Anda di halaman 1dari 9

“ANALISIS PROSPEKTIF’

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK I:

KRESENSIA FATIMA (01117020 )


EKA DAMAI YANTI (01116048)
HOLIL BAHRONI (01117023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2020
PROSES PROYEKSI

Pembahasan dimulai dengan contoh komperhensif dari proses proyeksi


dengan menggunakan laporan keuangan Target Corporation

Proyeksi Laporan Keuangan


Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti laporan posisi
keuangan, dan laporan arus kas.

Proyeksi Laporan Laba Rugi


Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang
diharapkan pada penjualan. Dalam Contoh ini akan menggunakan tren
historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih
terperinci akan menggabungkan informasi yang berasal dari luar seperti
berikut ini:
 Tingkat aktivitas ekonomi makro diharapkan. Dkiarenakan
pembelian yang dilakukan oleh pelanggan Target dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan perseseorangan yang siap dibelanjakan
(personal diposable income), analisis yang dilakukan perlu
menggabungkan estimasi yang terkait dengan pertumbuhan secara
keseluruhan dalam perekonomian dan pertumbuhan yang
diharapkan dari penjualan ritel secara khusus.
 Lanskap Kompetitif. Apakah jumlah pesaing bertambah? Apakah
pesaing yang lebih lemah menghentikan operasinya? Perubahan
lanskap kompetitif akan memengaruhi proyeksi atas unit penjualan
dan kemampuan target untuk menaikkan harga. Kedua hal ini akan
berdampak pada pertumbuhan.
 Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya memiliki
kenaikan penjualan yang lebih besar secara signifikan
dibandingkan toko lama karena toko baru dapat melayani pasar
yang yang sebelumnya kurang terlayani akan menyediakan bauran
produk yang terkini dibandingkan pesaing yang ada. Toko lama,
sebagai perbandingan, biasanya tumbuh pada tingkat pertumbuhan
secara keseluruhan dalam ekonomi lokal. Oleh karena itu, analisis
harus mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh
manajeman.

Berikut langkah-langkah dalam proyeksi laporan laporan laba rugi:


1. Penjualan
2. Laba bruto
3. Beban pokok penjualan
4. Penjualan, umum, dan administrasi
5. Penyusutan dan amortisasi
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
8. Beban pajak
9. Pos luar biasa dan dihentikan dan operasi dihentikkan tidak ada.
10. Laba bersih

Proyeksi Laporan Posisi Keuangan


Langkah-langkah untuk memperkirakan laporan posisi keuangan:
1. DSiproyeksikan aset lancar selain kas dengan menggunakan
proyeksi penjualan atau beben pokok penjualan dan rasio
perputaran yang rsesuai.
2. Diproyeksikan kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran
modal yang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam
bagian MD&A (Diskusi dan Analisis Manajemen) di laporan
tahunan.
3. Diproyeksikan liabilitas jangka pendek selain utang dengan
menggunakan proyeksi penjualan atau beban pokok penjualan dan
rasio perputaran yang sesuai.
4. Diperoleh bagian jatiuh tempo utang jangka panjang dari catatan
utang jangka panjang.
5. Diasumsikan utang jangka pendek lain tidak berubah dari saldo
tahun sebelumnya kecuali mereka menunjukkan tren yang
diketahui.
6. Diasumsikan Saldo awal utang jangka panjang sama dengan utang
jangka panjang periode sebelumnya dikurangi bagian yang jatuh
tempo dari butir (4) di atas.
7. Asumsikan kewajiban jangka panjang lain sama dengan saldo
tahun sebelumnya, kecuali mereka menunjukkan tren yang telah
diketahui.
8. Diasumsikan estimasi awal dari saham biasa adalah sama dengan
saldo tahun sebelumya.
9. Diasumsikan saldo laba adalah sama dengan saldo tahun
sebelumyaa ditambah (dikurangi) laba (rugi) neto dan dikurangi
dividen yang diperkirakan.
10. Diasumsikan akun ekuitas lain-lain sama dengan saldo tahun
sebelumnya , kecuali menunjukkan tren yang telah diketahui.

Jumlah langkah (3) – (10) menghasilkan total liabilitas dan ekuitas.


Kemudian, total asset yang ditetapkan sama dengan jumlah tersebut dan
akan menghasilkan jumlah kas yang dihitung sebagai total asset dikurangi
butir (1) dan (2). Pada titik ini, Kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Utang jangka panjang dan saham biasa kemudian disesuaikan untuk
penerbitan (pembelian kembali) yang sesuai untuk menghasilkan tingkat
kas yang diinginkan dan untuk mengelola leverage keuangan historis.

Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, aset tetap, utang


usaha, dan biaya yang masih harus dibayar menggunakan proyeksi
penjualan dan beban pokok penjualan bersama dengan tingkat perputaran
akun-akun tersebut, sebagai contoh, tingkat perrputaran piutang
didasarkan pada saldo akhir piutang usaha adalah:

Tingkat pertputaran piutang usaha: Penjualan

Saldo Piutang Usaha

Selanjutnya proyeksi piutang usaha dapat dihitung sebagai beikut

Proyeksi piutang usaha= proyeks i penjualan

Tingkat perputaran piutang usaha

Langkah-langkah dalam proyeksi laporan adalah sebagai berikut:


Berikut ini langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan posisi
keuangan:
1. Piutang
2. Persediaan
3. Aset lancar lain tidak ada perubahan
4. Aset tetap
5. Akumulasi penyusutan
6. Aset tetap neto
7. Aset jangka panjang lain, tidak ada perubahan
8. Utang usaha
9. Bagian lancar utang jangka panjang jumlah yang dilaporkan dalam
pada catatan kaki utang jangka panjang sebagai bagian yang jatuh
tempo pada tahun 2006.
10. Biaya yang masih harus dibayar
11. Utang pajak
12. Pajak penghasilan tangguhan dan liabilitas lain; tidak ada
perubahan.
13. Utang jangka panjang
14. Saham biasa tidak ada perubahan
15. Agio saham (Tambahan modal disetor); tidak ada perubahan.
16. Saldo Laba.
17. Kas, jumlah yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan total
liabilitas dan ekuitas dikuramgi langkah (1)- (7).

Proyeksi Laporan Arus Kas


Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi
dan proyeksi di laporan posisi keuangan. Proyeksi laporan arus kas
disajikan dari proyeksi arus kas neto dari operasi sebesar kas yang
sebagian mendanai dari pengeluaran modal, pengurangan utang jangka
panjang, dan dividen.

Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporam keuangan didasarkan pada hubungan yang
diharapkan antara laporan laba rugi dan akun laporan posisi keuangan.
Penerapan Analisis Prospektif pada Model Penilaian Laba Residu.
Sebagaimana disebutkan pada pendahuluan bab ini, anilisis
prospektif merupakan pusat dari analisis efek. Model penilaian laba residu,
contohnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu (t) sebagai penjumlahan
nilai buku kini dan nilai sekarang dari seluruh laba residu yang diharapkan
di masa depan:

di mana BV t merupakan nilai buku pada akhir periode t, RI t+n adalah laba
residu di periode t + n, dan k adalah biaya modal. Laba residu (residual
income) pada waktu t ditentukan sebagai laba neto komprehensif dikurangi
pembebanan atau nilai buku awal, yaitu RI t = NI t – (k x BV t – 1).

Proses penilaian (valuasi) membutuhkan estimasi laba neto di masa


depan dan nilai buku dari ekuitas pemegang saham. Model penilaian
membutuhkan estimasi enam parameter sebagai berikut:
 Pertumbuhan penjualan
 Margin laba neto (laba neto/penjualan)
 Perputaran modal kerja neto (penjualan/modal kerja neto)
 Perputaran aset tetap (penjualan/ aset tetap)
 Leverage keuangan (aset operasi/ekuitas)
 Biaya modal ekuitas

Laba neto diestimasi dengan menggunakan proyeksi penjualan dan


proyeksi margin laba neto (penjualan x margin laba neto). Modal kerja neto
dan aset tetap diestimasi dengan menggunakan proyeksi penjualan dan
estimasi tingkat perputaran modal kerja neto dan aset tetap
(penjualan/tingkat perputaran). Terakhir, ekuitas diproyeksikan dengan
menggunakan rasio aset operasi terhadap ekuitas (aset operasi = modal
kerja neto + aset tetap).

Valuasi saham sangat bergantung pada proses proyeksi. Valuasi


harus menguji sensitivitas dari estimasi harga saham terhadap asumsi-
asumsi yang mendasari proyeksian.

Tren Penggerak Nilai


Modal laba residu menentukan harga saham sebagai nilai buku
ekuitas pemegang saham ditambah nilai sekarang dari laba residu(residua
income-RI) yang diperkirakan, di mana RI t = NI t – (k x BV t-1). Laba residu
juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio sebagai,
RI = (ROE t – k) x BV t-1
di mana ROE = NI t/BV t-1. Bentuk ini menekankan fakta bahwa harga
saham hanya dipengaruhi dalam jangka panjang karena ROE ≠ k. Dalam
kondisi ekuilibrium, tekanan persaingan akan cenderung untuk mendorong
tingkat imbal hasil (rate of retunr-ROE) yang menghabiskan biaya (k)
sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian, estimasi harga
saham adalah proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya
bagi perusahaan dan industri tertentu.

LAMPIRAN 9A PERKIRAAN JANGKA PENDEK


Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna
adalah peramalan arus kas jangka pendek (short term cash forecasting).
Perkiraan kas jangka pendek merupakan hal yang penting bagi pengguna
internal seperti manager maupun auditor dalam mengevaluasi aktivitas
operasi saat ini dan masa depan sebuah perusahaan. Perkiraan ini juga
menjadi perhatian pengguna eksternal seperti kreditor jangka pendek
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman jangka
pendek. Analisis ini menekankan pada perkiraan kas jangka pendek ketika
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
diragukan. Keakuratan perkiraan harus kas berbanding terbalik dengan
horizon perkiraan- semakin lama periode perkiraan, semakin kurang andal
perkiraannya. Hal ini dikarenakan jumlah dan kompleksitas faktor-faktor
yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat
di estimasi secara andal dalam jangka panjang. Bahkan, dalam perkiraan
kas jangka pendek yang terjadi informasi yang dibutuhkan adalah bersifat
substansial. Oleh karena perkiraan arus kas sering tergantung pada
informasi yang tersedia secara umum maka tujuan analisis ini adalah
perkiraan yang akurat dan sewajar mungkin. Dengan mempelajari dan
menyiapkan perkiraan arus kas analisis yang dilakukan harus memberikan
pemahaman yang lebih luas terhadap pola harus kas perusahaan.

POLA ARUS KAS


Pola arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk
analisis dan proyeksi arus kas. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut
“kas”) merupakan aset yang paling likuid. Hampir seluruh keputusan
manajemen untuk berinvestasi dalam aset atau membutuhkan penggunaan
kas dengan segera. Hal ini menyebabkan manajemen lebih berfokus pada
kas daripada konsep dana likuid lainnya. Beberapa pengguna (seperti
kreditor) seringkali menganggap aset seperti piutang dan persediaan
sebagai bagian dari aset yang likuid karena sifatnya yang mudah
dikonversi menjadi kas.
Kepemilikan kas (holding cash) hanya memberikan imbal hasil yang kecil
atau bahkan tanpa imbal hasil dan ketika harga naik kas terkena dampak
berkurangnya daya beli. Holding cash mencerminkan eksposure yang
paling kecil resikonya. Konversi ke sini meningkatkan resiko karena
pemulihan akhir kas dari aktivitas-aktivitas ini tidak pasti. Misalnya resiko
dalam mengkonversi kas menjadi investasi temporer memiliki resiko lebih
kecil dibandingkan menginvestasikan kas ke dalam masa jangka panjang
seperti pabrik dan peralatan. Menginvestasikan kas ke dalam aset atau
biaya yang bertujuan untuk pengembangan dan pemasaran suatu produk
baru seringkali menimbulkan resiko pemulihan kas yang lebih serius.
Arus kas keluar dan arus kas masuk saling berkaitan. Kekurangan
penjualan mempengaruhi konversi barang jadi menjadi piutang dan kas
yang menyebabkan penurunan ketersediaan kas. Ketidakmampuan
perusahaan untuk menggantikan sini dari sumber-sumber seperti modal,
pinjaman, atau utang usaha dapat menghambat aktifitas produksi dan
mengakibatkan kerugian pada penjualan masa depan. Pembatasan jangka
panjang pada arus kas keluar dan arus kas masuk dapat menyebabkan
solvabilitas perusahaan. Analisis harus mengakui interelasi antara arus
kas, akrual, dan laba. Semakin tinggi makin laba semakin besar
pertumbuhan dan likuid. Analisis harus menggunakan ukuran-ukuran yang
tepat dalam menilai pola arus kas.
Arus kas memiliki keterbatasan dalam satu hal penting. Ketika arus
kas masuk dalam perusahaan manajemen memiliki kebijakan tertentu
dalam penggunaannya.
PENTINGNYA PERKIRAAN PENJUALAN
Keandalan perkiraan kas tergantung pada kualitas perkiraan penjualan.
Dengan sedikit pengecualian seperti dana dari pendanaan atau dana yang
digunakan dalam aktivitas investasi sebagian besar arus kas berkaitan dan
bergantung pada penjualan. Perkiraan penjualan termasuk analisis
terhadap:

 arah dan trend penjualan,


 pangsa pasar,
 kondisi industri dan ekonomi,
 kapasitas produksi dan keuangan, dan
 faktor persaingan
Komponen-komponen ini biasanya dinilai bersama dengan lini produk yang
berpotensi dipengaruhi oleh kekuatan yang terkait dengan pasarnya.

PERKIRAAN ARUS KAS DENGAN ANALISIS PRO FORMA


Kewajaran dan kelayakan perkiraan arus kas jangka pendek biasanya
diperiksa dengan laporan keuangan pro forma. Kita mencapai hal ini
dengan menggunakan asumsi perkiraan kasih mendasari untuk menyusun
laporan keuangan pro forma untuk periode yang diperkirakan dan laporan
posisi keuangan pro forma pada akhir periode perkiraan. Rasio keuangan
dan hubungan lainnya diperoleh dari laporan keuangan pro forma dan
diperiksa kelayakan nya terhadap hubungan historis. Perbandingan ini
harus mengakui penyesuaian untuk faktor-faktor yang diperkirakan akan
mempengaruhinya selama periode perkiraan kas.
Program spreadsheet elektronik disiapkan untuk membantu analisis pro
forma. Kemudahan dalam mengubah variabel untuk un sensitivitas
meningkatkan kegunaan laporan pro forma. Namun demikian kemudahan
dan fleksibilitas program ini dengan kebutuhan sangat penting untuk
mengembangkan dan memverifikasi estimasi dan asumsi yang melandasi
output dan program tersebut. Kewajaran atas asumsi dan estimasi yang
penting dan kegunaan alat analisis ini tergantung dari evaluasi kritis dan
penilaian dan bukan berdasarkan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai