BERKEBUTUHAN KHUSUS
Prof. Dr. Bandi Delphie “Pembelajaran Anak Tunagrahita” Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggantikan kata Anak Luar Biasa (ALB) yang menandakan
adanya kelainan khusus yang mempunyai karakteristik yang
berbeda antara satu dan lainnya.
PRO:
1. Diskriminasi tidak selalu negatif. (Arti kata diskriminasi -
KBBI : pembedaan perlakuan terhadap sesama warga
negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dan sebagainya))
Diskriminasi dengan tujuan untuk mempermudah
kita dan memberikan kita suatu identitas dan
mengakui keberadaan kita.
Dapat membuat masyarakat memberikan perhatian
khusus pada anak berkebutuhan khusus.
KONTRA:
1. Convention on the Rights of Person with Disabilities and
Optional Protocol pasal 24
Setiap negara berkewajiban untuk menyelenggarakan
sistem pendidikan inklusi di setiap tingkatan pendidikan.
Deklarasi Bandung tanggal 8-14 Agustus 2004
Indonesia menuju Pendidikan Inklusif
Permendiknas No. 70 Tahun 2009
Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa
UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat
setiap penyandang cacat mempunyai hak yang sama
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan
UUD pasal 32 ayat 1
pendidikan merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelaianan fisik, emosional, mental,
sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan
DISKRIMINASI TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
2. Keuntungan Pendidikan Inklusi
Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih
kompetitif, karena di sekolah umum ada lebih banyak
siswa dibanding SLB.
Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri
yang lebih baik.
Siswa disability dapat bersekolah di mana saja,
bahkan sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang
diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga
mereka.
Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di
sekolah umum, disability akan mendapatkan materi
pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak
disability
anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat
saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan
tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat