KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA-2020.pdff PDF
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA-2020.pdff PDF
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA-2020.pdff PDF
KEPENDUDUKAN
DAN
KELUARGA BERENCANA
TAKS|I>R AN-NASL
(Perbanyak Keturunan)
Adapun dengan tandhim al-nasl bagi pasangan suami istri sangat bisa dilakukan
karena beberapa hal:
1) Tandhim al-nasl dilakukan sebagai upaya dan usaha untuk menjaga kesehatan si
ibu yang mana kalau hamil terus menerus kesehatan psikis dan fisik akan
membahayakan si ibu
2) Tandhim al-nasl dilakukan sebagai cara dan upaya agar agar yang dilahirkan dapat
dididik secara maksimal, hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah Saw ada
orang yang mengadu kepada Rasulullah Saw karena kasihan dalam mendidik
anaknya, terus dia melakukan ‘azl sebagaimana hadis berikut:
“Dari Amir bin Saad, sesungguhnya Usamah bin Zaid mengabarkan kepada
ayahnya Saad bin Abu Waqqash sesungguhnya seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah Saw dan berkata: sesungguhnya saya berbuat ‘azl pada istri
saya. Lalu Rasulullah Saw menjawab: mengapa engkau melakukan ‘azl?
Kemudian laki-laki itu menjawab: saya merasa kasihan dengan anak-anak,
Rasulullah Saw bersabda: kalau seandainya (‘azl) merupakan hal yang
membahayakan, pasti kaum Faris dan al-Rum akan menyatakan bahayanya”
Dari dua hal di atas, tandhim al-nasl merupakan suatu hal yang dilakukan oleh para
pribadi (keluarga) karena ada sebab-sebab yang bisa membahayakan diri dan keluarga
atau agar tercipta sebuah keluarga yang kuat dan berkualitas. Berbeda dengan tahdid
al-nasl, sebagai upaya pembatasan keturunan yang cukup 1 atau 2 anak tanpa melihat
bagaimana kondisi seorang istri kuat dan tidaknya, tanpa melihat sebuah keluarga kaya
atau miskin yang bisa mendidik anak dengan kualitas atau tidak
LANJUTAN PENJELASAN TANZI<M AN-NASL
Menurut Shafa Khalid Zaban, ada beberapa pandangan tentang kebolehan dalam melakukan tandhim al-nasl:
1) Ketika wanita sedang masa menyusui, dalam masa ini hendaknya seorang suami sabar untuk menjalani
hubungan dengan istri (terutama dalam hubungan intim), namun kadang kala ketika seorang suami masih
muda, maka tidak ada jangan lain dalam menyalurkan hasratnya kecuali dengan hubungan intim. Ketika
hubungan intim ini menjadikan sang istri hamil lagi padahal masih dalam masa menyusui, maka akan
menjadikan kualitas ASI menjadi tidak baik atau rusak dan akan mengakibatkan sang bayi tidak mendapatkan
ASI eksklusif yang bisa mengancam kesehatannya, sejarah bangsa Arab ketika sang istri mengandung dan
masih dalam masa menyusui, maka biasanya penyusuannya diserahkan kepada orang lain. Agama Islam
memerintahkan masa penyusuan itu selama dua tahun, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-
Baqarah ayat 233.
2) Untuk kesehatan si ibu, apabila dikhawatirkan ada masalah kesehatan bagi si ibu untuk melahirkan anak
kembali misalnya telah melahirkan anak secara sesar, maka pencegahan untuk melahirkan anak kembali
perlu di atur agar kesehatan dan keselamatan si ibu tetap terjaga. Karena banyak dokter yang menyarankan
ketika melahirkan dalam posisi sesar, maka untuk melahirkan kembali, harus ada jeda waktu minimal tiga
tahunan.
3) Tandhim al-nasl ini untuk menjaga kondisi psikis si ibu, apabila si ibu melahirkan anak terus tanpa ada jarak
yang dia alami, maka kondisi psikis bisa mengganggu si ibu, karena masalah mengandung bukan masalah
kesenangan akan memperoleh anugrah karunia anak semata, akan tetapi masa pengorbanan yang luar biasa
sebagaimana dalam surat Luqman ayat 14.
4) Terlalu banyak anak juga bisa menyebabkan sebuah keluarga hancur ketika tidak bisa mendidik anak, tidak
bisa mengasuh anak dengan kekurangan harta, maka yang akan terjadi seorang ayah atau ibu akan banting
tulang mencukupi kebutuhan keluarga sampai-sampai terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan misalnya
mencari harta yang tidak halal.
5 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM BER-KB
1. 5.
Cara Kerja Bahannya
2. 4.
Sifatnya Implikasinya
3.
Pemasangannya
ALAT KONTRASEPSI
YANG DIBOLEHKAN ISLAM
1) IUD (ADR)
2) Pil 1) Kondom
3) Obat Suntik 2) Azal
4) Cara-cara tradisional
ALAT KONTRASEPSI
YANG DILARANG ISLAM
Memperbanyak anak ini pun juga hendaknya diikuti oleh kualitas orang tua dalam
mengasuh, mendidik anak dengan finansialnya agar mendidikan anak dengan hak-
haknya agar tidak terjadi kasus stunting yang akan semakin besar, begitu juga harus
melihat kondisi kesehatan wanita yang melahirkan yang mampu atau tidak dalam
upayanya melahirkan anak dalam jumlah banyak. Jika tidak melihat kondisi-kondisi
tersebut, maka memperbanyak anak justru akan meninggalkan sebuah keturunan yang
lemah sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-Nisa ayat 9:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka.”
Ketika sebuah keluarga yang tidak mampu untuk mendidik dan mengasuh anak dalam
jumlah yang banyak sebagaimana pandangan taktsir al-nasl, maka perlu usaha untuk
mencegah keturunan (man’u al-hamli).
LANJUTAN KESIMPULAN
Memperbanyak keturunan (taktsir al-nasl) yang asal memperbanyak keturunan tanpa
melihat kemampuan diri dalam membesarkan anak juga akan membahayakan
keturunan yang lemah. Maka yang perlu dilakukan adalah dengan tandhim al-nasl
(pengaturan keturunan). Pengaturan keturunan ini yakni mengatur jarak anak yang
pertama dengan anak yang selanjutnya tiga tahun, dua tahun untuk menyusui, satu
tahun untuk masa kehamilan anak yang selanjutnya.
Dua tahun masa menyusui ini berdasarkan firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah
ayat 233
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”