Anda di halaman 1dari 4

DISKRIMINASI TERHADAP ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS
Prof. Dr. Bandi Delphie “Pembelajaran Anak Tunagrahita” Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggantikan kata Anak Luar Biasa (ALB) yang menandakan
adanya kelainan khusus yang mempunyai karakteristik yang
berbeda antara satu dan lainnya.

Prof. Dr. Frieda Mangunsong Siahaan, M.Ed "Psikologi dan


Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus", 2009:4 Anak
Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa adalah anak yang
menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri
mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan
neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan
berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal
diatas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas
sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang
ditujukan untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya
secara maksimal.

PRO:
1. Diskriminasi tidak selalu negatif. (Arti kata diskriminasi -
KBBI : pembedaan perlakuan terhadap sesama warga
negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dan sebagainya))
 Diskriminasi dengan tujuan untuk mempermudah
kita dan memberikan kita suatu identitas dan
mengakui keberadaan kita.
 Dapat membuat masyarakat memberikan perhatian
khusus pada anak berkebutuhan khusus.

2. Keadilan yang menuntut perlakuan sama-rata belum tentu


baik.
 Anak berkebutuhan khusus memang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus (tidak bisa di sama-
kan dengan anak pada umumnya)
 Kalau ABK bersekolah di sekolah biasa, maka besar
kemungkinan Ia tidak dapat mengikuti dengan baik
pelajarannya. Tidak di semua sekolah biasa, ada guru
yang memiliki kemampuan mengajar ABK.
DISKRIMINASI TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
3. Keunggulan Sekolah Luar Biasa (pendidikan segreasi)
 Tersedia alat-alat bantu belajar yang dirancang
khusus untuk siswa. Sebagai contoh tunanetra,
seperti buku-buku Braille, alat bantu hitung taktual,
peta timbul, dll.
 Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari
delapan orang sehingga guru dapat memberikan
layanan individual kepada semua siswa.
 Lingkungan sosial ramah karena sebagian besar
memiliki pemahaman yang tepat mengenai disability
anak.
 Lingkungan fisik aksesibel karena pada umumnya
dirancang dengan mempertimbangkan masalah
mobilitas disability, dan kami mendapat latihan
keterampilan orientasi dan mobilitas, baik dari
instruktur O&M maupun tutor sesama disability.

KONTRA:
1. Convention on the Rights of Person with Disabilities and
Optional Protocol pasal 24
Setiap negara berkewajiban untuk menyelenggarakan
sistem pendidikan inklusi di setiap tingkatan pendidikan.
Deklarasi Bandung tanggal 8-14 Agustus 2004
Indonesia menuju Pendidikan Inklusif
Permendiknas No. 70 Tahun 2009
Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa
UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat
setiap penyandang cacat mempunyai hak yang sama
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan
UUD pasal 32 ayat 1
pendidikan merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelaianan fisik, emosional, mental,
sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan
DISKRIMINASI TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
2. Keuntungan Pendidikan Inklusi
 Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih
kompetitif, karena di sekolah umum ada lebih banyak
siswa dibanding SLB.
 Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri
yang lebih baik.
 Siswa disability dapat bersekolah di mana saja,
bahkan sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang
diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga
mereka.
 Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di
sekolah umum, disability akan mendapatkan materi
pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak
disability
 anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat
saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan
tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat

3. Liputan6.com, Jakarta (17 Nov 2014) – Pendidikan Inklusif,


Sarana efektif tanamkan pendidikan karakter
Menteri Pendidikan Anies Baswedan mengatakan
pendidikan inklusif akan mampu menyediakan
kesempatan dan akses bagi anak berkebutuhan khusus
untuk mendapatkan hak pendidikan yang sejalan dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui pendidkan inklusif para guru dan kepala sekolah
diharapkan lebih kreatif dan berinovasi untuk bisa
melayani serta menyelenggarakan pembelajaran sesui
dengan karakteristik peserta didik yang beragam tersebut
Gerakan inklusisf telah dimulai sejak tahun 2012 dan
sampai saat ini delapan provinsi menjadi provinsi
pendidikan inklusif di antaranya Kalimantan Selatan, Aceh,
Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, DKI
Jakarta, Sulawesi Tenggara, dan Sumatra Barat

4. Hak Anak Difabel (26 Maret 2017) republika.co.id


 Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), hingga 2011
DISKRIMINASI TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
jumlah anak dengan berkebutuhan khusus di
Indonesia mencapai 18 ribu anak.
 Rasa malu menjadi salah satu faktor
penghambatnya. "Anak malah diserahkan
perawatannya kepada babysitter atau pembantu,"
ujar Project Manager Save The Children IKEA
Foundation Wiwied Trisnadi dalam konferensi pers
"Mendukung Kesetaraan Hak dan Kesempatan Bagi
Anak Berkebutuhan Khusus".
 Akses pendidikan bagi anak difabel hanya 12% di
desa dan 35% di kota.
 Sebanyak 436 anak dengan akses difabel terbukti
mampu pindah dari SLB ke sekolah regular

Anda mungkin juga menyukai