Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 3 106

ARTIKEL REVIEW: PERKEMBANGAN DAN POTENSI VAKSIN DBD DARI


BERBAGAI NEGARA

Monica R. Herdady, Resmi Mustarichie


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363
E-mail: monicaherdady@gmail.com

ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue
melalui Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Sindrom
Syok Dengue yang dapat berujung pada kematian. Hingga saat ini, pengobatan DBD yang
tersedia saat ini hanya terapi suportif saja. Namun, kini terapi preventif berupa vaksin DBD
sedang dikembangkan. Review ini bertujuan untuk mengumpulkan literatur mengenai
perkembangan vaksin DBD dan meninjau potensi vaksin DBD berdasarkan studi di berbagai
negara.
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, vaksin, perkembangan, potensi

ABSTRACT
Dengue Haemmorage Fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus through
Aedes aegypti and Aedes albopictus. Dengue virus infection can cause Dengue Shock
Syndrome which can lead to death. Present DHF treatment available are merely supportive
measures. However, preventive therapy in the form of DHF vaccine is currently being
developed. This review aims to collect literature about development of DHF vaccine and
observe the potential of DHF vaccine based on studies in various countries.
Keywords: Dengue Haemmorage Fever, vaccine, development, potential
Diserahkan: 30 Agustus 2018, Diterima 1 September 2018

Pendahuluan Sindrom Syok Dengue (SSD) (Guerdan,

Demam Berdarah Dengue (DBD) 2010).

adalah penyakit menular yang disebabkan Demam Berdarah Dengue masih


oleh virus dengue yang ditransmisikan menjadi masalah utama kesehatan
nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, masyarakat daerah subtropis dan tropis
dan Aedes polynesiensis (Tang and Ooi, (WHO, 2009). Kejadian DBD mengalami
2012). Pasien penyakit DBD umumnya peningkatan 30 kali lipat dalam 50 tahun
tidak menampakkan gejala sehingga sulit terakhir (Tang and Ooi, 2012). Dilaporkan
dideteksi. Gejala umumnya baru terlihat bahwa terjadi 96 juta kasus DBD di dunia,
setelah masa inkubasi virus, yaitu sekitar 3- dengan 70% kasus terjadi di Asia (Bhatt et
10 hari dengan tingkat keparahan yang al., 2013).
bervariasi (Chan and Johansson, 2012).
Gejala DBD yang timbul dapat berupa Virus dengue atau dengue virus

demam, pusing, dan ruam kulit hingga (DENV) merupakan virus RNA untai
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 107

tunggal yang tersusun atas genome RNA, potensi vaksin DBD berdasarkan penelitian
membran dua lapis yang didapat dari inang, yang sudah dilakukan di berbagai negara.
dan protein struktural berupa kapsid,
Metode
prekursor membran, dan pembungkus
(WHO, 2009). Virus ini ditransmisikan Metode yang digunakan pada artikel
melalui 2 cara, yaitu secara vertikal dan review ini adalah penelusuran terhadap
horizontal. Transmisi vertikal terjadi ketika data-data penelitian yang berkaitan dengan
telur nyamuk terinfeksi DENV menetas penyakit dan vaksin DBD dengan mesin
menjadi nyamuk (Thongrungkiat et al., telusur Google Scholar, Science Direct, dan
2011). Sedangkan transmisi horizontal Pubmed.
terjadi ketika nyamuk terinfeksi DENV
Demam Berdarah Dengue
menggigit manusia sehingga DENV masuk
ke dalam darah (Halstead, 2008). Demam dengue merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh
Hingga saat ini, pengobatan DBD
virus dengue (DENV). Virus dengue dapat
yang tersedia hanya bersifat suportif, yakni
menyebar melalui nyamuk Aedes aegypti,
intervensi yang bertujuan untuk
Aedes albopictus dan Aedes polynesiensis
mendukung dan meningkatkan
sebagai vektor. DENV tergolong ke dalam
kenyamanan pasien tanpa menyembuhkan
genus Flavivirus dan famili Flaviviridae
penyakit yang diderita pasien (Jonas, 2005).
dan terdiri atas empat serotipe yaitu DENV-
Terapi yang dimaksud meliputi pemberian
1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4
analgesik, cairan, dan tirah baring (Olivera-
(WHO, 2011). Infeksi DENV dapat terjadi
Botello et al. 2016). Sedangkan upaya
dengan intensitas bervariasi, mulai dari
pencegahan DBD terbatas pada
asimptomatis hingga disertai gejala parah
pemberantasan sarang nyamuk saja. Hal ini
seperti Dengue Shock Syndrome (DSS)
membutuhkan repetisi dan ketekunan
(Guzman and Harris, 2015).
komunitas di lingkungan tersebut (Ernawati
dkk., 2018). Oleh sebab itu, upaya Dengue simptomatis dapat
pencegahan dengan vaksinasi kini dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu
dikembangkan. Vaksin DBD yang kini ada demam dengue tanpa gejala spesifik,
di pasaran adalah Dengvaxia yang demam dengue dengan gejala spesifik
diproduksi oleh Sanofi Pasteur sejak tahun berupa nyeri perut, muntah, akumulasi
2015 (Olivera-Botello et al., 2016). cairan, perdarahan mukosa, letargi,
pembengkakan hati, peningkatan
Review ini bertujuan untuk
haematokrit disertai penurunan platelet,
mengumpulkan literatur mengenai
serta dengue parah (severe dengue) yaitu
perkembangan vaksin DBD dan meninjau
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 108

dengan gejala kebocoran plasma parah, tersebut disebabkan karena heterologous


perdarahan parah, atau gagal organ (WHO, antibodi yang terbentuk pada infeksi
2009). pertama bergabung dengan serotipe
sekunder membentuk kompleks infeksius
Virus dengue masuk ke dalam tubuh
(Puerta-Guardo et al., 2010).
manusia melalui gigitan nyamuk.
Kemudian DENV menginfeksi endotel. Insiden DBD mengalami
Sistem imun tubuh berperang melawan peningkatan 30 kali lipat dalam lima puluh
virus dengue dengan berbagai cara, yaitu tahun terakhir (Tang and Ooi 2012).
aktivasi sistem komplemen, sel NK, dan Sebanyak 3,97 milyar jiwa diperkirakan
sistem imun humoral (Avirutnan et al., berisiko terjangkit DBD pada 128 negara
2010). Namun infeksi terhadap satu serotipe (Brady et al., 2012). Selain itu, 96 juta
tidak memberikan kekebalan terhadap kasus DBD terjadi di dunia, dan 70% kasus
serotipe lainnya. Monosit, makrofag, dan terpusat di Asia (Bhatt et al., 2013).
sel dendritik berperan dalam infeksi dengue Indonesia termasuk ke dalam daerah
(Sellahewa, 2013). endemik DBD dengan seluruh provinsi
positif terjangkit DBD. Penyebaran DBD
Hipotesis antibody dengue
dapat terjadi karena mobilitas penduduk
enhancement (ADE) merupakan teori
yang tinggi, perkembangan wilayah
patogenesis yang paling didukung hingga
perkotaan, perubahan iklim, dan perubahan
saat ini. Teori ini menyatakan bahwa jika
distribusi penduduk (Kementrian
individu memiliki antibodi spesifik
Kesehatan RI, 2016a).
terhadap serotipe tertentu maka penyakit
akibat serotipe tersebut dapat dicegah. Hingga kini, tidak ada terapi
Namun jika antibodi individu tersebut gagal spesifik untuk mengobati DBD selain terapi
menetralisasi, maka terjadi penyakit dengan suportif berupa pemberian cairan,
intensitas berat (Wahala and de Silva, antipiretik, dan transfusi darah berdasarkan
2011). Teori lain yaitu teori infeksi kondisi pasien pada masa kritis. Apabila
sekunder menyebutkan bahwa terjadi masa kritis dapat dilewati, maka risiko
infeksi berat pada individu yang mengalami terjadinya kasus fatal dapat dihindari
infeksi sekunder dengan serotipe berbeda (Rajapakse et al., 2012).
dengan serotipe pada infeksi pertama. Hal
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 109

TABEL 1 INTERVENSI FARMAKOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

Obat Tujuan Referensi

Cairan intravena Resusistasi cairan (Rajapakse et al.


2012)
• Ringer laktat
• Glukosa 5%
• Albumin 5%

Parasetamol Antipiretik (WHO, 2009)

Transfusi darah Meningkatkan (Rajapakse et al.


jumlah platelet 2012)

Penanganan infeksi dengue di 2018). Selain itu, pemusnahan habitat


lapangan yang kurang tepat menyebabkan nyamuk hampir tidak mungkin dilakukan
perlunya pencegahan transmisi virus karena nyamuk yang dapat berkembang
dengue, yaitu dengan cara mengontrol biak dalam jumlah kecil, seperti pada
populasi nyamuk sebagai vektor. Berbagai tetesan air di antara bagian tanaman
cara telah dilakukan untuk mengontrol (Rajapakse et al., 2012). Sehingga, untuk
populasi nyamuk, antara lain dengan cara meminimalisasi beban kasus dengue, upaya
fisik (menguras air), kimia (insektisida dan preventif lain berupa vaksinasi kini
larvasida), serta cara biologis (bakteri dikembangkan.
Bacillus thuringiensis pemakan larva
Vaksin DBD
nyamuk) (Rajapakse et al., 2012). Indonesia
di bawah Kementrian Kesehatan telah Hingga saat ini, hanya terdapat satu
mencanangkan upaya pencegahan di vaksin dengue yang beredar di pasaran yaitu
masyarakat dengan gerakan “3M Plus” Dengvaxia oleh Sanofi-Pasteur. Vaksin
yang terdiri atas menguras air yang tersebut berisi virus tetravalen hidup yang
diperkirakan menjadi habitat, menutup dilemahkan, yakni DENV 1, 2, 3 dan 4
penampungan air, dan menggunakan (Guirakhoo et al., 2000). Pemberian vaksin
kembali benda yang berpotensi menjadi tersebut diharapkan menimbulkan respons
habitat nyamuk (Kementrian Kesehatan RI humoral terhadap protein yang terkandung
2016b). Namun, upaya pencegahan tersebut dalam vaksin sehingga timbul respons imun
sulit dilakukan karena memerlukan protektif terhadap virus dengue (Khetarpal
kedisiplinan yang tinggi (Ernawati dkk, and Khanna 2016).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 110

Dengvaxia pertama kali dilisensi Sedangkan, kelompok seropositif jumlah


pada Desember tahun 2015 berdasarkan uji insiden lebih rendah pada kelompok yang
klinis fase 3, yaitu uji klinis CYD14 yang divaksin dibanding kontrol pada seluruh
dilakukan di Asia dan CYD15 yang kelompok usia (Sridhar et al., 2018).
dilakukan di Amerika Latin. Kedua uji Berdasarkan hal tersebut, Strategic
melibatkan lebih dari 30.000 partisipan Advisory Group on Immunization (SAGE)
berusia 2 hingga 16 tahun. Efikasi vaksin memberi pernyataan untuk melakukan
yang diukur setelah satu tahun pemberian diagnosis serostatus terhadap calon
vaksin lengkap sebesar 59,2% (Capeding et penerima vaksin. Namun, hingga kini
al., 2014; Villar et al., 2015). Hasil uji klinis belum ada metode diagnosis yang sensitif
menunjukkan bahwa insiden rawat inap dan spesifik untuk menetapkan serostatus
akibat dengue mengalami lonjakan setelah (WHO, 2018).
pada tahun pengamatan ketiga pada
Perkembangan vaksin dengue masih
kelompok usia di bawah 9 tahun. Penyebab
memiliki banyak kendala. Pertama,
lonjakan tersebut tidak ditelusuri.
patofisiologi demam dengue masih belum
Sedangkan pada usia 9 tahun ke atas, terjadi
diketahui secara pasti selain dari teori ADE
penurunan tingkat insiden rawat inap pada
sebagai teori utama terjadinya infeksi
2 tahun pertama uji klinis, yaitu sebesar
dengue. Selain itu, tidak ada hewan yang
82% serta penurunan insiden dengue parah
memiliki mekanisme gejala dengue yang
sebesar 93%. Oleh sebab itu, dalam lisensi
sama seperti manusia ketika terinfeksi virus
disebutkan bahwa vaksin hanya diberikan
dengue, sehingga, data uji praklinis tidak
pada individu usia 9-45 tahun (WHO,
merepresentasikan efikasi sesungguhnya.
2017).
Hewan primata Macaca mulatta dan M.
Penelitian terbaru oleh Sridhar et al. fasicularis menampakkan gejala viremia
menunjukkan bahwa ada kaitan antara paling menyerupai manusia sehingga
serostatus dengan insiden rawat inap dan digunakan sebagai model dalam penelitian
kasus dengue parah. Diketahu bahwa terjadi vaksin dengue (Raviprakash et al., 2009).
peningkatan risiko rawat inap dan kasus Risiko insiden pada individu seronegatif
dengue parah pada individu yang juga mendorong penelitian untuk
seronegatif sebelum pemberian vaksin mengembangkan vaksin tetravalen, yang
sehingga efikasi vaksin terhadap individu membutuhkan biaya penelitian tinggi
seronegatif tergolong rendah hingga sedang (Rajapakse et al., 2012).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 111

TABEL 2 RINGKASAN HASIL STUDI POTENSI VAKSIN DI BERBAGAI NEGARA

Lokasi Studi Jenis Studi Parameter Hasil Studi Referensi

Indonesia Analisis biaya- Willingness- Median WTP (Hadisoemarto

manfaat to-pay vaksin dengue and Castro, 2013)

(WTP) sebesar $1,94 pada

94,6% responden

Brazil Analisis Quality Penurunan insiden (Shim, 2017)

efektivitas biaya Adjusted dengue sebesar 69%

Life Year (kelompok usia 9

(QALY) tahun)

Thailand Analisis Incremental Program vaksinasi (Lee et al., 2011)

efektivitas biaya Cost sangat efektif

Effectiveness dengan efikasi

Ratio vaksin 50% atau

(ICER) lebih dan biaya

vaksinasi $60

Argentina Analisis utilitas Incremental Nilai ICER (Orellano et al.,

biaya Cost $5714/DALY dan 2016)

Effectiveness pendapatan per

Ratio kapita $12873 tahun

(ICER) 2014

Asia Analisis Incremental Nilai ICER (Zeng et al.,

Tenggara dan efektivitas biaya Cost $4216/DALY di 2018)

Effectiveness Amerika Latin dan


Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 112

Lokasi Studi Jenis Studi Parameter Hasil Studi Referensi

Amerika Ratio $3751/DALY di

Latin (ICER) Asia Tenggara

Walaupun perkembangan vaksin program vaksinasi sebesar 14.800.000


dengue memiliki banyak kendala, potensi kasus untuk usia 9 tahun dan 19.979.000
penggunaan vaksin dengue masih ada. Jika kasus untuk usia 9-45 tahun. Vaksinasi
dilihat dari segi ekonomi, vaksin dengue bersifat efektif jika dipasarkan dengan total
berpotensi memiliki efektivitas biaya yang biaya $262 atau kurang (Shim, 2017).
tinggi jika diterapkan pada wilayah
Analisis efektivitas biaya vaksin
endemik (Lee et al., 2011).
yang dilakukan di Thailand menunjukkan
Studi di kota Bandung terhadap 500 hasil bahwa program vaksinasi tergolong
responden menunjukkan kemauan efektif dengan asumsi efikasi vaksin 50%
membayar (willingness to pay) masyarakat atau lebih dan biaya vaksinasi $60. Selain
terhadap vaksin dengue sebesar $1,94 pada itu, jumlah kasus dengue yang dapat
94,6% responden dan 94,2% setuju untuk dihindari dengan vaksin adalah 422 kasus
memvaksinasi anak dengan vaksin dengue. dari setiap 1000 individu yang divaksin
Penelitian tersebut menggunakan data (Lee et al., 2011).
primer dengan melakukan survei hingga
Selain itu, studi utilitas biaya yang
tingkat kelurahan. Studi dilakukan dengan
dilakukan di Argentina menggunakan
asumsi bahwa vaksin dengue telah terbukti
parameter ICER untuk menentukan biaya
efektif dan aman (Hadisoemarto and Castro,
yang diperlukan agar mendapat efek terapi
2013).
yang diinginkan. Hasil studi menunjukkan
Studi efektivitas biaya di Brazil nilai ICER $5714/DALY dan vaksinasi
menunjukkan bahwa implementasi program bersifat efektif dengan pendapatan
vaksin dapat menyebabkan penurunan perkapita sebesar pendapatan per kapita
insiden infeksi dengue sebesar 69% pada $12873 (Orellano et al., 2016).
kelompok usia 9 tahun dan sebesar 93%
Zeng, et al melakukan studi
pada kelompok usia 9-45 tahun, dengan
efektivitas biaya vaksin dengue pada 10
jangka waktu 10 tahun. Hal ini berarti,
negara endemik DBD, yaitu 5 negara di
jumlah kasus infeksi dengue yang dapat
Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia,
dicegah dalam kurun waktu 10 tahun karena
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 113

Filipina, Thailand, dan Vetnam) serta 5 Ucapan Terima Kasih


negara Amerika Latin (Brazil, Honduras,
Penulis mengucapkan terima kasih
Kolombia, Meksiko, dan Puerto Rico),
kepada Prof. Resmi Mustarichie Ph.D.,
dimana negara-negara tersebut merupakan
M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang
lokasi uji klinis Dengvaxia (Zeng et al.,
sudah memberi masukan terhadap artikel
2018).
dan pihak lain yang secara tidak langsung
Efektivitas biaya diukur dengan membantu penulisan artikel ini.
DALY, yang menyatakan hidup dalam
Pustaka
tahun yang hilang akibat disabilitas atau
Avirutnan, P., Fuchs, A., Hauhart, R.E.,
kematian karena terserang penyakit dengue.
Somnuke, P., Youn, S., Diamond,
Kemudian nilai DALY diproyeksikan M.S., et al. 2010. Antagonism of the
complement component C4 by
dengan nilai ICER terhadap pendapatan per
flavivirus nonstructural protein
kapita setiap negara sehingga didapat nilai NS1. The Journal of Experimental
Medicine, 207 (4), 793–806.
ICER/DALY. Apabila 1<ICER ≤ 3 kali Bhatt, S., Gething, P.W., Brady, O.J.,
pendapatan per kapita, maka program Messina, J.P., Farlow, A.W.,
Moyes, C.L., et al. 2013. The global
vaksin dinilai efektif. Apabila ICER≤1 kali distribution and burden of dengue.
pendapatan per kapita, program sangat Nature, 496 (7446), 504–7.
Brady, O.J., Gething, P.W., Bhatt, S.,
efektif. Nilai tersebut dirata-ratakan untuk Messina, J.P., Brownstein, J.S.,
kedua region, dimana didapat nilai ICER Hoen, A.G., et al. 2012. Refining
the Global Spatial Limits of Dengue
$4216/DALY di Amerika Latin dan Virus Transmission by Evidence-
$3751/DALY di Asia Tenggara. Negara, Based Consensus. PLOS Neglected
Tropical Diseases, 6 (8), e1760.
dimana keduanya masuk ke dalam kategori Capeding, M.R., Tran, N.H., Hadinegoro,
sangat efektif. Berdasarkan berbagai hasil S.R.S., Ismail, H.I.H.M.,
Chotpitayasunondh, T., Chua,
studi yang dilakukan di berbagai negara, M.N., et al. 2014. Clinical efficacy
vaksin dengue rata-rata memiliki efektivitas and safety of a novel tetravalent
dengue vaccine in healthy children
biaya yang baik (Zeng et al., 2018). in Asia: a phase 3, randomised,
observer-masked, placebo-
Kesimpulan controlled trial. The Lancet, 384
(9951), 1358–65.
Perkembangan studi vaksin DBD Chan, M. and Johansson, M.A. 2012. The
Incubation Periods of Dengue
masih memiliki hambatan teknis namun
Viruses. PLOS ONE, 7 (11),
apabila dilihat dari sisi ekonomi, vaksin e50972.
Ernawati, Bratajaya, C.N., dan Martina,
dengue memiliki potensi besar untuk
S.E. 2018. GAMBARAN
digunakan khususnya di negara endemik PRAKTIK PENCEGAHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE
DBD.
(DBD) DI WILAYAH ENDEMIK
DBD. Jurnal Keperawatan, 9, 8.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 114

Guerdan, B.R. 2010. Dengue Fever/Dengue Olivera-Botello, G., Coudeville, L.,


Hemorrhagic Fever. American Fanouillere, K., Guy, B.,
Journal of Clinical Medicine, 7(2), Chambonneau, L., Noriega, F., et al.
51–3. 2016. Tetravalent Dengue Vaccine
Guirakhoo, F., Weltzin, R., Chambers, T.J., Reduces Symptomatic and
Zhang, Z.-X., Soike, K., Ratterree, Asymptomatic Dengue Virus
M., et al. 2000. Recombinant Infections in Healthy Children and
Chimeric Yellow Fever-Dengue Adolescents Aged 2–16 Years in
Type 2 Virus Is Immunogenic and Asia and Latin America. The
Protective in Nonhuman Primates. Journal of Infectious Diseases, 214
Journal of Virology, 74 (12), 5477– (7), 994–1000.
85. Orellano, P.W., Reynoso, J.I., Stahl, H.-C.,
Guzman, M.G. and Harris, E., 2015. and Salomon, O.D. 2016. Cost-
Dengue. The Lancet, 385 (9966), utility analysis of dengue
453–65. vaccination in a country with
Hadisoemarto, P.F. and Castro, M.C. 2013. heterogeneous risk of dengue
Public Acceptance and Willingness- transmission. Vaccine, 34 (5), 616–
to-Pay for a Future Dengue 621.
Vaccine: A Community-Based Puerta-Guardo, H., Mosso, C., Medina, F.,
Survey in Bandung, Indonesia. Liprandi, F., Ludert, J.E., and del
PLOS Neglected Tropical Diseases, Angel, R.M. 2010. Antibody-
7 (9), e2427. dependent enhancement of dengue
Halstead, S.B. 2008. Dengue virus- virus infection in U937 cells
mosquito interactions. Annual requires cholesterol-rich membrane
Review of Entomology, 53, 273–91. microdomains. Journal of General
Jonas, W. B. 2005. Mosby’s Dictionary of Virology, 91 (2), 394–403.
Complementary and Alternative Rajapakse, S., Rodrigo, C., and Rajapakse,
Medicine. Michigan: Elsevier. A. 2012. Treatment of dengue fever.
Kementrian Kesehatan RI. 2016a. Infection and Drug Resistance, 103,
InfoDATIN DBD 2016. Jakarta: 103–12.
Kementrian Kesehatan RI. Raviprakash, K., Defang, G., Burgess, T.,
Kementrian Kesehatan RI. 2016b. and Porter, K. 2009. Advances in
MENKES: DIBANDING dengue vaccine development.
FOGGING, PSN 3M PLUS LEBIH Human Vaccines, 5 (8), 520–8.
UTAMA CEGAH DBD. Available Sellahewa, K.H. 2013. Pathogenesis of
from: Dengue Haemorrhagic Fever and Its
http://www.depkes.go.id/article/pri Impact on Case Management. ISRN
nt/16021500003/menkes- Infectious Diseases, 2013, 1–6.
dibanding-fogging-psn-3m-plus- Shim, E. 2017. Cost-Effectiveness of
lebih-utama-cegah-dbd.html Dengue Vaccination Programs in
[Accessed on 15 Jun 2018]. Brazil. The American Journal of
Khetarpal, N. and Khanna, I. 2016. Dengue Tropical Medicine and Hygiene, 96
Fever: Causes, Complications, and (5), 1227–34.
Vaccine Strategies. Journal of Sridhar, S., Luedtke, A., Langevin, E., Zhu,
Immunology Research, 2016, 1–14. M., Bonaparte, M., Machabert, T.,
Lee, B.Y., Bacon, K.M., Cummings, et al. 2018. Effect of Dengue
D.A.T., Bailey, R.R., Burke, D.S., Serostatus on Dengue Vaccine
Shah, M., et al. 2011. Economic Safety and Efficacy. New England
Value of Dengue Vaccine in Journal of Medicine, 2018, 1–14.
Thailand. The American Journal of Tang, K.F. and Ooi, E.E. 2012. Diagnosis
Tropical Medicine and Hygiene, 84 of dengue: an update. Expert Review
(5), 764–72. of Anti-infective Therapy, 10 (8),
895–907.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 115

Thongrungkiat, S., Maneekan, P., New Delhi: World Health


Wasinpiyamongkol, L., and Organization Regional Office for
Prummongkol, S. 2011. Prospective South-East Asia.
field study of transovarial dengue- WHO. 2017. Updated Questions and
virus transmission by two different Answers related to the dengue
forms of Aedes aegypti in an urban vaccine Dengvaxia® and its use.
area of Bangkok, Thailand. Journal Available from:
of Vector Ecology, 36 (1), 147–52. http://www.who.int/immunization/
Villar, L., Dayan, G.H., Arredondo-García, diseases/dengue/q_and_a_dengue_
J.L., Rivera, D.M., Cunha, R., vaccine_dengvaxia_use/en/
Deseda, C., et al. 2015. Efficacy of [Accessed on 16 Jun 2018].
a Tetravalent Dengue Vaccine in WHO. 2018. Meeting of the Strategic
Children in Latin America. New Advisory Group of Experts on
England Journal of Medicine, 372 immunization, April 2018 –
(2), 113–123. conclusions and recommendations.
Wahala, W.M.P.B. and de Silva, A.M. Weekly Epidemiological Record, 93
2011. The Human Antibody (23), 329–44.
Response to Dengue Virus Zeng, W., Halasa-Rappel, Y.A., Baurin, N.,
Infection. Viruses, 3 (12), 2374–95. Coudeville, L., and Shepard, D.S.
WHO. 2009. Dengue: guidelines for 2018. Cost-effectiveness of dengue
diagnosis, treatment, prevention, vaccination in ten endemic
and control. Geneva: World Health countries. Vaccine, 36 (3), 413–420.
Organization.
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for
Prevention and Control of Dengue
and Dengue Haemorrhagic Fever.

Anda mungkin juga menyukai