Anda di halaman 1dari 4

TRIAGE

A. Pengertian

Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat

ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau

pemindahan.

B. Tujuan

Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat

sesuai dengan sumber daya yang ada

C. Macam-Macam

1. Korban masa : lebih dari 1 orang harus ditolong lebih dari 1

penolong, bukan bencana

2. Korban bencana : korban lebih besar dari korban masal

D. Prinsip-Prinsip

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek

mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta

melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban

berdasarkan :

1. Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit


2. Dapat mati dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal

E. Prioritas

penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan

dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
F. Tingkat Prioritas

1. Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk

sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan

tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar.

Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan

nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas,

tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan

dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%

2. Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau

fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat.

Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah

tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma

thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.

3. Prioritas III (rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan

biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat

terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan

4. Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka

sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis,

trauma kepala kritis.

G. Peniaian Daam Triage

1. Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya

2. Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II,

III,0 dan selanjutnya


3. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-

perubahan pada A, B, C, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.

4. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban

H. Perencanaan Triage

1. Persiapan sebelum bencana

2. Pengorganisasian personal (bentuk tim triage)

3. Pengorganisasian ruang/tempat

4. Pengorganisasian sarana/peralatan

5. Pengorganisasian suplai

6. pelatihan

7. komunikasi

I. Pimpinan Triage

Hanya melakukan :

1. Primary survey

2. Menentukan prioritas

3. Menentukan pertolongan yang harus diberikan

Keputusan triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari

untuk tidak memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter,

perawat pun bisa atau orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia

di tempat kejadian.

Tim triage

1. Bertanggung jawab
2. Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah
3. Pilah dan pilih korban
4. Memberi perlindungan kepada korban.

J. Dokumentasi

1. Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera,

pertolongan pertama yang telah diberikan

2. Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran


3. Diagnosis singkat tapi lengkap
4. Kategori triage
5. Urutan tindakan preoperatif secara lengkap
6. Perhatian

1. Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial

selamat. Contoh : jika korban label merah lebih potensial selamat

maka label biru dapat berubah menjadi label hitam

2. Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada

kurang

3. Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat

mempersiapkan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai