang pubertas atau tahap kedewasaan, atau mengalami suatu situasi yang menyebabkan
stress.

 Biologis
Penyebab secara biologis dibagi menjadi dua yaitu pertama adalah bahwa para ahli percaya
bahwa terdapat ketidak seimbangan di otak baik secara kimiawi atau pada neurotransmitter
seperti dopamine, glutamate dan serotonin. Ketiganya memungkinkan syaraf otak untuk
mengirim pesan kepada satu sama lain. Ketidak seimbangan pada ketiganya akan mempengaruhi
reaksi seseorang terhadap stimulus yang diterimanya.

Contohnya, seseorang dengan skizofrenia akan merasa kewalahan dengan suara dan cahaya
yang berlebihan sementara orang lain dapat dengan mudah menanganinya. Masalah ini akan
menggiring kepada terbentuknya halusinasi serta delusi. Penyebab biologis yang kedua
adalah pendapat lain menyatakan bahwa perkembangan otak pada saat masih berada di
kandungan kelak bisa menjadi penentu apakah seseorang memiliki bakat untuk mengalami
skizofrenia atau tidak.
 Infeksi Virus dan Gangguan Imunitas
Skizofrenia juga bisa dipicu oleh faktor lingkungan seperti infeksi yang disebabkan oleh virus
atau gangguan pada sistem imunitas tubuh. Ketahuilah juga beberapa teori dalam psikologi
seperti teori cinta steinberg, teori big five personality, dan teori psikologi kepribadian.

Gejala Awal Skizofrenia


Tanda – tanda skizofrenia bisa berbeda pada setiap orang. Gejala atau tanda tersebut bisa muncul
perlahan – lahan seiring waktu atau juga muncul secara bersamaan sekaligus seperti berikut ini:

1. Gejala Positif
Yaitu gangguan – gangguan yang ditambahkan pada kepribadian seorang penderita,
yaitu:
 Delusi – Dikenal juga dengan pikiran palsu, seseorang mungkin saja mempunyai
perasaan seperti sedang diawasi terus menerus atau bahwa diri mereka adalah seseorang
yang terkenal atau figur yang religius.
 Halusinasi – Melihat, merasa, membaui, atau mendengar sesuatu yang pada
kenyataannya tidak ada. Pengalaman yang paling umum adalah mendengar suara tertentu
yang memberikan perintah kepada dirinya.
 Kelainan Bicara dan Berpikir – Cara bicara atau menulis yang tidak biasa, berpindah –
pindah pada suatu topik yang tidak biasa dan tidak masuk akal. Bisa juga mengarang
suara atau kata – kata sendiri yang tidak masuk akal atau mengulang – ulang kata – kata
serta ide.
 Perilaku Tidak Teratur – Hal ini dapat bervariasi dari mempunyai masalah dengan
kebiasaan rutin seperti kebersihan diri hingga kepada ledakan yang tidak terprovokasi
menjadi perilaku impulsif dan tindakan tanpa kontrol, gelisah, terlihat tegang tanpa
alasan yang jelas.
2. Gejala Negatif
Yaitu kemampuan yang hilang dari kepribadian seseorang:
 Postur tubuh yang aneh.
 Acuh tak acuh pada peristiwa tertentu.
 Penurunan performa kerja atau akademik.
 Perubahan pada penampilan dan juga kebersihan pribadi.
 Perubahan pada sifat dan tingkah laku.
 Menarik diri perlahan dari lingkungan.
 Merespon orang terdekat dengan jengkel, marah atau takut.
 Mengalami kesulitan tidur atau berkonsentrasi.
 Bertingkah laku tidak patut.
 Kurangnya motivasi.
 Gerakan yang lambat.
 Kurangnya kebersihan diri.
 Kesulitan merencanakan dan menentukan tujuan.
 Perubahan pada bahasa tubuh.
 Kekurangan kontak mata.
 Rentang emosi yang berkurang.
 Dorongan seksual yang kurang.
Macam – Macam Gangguan Skizofrenia

Karena gejala skizofrenia biasanya berbeda pada setiap orang, maka berdasarkan gejala yang
dialami ada beberapa macam skizofrenia yaitu:

1. Shizoaffective Disorder
Seseorang yang mengalami skizofrenia tipe ini biasanya mengalami kombinasi dari beberapa
gejala yang ada, seperti halusinasi, delusi dan penyimpangan suasana hati seperti depresi atau
mania. Di masa lalu, penderita yang mengalami dua gejala pada waktu bersamaan akan
didiagnosa dengan kelainan ini, namun sekarang syarat untuk penegakan diagnosa adalah
seseorang harus mengalami penyimpangan suasana hati pada sebagian besar waktu mereka
mengalami gejala psikotik skizofrenia sejak awal muncul hingga saat terkini.

2. Katatonik
Tipe ini memiliki gejala termasuk perilaku yang ekstrim seperti berikut:
 Katatonik Excitement – Gerakan fisik yang berlebihan dan aneh yang terkadang
disebut sebagai kegembiraan katatonik, mengulang – ulang sesuatu yang tidak
bermakna, juga meniru yang dikatakan atau dilakukan orang lain pada saat yang
sama.
 Katatonik Stupor – Gejala yang juga dapat ditunjukkan dari penurunan aktivitas
fisik dan kontak, contohnya orang yang berada dalam fase katatonik menunjukkan
penurunan aktivitas hingga tidak bisa bicara, bergerak atau merespon.

Penderitanya biasanya tidak terkoordinasi dan terlihat canggung, berperilaku tanpa arah yang
jelas seperti mengepak – ngepakkan tangan atau kaki berulang, berdiam diri dalam satu
posisi yang sama selama beberapa waktu bahkan berhari – hari, mengulangi kata – kata atau
kalimat yang sama berulang – ulang.

3. Disorganized Skizofrenia atau Hebephrenia

Perilaku dan cara berpikir yang tidak teratur adalah ciri dari skizofrenia tipe ini. Penderitanya
mungkin menunjukkan cara berpikir dan berbicara yang inkoheren dan tidak logis. Hal ini
dapat menyulitkan untuk melakukan aktivitas sehari – hari seperti menyiapkan makanan,
menjaga kebersihan pribadi, dan sulit dimengerti orang lain yang akan menyebabkan
penderitanya merasa frustasi dan agitasi.

4. Childhood Onset

Tipe ini termasuk jenis skizofrenia yang sangat amat langka yang terjadi pada masa awal
perkembangan kedewasaan, namun ada kalanya berkembang pada masa kanak – kanak
sekitar usia sepuluh tahun atau bahkan lebih awal lagi. Jika seorang anak menderita
skizofrenia, maka ini adalah masalah yang amat serius dan membutuhkan penanganan yang
tepat. Namun anak – anak yang sehat pun terkadang dapat mengalami halusinasi, maka
belum tentu apabila seorang anak berhalusinasi maka ia mengidap skizofrenia. Perlunya
mengetahui dengan benar cara menangani anak berkebutuhan khusus, tahapan perkembangan
anak usia dini, apa saja hambatan perkembangan anak sangat penting untuk  dapat
mendeteksi awal kasus skizofrenia pada anak.
5. Paranoid 
Merupakan tipe skizofrenia yang paling umum dan dapat muncul pada kondisi yang lebih
lanjut daripada tipe lainnya. Penderita skizofrenia mungkin saja mempunyai keyakinan yang
salah atau delusi bahwa seseorang atau sekelompok orang sedang berkonspirasi untuk
mencelakakan dirinya dan keluarganya. Mereka akan menghabiskan waktu untuk
memikirkan bagaimana cara melindungi diri sendiri dan keluarganya dari orang – orang yang
dikiranya mengancam. Biasanya kemampuan fisik dan mengelola emosi tidak terpengaruh.

6. Undifferentiated Schizophrenia

Ini adalah tipe yang mempunyai gejala yang tidak menunjukkan gejala tertentu secara
spesifik, misalnya seseorang penderita terkadang  menunjukkan gejala dari katatonik,
hebephrenic, paranoid namun tidak dapat digolongkan kepada salah satunya secara khusus.

7. Schizophrenia Residual
Penderita yang telah mengalami skizofrenia dalam jangka waktu lama dapat
mengembangkan tipe ini. Gejala yang ditunjukkan seperti kurang bahagia, intonasi suara
yang monoton, ekspresi wajah kosong, tidak mampu melakukan suatu hal yang sudah
direncanakan, kurang interaksi dengan orang lain. Seseorang mungkin dididiagnosis bila
memiliki sejarah psikosis namun hanya menunjukkan gejala yang negatif, karena gejala
positifnya sudah mulai jarang terlihat. Tipe ini didiagnosa jika setidaknya ada satu  gejala
negatif masih tampak dan serangan terakhir muncul paling tidak setahun sebelumnya.

8. Simple Schizophrenia
Skizofrenia tipe ini lebih banyak menunjukkan gejala negatif seperti yang disebut diatas dan
sangat jarang menampakkan gejala positif seperti halusinasi, delusi dan pikiran negatif.
Gejala negatif muncul pada awalnya dan memburuk dengan cepat tanpa disertai riwayat
psikotik sebelumnya.

9. Schizophreniform Disorder
Yaitu tipe skizofrenia yang berlangsung selama kurang lebih enam bulan. Ini adalah tipe
dimana penderitanya tidak dapat menentukan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang dia
bayangkan. Untuk menghindarkan diri dari stres dan depresi, perlu diketahui bagaimana cara
menjadi pribadi yang dewasa, cara mencintai diri sendiri, dan cara membahagiakan diri
sendiri.
Jika ada orang terdekat atau kenalan Anda yang menunjukkan gejala skizofrenia, sebaiknya
berikan dorongan agar ia mau mencari pertolongan yang tepat. Pertolongan yang tepat harus
dilakukan dengan segera, sebab penanganan yang awal sangat menentukan kepada hasil jangka
panjang yang lebih baik. Pengobatan skizofrenia dilakukan dengan kombinasi terapi dan
pemberian obat – obatan. Banyak orang yang dapat menjalani hidup dengan wajar walaupun
mengidap skizofrenia berkat pertolongan yang sedini mungkin dan perawatan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai