Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS LOW BACK PAIN ( LBP )

Disusun Oleh :

YULIANTI RAMPALINO, S.Kep


2019032104

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2020
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Lbp
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral
dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2016). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun
potensial.Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa
semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui.Oleh karena
itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan
medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik
pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low
Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,2016).
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah
pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan
ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh
pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back
Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan
trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi
dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang
belakang.
B. Anatomi Fisiologi
Columna vertebralis atau spine dibentuk oleh 33 buah tulang vertebra
yang masing-masing bagian memiliki kekhususan sendiri. Ke 33 tulang tersebut
dikelompokkan menjadi 7 vertebra cervical, 12 vertebra thoracal, 5 vertebra
lumbal, 5 vertebra sacral, dan 4-5 vertebra coccygeus. Satu buah vertebra secara
umum terdiri dari corpus vertebra, facet articularis, processus spinosus, dan
processus transversus.
C. Etiologi
a. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
1) Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
2) Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,
stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis.
(a) Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
(b) Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
(c) Kegemukan.
(d) Mengangkat beban dengan cara yang salah.
(e) Keseleo.
(f) Terlalu lama pada getaran.
(g) Gaya berjalan.
(h) Merokok.
(i) Duduk terlalu lama.
(j) Kurang latihan (oleh raga).
(k) Depresi /stress.
(l) Olahraga (golp,tennis,sepak bola).
D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam :
a. Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah
periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus
intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua
banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai
stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian
stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi
dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri.,
hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk
memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme
untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang
membatasi pergerakan.Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus
menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu
kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan
akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri
nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai
jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan
nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.
b. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi
atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering
ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena 
Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan
artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita
osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Pathway

Masalah musculoskeletal, gangguan


Ginjal masalah pelvis, tumor

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap


goncangan vertikal

Terjadi perubahan struktur dengan discus susun


atas fibri fertilago dan metrik gelatinus

Fibri kartilago padat


Otot abdominal dan Jarang dan tidak teratur
toraks melemah bergerak

Mobilitas fisik Struktur Penonjolan diskus /


terganggu kerusakan sendi pusat

Hambatan mobilitas Penumpukan lemak karena


Menekan akar syaraf
fisik tubuh kurang gerak

Nutrisi lebih dari Ganguan rasa nyaman


kebutuhan nyeri

Gangguan pola tidur


E. Manifestasi Klinis
a. Perubahan dalam gaya berjalan.
1) Berjalan terasa kaku.
2) Tidak bias memutar punggung.
3) Pincang.
b. Persyarafan
1) etika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan
sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat
pada daerah yang tidak dirangsang.
2) Tidak terkontrol Bab dan Bak.
c. Nyeri.
1) Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2) Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3) Nyeri otot dalam.
4) Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5) Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6) Nyeri pada pertengahan bokong.
7) Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
F. Komplikasi 
a. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
b. Osteoporosis.
c. Depresi
d. Stress
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan karena suatu indikasi tertentu guna memperoleh keterangan lebih
lengkap.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi, berguna
untuk melihat laju endap darah (LED), morfologi darah tepi, kalsium, fosfor,
asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen spesifik prostat (jika
ditemukan kecurigaan metastasis karsinoma prostat) danelektroforesis protein
serum (protein myeloma).
b. Pemeriksaan Radiologis
1) Foto Polos
Pada pasien dengan keluhan nyeri punggangbawah, dianjurkan berdiri
saat pemeriksaan dilakukan denganposisi anteroposterior, lateraldan oblique.
Gambaran radiologis yang sering terlihat normal atau kadang-kadang
dijumpai penyempitan ruang diskus intervertebral, osteofit pada sendi facet,
penumpukan kalsium padavertebra, pergeseran korpus
vertebra(spondilolistesis), dan infiltrasi tulangoleh tumor. Penyempitan
ruangan intervertebral terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang
tegang,melurus dan suatuskoliosis akibat spasme otot paravertebral.
2) MRI
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta
melihat jaringan lunak. Pada pemeriksaan dengan MRI bertujuanuntuk
melihat vertebra dan level neurologis yang belum jelas, kecurigaan kelainan
patologis pada medula spinalis atau jaringan lunak, menentukan
kemungkinan herniasi diskus pada kasus post operasi, kecurigaan karena
infeksi atau neoplasma.
3. CT-Mielografi
CT-mielografi merupakan alat diagnostik yang sangat berharga untuk
diagnosisLBP untuk menentukan lokalisasilesi pre-operatif dan menentukan
adanya sekuester diskus yang lepas dan mengeksklusi suatu tumor.
H. Penatalaksanaan
a. Penata Laksanaan Keperawatan.
1) Informasi dan edukasi.
2) NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat
badan posisi tubuh dan aktivitas.
b. Medis
1) Formakoterapi.
a) NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri
berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
b) NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
c) Invasif non bedah
a) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
b) Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung
bawah yang intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
a) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
b) Defisit neurologik memburuk.
c) Sindroma kauda.
I. Pencegahan
1. Latihan punggung setiap hari dengan cara:
a. Berbaring terlentang pada matras yang keras kemudian tekukan satu lutut
dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik dan lakukan hal
yang sama pada lutut yang lain.
b. Berbaring terlentang dengan dua kaki ditekuk kemudian luruskan kelantai
kemudian kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke
lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks.
c. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di
lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan
mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai
2. Berhati-hati saat mengangkat barang dengan cara:
a. Gerakkanlah tubuh pada barang yang akan diangkat sebelum
mengangkatnya
b. Tekukkan lutut bukan punggung untuk mengangkat barang yang posisinya
lebih rendah dari kita
c. Peganglah benda dekat perut dan dada
d. Tekukan lagi kaki pada saat menurunkan benda
e. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
3. Lindungi punggung pada saat duduk dan berdiri dengan cara:
a. Hindari duduk dikursi yang empuk dalam waktu yang lama
b. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja maka
pastikan lutut sejajar dengan paha
c. Jika memang harus berdiri dalam waktu yang lama maka letakkanlah
salah satu kaki pada bantalan kaki secara bergantian dan ingat untuk
berjalan sejenak dan mengubah posisi.
d. Tegakkan kursi mobil agar lutut dapat tertekuk dengan baik
e. Gunakan bantal pada punggung jika tidak cukup menyangga
4. Tetap aktif dan hidup sehat dengan cara:
a. Berjalan setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan
sepatu berhak rendah
b. Mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang bagi tubuh
c. Tidurlah dikasur yang nyaman agara aktivitas tidur tidak terganggu
d. Hubungilah petugas kesehatan jika nyeri memburuk atau terjadi trauma
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Pekerjaan
5) Suku
6) alamat
b. Keluhan utama :
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua
bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri menyebar kebagian
bawah belakang kaki.
c. Lingkungan Pekerjaan
1) Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya duduk terlalu lama dan jenis
pekerjaan yang mengangkat beban berat misalnya kuli pasar yang
mengangkat beban di bahunya lebih dari 25kg sehari akan memperbesar
timbulnya keluhan nyeri pinggan (low back pain).
2) Aktifitas fisik
Ada banyak hal yang menyebabkan nyeri pinggang, diantaranya adalah
aktivitas fisik yang berlebihan, seperti ; mengangkat benda/beban berat,
membungkuk, posisi tubuh yang tidak tepat saat beraktivitas, seperti; naik
tangga, duduk dan berdiri dari tempat duduk (seperti masuk dan keluar dari
mobil, bak mandi, tempat tidur), memutarkan badan terlalu keras,
membungkukkan badan ke depan, berlari, dan berjalan dengan kecepatan
yang berlebihan.
3) Olahraga
Olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan otot atau tulang salah
tempat.Porsi latihan yang berlebih juga tidak bagus bagi tubuh.Tiap-tiap
orang memiliki batas gerak tubuh yang berbeda.Gerak otot dan tulang yang
terlalu di forsir dapat menyebabkan cedera otot dan persendian.
4) Vibrasi
Vibrasi dengan frekuensi rendah memberi efek fisiologis pada tubuh
manusia, khususnya terhadap orang-orang di dalamnya.Selain dari
kuitantitas frekuensi yang juga berpengaruh adalah intensitas, arah, serta
durasi getaran. Secara biologis, tubuh manusia terdiri dari massa yang tidak
homogen serta berupa sistem yang non-linier. Dalam hal ini, frekuensi
getaran bebas sebesar 4 sampai 5 Hz-lah yang paling banyak pengaruhnya.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa,
juga cara duduk yang disukainya.  Bila pincang, diseret, kaku (merupakan
indikasi untuk pemeriksaan neurologis).  Amati juga apakah perilaku
penderita konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelebihan
psikiatrik).
2) Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thoroko-lumbal dan lumbopsakral)
berikut deformitasnya, serta gerakan tulang belakang, seperti fleksi kedepan,
ekstensi kebelakang, fleksi kelateral kanan dan kiri.
3) Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-
otot disamping tulang belakang? Apakah tekanan dari diantara dua prosessus
spinosus menimbulkan rasa nyeri (spurling sign).
4) Perkusi  : perhatikan apakah timbul nyeri jika processus spinosus diketok.
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala : riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras
waktu tidur, penurunan rentang gerak dari ekstrimiter pada salah
satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang
biasanya dilakukan.
Tanda : Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam
berjalan
2) Eliminasi
Gejala : Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
3) Integritas Ego
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan,
finansial keluarga.
Tanda : Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat
4) Neurosensori
Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda : Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania, nyeri
tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat defekasi,
mengangkat kaki, atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada
hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara
interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau
bahu/lengan; kaku pada leher (servikal).  Terdengar   adanya suara
“krek” saat nyeri baru timbul/saat trauma atau merasa “punggung
patah”, keterbatasan untuk mobilisasi/membungkuk kedepan.
Tanda : Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan cara berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang,
pinggang terangkat pada bagian tubuh yang terkena, nyeri pada
palpasi.
6) Keamanan
Gejala : Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (trauma jaringan, inflamasi,
kompresi syaraf).
b. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, kerusakan
muskuloskeletal, kekakuan sendi, kontraktur.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman.
3. Intervensi Keperawatan
a Dx NOC NIC
Nyeri akut Tujuan: Setelah 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
berhubungan dilakukan tindakan koperhensif termasuk lokasi,
dengan agen keperawatan selama .... karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas
injuri (trauma diharapkan nyeri akut dan faktor presifitasi
jaringan, norml. 2. Observasi reaksi nonverbal dari
inflamasi, Kriteria hasil : ketidaknyamanan
kompresi a. Mampu mengontrol 3. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik
syaraf). nyeri (tahu untuk mengetahui pengalamanan nyeri
penyebab nyeri, pasien
mampu 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
menggunakan tehnik nyeri
nonfarmakologi 5. Evaluasi pengalaman masa lampau
untuk mengurangi 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
nyeri, mencari kesehatan lain tentang ketidakevektifan
bantuan) kontrol nyeri masa lampau
b. Melaporkan bahwa 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri berkurang menyari dan menemukan dukungan
dengan 8. Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan mempengaruhi nyeri seperti suhu
manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
c. Mampu mengenali 9. Kurangi faktor presifitasi nyeri
nyeri (skala, 10. pilih dan lakukan penanganan nyeri
intesitas, frekuensi (farmakologi, non farmakologi dan
dan tanda nyeri) inter personal)
d. Menyatakan rasa 11. kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyaman setelah menentukan intervensi
nyeri berkurang 12. ajarkan tentang tehnik non farmakologi
13. berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
14. evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. tingkatkan istirahat
16. kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
17. monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

b Dx NOC NIC
Hambatan Tujuan: Setelah 1. monitor vital sign sebelum / sesudah
mobilitas fisik dilakukan latihan dan liat respon pasien saat
berhubungan tindakan latihan
dengan nyeri, keperawatan 2. konsultasikan dengan terapi fisik
kerusakan selama .. jam tentang rencana ambulasi sesuai dengan
muskuloskelet diharapkan kebutuhan
al, kekakuan mobilitas fisik 3. bantu klien untuk menggunakan
sendi, teratasi tongkat saat berjalan dan cegah
kontraktur. Kriteria hasil : terhadap cedera
a. klien meningkat 4. ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
dalam aktivitas fisik lain tentang tehnik ambulasi
b. mengerti tujuan dari 5. kaji kemampuan pasien dalam
peningkatan mobilisasi
mobilitas 6. latih pasien dalam pemenuhan
c. memverbalisasikan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
perasaan dalam kemampuan
meningkatkan 7. dampingi dan bantu pasien saat
kekuatan dan mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
kemampuan Adl pasien
berpindah 8. Berikan alat bantu jika klien
d. memperagakan memerlukan
penggunaan alat 9. Ajarkan pasien bagaimana merubah
e. bantu untuk posisi dan berikan bantuan jika
mobilisasi diperlukan

c Dx NOC NIC
Gangguan pola Tujuan: Setelah 1. Determinasi efek-efek medikasi
tidur dilakukan tindakan terhadap pola tidur
berhubungan keperawatan selama .. 2. Jelaskan pentingnya tidur yang
dengan jam diharapkan adekuat
ketidaknyaman Gangguan pola 3. Fasilitasi untuk mempertahankan
. normal aktivitas sebelum tidur (membaca)
Kriteria hasil : 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
a. Jumlah jam tidur 5. Kolaborasi pemberian obat tidur
dalam batas 6. Diskusikan dengan pasien dan
normal 6-8 keluarga tentang tehnik tidur
jam/hari pasien
b. Pola tidur, kualitas 7. Monitor waktu makan dan minum
dalam batas dengan waktu tidur
normal 8. Monitor / catat kebutuhan tidur
c. Perasaan segar pasien setiap hari dan jam
sesudah tidur atau
istirahat
d. Mampu
mengidentifikasi
hal-hal yang
meningkatkan
tidur

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. (2016) Buku ajar neurologi klinis, Yogyakarta: Gaja Mada University
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2016
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot,
Philadelphia, 2015
Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2015.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain.Diakses pada tanggal 12
Februari 2017.  http://sedetik.multiply.com/journa

Anda mungkin juga menyukai