Anda di halaman 1dari 30

2.2.

4 Diagnosa Keperawatan Konsep Diri Berdasarkan North American

Nursing Diagnoses Assocation ( NANDA)

Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan gangguan konsep diri

(Riyadi, 2009) diantaranya yaitu :

1. Gangguan penyesuaian individu.

2. Keputuasaan.

3. Ketidakefektifan koping.

4. Isolasi sosial .

5. Ketidakberdayaan.

6. Sindrom trauma perkosaan.

7. Gangguan pola tidur.

8. Distres spiritual.

9. Harga diri rendah/ situasional.

10. Gangguan identitas pribadi.

11. Gangguan citra tubuh.

12. Hambatan komunikasi verbal.

13. Gangguan perawatan diri.

14. Gangguan performa peran.

15. Ansietas.

16. Gangguan seksualitas.

17. Prilaku kekerasan terhadap orang lain/ diri sendiri.


2.2.5.Perencanaan

Perawat menyusun rencana dengan berkolaborasi dengan klien dan orang

pendukung jika mungkin, berdasarkan status kesehatan klien, tingkat ansietas,

sumber-sumber, mekanisme koping, dan afisilasi sosiokultural dan agama.

Tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan dapat bervariasi, bergantung pada

diagnosa dan batasan karakterisitk yang berkaitan dengan masing-masing

individu.

2.2.6. Kriteria Hasil

1. Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC)

Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC) adalah hasil keperawatan

klien yang senditif yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku masyarajat, atau

persepsi yang di ukur sepanjang kontinum dalam menanggapi intervensi

keperwatan.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon klien

terhadap tindakan keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan

sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil klien sebagai dasar

untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik

bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain.

2. Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC)

Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC) ini adalah hal

yang akan kita tuju atau capai selama perawatan klien. Dalam penentuan tujuan

outcomes inilah perawat dituntut untuk berfikir secara sistematis dan kritis.

Tujuan dari aplikasi ini dinyatalan dengan prinsip SMART ( Spesifik,

Measureable, Achieveable, Rational, Time Line). Indikator juga dinyatakan

dalam penilaian skala sebagai berikut:

1. tidak dilakukan
2. jarang dilakukan

3. kadang dilaukan.

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan.

Manfaat NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang

komprehensif.

2. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.

3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan

perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.

4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status

kesehatan yang umum.

5. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan

informasi kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

3. Perumusan Nursing outcomes clasification (NOC )

Perumusan Nursing outcomes clasification (NOC ) perawat dituntut harus

dapat berfikir secara sistematis dan kritis. Penentuan noc dengan kriteria hasil

yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai

dengan tujuan yang akan kita capai melalui intervensi keparawatan .

4. Penulisan Nursing outcomes clasification (NOC)

Penulisan NOC diawali dengan tujuan yang akan dicapai berdasarkan kriteria

hasil dengan skala yang ditentukan dan membuat waktu pencapaian dari

pelaksanaan tujuan keperawatan tersebut. Sehingga dengan adanya kriteria hasil

dari tujuan yang dicapai, perawat dapat menentukan bagaimana tingkat

pencapaian dari intervensi keperawatan yang akan dilaksanakan.

2.2.7 Intervensi Keperawatan


1. Pengetian Nursing Intervention clasification (NIC)

Nursing Interventions Classification (NIC) adalah suatu klasifikasi/

pengelompokan dari tindakan- tindakan yang sudah terstandarisari secara

komprehensif yang dilakukan oleh perawat. Nursing Intervention Classification

digunakan disemua area keperawatan dan spesialis. Intervensi keperawatan

merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang

dilakukan perawat untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan.

Dibawah ini merupakan beberapa tujuan dari NIC yaitu:

1. Merencanakan sebuah asuhan,

2. Dokumentasi /pencatatan klinis,

3. Pengaturan komunikasi antar asuhan

4. Penyatuan antara data-data sistematis

5. Keefektifan penelitian

6. Pengukuruan produktivitas

7. Evalusai yang kompetetif

8. Penghemat pembiayaan rumah sakit

9. Pengajaran/edukasi

10. Pengaturan perencanaan

Pengelompokan/klasifikasi intervensi yang dibentuk di dalam NIC merupakan

tindakan keperawatan yang dilakukan perawat berdasarkan kebutuhan klien,

intervensi mandiri dan kolaboratif, asuhan keperawatan langsung dan tidak

langsung. Intervensi didefenisikan sebagai suatu perlakuan (treatment)

berdasarkan penemuan klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh seorang

perawat untuk meningkatkan kemajuan pada kondisi klien.

2. Tujuan Dari Aplikasi Nursing Interventions Classification (NIC)

Nursing Interventions Classification (NIC) dapat ditujukan pada semua

setting / tempat ( dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelayanan
home care , pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan

(dari asuhan keperawatan jiwa, asuhan, asuhan keperawatan medikal keperawatan

kritis ke asuhan keperawatan anak bedah dan keperawatan gerontik). Secara

umum Intervensi dalam NIC menyangkut pada dua hal yaitu kebutuhan fisiologis

(seperti manejemen asam basa) dan kebutuhan psikologis (seperti penurunan

kecemasan).

3. Perumusan Nursing Interventions Classification (NIC)

Perumusan NIC berhubungan dengan NANDA–I (North American Nursing

Diagnoses Assocation International) sebagai diagnosa keperawatan. Sebuah

intervensi muncul ketika ditemukan masalah keperawatan. Masalah keperawatan

yang dirumuskan dalam (NANDA) yang mengacu pada hasil pengkajian perawat.

Hasil pengkajian berupa data subjektif dan objektif yang tertuang dalam batasan

karakteristik (defining characteristic) di buku NANDA.

4. Penulisan Nursing Interventions Classification (NIC)

Penulisan NIC diawali dengan tindakan/ intervensi seperti kaji,observasi

pantau (assesst, observe, monitoring) yang artinya perawat dalam melakukan

perencanaan kegiatan selalu diawali dengan melakukan reevaluasi. Selanjutnya

diikuti dengan tindakan mandiri, kemudian tindakan kolaboratif, dan diakhiri

dengan edukasi kesehatan. Dalam penentukan intervensi ini juga tetap tidak lepas

dari diagnosa yang sudah ditentukan.

2.2.8. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan klien dapat dilihat dari hasilnya,

tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai

dan memberikan feedback terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

Langkah langkah evaluasi :


1. Daftarkan tujuan-tujuan klien

2. Lakukan pengkajian apakah klien dapat melakukan sesuatu

3. Bandingkan tujuan dan kemampuan klien

4. Diskusikan dengan klien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. Jika

tujuan tidak tercapai, makan perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari

jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemuakan, serta apakah perlu

dilakukan perubahan intervensi, (Tarwoto& wartonah 2003).

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Pengkajian dalam laporan karya tulis ilmiah ini menggunakan format yang telah

ditentukan seperti berikut ini.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI

RUMAH SAKIT JIWA PROF. MUHAMMAD ILDREM MEDAN

2.3.1 Pengkajian

I. BIODATA

INDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. V

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 36 Tahun

Status Perkawaninan : Menikah

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Gambir Raya no 19 Perumnas

Simalingkar

Tanggal Masuk RS : 5/4/2005

No. Register : 02.58.10


Ruangan/Kamar : Singgalang

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18/5/2015

Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranaoid Berulang

II. KELUHAN UTAMA

Tn. V mengatakan ia diantar kerumah sakit karena memukul istrinya karena

stres tidak mempunyai pekerjaan yang menetap. Tn. V mengatakan merasa malu

dan merasa rendah didepan keluarga dan saudara istrinya yang mempunyai

pekerjaan yang bagus/ pegawai negeri sipil (PNS) sementara ia hanya seorang

buruh dan kadang tidak bekerja. Klien juga mengatakan setelah beberapa kali

dirawat dirumah sakit keluarga dan istrinya tidak pernah lagi mengunjunginya

semenjak diantar terakhir kali kerumah sakit. Tn V mengatakan ia adalah mantan

mahasiswa ITM jurusan tehnik mesin, yang dikeluarkan karena terlibat aksi demo

pada semester akhir. Setelah dikeluarkan dari kampus Tn V mengatakan stres dan

mengurung diri selama 2 tahun. Klien tidak melakukan aktivitas apapun dan

jarang berinteraksi dengan keluarga, orang disekitarnya dan hanya menyendiri.

Klien mengatakan merasa tidak beguna dan sulit mendapat pekerjaan yang layak

karena ia hanya tamatan SLTA .

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit jiwa sebelumnya

dan klien dibawa pulang oleh keluarga.

B. Pengobatan /tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan mendapat perawatan dari rumah sakit dan pegawai

rumah sakit

C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi

D. Lama dirawat

Klien sudah dirawat berulang, mulai masuk rumah sakit mulai tahun

2008 dan sudah beberapa kali dibawa pulang kerumah dan masuk

rumah sakit lagi.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Klien mengatakan orang tuanya tidak memiliki penyakit serius.

B. Saudara Kandung

Klien tidak memiliki saudara kandung dengan penyakit serius.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Ayah klien telah meninggal dunia karena sudah tua, dan 2 adik

perempuannya meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan ayah klien meninggal karena sudah tua dan

sedangkan kedua adik perempuannya meninggal karena kecelakan lalu

lintas (tabrakan).

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa sakit yang dialami nya saat ini bisa

sembuh,namun akan butuh waktu lama dan keluarganya akan sulit


menerimanya karena ia sakit jiwa.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

B. Persepsi tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa sakit yang dialami nya saat ini bisa

sembuh,namun akan butuh waktu lama dan keluarganya akan sulit

menerimanya karena ia sakit jiwa.


C. Konsep diri

1. Gambaran diri : Klien mengatakan menerima seluruh

bagian tubuhnya.

2. Ideal diri : Klien berharap ia dapat sembuh dengan

segera, dan tidak lagi mengalami sakit yang

ia alami saat ini, sehingga ia bisa bersama

dengan keluarganya.

3. Harga diri : Klien mengatakan merasa sedih, tidak

berguna, tidak dapat melakukan apa-apa,

karena hanya seorang buruh dan dirawat

dirumah sakit jiwa.

4. Peran diri : Klien mengatakan sebelum dirawat dirumah

sakit jiwa klien hanya bisa bekerja sebagai

buruh bangunan atau kuli bangunan dengan

gaji pas-pasan yang bertanggung jawab

sebagai kepala keluarga


5. Identitas diri :
Klien mampu untuk menyebutkan nama,

alamat, status dan pekerjaaan klien


6. Keadaan emosi :
Labil, klien terkadang tampak sedih, bicara

dengan lambat,pelan dan kontak mata kurang.

D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :


Orang tua klien
2. Hubungan dengan :
Klien mengatakan hubungan dengan
keluarga keluarganya baik tapi mulai jarang

berkunjung kerumah sakit.


3. Hubungan dalam : Klien mengatakan tidak terlalu sering berhubungan

dengan berinteraksi dengan orang lain, karena klien orang lain lebih

suka sendiri karena ia malu berinteraksi

dan sering menarik diri.

: Klien mengatakan jarang berkomunikasi


4. Hambatan dalam dengan orang-orang satu ruangannya , karena
berhubungan dengan ia lebih sering menyendiri dan tidak ingin
orang lain cerita dan memilih untuk tidur

: Klien menganut agama Kristen Protestan dan


E. Spritual
ia mempercayai agama yang dianutnya
1. Nilai dan keyakinan
: Selama dirawat dirumah sakit klien jarang

mengikuti kebaktian bersama diruangan


2. Kegiatan ibadah kebaktian, klien mengatakan ia lebih tenang
berdoa sendiri di ruanggannya

3. Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam keadaan sadar

ketika di beri pertanyaan.

4. Penampilan : Klien tampak bersih dan rapi.

5. Alam perasaan : Lesu, saat diajak berbicara klien tampak


tak

bersemangat dan menarik diri

6. Pembicaraan : lambat,klien menjawab pertanyaan dengan

lambat dan singkat.

7. Afek : tidak sesuai.


8. Interaksiselama :
Kontak mata kurang, klien sering menghindar
wawancara
saat diajak berbicara, dan tidak berani
menatap perawat.

9. Persepsi :
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan
persepsi.
10. Isi pikir : Rendah diri dibuktikan dengan klien selalu
mengatakan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa
karena ia tidak lulus kuliah,dan hanya kuli
bangunan

A. Tanda-tanda Vital

1. Suhu tubuh : 36,5 0C

2. Tekanan darah : 120/80 mmhg

3. Nadi : 72x/i
:

4. Pernafasan 22x/i

5. TB : 160 cm

6. BB : 58 kg

B. Pemeriksaan Head to Toe

Kepala

1. Bentuk : Simetris

2. Kulit kepala : Bersih,kulit kepala tampak putih.

Rambut

1. Penyebaran dan keadaan : Pendek

rambut

2. Bau : Tidak berbau

3. Warna rambut : Hitam

Wajah

1. Warna kulit : Sawo matang

2. Struktur wajah : Struktur wajah bulat

Mata

1. Kelengkapan dan : Kedua mata lengkap dan simetris kesimetrisan

Konjungtiva tidak anemis, sclera

2. Konjungtiva dan sclera : bewarna putih dan tidaK

3. Pupil : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan

5. Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan


:

Hidung

1. Tulang hidung dan posisi : Hidung dan septum nasI berada dalam

septum nasi posisi normal : Tidak ada perdarahan,

2. Lubang hidung kebersihan kurang baik

: Tidak ditemukan cuping hidung

3. Cuping hidung

Telinga

1. Bentuk telinga : Normal dan simetris

2. Ukuran telinga : Ukuran telinga dalam batas normal

3. Lubang telinga : Ada kotoran, tidak ada infeksi

4. Ketajaman : Tidak dilakukan Pemeriksaan

pendengaran

Mulut dan Faring

1. Mukosa bibir : Mukosa bibir kering

2. Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada perdarahan pada gusi

3. Keadaan lidah : Tidak ada lesi dan perdarahan pada

lidah

4. Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Leher

1. Posisi trachea : Dalam posisi normal

: Tidak ada pembesaran thyroid


2. Thyroid
: Bicara dengan nada pelan

3. Suara : Tidak ada pembesaran kelenjar

: Tidak ada pembesaran

4. Kelenjar limfe Tidak ada pembesaran


5. vena jugularis
: Tidak ada pembesaran
6. Denyut nadi teraba

Pemeriksaan integumen

1. Kebersihan : bersih

2. Kehangatan : Kulit hangat

3. Warna : Sawo matang

4. Turgor : Kulit kembali cepat

5. Kelembaban : Lembab

6. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan

ketiak

1. Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Warna payudara dan : Tidak dilakukan pemeriksaan

Areola : Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Kondisi payudara dan : Tidak dilakukan pemeriksaan

putting

Pemeriksaan thoraks/dada

1. Inspeksi thorak : Dada simetris

2. Pernafasan (frekuensi, : 22x/i,irama reguler/beraturan.

irama) : Tidak ditemukan kesulitan dalam

3. Tanda kesulitan bernafas bernafas,klien dapat bernafas tanda

ada gangguan.
Pemeriksaan paru :
:

1. Palpasi getaran suara Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak

2. Perkusi dilakukan pemeriksaan


:
3. Auskultasi Tidak dilakukan pemeriksaan
:
Pemeriksaan Abdomen
:
1. Inspeksi
tidak ada benjolan, dan tidak ada

distensi pada abdomen Peristaltik 24x/i


:
2. Auskultasi
tidak ada nyeri tekan dirasakan oleh
:
3. Palpasi
klien.

Pemeriksaan kelamin dan daerah

sekitarnya

1. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Anus dan perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan

X. POLA KEBIASAAN

SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/hari : 3x/hari

2. Nafsu/ selera makan : Kadang klien tidak menghabiskan

3. Nyeri ulu hati makanannya.

4. Alergi : Tidak ada nyeri ulu hati

5. Mual dan muntah : Tidak ada alergi

6. Tampak makan memisahkan : Tidak ada mual dan muntah

diri Klien makan bersama dengan teman

seruangannya dan kadang menjauh


karena klien mengatakan kadang

: makanannya diambil oleh teman satu

7. Waktu pemberian makan ruangannya

: Pagi pukul 08.00 wib, siang pukul

8. Jumlah dan jenis makanan : 12.00 wib, malam pukul 18.00 wib

9. Waktu pemberian minum : 1 porsi jenis makanan nasi

10. Masalah makan dan minum Saat klien merasa haus

Tidak ada masalah makan dan minum

II. Perawatan diri/Personal

Hygiene :
1. Kebersihan tubuh :
Klien tampak bersih,tidak jorok
2. Kebersihan gigi dan mulut
: Pada gigi ada lubang,mulut tidak ada
lesi.
3. Kebersihan kuku kaki dan Kuku pendek dan bersih

tangan
:
III. Pola kegiatan/aktivitas

1. Uraian aktivitas klien klien Klien melakukan aktivitas mandi


untuk mandi makan, eliminasi, secara mandiri, klien mampu makan
ganti pakaian dilakukan secara secara mandiri ketika makanan sudah
mandiri, dibagi , untuk aktivitas eliminasi urine
sebagian, atau total. klien mampu mengontrol sendiri

eliminasinya seperti BAK/BAB,klien

mampu mengganti pakaiannya secara

mandiri dengan baju yang diberikan


2.
:

Uraikan aktivitas : oleh perawat.

ibadah klien selama Selama dirawat dirumah sakit klien

dirawat/sakit jarang mengikuti kebaktian bersama

diruangan kebaktian, klien mengatakan

ia lebih tenang berdoa sendiri di

ruanggannya

IV. Pola eliminasi

BAB :

1. Pola BAB : 1x/hari

2. Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Riwayat pendarahan : Tidak ada perdarahan

4. BAB terakhir : Sehari yang lalu

5. Diare : Tidak pernah diare

6. Penggunaan laksati Tidak ada penggunaan laktasi

BAK :

1. Pola BAK : 4-5 X /hari

2. Karakter urine : Warna urine kekuningan

3. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan Tidak ada rasa terbakar


BAK
V. Mekanisme koping

1. Mekanisme koping yang maladaptif yaitu klien mengatakan apabila ada

masalah maka klien lebih memilih untuk merokok. klien jarang

membicarakan masalahnya dengan dengan orang lain karena tidak suka

menceritakan masalahnya dan lebih baik menyelesaikannya sendiri. Klien

juga pernah memukul istrinya karena merasa sangat stres dengan

kehidupannya dan dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak

bekerja.
2.3.2 Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan

1. DS: Tn. V mengatakan merasa sangat Harga diri rendah kronik


malu dan merasa rendah didepan berhubungan dengan persepsi
keluarga dan saudara istrinya yang kurang dihargai oleh orang lain
mempunyai pekerjaan yang bagus/ ditandai dengan klien
pegawai negeri sipil (PNS) sementara mengatakan merasa tidak
ia hanya seorang buruh buruh bergaji
mampu, malu hanya seorang
pas-pasan dan kadang tidak bekerja.
tamatan SLTA, hanya mantan
- klien selalu mengatakan dirinya seorang mahasiswa yang tidak
tidak bisa melakukan apa-apa, lulus kuliah, klien hanya bekerja
tidak mampu, hanya mantan sebagai buruh bergaji pas-pasan
mahasiswa yang tidak lulus dan kadang tidak bekerja,
kuliah karena dikeluarkan dari sehingga membuat klien merasa
kampus. malu dan rendah diri didepan
- Klien mengatakan ia hanya saudara dan keluarga istrinya
seorang tamatan SLTA dan yang mempunyai pekerjaan yang
hanya sebagai buruh dan tidak bagus/ pegawai negeri sipil
bisa menjadi apa-apa selain (PNS) sementara ia hanya
buruh. seorang buruh.
DO: pada waktu menceritakan masa
lalu dan pengalamannya klien tampak
menunduk,menarik diri, kadang
terdiam, tidak bersemangat.
2 Ds : klien mengatakan mengurung diri Isolasi sosial berhubungan
selama 2 tahun setelah dikeluarkan dari dengan sumber personal yang
kampus. tidak adekuat ditandai dengan
klien mengatakan bahwa istri
- Klien mengatakan setelah
beberapa kali dirawat dirumah dan keluarganya mulai jarang
sakit, keluarga dan istrinya mengunjunginya kerumah sakit
sudah mulai jarang semenjak dirawat pada tahun
mengunjunginya semenjak ia 2008 hingga saat ini. Klien
dirawat pada tahun 2008 hingga merasa tidak diperhatian dan
saat ini. tidak dipedulikan oleh istri dan
keluarganya,klien juga tampak
Do : Klien tampak menarik diri, sering
menyendiri disudut ruangannya.
duduk meyendiri disudut ruangan tanpa
melakukan interaksi dengan orang lain.
3 DS: Klien mengatakan selalu merasa Resiko kesepian berhubungan
sendiri, merasa tidak diperhatikan dan dengan isolasi sosial ditandai
tidak dipedulikan lagi oleh dengan klien mengatakan selalu
keluarganya. merasa sendiri,merasa tidak
diperhatikan dan tidak
- Klien juga mengatakan bahwa
dipedulikan lagi oleh
keluarganya jarang
keluarganya, klien juga
mengunjunginya dirumah sakit
semenjak diantar terakhir mengatakan jarang berinteraksi
kalinya. dengan orang lain, klien sering
duduk di sudut ruangan
- Klien juga jarang berinteraksi menyendiri, tidak melakukan
dengan satu ruangannya, tidak kegiatan apapun dan hanya
melakukan kegiatan apapun, terdiam dan menarik diri.
lebih sering menyendiri.
Do : sering duduk menyendiri di sudut
ruangan,jarang berinteraksi dengan
orang lain, menarik diri.
4. Ds: Klien mengatakan keluarganya Penurunan koping keluarga
mulai jarang mengunjunginya dirumah berhubungan dengan sedikitnya
sakit semenjak diantar kerumah sakit dukungan yang diberikan kepada
terakhir kalinya. Klien merasa klien ditandai dengan keluarga
keluarganya akan sulit menerimanya klien mulai jarang mengunjungi
dengan keadaanya karena sudah
klien dirumah sakit, semenjak
dirawat berulang dirumah sakit jiwa
tahun 2008, hingga saat ini.
semenjak tahun 2008 hingga sekarang.

Do: klien tampak sedih dan menarik


diri.
5 Ds: klien mengatakan apabila sedang Perilaku kesehatan cenderung
ada masalah klien jarang beresiko berhubungan dengan
membicarakan masalahnya dengan merokok ditandai klien
dengan orang lain karena tidak suka mengatakan jika klien memilki
menceritakan masalahnya. Klien malah masalah maka klien lebih
mengatakan ia memilih untuk merokok
memilih untuk merokok untuk
, karena klien merasa dengan merokok
memikirkan masalahnya. Klien
klien dapat memikirkan masalahnya
dan mencari solusi. jarang membicarakan dan
menceritakan masalah nya
kepada orang lain, pada jari
Do: tampak pada jari2 tangan klien ada tangan klien tampak bekas
bekas terbakar yang menghitam akibat terbakar yang menghitam akibat
sering merokok. sering merokok.
2.3.3 Rumusan Masalah

1. Harga diri rendah kronik

2. Isolasi sosial

3. Resiko kesepian

4. Penurunan koping keluarga

5. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.

2.3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang dihargai oleh

orang lain ditandai dengan klien mengatakan malu hanya seorang tamatan

SLTA, hanya mantan seorang mahasiswa yang tidak lulus kuliah, bekerja

sebagai buruh bergaji pas-pasan dan kadang tidak bekerja, sehingga

membuat klien merasa malu dan rendah diri didepan saudara dan keluarga

istrinya mempunyai pekerjaan yang bagus/ pegawai negeri sipil (PNS)

sementara ia hanya seorang buruh.

2. Isolasi sosial berhubungan dengan sumber personal yang tidak adekuat

ditandai dengan klien mengatakan bahwa istri dan keluarganya mulai jarang

mengunjunginya kerumah sakit semenjak dirawat pada tahun 2008 hingga

saat ini. Klien merasa tidak diperhatian dan tidak dipedulikan oleh istri dan

keluarganya, klien juga tampak menyendiri disudut ruangannya.

3. Resiko kesepian berhubungan dengan isolasi sosial ditandai dengan klien

mengatakan selalu merasa sendiri, merasa tidak diperhatikan dan tidak

dipedulikan lagi oleh keluarganya, klien juga tampak jarang berinteraksi

dengan satu ruangannya, dan sering duduk di sudut ruangan menyendiri.


4. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan sedikitnya dukungan yang

diberikan kepada klien ditandai dengan keluarga klien mulai jarang

mengunjungi klien dirumah sakit, semenjak tahun 2008, hingga saat ini.

5. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kebiasaan

merokok ditandai klien mengatakan jika klien memilki masalah maka klien

lebih memilih untuk merokok untuk memikirkan masalahnya. Klien jarang

membicarakan dan menceritakan masalah nya kepada orang lain, pada jari

tangan klien tampak bekas terbakar yang menghitam akibat sering merokok.

2.3.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL


Hari/tang
No.Dx Perencanaan
gal
Selasa/19 Tujuan dan kriteria hasil:
1.
mei 2015 Dalam waktu 1x6 jam klien akan menunjukkan self esteem/ harga
Harga diri diri dengan indikator :
rendah 1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala
kronik 3
2. Mempertahanakan kontak mata dengan skala 3
3. Menerima kritik yang membangun dari orang lain dengan
skala 3
4. Melatih perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri skala 3

Rencana tindakan : Rasional


Nic: self-esteem enchancement/ 1. Pernyataan klien tentang
Peningkatan harga diri pandangan harga diri klien
1. Pantau pernyataan klien mengidentifikasi kepada
tentang harga diri. penyebab harga diri.
2. Bantu klien untuk 2. Reinforcement positif akan
menemukaan penerimaan meningkatkan harga diri
diri. klien.
3. Dorong klien untuk 3. Kemampuan positif yang
mempertahankan kontak dimilki klien dapat
mata saat berkomunikasi meningkatkan rasa percaya
dengan orang. diri klien.
4. Bantu klien menggunakan 4. Mengembangkan
kemampuan positif yang kemampuan klien dengan
dimiliki klien. kemampuan yang
5. Fasilitasi lingkungan dan dimilkinya.
aktivitas yang akan 5. Mempermudah klien untuk
meningkatkan harga diri. meningkatkan harga diri.
6. Beri penghargaan atau 6. Pujian dan penghargaan
pujian atas kemajuan klien yang diberikan memberikn
dalam mencapai tujuan rasa percaya diri kepada
yang tercapai. klien.
Selasa/19 Tujuan dan kriteria hasil
mei 2015 2.

Isolasi sos Klien akan menunjukkan social involvement / keterlibatan sosial


ial dalam waktu 1x 6 jam dengan indikator :
1. Berinteraksi dengan teman dekat dengan skala 3
2. Berinteraksi dengan tetangga dengan skala 3
3. Berinteraksi dengan anggota keluarga dengan skala 3

Perencanaan Rasional
Nic: socialization Nic: peningkatan sosialisasi:
enhancement
/peningkatan sosialisasi:1. Hubungan interaksi dengan
orang lain akan membantu
1. Motivasi klien untuk klien untuk menghindari
meningkatkan rasa kesepian.
hubungan.
2. Kemampuan klien dalam
2. Gunakan tehnik bermain berkomunikasi dapat
peran dalam meningkatkan rasa percaya
mempraktekkan tehnik diri klien dalam berinteraksi
dan keterampilan dengan oran lain.
komunikasi.
3. Melibatkan klien dalam
3. Dukung klien untuk aktivitas kelompok , akan
terlibat dalam aktivitas mengurangi rasa kesepian
kelompok atau individu. yang dialami klien.

4. Anjurkan pasien untuk 4. Dengan pasien diskusi dan


berdiskusi tentang cerita bersama temannya ,
masalah-masalah yang klien akan bisa mengurangi
dialaminya dengan rasa stres yang dirasakan.
orang lain.
5. Rujuk klien ke
5. Meningkatkan kemampuan
kelompok komunikasi
ketrampilan dalam
interpersonal dimana
pesien bisa memahami berkomunikasi.
dan memingkatkan

kemampuan untuk
bertransaksi/negosiasi.

Nic: support system support system enchancement /


enchancement / peningkatan peningkatan sistem dukungan.
sistem dukungan:

1. Identifikasi respon 1. Perubahan respon


psikologi terhadap psikologis
situasi dan kemampuan memungkinkan
sistem pendukung. perubahan terhadap
2. Identifikasi tingkat kemampuan mendukung
dukungan kesehatan klien.
keluarga,dukungan
keuangan,dan sumber 2. Mengidentifikasi
lainnya sumber-sumber
3. Dorong klien untuk dukungan yang dapat
memiliki hubungan membantu klien dalam
dengan orang-orang mencapai
yang memilki minat dan keberhasilan
hobi yang sama. pengobatan. Adanya
4. Libatkan keluarga,orang keluarga /orang terdekat
yang terdekat, dan membantu klien dalam
teman-teman dalam proses penyembuhan.
perawatan dan
perencanaan. 3. Membantu klien untuk
5. Jelaskan kepada orang mengembangkan
disekitar bagaimana hubungan bersama
dengan orang-orang
mereka bisa membantu
disekitar.
4. Keikutsertaan
keluarga,orang terdekat
akan meningkatkan rasa
dicintai ,dihargai pad
klien yang pada
akhirnya akan
meningkatkan harga diri
klien.

5. Meningkatkan
partisipasi orang
terdekat dalam upaya
membantu motivasi
kesembuhan klien.
Rabu, 20
3 Tujuan dan kriteria hasil
mei 2015
Resiko Klien akan mampu melakukan keterampilan interaksi sosial/ social

kesepian interaction skills/ dalam waktu 1x 6 jam dengan indikator :


1. pasien mampu menunjukkan penerimaan denga skala 3
2. menunjukkan sikap yang tenang dengan skla 4
3. Bekerja sama dengan orang lain dengan skala 3
4. Rileks dengan skala 5
5. kompromi dengan skala dengan skala 3

Perencanaan Rasional
Nic : behavior modification : 1. Masalah interpersonal dapat
social skills/ Modifikasi prilaku: mempengaruhi
keterampilan sosial keterampilan dan interaksi
1. Bantu klien klien dalam melakukan
mengidentifikasi aktivitas.
masalah interpersonal 2. Mempermudah klien untuk
yang dihasilkan dari mengenali masalah yang
kurangnya kemampuan mengakibatkan klien sulit
sosial. untuk melakukan
2. Dukung pasien untuk keterampilan sosial.
mengungkakan perasaan 3. Mempermudah klien untuk
yang berhubungan melakukan keterampilan
dengan masalah sosial.
interpersonal. 4. Umpan balik yang positif
3. Bantu klien untuk meningkatkan rasa percaya
mengidentifikasi diri dan harga diri klien.
langkah –langkah 5. Semakin banyak orang
prilaku untuk terlibat maka klien akan
keterampilan sosial yang termotivasi untuk
ditargetkan. berinteraksi lebih aktif lagi
4. Berikan umpan balik 6. Menjaga kemungkinan
kepada klien dan orang buruk yang akan terjadi
terdekat tentang selama interaksi dan
kesesuaian respon sosial melatih koping adaptif.
yang mereka tunjukkan
dalam latihan
5. Libatkan orang terdekat
untuk melatih
keterampilan sosial
klien.

Rabu,20 Tujuan dan kriteria hasil


4.
mei 2015
Penurunan Dalam waktu 1x6 jam keluarga akan mampu menunjukkan family
koping coping/ koping keluarga yang efektif dengan indikator:
keluarga
1. Keluarga akan mampu untuk memanejem masalah keluarga
dengan skala 3
2. Keluarga akan melibatkan anggota keluarga dalam

mengambil keputusan dengan skala 3.


3. Memperdulikan kebutuhan semua anggota keluarga dengan
skala 4

Perencanaan Rasional
Nic: Family support/ Dukungan 1. Reaksi keluarga terhadap
keluarga kondisi klien
1. Kaji reaksi emosi keluarga mempengaruhi rencana
terhadap kondisi klien tindakan kesehatan klien
2. Pertimbangkan beban 2. Beban psikologis keluarga
psikologis akibat prognosis mempengaruhi proses
bagi keluarga. keluarga dalam pemenuhan
3. Identifikasi sifat dukungan kebutuhan.
spiritual untuk keluarga 3. Dukungan spiritual
4. Dengarkan keluhan , mempengaruhi pandangan
perasaan, dan pertanyaan keluarga terhadap kesehatan
keluarga. klien
5. Fasilitasi komunikasi 4. Keluarga akan merasa
tentang keluhan dan terbantu dan tidak tertekan
perasaan antara klien dan dengan kondisi kesehatan
keluarga atau antara keadaan klien serta
anggota keluarga. meningkatkan koping
6. Jawab semua pertanyaan adaptif
anggota keluarga 5. Meningkatkan komunikasi
atau bantu mereka antara anggota keluarga.
untuk mendapatkan 6. Membantu keluarga dalam
jawaban. mengetahui informasi
7. Berikan umpan balik untuk menganai keondisi anggota
keluarga menyangkut keluarga.
koping mereka. 7. Umpan balik akan
8. Bantu keluarga membantu keluarga dalam
untuk memperoleh peningkatan koping
pengetahuan,keterampilan, keluarga.
dan peralatan yang 8. Pemenuhan
dibutuhkan untuk pengetahuan dan
melanjutkan keputusan keterampilan keluarga akan
mereka tentang klien membantu dalam
perawatan lanjutan klien.
kamis,21 5. Tujuan dan kriteria hasil
mei 2015
Prilaku Klien akan mampu menunjukkan health orientation / orientasi
cenderun kesehatan skala 3 dengan indikator:
g beresiko 1. Fokus dalam menjaga prilaku kesehatan
2. Fokus untuk pencegahan penyakit
3. Persepsi bahwa prilaku kesehatan sangat relevan terkait
dengan kesehatan seseorang
Perencanaan Rasional
Nic: behavior modification/ 1. Untuk mengetahui
modifikasi kebiasaan. kebiasaan klien yang
1. Identifikasi masalah dilakukan mengenai
kebiasaan klien dalam hal prilaku terhadap masalah
prilaku. kesehatan yang dialami
klien.
2. Identifikasi sasaran prilaku 2. Memberikan pengetahuan
kesehatan yang spesifik kepada klien mengenai
secara konkret tujuan prilaku kesehatan
3. Tentukan apakah saran untuk mengubah dan
prilaku yang di identifikasi kebiasaan.
perlu untuk di tingkatkan 3. Mengetahui bagaimana
,diturunkan atau diajari. prilaku atau kebiasaan itu
berpengaruh terhadap
4. Diskusikan proses peningkatan prilaku
modifikasi prilaku dengan kesehatan
klien atau orang terdekat. 4. Memberkan dukungan
dalam proses perubahan
5. Fasilitasi keterlibatan prilaku.
penyedia perawatan 5. Memberikan fasilitas
kesehatan lainnya dalam terhadap klien untuk
proses modifikasi yang melakukan kebiasaan yang
sesuai . mendukung prilaku yang
mendukung kesehatan.

2.3.6 PELAKSANAAN KEPERAWATAN.


Hari/ta No.dx Pukul Implementasi Evaluasi (SOAP)
nggal
Rabu/2 1. 10.00 Nic: self-esteem enchancement/ S : klien mengatakan bersyukur
0 harga wib Peningkatan harga diri masih memilki kemampuan
diri 1. Memantau pernyataan klien positif( klien masih bisa bekerja
mei 2015 renda tentang harga diri. walaupun hanya buruh), bisa
h. 2. Membantu klien untuk melakukan kegiatan yang
menemukaan penerimaan sederhana seperti menyapu
diri. ,mengepel dan mencuci piring.
3. Mendukung klien untuk - Klien mengatakan
mempertahankan kontak bersyukur masih memiliki
mata saat berkomunikasi kesepatan untuk sehat
dengan orang. jasmani
4. Membantu klien O : klien tampak
menggunakan kemampuan kooperatif,klien mulai mau
positif yang dimiliki klien. bercerita,mampu
5. Memfasilitasi lingkungan mengungkapkan kemampuan
hidup and aktivitas yang yang dimiliki
akan meningkatkan harga A.masalah teratasi sebagian

diri. P: intervensi dilanjutkan


6. Memberi penghargaan atau Dalam wakti 1 x 6 jam klien
pujian atas kemajuan klien akan mampu menunjukkan
dalam mencapai tujuan harga diri dengan skala 4.
yang tercapai.
Kamis 2.isola 10.00 Nic: socialization S: Klien mengatakan kadang
/21 mei si wib enchancement /peningkatan sudah mulai
2015 sosial. sosialisasi: berkomunikasi dengan
1. Memotivasi klien untuk satu ruangannya.
meningkatkan hubungan. Klien mengatakan sudah
2. Mengunakan tehnik bermain memiliki teman cerita didalam
peran dalam ruangannya
mempraktekkan tehnik dan Klien mengatakan sudah mulai
keterampilan komunikasi. melakukan aktivitas
3. Mendorongg klien untuk bersamasama dengan teman
terlibat dalam aktivitas satu ruangan seperti menyapu
kelompok atau individu. ruangan.
4. Membantu meningkatkan O : Klien tampak mulai
kesadaran dan keterbatasan berinteraksi, klien mulai
dalam berkomunikasi melakukan kegiatan seperti
dengan orang lain. menyapu bersama satu
5. Merujuk klien ke kelompok ruangannya.
komunikasi interpersonal A: Masalah teratasi sebagian
dimana pesien bisa P: Intervensi dilanjutkan
memahami dan Dalam waktu 1x6 jam klien
memingkatkan kemampuan akan menunjukkan
untuk peningkatan sisoalisasi dengan
bertransaksi/negosiasi.
skala 5.

Anda mungkin juga menyukai