Anda di halaman 1dari 55

KARAKTERISTIK PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANG

ELEKTROMAGNETIK TERPOLARISASI-S PADA BIDANG BATAS


KIRI DAN BAWAH BAHAN ANTIFEROMAGNETIK FeF2
MENGGUNAKAN KONFIGURASI FARADAY

(Skripsi)

Oleh

AZIZATUN NAAFI’AH

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK

KARAKTERISTIK PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK TERPOLARISASI-S PADA BIDANG BATAS
KIRI DAN BAWAH BAHAN ANTIFEROMAGNETIK FeF2
MENGGUNAKAN KONFIGURASI FARADAY

Oleh

AZIZATUN NAAFI’AH

Analisis teoretis dan komputasi telah dilakukan tentang pemantulan dan


pembiasan gelombang elektromagnetik terpolarisasi-s dengan Konfigurasi
Faraday (medan magnet konstan dari luar ( H 0 ) diarahkan sejajar terhadap bidang
datang). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh perubahan arah H 0
dan sudut datang ( ) terhadap nilai reflektansi dan transmitansi. Hasil komputasi
menunjukkan bahwa reflektansi dan transmitansi gelombang elektromagnetik
pada sisi kiri dan bawah bersifat resiprok (tidak terjadi perubahan nilai ketika
adanya perubahan arah H 0 dan  ) atau dapat dituliskan F ( )  F ( ) dan
F ( H 0 )  F ( H 0 ). Hasil reflektansi dan transmitansi gelombang elektromagnetik
terpolarisasi-s pada penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian Devis
(2008) memiliki sifat yang sama tetapi nilai puncaknya berbeda di sekitar
frekuensi 52,45 cm-1. Selain itu, nilai sudut kritis yang dapat menyebabkan
terjadinya pemantulan sempurna adalah 25,23° jika ditinjau di dalam bahan dan
90° jika ditinjau di luar bahan magnet.

Kata Kunci: Gelombang Elektromagnetik, FeF2, Reflektansi, Transmitansi dan


Pemantulan Sempurna

i
ABSTRACT

THE CHARACTERISTICS OF REFLECTION AND TRANSMISSION OF


S-POLARIZED ELECTROMAGNETIC WAVES ON THE LEFT AND
BOTTOM ANTIFERROMAGNETIC MATERIAL FeF2 IN FARADAY’S
CONFIGURATION

BY

AZIZATUN NAAFI’AH

Theoretical and computational analyzing have been carried out about the
reflection and transmission of s-polarized electromagnetic waves in Faraday‟s
Configuration (the constant external magnetic field ( H 0 ) is directed parallel to
the incoming plane). This study is aimed to determine the effect of changes in the
direction of H 0 and the angle of incidence ( ) to the reflectance and
transmittance values. The computational results show that the reflectance and
transmittance of electromagnetic waves on the left and bottom side are reciprocal
(there is no change in value when there is a change in direction of H 0 and  ) or
can be written as F ( )  F ( ) and F ( H 0 )  F ( H 0 ). If this results are
compared with Devis‟s research (2008), it has the same properties but the peak
value is different around the frequency of 52.45 cm-1. In addition, the critical
angle value that can causes total reflection is 25.23° measured from the inside
material and 90° measured from the outside material.

Keywords : Electromagnetic wave; FeF2; Reflectance; Transmittance and Total


Reflection.

ii
KARAKTERISTIK PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK TERPOLARISASI-S PADA BIDANG BATAS
KIRI DAN BAWAH BAHAN ANTIFEROMAGNETIK FeF2
MENGGUNAKAN KONFIGURASI FARADAY

Oleh

AZIZATUN NAAFI’AH

Skripsi

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Azizatun Naafi‟ah, dilahirkan di Purwosari, Natar,

Lampung Selatan pada hari Rabu, 30 April 1997. Penulis merupakan anak kedua

dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Wiyono dan Ibu Tati Khosyiati. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDS Citra Insani yang

diselesaikan pada tahun 2009. Tahun 2012 penulis menyelesaikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Darul „Ulum, sedangkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di MAN 1 Metro diselesaikan pada tahun 2015.

Penulis diterima di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) pada tahun 2015 dan

mendapatkan beasiswa Bidikmisi pada tahun pertama hingga tahun keempat

perkuliahan. Selama menempuh pendidikan di Universitas Lampung, penulis

pernah menjadi asisten praktikum Metode Pengukuran dan Kalibrasi, asisten

praktikum Fisika Dasar I, asisten praktikum Fisika Dasar II, asisten praktikum

Fisika Eksperimen serta aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Fisika. Tahun

2018 penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Semen Baturaja

(Persero) Tbk, Baturaja, Palembang. Pada tahun yang sama, penulis juga

melakukan pengabdian masyarakat dengan mengikuti program kuliah kerja nyata

(KKN) Universitas Lampung di Desa Nibung, Gunung Pelindung, Lampung

Timur.

vii
PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, tulisan ini kupersembahkan untuk

ayah, ibu, kakak, dan adikku yang selalu mendukung dan tak pernah lepas

dalam membuatku tegar hingga saat ini.

Untuk keluarga besar yang selalu mendoakanku.

Serta untuk sahabat karib dan teman-teman seperjuangan yang selalu

mendukung dan membuat seutas senyuman hadir di bibirku.

viii
MOTTO

-Better Late Than Never-

“Allah will not change the condition of a people until they change

what is in themselves (Q.S. Ar-Ra’d :11)”

“apa yang kau lakukan. Harus sesuai dengan apa


yang kau ucapkan” -LvnDr

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Karakteristik Pemantulan dan Pembiasan Gelombang

Elektromagnetik Terpolarisasi-s pada Bidang Batas Kiri dan Bawah Bahan

Antiferomagnetik FeF2 Menggunakan Konfigurasi Faraday”.

Penulis menyadari dalam penyajian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya agar lebih

sempurna.

Bandar Lampung, Desember 2019

Azizatun Naafi’ah

x
SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Karakteristik Pemantulan Dan Pembiasan Gelombang

Elektromagnetik Terpolarisasi-S Pada Bidang Batas Kiri Dan Bawah Bahan

Antiferomagnetik FeF2 Menggunakan Konfigurasi Faraday”.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menghaturkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan FMIPA Unila.

2. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika dan dosen

Pembimbing Akademik.

3. Bapak Dr. rer. nat. Roniyus Marjunus, S.Si., M.Si., sebagai pembimbing

utama yang telah sabar membimbing dan memberikan banyak motivasi,

nasihat serta ilmunya.

4. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D., sebagai pembimbing kedua yang telah

memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Pulung Karo-Karo, M.Si., sebagai penguji yang telah memberikan

masukan selama penulisan skripsi.

6. Ayah, ibu, kakak, Insan atas segala do‟a dan dukungannya yang membuat diri

ini tetap tegar.

xi
7. Teman seperjuangan tema gelombang dan seperbimbingan atas bantuan dan

kerjasamanya.

8. Bang Ugi, Ikii dan Panjul atas segala dukungan dan bantuan selama proses

berlangsung.

9. Sahabatku Nur Azizah Dewi Aniroh yang tetap mendukung meski jauh

disana, Nusaiba Luthfiana yang selalu menghibur kala kepenatan melanda,

Diah Purwarini yang selalu seperti amplop dan perangko serta Ega Tiara

partner dari segala partner.

10. Teman bahagiaku Listi, Arie, Bella, Siska, Yayak, Hariyati dan Putra yang

selalu mau direpotkan.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

membantu penulis selama menyelesaikan tugas akhir.

Semoga Allah SWT selalu membalas dengan hal yang lebih baik.

Bandar Lampung, Desember 2019

Azizatun Naafi’ah

xii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN ................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii

MOTTO ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

SANWACANA ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii

DAFTAR SIMBOL ........................................................................................... xxi

DAFTAR KONSTANTA ..................................................................................xxv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

xiii
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gelombang Elektromagnetik .............................................................. 7
2.2 Persamaan Gelombang Elektromagnetik untuk Bahan Magnet
Anistrop Linier ................................................................................... 8
2.3 Bahan Antiferomagnetik FeF2 ........................................................... 10
2.4 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang Elektromagnetik ................. 11
2.5 Pemantulan Sempurna Gelombang Elektromagnetik ......................... 13
2.6 Reflektansi dan Transmitansi Gelombang Elektromagnetik .............. 14
2.7 MATLAB (Matrix Laboratory).......................................................... 15

III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 20
3.2 Alat Penelitian .................................................................................... 20
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pemantulan dan Pembiasan dari Ruang Hampa ke Bahan
Magnet FeF2 pada Sisi Kiri .................................................... 20
3.3.2 Perhitungan untuk Bahan Listrik Isotrop Linier ..................... 21
3.3.3 Pemantulan dan Pembiasan dari Bahan Magnet FeF2 ke
Ruang Hampa pada Sisi Bawah .............................................. 22
3.3.4 Perhitungan Sudut Kritis......................................................... 23
3.3.5 Pemantulan Sempurna ............................................................ 23
3.3.6 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Pemantulan dan Pembiasan dari Ruang Hampa ke Bahan Magnet FeF2
pada Sisi Kiri
4.1.1 Gelombang Datang ................................................................. 25
4.1.2 Gelombang Terpantul ............................................................. 26
4.1.3 Gelombang Terbias ................................................................. 28
4.1.4 Reflektansi dan Transmitansi ................................................. 33
4.2 Perhitungan untuk Bahan Listrik Isotrop Linier ................................. 47
4.3 Pemantulan dan Pembiasan dari Bahan Magnet FeF2 ke Ruang
Hampa pada Sisi Bawah
4.3.1 Pemantulan dan Pembiasan dari Bahan Magnet FeF2 ke
Ruang Hampa pada Sisi Bawah Menggunakan Sudut
Datang dari Luar (  )
4.3.1.1 Gelombang Datang ..................................................... 49
4.3.1.2 Gelombang Terpantul ................................................. 51
4.3.1.3 Gelombang Terbias ..................................................... 53
4.3.1.4 Reflektansi dan Transmitansi ...................................... 56
4.3.2 Pemantulan dan Pembiasan dari Bahan Magnet FeF2 ke
Ruang Hampa pada Sisi Bawah Menggunakan Sudut
Datang dari Dalam (  2 )
4.3.2.1 Gelombang Datang ..................................................... 64
4.3.2.2 Gelombang Terpantul ................................................. 66
4.3.2.3 Gelombang Terbias ..................................................... 68

xiv
4.3.2.4 Reflektansi dan Transmitansi ...................................... 69
4.4 Perhitungan Sudut Kritis
4.4.1 Perhitungan Sudut Kritis Menggunakan Sudut Datang dari
Dalam (  2 ).............................................................................. 78
4.4.2 Perhitungan Sudut Kritis Menggunakan Sudut Datang dari
Luar (  ) .................................................................................. 80
4.5 Pemantulan Sempurna
4.5.1 Pemantulan Sempurna Menggunakan Sudut Datang dari
Dalam (  2 ).............................................................................. 81
4.5.2 Pemantulan Sempurna Menggunakan Sudut Datang dari
Luar (  ) .................................................................................. 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 87
5.2 Saran .................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A

LAMPIRAN B

LAMPIRAN C

LAMPIRAN D

LAMPIRAN E

LAMPIRAN F

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Perintah untuk membuat grafik 2D ............................................................. 17

2.2. Warna, bentuk penanda dan bentuk garis .................................................... 19

4.1 Perbandingan reflektansi dan transmitansi pada penelitian ini dan


penelitian Devis (2008) ................................................................................ 84

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1. Konfigurasi Faraday ..................................................................................... 2

1.2. Gelombang datang terpolarisasi-s ................................................................ 3

1.3. Konfigurasi Voigt ........................................................................................ 3

1.4. Gelombang datang terpolarisasi-p ............................................................... 3

1.5. Pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik dengan


gelombang listrik datangnya terpolarisasi-s pada bidang batas kanan
dan batas atas bahan antiferomagnetik FeF2 dalam Konfigurasi
Faraday ........................................................................................................ 4

2.1. Kuat medan listrik ( ⃑ ) dan kuat medan magnet ( ⃑ ) saling tegak
lurus pada gelombang elektromagnetik ........................................................ 8

2.2. Penyimpangan magnetisasi konstan terhadap sumbu mudah akibat


medan magnet luar ⃑ .................................................................................. 11

2.3. Pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik pada bidang


batas medium 1 dan medium 2 ..................................................................... 12

2.4. Sudut kritis dari medium yang lebih rapat ( ) ke medium yang
kurang rapat ( ) .......................................................................................... 14

2.5. Contoh plot fungsi kuadrat ........................................................................... 18

3.1. Diagram alir penelitian ................................................................................. 24

4.1. Pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik dengan


gelombang listrik datangnya terpolarisasi-s pada bidang batas kiri
dan batas bawah bahan magnet FeF2 dalam Konfigurasi Faraday............... 25

4.2. Grafik Rss terhadap  dengan   30 pada sisi kiri bahan magnet
FeF2 .............................................................................................................. 35

xvii
4.3. Grafik Rss terhadap  dengan   30 pada sisi kanan bahan magnet
FeF2 .......................................................................................................... 35

4.4. Grafik Rsp terhadap  dengan   30 pada sisi kiri bahan magnet
FeF2 ........................................................................................................... 36

4.5. Grafik Rsp terhadap  dengan   30 pada sisi kanan bahan magnet
FeF2 .......................................................................................................... 37

4.6. Grafik T1 terhadap  dengan   30 pada sisi kiri bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 38

4.7. Grafik T1 terhadap  dengan   30 pada sisi kanan bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 38

4.8. Grafik T2 terhadap  dengan   30 pada sisi kiri bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 39

4.9. Grafik T2 terhadap  dengan   30 pada sisi kanan bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 39

4.10. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kiri bahan magnet
FeF2 ........................................................................................................... 40

4.11. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kanan bahan magnet
FeF2 ........................................................................................................... 41

4.12. Grafik Rsp terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kiri bahan magnet
FeF2 ........................................................................................................... 42

4.13. Grafik Rsp terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kanan bahan magnet
FeF2 ........................................................................................................... 42

4.14. Grafik T1 terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kiri bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 43

4.15. Grafik T1 terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kanan bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 44

4.16. Grafik T2 terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kiri bahan magnet


FeF2 ............................................................................................................ 45

xviii
4.17. Grafik T2 terhadap  dengan H 0  3T pada sisi kanan bahan magnet
FeF2 ............................................................................................................ 45

4.18. Grafik Rss , Rsp , T1 , T2 terhadap  dengan   30 dan H 0  3T pada


Konfigurasi Faraday ................................................................................... 46

4.19. Grafik Rss terhadap  dengan   30 di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah)................................................................................................. 57

4.20. Grafik Rss terhadap  dengan   30 di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 58

4.21. Grafik T terhadap  dengan   30 di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 59

4.22. Grafik T terhadap  dengan   30 di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 59

4.23. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 61

4.24. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 61

4.25. Grafik T terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 62

4.26. Grafik T terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 63

4.27. Grafik Rss , Rsp dan T terhadap  dengan   30 dan H 0  3T pada


Konfigurasi Faraday ................................................................................... 64

4.28. Grafik Rss terhadap  dengan 2i  30 di dalam bahan magnet FeF2
(sisi bawah) ................................................................................................ 70

4.29. Grafik Rss terhadap  dengan 2i  30 di dalam bahan magnet FeF2
(sisi atas) .................................................................................................... 71

4.30. Grafik T terhadap  dengan 2i  30 di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 72

xix
4.31. Grafik T terhadap  dengan 2i  30 di dalam bahan magnet FeF2
(sisi atas) .................................................................................................... 72

4.32. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 74

4.33. Grafik Rss terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 74

4.34. Grafik T terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi bawah) ................................................................................................ 75

4.35. Grafik T terhadap  dengan H 0  3T di dalam bahan magnet FeF2


(sisi atas) .................................................................................................... 76

4.36. Grafik Rss , Rsp dan T terhadap  dengan   30 dan H 0  3T pada


Konfigurasi Faraday ................................................................................... 77

4.37. Grafik sudut kritis  2c1 terhadap frekuensi di dalam bahan ....................... 79

4.38. Grafik sudut kritis  2c2 terhadap frekuensi di dalam bahan....................... 79

4.39. Grafik sudut kritis  c1 terhadap frekuensi di luar bahan ............................ 81

4.40. Grafik reflektansi terhadap frekuensi dengan 2i  2c ............................. 82

4.41. Grafik reflektansi terhadap frekuensi dengan 2i  2c ............................. 82

4.42. Grafik reflektansi terhadap frekuensi dengan i  c ................................. 83

xx
DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan

B Medan magnet induksi T

D Medan listrik pergeseran Cm-1

 Delta kronecker -

 Besaran yang diperoleh pada perhitungan -


untuk gelombang magnet
Ei NC-1
Vektor amplitudo gelombang listrik datang

Ei tang Vektor amplitudo gelombang listrik datang


NC-1
yang sejajar terhadap bidang batas
Erss Vektor amplitudo gelombang listrik pantul NC-1
terpolarisasi-s
Vektor amplitudo gelombang listrik
Ersp
datang terpolarisasi-s yang menghasilkan NC-1
gelombang listrik pantul terpolarisasi-p
Er tang Vektor amplitudo gelombang listrik pantul
NC-1
yang sejajar terhadap bidang batas
Et Vektor amplitudo gelombang listrik bias NC-1

Et tang Vektor amplitudo gelombang listrik terbias


NC-1
yang sejajar terhadap bidang batas
Eo Kuat medan listrik NC-1

 Permitivitas bahan Fm-1

Hi Vektor amplitudo gelombang magnet


Am-1
datang
H i tang Vektor amplitudo gelombang magnet
Am-1
datang yang sejajar terhadap bidang batas

xxi
H rss Vektor amplitudo gelombang magnet
Am-1
pantul terpolarisasi-s
Vektor amplitudo gelombang magnet
H rsp
datang terpolarisasi-s yang menghasilkan Am-1
gelombang magnet pantul terpolarisasi-p
H r tang Vektor amplitudo gelombang magnet
Am-1
pantul yang sejajar terhadap bidang batas
Ht Vektor amplitudo gelombang magnet
Am-1
terbias
H t tang Vektor amplitudo gelombang magnet
Am-1
terbias yang sejajar terhadap bidang batas
H Kuat medan magnet Am-1

Ho Kuat medan magnet luar Am-1

k12i Vektor gelombang datang di ruang hampa m-1

k12r Vektor gelombang pantul di ruang hampa m-1

k12t Vektor gelombang bias di dalam bahan m-1

k21i Vektor gelombang datang di dalam bahan m-1

k21r Vektor gelombang pantul di dalam bahan m-1

k21t Vektor gelombang bias di ruang hampa m-1

k zt Vektor gelombang bias pada sumbu-z m-1

k Vektor gelombang di ruang hampa m-1

n1 Indeks bias medium 1 -

n2 Indeks bias medium 2 -

R Reflektansi -

Rss -
Reflektansi gelombang yang terpolarisasi-s
Reflektansi gelombang datang
Rsp terpolarisasi-s yang menghasilkan -
gelombang pantul terpolarisasi-p

xxii
rss Koefisien pemantulan gelombang yang -
terpolarisasi-s
Koefisien pemantulan gelombang datang
rsp terpolarisasi-s yang menghasilkan -
gelombang pantul terpolarisasi-p
S Vektor pointing Jm-2s-1

Si Jm-2s-1
Vektor pointing gelombang datang

S rss Vektor pointing gelombang pantul Jm-2s-1


terpolarisasi-s
Vektor pointing gelombang datang
S rsp
terpolarisasi-s yang menghasilkan Jm-2s-1
gelombang pantul terpolarisasi-p
St Jm-2s-1
Vektor pointing gelombang terbias
T Transmitansi -

T1 Transmitansi pertama -

T2 Transmitansi kedua -

t1 Koefisien pembiasan amplitudo -


gelombang listrik pertama
t2 Koefisien pembiasan amplitudo -
gelombang listrik kedua
𝜃i Sudut datang dari ruang hampa °

𝜃r Sudut pantul dari ruang hampa °

𝜃t °
Sudut bias dari ruang hampa menuju bahan
𝜃2i °
Sudut datang di tinjau dari dalam bahan
𝜃2r °
Sudut pantul di tinjau dari dalam bahan
𝜃2t °
Sudut bias dari bahan menuju ruang hampa
𝜔 cm-1
Frekuensi gelombang
𝜔i cm-1
Frekuensi gelombang datang
𝜔r cm-1
Frekuensi gelombang pantul

xxiii
𝜔t cm-1
Frekuensi gelombang bias
 Besaran yang diperoleh pada perhitungan -
untuk gelombang listrik
m Kerentanan magnetik -

 (1) Kerentanan magnetik linear -

xxiv
DAFTAR KONSTANTA

Konstanta Keterangan Nilai

c Kecepatan cahaya 3x108 ms-1

0 Permitivitas di ruang hampa 8,85x10-12 C2N-1m-2

0 Permeabilitas di ruang hampa 4πx10-7 TmA-1

xxv
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Optika mempelajari tentang cahaya atau gelombang elektromagnetik, karena

cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik adalah

gelombang yang terdiri dari gelombang magnet dan listrik yang arah rambatnya

tegak lurus dengan arah amplitudo kedua gelombang tersebut (Sarojo, 2011).

Contoh gelombang elektromagnetik diantaranya cahaya tampak, Sinar-X, sinar

gamma, sinar ultraviolet, sinar infra merah, gelombang radio dan televisi

(Nicolaide, 2012). Apabila seberkas cahaya atau sinar (gelombang

elektromagnetik) mengenai suatu medium atau berpindah dari medium satu ke

medium yang lain, maka akan mengalami dua gejala yaitu pembiasan dan

pemantulan (Soetrisno, 1979). Hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan

oleh Snellius yaitu apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar

yang rata, maka berlaku: 1) sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak

pada satu bidang datar, 2) sudut datang (  i ) sama dengan sudut pantul (  r )

(Young dan Freedman, 2004). Sedangkan, pemantulan sempurna pada suatu

medium dapat terjadi apabila sudut datang lebih besar dari sudut kritisnya(  c )

(Giancoli, 2014).

Jenis medium dapat dibagi menjadi dua yaitu medium yang bersifat listrik dan

bersifat magnet. Medium tersebut akan memberi respon terhadap gelombang


2

elektromagnetik yang mengenainya. Respon ini disebut kerentanan bahan.

Kerentanan sebagai bentuk respon suatu bahan terhadap medan listrik disebut

kerentanan listrik ( ), sedangkan bentuk respon suatu bahan terhadap medan

magnet disebut kerentanan magnet ( ) (Husein dkk., 2012).

Penelitian mengenai respon ini telah dilakukan oleh Abraha (1995) yaitu

mengenai percobaan pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik pada

bahan FeF2 menggunakan sinar infra merah jauh pada Konfigurasi Faraday

(konfigurasi dimana medan magnet luar ⃑ diarahkan sejajar terhadap bidang

datang) seperti ditunjukkan pada Gb. 1.1.

Gelombang datang Gelombang pantul

Material

Gelombang bias

Gambar 1.1. Konfigurasi Faraday.

Secara teoretis juga telah dilakukan berbagai penelitian mengenai respon suatu

bahan terhadap gelombang elektromagnetik yang datang padanya diantaranya

adalah telaah teoretis kerentanan magnetik non linear orde dua (Roniyus dkk.,

1999), kajian teoretis pemantulan sempurna gelombang elektromagnetik

terpolarisasi-s (dimana gelombang listrik datangnya tegak lurus terhadap bidang

datang; ditunjukkan pada Gb. 1.2) pada bahan magnet FeF2 dalam Konfigurasi

Voigt (konfigurasi dimana medan magnet luar ⃑ diarahkan tegak lurus terhadap

bidang datang; ditunjukkan pada Gb. 1.3) (Nurrohman, 2004).


3

Gelombang datang Gelombang pantul


̅
̅

Material

Gelombang bias

Gambar 1.2. Gelombang datang terpolarisasi-s (Roniyus dkk., 2004).

Gelombang datang Gelombang pantul

Material

Gelombang bias
Gambar 1.3. Konfigurasi Voigt.

Serta kajian teoretis pemantulan sempurna gelombang elektromagnetik

terpolarisasi-p (dimana gelombang listrik datangnya sejajar terhadap bidang

datang; ditunjukkan pada Gb. 1.4) pada bahan magnet FeF2 dalam Konfigurasi

Faraday (Fitriyanto, 2005).

Gelombang datang Gelombang pantul


̅
̅

Material

Gelombang bias
Gambar 1.4. Gelombang datang terpolarisasi-p (Roniyus dkk., 2004).
4

Kajian teoretis lain mengenai respon bahan magnet terhadap gelombang

elektromagnetik yang mengenainya adalah seperti penelitian yang dilakukan oleh

Devis (2008) mengenai karakteristik gelombang elektromagnetik terpolarisasi-s

pada pemantulan sempurna dalam bahan magnet FeF2 menggunakan Konfigurasi

Faraday, diperoleh bahwa reflektansi (R) dan Transmitansi (T) di bagian sisi

kanan dan bagian atas (ditunjukkan pada Gb. 1.5) bersifat resiprok yang berarti

tidak terjadi perubahan nilai ketika adanya perubahan tanda medan magnet luar

( ⃑ ) maupun sudut datang (  i ). Dari telaah teoretis dan komputasi ini dihasilkan

sudut kritis di dalam bahan magnet FeF2 sebesar c  25, 4 , tetapi bila ditinjau

dari sisi luar bahan maka besarnya sudut kritis sekitar 90 . Sehingga, penembakan

gelombang elektromagnetik pada penelitian ini mengakibatkan terjadinya

pemantulan sempurna pada bagian atas bahan magnet FeF2.

y
k12t Batas atas k12r
-z

Batas kiri

FeF2
̅

̅̅̅̅̅ ̅

Batas bawah Batas kanan


Gambar 1.5. Pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik dengan
gelombang listrik datangnya terpolarisasi-s pada bidang batas
kanan dan batas atas bahan antiferomagnetik FeF2 dalam
Konfigurasi Faraday.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengenai respon suatu bahan

magnet terhadap gelombang elektromagnetik terpolarisasi-s pada bidang batas kiri


5

dan batas bawah (ditunjukkan pada Gb. 1.5) dalam bahan antiferomagnetik FeF2

menggunakan Konfigurasi Faraday belum dikaji, sehingga hal inilah yang

mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh beberapa rumusan masalah

sebagai berikut

1. Bagaimana pengaruh perubahan sudut datang (  i ) dan medan magnet luar

(⃑ ) terhadap nilai reflektansi (R) dan transmitansi (T) gelombang

elektromagnetik terpolarisasi-s pada bidang batas kiri dan batas bawah bahan

antiferomagnetik FeF2 menggunakan Konfigurasi Faraday?

2. Bagaimana hasil perbandingan sifat reflektansi dan transmitansi gelombang

elektromagnetik terpolarisasi-s pada sisi kiri dan bawah bahan

antiferomagnetik FeF2 yang dilakukan dalam penelitian ini dibandingkan

dengan sisi kanan dan atas yang telah dilakukan oleh Devis (2008)?

3. Berapa besarnya sudut kritis (  c ) yang dapat menyebabkan terjadinya

pemantulan sempurna?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Mengetahui pengaruh perubahan sudut datang (  i ) dan medan magnet luar

( ⃑ ) terhadap nilai reflektansi (R) dan transmitansi (T) gelombang


6

elektromagnetik terpolarisasi-s pada bidang batas kiri dan batas bawah bahan

antiferomagnetik FeF2 menggunakan Konfigurasi Faraday.

2. Membandingkan hasil reflektansi dan transmitansi gelombang

elektromagnetik terpolarisasi-s pada sisi kiri dan bawah bahan

antiferomagnetik FeF2 yang dilakukan dalam penelitian ini dengan hasil

reflektansi dan transmitansi pada sisi kanan dan atas yang telah dilakukan

oleh Devis (2008).

3. Menentukan besarnya sudut kritis yang menyebabkan terjadinya pemantulan

sempurna padan bahan antiferomagnetik FeF2.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan salah satu acuan dalam

percobaan mengenai pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik

terpolarisasi-s pada bahan antiferomagnetik FeF2 khususnya dalam Konfigurasi

Faraday .
7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik (GEM) adalah gelombang yang tidak membutuhkan

medium untuk perambatannya, dimana gelombang tersebut tersusun atas medan

magnet dan medan listrik. Contoh gelombang elektromagnetik diantaranya adalah

cahaya tampak, sinar-X, gelombang radio dan televisi (Nicolaide, 2012).

Gelombang elektromagnetik tidak lepas dari hipotesis Maxwell yang mengacu

pada hubungan kemagnetan dan kelistrikan sesuai dengan beberapa percobaan

berikut :

a. Oersted melakukan percobaan yang berhasil membuktikan bahwa arus listrik

menghasilkan medan magnet.

b. Faraday melakukan percobaan mengenai perubahan fluks magnet pada

kumparan dapat menimbulkan arus induksi, kemudian arus induksi tersebut

menghasilkan medan listrik.

Mengacu kepada dua percobaan ini, Maxwell mengatakan bahwa, “Jika

perubahan fluks magnet dapat menimbulkan medan listrik (seperti bunyi Hukum

Faraday) maka perubahan fluks listrik juga dapat menimbulkan medan magnet”.

Pernyataan ini dikenal sebagai hipotesis Maxwell (Giancoli, 2014). Berdasarkan

hipotesis Maxwell tersebut, maka perubahan medan listrik yang terjadi akan

mengakibatkan perubahan medan magnet serta sebaliknya dan keadaan ini terus
8

akan berulang. Perambatan medan magnet dan medan listrik ini dikenal dengan

gelombang elektromagnetik seperti ditunjukkan pada Gb. 2.1.

⃑ Arah pergerakan
(perambatan)
gelombang
x

Gambar 2.1. Kuat medan listrik ( ⃑ ) dan kuat medan magnet ( ⃑ ) saling
tegak lurus pada gelombang elektromagnetik (Giancoli,
2014).

2.2 Persamaan Gelombang Elektromagnetik untuk Bahan Magnet

Anisotrop Linier

Persamaan Maxwell memberikan persamaan matematis tentang medan listrik,

medan magnet, dan hubungan antar keduanya. Bahan anisotrop linier tidak

mengandung arus listrik bebas dan muatan bebas, sehingga Persamaan Maxwell

untuk bahan anisotrop linier sebagaimana ditunjukkan oleh Pers. (2.1) (2.4)

berikut (Wangsness, 1979)

  D( r , t )  0 , (2.1)

  B( r , t )  0 , (2.2)

D(r , t )
 H r ,t   , (2.3)
t

B(r , t )
 E  r , t    , (2.4)
t

dengan nilai D(r , t ) dan B(r , t ) seperti yang ditunjukkan pada Pers. (2.5) dan

Pers. (2.6) berikut


9

D r ,t    E r ,t  , (2.5)

 
B(r , t )  0 1       H  r , t  ,
1
(2.6)

dengan  adalah permitivitas relatif bahan, 0 adalah permeabilitas di ruang

hampa, dan  (1) ( ) adalah kerentanan magnetik linier. Ketika suatu gelombang

elektromagnet mengenai sebuah bahan magnet, gelombang magnet akan berperan

lebih besar dalam menginduksi bahan ini dibandingkan dengan gelombang listrik.

Maka persamaan diferensial gelombang magnet di dalam bahan dapat diperoleh

dengan cara mengambil curl pada Pers. (2.3) dan menghasilkan persamaan seperti

yang ditunjukkan oleh Pers. (2.7) berikut

 D  r , t  
   H  r , t      

  E r ,t  
 t   , (2.7)
  t

kemudian dengan mensubtitusi Pers. (2.4) ke Pers. (2.7) dihasilkan bentuk

persamaan baru seperti yang diperlihatkan pada Pers. (2.8) berikut

2 B  r , t 
 
   H  r , t    H  r , t   
2

t 2
. (2.8)

Jika Pers. (2.6) di subtitusi ke Pers. (2.8) akan memberikan persamaan seperti

yang ditunjukkan oleh Pers. (2.9) berikut

 
 2 1   1   H  r , t 
 
 H  r , t      H  r , t   0
2

t 2
, (2.9)

atau

 H i  r , t   0
2  2 H i  r , t   H j
  0
 
 2 ij1   H j  r , t 
0 , (2.10)
t 2 xi x j t 2
10

jika diasumsikan bahwa penyelesaian pada Pers. (2.10) adalah berupa gelombang

magnet H  r , t  yang berbentuk gelombang datar harmonik dengan frekuensi

sudut dan vektor gelombangnya adalah k , maka penyelesaian persamaan

tersebut dalam bentuk kompleks ditunjukkan oleh Pers. (2.11) berikut ini

(Wangsness, 1979)


H  r , t   H 0  r , t  exp i k .r  t ,  (2.11)

penyelesaian ini kemudian disubtitusikan kembali ke Pers. (2.9) maka diperoleh

bentuk lain seperti yang ditunjukkan pada Pers. (2.12) berikut

k2 1
 ij H 0 j  ij1   H 0 j   ij H 0 j  ki k j H 0 j  0 , (2.12)
0 2
0 2

dengan adalah Delta Kronecker yang memiliki nilai:

1, jika i =j
= (2.13)
0, jika i ≠ j .

Pers. (2.12) merupakan ungkapan persamaan diferensial gelombang magnet di

dalam bahan yang dicirikan oleh kerentanan magnetik bahan (Roniyus, 2002).

2.3 Bahan Antiferomagnetik FeF2

Antiferromagnet sederhana dapat divisualisasikan sebagai bahan yang terdiri dari

dua kisi magnetik. Karena momen kedua kisi ini memiliki magnitudo yang sama

dan karena keduanya berorientasi pada arah yang berlawanan, maka total

magnetisasi antiferromagnet pada dasarnya nol (setidaknya pada nol kelvin)

(Buschow dan De Boer, 2004 ).


11

Bahan FeF2 adalah bahan antiferomagnetik, jika bahan FeF2 diletakkan di dalam

medan magnet konstan ⃑ dari luar, maka kedua magnetisasi ̅ dan ̅

mengalami perubahan arah atau penyimpangan dari posisi mula-mula. Seperti

yang ditunjukkan pada Gb 2.2 di bawah ini.

Sumbu ̅
mudah
z

̅ x

Gambar 2.2. Penyimpangan magnetisasi konstan terhadap sumbu mudah


akibat medan magnet luar ⃑ (Abraha dan David, 1996).

Hal ini menandakan adanya respon bahan FeF2 terhadap medan magnet ⃑ dari

luar yang dicirikan dengan kerentanan magnetik berbentuk tensor. Perhitungan

secara teoritis mengenai kerentanan magnet linier ( ⃡( ) ( )) pada bahan magnet

FeF2 tersebut ditunjukkan oleh Pers. (2.14) (Abraha,1995)

  xx1    xy1   0 
 
 1       yx1    yy1   0  . (2.14)
 

 0 0  1
zz    

2.4 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang Elektromagnetik

Jika gelombang elektromagnetik berinteraksi dengan medium, maka akan

menimbulkan gejala pemantulan dan pembiasan karena adanya perbedaan

karakterisitik di kedua medium (Roniyus, 2002). Diketahui bahwa kondisi batas

dapat dipenuhi hanya dengan mengasumsikan adanya tiga gelombang: gelombang

datang dalam medium 1, gelombang pantul juga di medium 1, dan gelombang


12

yang diteruskan di medium 2; dengan menggunakan masing-masing subskrip i, r,

dan t, untuk merujuk pada gelombang ini. Maka persamaan medan listrik dari

gelombang ini ditunjukkan oleh Pers. (2.15) berikut (Wangsness, 1979)

Ei  E0i e  i
i k .r i t 
, (2.15a)

Er  E0r e 
i kr .r r t 
, (2.15b)

Et  E0t e 
i kt .r t t 
, (2.15c)

dengan nilai , , berturut-turut ditunjukkan oleh Pers. (2.16) berikut

(Wangsness, 1979)

n1i n n
ki  ; kr  1 r ; k t  2 t . (2.16)
c c c

Pada Gb. 2.3 diperlihatkan pemantulan dan pembiasan gelombang

elektromagentik pada bidang batas antara medium 1 dan medium 2.

1 2

Gambar 2.3. Pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik pada


bidang batas medium 1 dan medium 2 (Wangsness, 1979).

Pada perbatasan medium berlaku syarat batas untuk vektor gelombang ⃑ antar

medium seperti yang diperlihatkan pada Pers. (2.17)

k yi  k yr  k yt , (2.17)

dari Gb. 2.3 terlihat bahwa

k yi  ki sin i , (2.18a)
13

k yr  kr sin r , (2.18b)

k yt  kt sin  t , (2.18c)

sehingga Pers. (2.17) menjadi persamaan baru seperti yang ditunjukkan pada Pers.

(2.19 ) (Wangsness, 1979)

ki sin i  kr sin r  kt sin t . (2.19)

Diketahui bahwa frekuensi semua gelombang adalah sama, sehingga

i  r  t   . (2.20)

Berdasarkan Pers. (2.16), yang memberikan hubungan bahwa = , maka dari

Pers. (2.19) dapat disimpulkan bahwa

i   r (2.21a)

sin i kt
 (2.21b)
sin  t ki

Pers. (2.21) ini dikenal sebagai Hukum Snell (Peatros dan Ware, 2008).

2.5 Pemantulan Sempurna Gelombang Elektromagnetik

Pemantulan sempurna atau pemantulan total hanya akan terjadi apabila memenuhi

dua syarat sebagai berikut (Giancoli, 2014)

1. Gelombang elektromagnetik datang dari medium lebih rapat ke medium

kurang rapat atau dengan kata lain; dan

2. Sudut datang harus lebih besar daripada sudut kritis.

Sedangkan sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar

90°, seperti yang ditunjukkan pada Gb. 2.4. Jika sudut datang diperbesar melebihi
14

sudut kritis, gelombang elektromagnetik tidak akan dibiaskan melainkan

dipantulkan secara sempurna (Giancoli, 2014).

Garis Normal

c

Gambar 2.4. Sudut kritis dari medium yang lebih rapat ( ) ke medium
yang kurang rapat ( ) (Putri dan Harmadi, 2017).

Besarnya sudut kritis dapat diperoleh melalui Pers. (2.21b) yaitu ditunjukkan oleh

Pers. (2.22) berikut (Wangsness, 1979)

kt sin i
sin  c  atau sin  c  . (2.22)
ki sin  t

2.6 Reflektansi dan Transmitansi Gelombang Elektromagnetik

Reflektansi dan transmitansi gelombang elektromagnetik dapat diperoleh dengan

terlebih dahulu menentukan besarnya vektor pointing. Vektor pointing atau rapat

energi didefinisikan sebagai banyaknya aliran energi gelombang elektromagnetik

dari satu titik ke titik lain persatuan waktu persatuan luas, dalam bentuk

matematisnya diberikan oleh Pers. (2.23) berikut (Wangsness, 1979)

S 
1
2
 
Re E  r , t   H *  r , t  , (2.23)

reflektansi adalah perbandingan intensitas gelombang yang terpantul dengan

intensitas gelombang datang, sedangkan transmitansi adalah perbandingan

intensitas gelombang yang diteruskan dengan intensitas gelombang datang. Pers.


15

matematis untuk menghitung presentase gelombang yang dipantulkan (reflektansi)

dan diteruskan (transmitansi) ditunjukkan oleh Pers. (2.24) (Wangsness, 1979)

Sr  nˆ
R , (2.24a)
Si  nˆ

S t  nˆ
T , (2.24b)
Si  nˆ

dengan ̂ adalah vektor normal pada bidang batas. Sedangkan koefisien

pemantulan (r) dan pembiasan (t) dapat dihitung dengan cara menyamakan

komponen vektor gelombang listrik dan magnet di bidang batas (komponen

tangensial) seperti ditunjukkan pada Pers. (2.25) berikut

Ei tang  Er tang  Et tang ; (2.25a)

Hi tang  H r tang  H t tang , (2.25b)

dengan subskrip tang artinya komponen vektor amplitudo gelombang yang sejajar

terhadap bidang batas (Wangsness, 1979).

2.7 MATLAB (Matrix Laboratory)

MATLAB (Matrix Laboratory) adalah perangkat lunak matematika dan grafis

yang memiliki kemampuan numerik, grafis, dan pemrograman (Attaway, 2009).

MATLAB awalnya dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Cleve Muller (Mirza,

2010). Saat ini, MATLAB telah berkembang menjadi sebuah pemrograman yang

canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan

sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga berisi

toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus. Beberapa

manfaat yang didapatkan dari MATLAB antara lain (Cahyono, 2013):


16

1. Perhitungan Matematika, misalnya sistem persamaan linier (Irwan, 2017),

aljabar linier (Cahyono, 2013),

2. Komputasi numerik (Karris, 2004),

3. Simulasi (Hutagalung, 2018) dan pemodelan (Pamungkas dkk., 2012),

4. Visualisasi dan analisis data (Budiman, 2012),

5. Pembuatan grafik untuk keperluan sains dan teknik (Caesarendra dan

Ariyanto, 2011),

6. Pengembangan aplikasi teknik.

Berikut di bawah ini merupakan karakteristik dari MATLAB (Caesarendra dan

Ariyanto, 2011):

a. Bahasa pemrogramannya berdasarkan pada matriks (baris dan kolom),

b. Tersedia banyak toolbox untuk aplikasi-aplikasi khusus seperti; Simulink,

Neural Network, State Flow, Data Acquisition Toolbox, Communications

Blockset, dan lain sebagainya,

c. Dalam menulis kode programnya, tidak harus mendeklarasikan array

terlebih dahulu, dan

d. Memiliki waktu pengembangan program yang lebih cepat dibandingkan

dengan pemrograman tradisional seperti Fortran, dan C.

Salah satu manfaat dari MATLAB yaitu untuk pembuatan grafik baik 2D maupun

3D. Dalam membuat grafik 2D, fungsi dasar yang terdapat pada MATLAB berupa

fungsi plot. Tabel 2.1 dibawah ini merupakan perintah yang sering digunakan

untuk membuat dan mengolah grafik 2 dimensi (Caesarendra dan Ariyanto, 2011).
17

Tabel 2.1. Perintah untuk membuat grafik 2D


Perintah Fungsi
Plot Membuat grafik 2 Dimensi
Xlabel Memberi label pada sumbu-x
Ylabel Memberi label pada sumbu-y
Title Memberi judul di atas area plot
gtext(string) Menempatkan teks dengan mouse
text(x,y,string) Menambahkan tekspada lokasi (x,y) di grafik yang aktif
grid on Memunculkan grid di dalam area plot
grid off Menghapus grid
axis off Menghilangkan tampilan sumbu koordinat pada plot
axis on Menampakkan kembali sumbu koordinat
axis(...) Membuat batas-batas plot pada sumbu x dan y
axis equal Mengubah skala sumbu-x dan sumbu-y menjadi sama
axis square Mengubah bentuk area plot menjadi bujur sangkar
Xlim (...) Membatasi plot pada sumbu x
Ylim (...) Membatasi plot pada sumbu y
legend (...) Menyisipkan legenda ke dalam plot
legend off Menghilangkan keterangan dari grafik yang aktif
Clf “clear figure”, mengosongkan figure window yang sedang
aktif.

Contohnya, jika akan dibuat plot persamaan kuadrat y=2x2+5x-7, dengan x antara

-6 sampa dengan 6. Maka ketikkan perintah di bawah ini pada command window

MATLAB.

clear
x=-6:1:6;
y=2*x.^2+5*x-7;
plot(x,y)
xlabel('sumbu x')
ylabel('sumbu y')
title(' Plot kurva y=2x^2+5x-7')
grid
18

Sehingga akan diperoleh bentuk grafik 2D seperti yang ditunjukkan pada Gb. 2.5

berikut ini

Gambar 2.5. Contoh plot fungsi kuadrat.

Terdapat tiga bentuk penulisan fungsi plot, yaitu (Caesarendra dan Ariyanto,

2011):

a. plot(x,y), menampilkan vektor y (sumbu vertikal) terhadap vektor x (sumbu

horizontal).

b. plot(y) menampilkan vektor y terhadap indeksnya.

c. plot(x,y,s), menampilkan vektor y terhadap vektor x, dengan format menurut

string s. String s menyatakan warna, bentuk penanda dan bentuk garis

antarnilai.

Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan beberapa nilai yang dapat digunakan pada

string s (Mirza, 2010).


19

Tabel 2.2. Warna, bentuk penanda dan bentuk garis


Simbol Warna Simbol Bentuk garis
Y kuning . titik
M magenta O lingkaran
C Cyan X tanda silang
R Merah + tanda tambah
G Hijau - garis lurus
B Biru * bintang
W Putih : garis titik-titik
K Hitam -. garis terpotong dan titik
-- garis terpotong-potong
20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung mulai bulan Juli 2019 sampai November

2019.

3.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa satu unit laptop Asus E202S

dengan sistem pengoperasian 64-bit beserta software Matlab R2013b.

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pada penelitian ini adalah sebagai berikut

3.3.1 Pemantulan dan Pembiasan dari Ruang Hampa ke Bahan Magnet


FeF2 pada Sisi Kiri

a. Pertama, amplitudo gelombang listrik datang yang terpolarisasi-s dan vektor

gelombang datang di ruang hampa didefinisikan dengan memperhatikan arah

gelombang datangnya. Kemudian, dengan Persamaan Maxwell seperti pada

Pers. (2.4) diperoleh amplitudo gelombang magnet datang, lalu amplitudo

gelombang listrik dan magnet ini disubtitusikan ke Pers. (2.23) untuk

menentukan intensitas gelombang datang;


21

b. Kemudian amplitudo gelombang listrik terpantul dan vektor gelombang

terpantul didefinisikan dengan menggunakan syarat batas vektor gelombang

antar medium seperti pada Pers. (2.17). Kemudian, dengan Persamaan

Maxwell seperti pada Pers. (2.4) diperoleh amplitudo gelombang magnet

terpantul, lalu amplitudo gelombang listrik dan magnet ini disubtitusikan ke

Pers. (2.23) untuk menentukan intensitas gelombang pantul;

c. Sedangkan nilai vektor gelombang terbias dari gelombang magnet berfrekuensi

di dalam bahan magnet FeF2 diperoleh menggunakan syarat batas vektor

gelombang antar medium seperti pada Pers. (2.17) dan disubtitusikan ke Pers.

(2.12). Sedangkan, amplitudo gelombang listrik dan gelombang magnet

terbiasnya diperoleh dengan perbandingan amplitudo gelombang magnet dari

hasil Pers. (2.12) yang disertai dengan penggunaan Pers. (2.3). Lalu dengan

menggunakan Pers. (2.23) intensitas gelombang terbiasanya dapat diperoleh;

d. Selanjutnya koefisien pemantulan dan pembiasan didefinisikan dengan

menerapkan Pers. (2.25), kemudian reflektansi dan transmitansinya dihitung

dengan menggunakan Pers. (2.24). Nilai reflektansi dan transmitansi ini

ditampilkan dalam bentuk grafik dengan software Matlab.

3.3.2 Perhitungan untuk Bahan Listrik Isotrop Linier

Untuk menguji kebenaran perhitungan pada penelitian ini, digunakan bahan uji

berupa bahan listrik isotop linier yang memiliki nilai komponen kerentanan

( )
magnetiknya sama dengan nol ( ).
22

3.3.3 Pemantulan dan Pembiasan dari Bahan Magnet FeF2 ke Ruang

Hampa pada Sisi Bawah

a. Gelombang terbias yang telah diperoleh sebelumnya di dalam bahan magnet

FeF2 merupakan gelombang datang dari FeF2 menuju ke ruang hampa;

b. Kemudian didefinsikan amplitudo gelombang listrik terpantul dan vektor

gelombang terpantul yang diperoleh dengan menggunakan syarat batas vektor

gelombang antar medium seperti pada Pers. (2.17). Kemudian, dengan

menggunakan Persamaan Maxwell seperti pada Pers. (2.4) maka diperoleh

amplitudo gelombang magnet terpantul, lalu digunakan untuk menentukan

intensitas gelombang pantul dengan menggunakan Pers. (2.23);

c. Selanjutnya, vektor gelombang terbias dari bahan FeF2 menuju ruang hampa

adalah sama dengan besarnya vektor gelombang datang dari ruang hampa

menuju bahan magnet FeF2 yang diperoleh dengan menerapkan syarat batas

vektor gelombang antar medium seperti pada Pers. (2.17) dan disubtitusikan ke

Pers. (2.12). Kemudian amplitudo gelombang listrik dan gelombang magnet

terbiasnya diperoleh dengan perbandingan amplitudo gelombang magnet dari

hasil Pers. (2.12) yang disertai dengan penggunaan Pers. (2.3), sehingga

dengan menggunakan Pers. (2.23) intensitas gelombang terbiasanya dapat

diperoleh;

d. Sedangkan koefisien pemantulan dan pembiasan diperoleh dengan menerapkan

Pers. (2.25) serta reflektansi dan transmitansinya dihitung dengan

menggunakan Pers. (2.24). Nilai reflektansi dan transmitansi ini ditampilkan

dalam bentuk grafik dengan software Matlab.


23

3.3.4 Perhitungan Sudut Kritis

Sudut kritis yang terjadi di dalam dan di luar bahan magnet FeF2 dapat diperoleh

dengan menerapkan Pers. (2.22), kemudian dilakukan komputasi menggunakan

software Matlab.

3.3.5 Pemantulan Sempurna

Setelah didapatkan besarnya sudut kritis, reflektansi dan termitansinya,

pemantulan sempurna dapat diketahui. Hasil perhitungan ini kemudian dievaluasi

menggunakan software Matlab.

3.3.6 Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gb. 3.1.
24

Mulai

Memformulasikan reflektansi
dan transmitansi di sisi kiri
bahan

tidak

Pembuktian
dengan bahan
isotrop linier

ya

Memformulasikan reflektansi dan


transmitansi di sisi bawah bahan

Memformulasikan besarnya
sudut kritis

Memformulasikan reflektansi dan


transmitansi untuk pemantulan
sempurna

Menghitung
menggunakan Matlab

selesai

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian.


87

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya perubahan arah sudut datang dan magnet luar tidak berpengaruh

terhadap nilai reflektansi dan transmitansi gelombang elektromagnetik

pada bidang batas kiri dan batas bawah bahan antiferomagnetik karena

peristiwa pemantulan dan pembiasan pada sisi kiri dan bawah bahan

magnet bersifat resiprokal (tidak terjadi perubahan nilai apabila terjadi

perubahan arah sudut datang dan medan magnet luar) atau dapat dituliskan

F ( )  F ( ) dan F ( H 0 )  F ( H 0 ) dengan variabel F merupakan Rss ,

Rsp dan T .

2. Hasil reflektansi dan transmitansi gelombang elektromagnetik

terpolarisasi-s pada sisi kiri dan bawah dengan sisi kanan dan atas bahan

antiferomagnetik memiliki sifat yang sama tetapi nilai puncaknya berbeda

di sekitar frekuensi 52,45 cm-1. Adanya beberapa kesamaan hasil yang

diperoleh dapat disebabkan karena penggunaan material, besarnya sudut

datang serta medan magnet luar yang sama pada penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya. Sedangkan timbulnya perbedaan hasil yang

diperoleh disebabkan karena kerentanan magnet ( ) yang bersifat

anisotrop.
88

3. Terjadi pemantulan sempurna pada bidang batas bawah bahan magnet

FeF2 jika sudut datang yang ditembakkan lebih besar dari 25,23° (ditinjau

dari dalam bahan) atau lebih kecil dari 90° (ditinjau dari luar bahan).

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan eksperimen yang

mendukung kajian teoretis ini, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan secara

kuantitatif.
89

DAFTAR PUSTAKA

Abraha, K. 1995. Theory of Surface Polarisation and Far Infrared reflectivity of


Antiferromagnetic, Rare Earth Metals and Ferrimagnet. (Thesis). University
of Essex. England.

Abraha, K., and David R., T. 1996. Theory of Far Infrared Properties of magnetic
surfaces, Films and Superlatties. Surface Science Reports. 24:125–222.

Attaway, S. 2009. MATLAB: a Practical Introduction to Programming and


Problem Solving. Butterworth-Heineman. United States of America. 452
hlm.

Budiman, A. S. 2012. Matlab Sebagai Pengolah Data Kelautan. Oseana. 37(1):


39-51.

Buschow, K. H. J., and De Boer, F. R. 2004. Physics of Magnetism and Magnetic


Materials. Kluwewr Academic/Plenum Publishers. New York. 182 hlm.

Caesarendra, A., dan Ariyanto, M. 2011. Panduan Belajar MAndiri: MATLAB.


PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 37 hlm.

Cahyono, B. 2013. Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) dalam


Pembelajaran Aljabar Linier. Jurnal Phenomenon. 1(1):45–62.

Devis, R. 2008. Karakteristik Gelombang Elektromagnetik Terpolarisasi-s pada


Pemantulan Sempurna dalam Bahan Magnet FeF2 Menggunakan
Konfigurasi Faraday. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 71
pp

Fitriyanto, A. 2005. Pemantulan Sempurna Gelombang Elektromagnetik


Terpolarisasi-p Pada Bahan Magnet FeF2 dalam Konfigurasi Faraday.
(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 54 pp.
90

Giancoli, Douglas C. 2014. Physics: Principles with Appplications 7th Edition


Volume I. perarson Prentice Hall. United States of America. 983 hlm.

Husein, A. S., Roniyus, MS., dan Suciyati, S. W. 2012. Theoretical Analysis of


Reflection and Refraction of Electromagnetic Waves on an Anisotropic,
Inhomogeneous and Linear Medium. Physics-Optics. 1: 1-12.

Hutagalung, S. N. 2018. Pembelajaran Fisika Dasar Dan Elektronika Dasar


Menggunakan Aplikasi Matlab Metode Simulink. Journal of Science and
Social Research. 1(1): 30–35.

Irwan, M. 2017. Pengantar Matlab Untuk Sistem Persamaan Linear. Jurnal Msa.
5( 2): 48–53.

Karris, S. T. 2004. Numerical Analysis Using MATLAB and Spreadsheets Second


Edition. Orchard Publications. United States of America. 558 hlm.

Mirza, S. M. 2010. Introduction to MATLAB. Department of Physics and Applied


Mathematics. Pakistan. 45 hlm.

Nicolaide, A. C. 2012. Electromagnetics: General Theory Of The


Electromagnetic Field, Classical And Relativistic Approaches 3rd Edition
Revised And Augmented. Transilvania University Press. Brasov. 386 hlm.

Nurrohman, T. 2004. Analisis Teoritis Pemantulan Sempurna Gelombang


Elektromagnetik Berfrekuensi Terpolarisasi-p Pada Bahan Magnet FeF2
dalam Konfigurasi Voigt. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

Pamungkas, W., Isnawati, A. F., dan Kurniawan, A. 2012. Modulasi Digital


Menggunakan Matlab. Jurnal Infotel. 4(2): 1–9.

Peatros, J., Ware, M. 2008. Physics of Light and Optics. Brigham Young
University. Brigham. 341 hlm.

Putri, S. E dan Harmadi. 2017. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Frekuensi


Getaran Akustik pada Speaker Piezoelektrik Menggunakan Sensor Serat
Optik. Jurnal Fisika Unand. 6( 1): 47–52.
91

Roniyus, M. S, Muslim dan Abraha, K. 1999. Telaah Teoretis Kerentanan


Magnetik Non Linear Orde Dua. Jurnal Fisika Indonesia. 3(9): 37-60.

Roniyus. 2002. Analisis Teoretis Pemantulan dan Pembiasan Gelombang


Elektromagnetik pada Bahan Magnetik Non Linier Orde Dua. (Thesis).
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Roniyus, M. S, Muslim dan Abraha, K. 2004. Karakteristik Gelombang


Elektromagnet Harmonik Kedua Terpolarisasi-P di Bidang Batas Bahan
Antiferomagnet FeF2 dalam Konfigurasi Faraday. Jurnal Sains Teknologi.
10(2): 83–90.

Roniyus, M. S., Muslim dan Abraha, K. 2004. Second Harmonic Generation


(SHG) Wave With s-Polarization at the Boundary of Antiferromagnetic
Material FeF2 In Voigt’s Configuration. Physics Journal of the Indonesian
Physical Society. C8:1-9.

Sarojo, G. A. 2011. Gelombang dan Optika. Salemba Teknika. Jakarta. 336 hlm.

Soetrisno. 1979. Fisika Dasar Seri Gelombang dan Optik. ITB Press. Bandung.
156 hlm.

Young, H. D., dan Freedman, R. A. 2004. Fisika Universitas Edisi 10 Jilid II.
Erlangga. Jakarta. 708 hlm.

Wangsness, R. K. 1979. Electromagnetic Fields 2nd Edition. John Wiley and Sons
Inc. USA. 587 hlm.

Anda mungkin juga menyukai