6555 58277 1 PB PDF
6555 58277 1 PB PDF
LAPORAN KASUS
Anestesi Epidural Thorakal Pada Tumor Phyllodes
Epidural Thoracal Anesthesia in Phyllodes Tumour Excision
ABSTRACT
Background: The development of neuroaxial technique in anesthesia has been
contribute in providing good anesthesia and analgesia for surgery procedure and
postoperative pain management. Epidural anesthesia has been one of the versatile
technique widely used in anesthesia. This anesthesia technique can be performed
regarding the operation site from the cervical, thoracal, lumbar or caudal region.
Case: We report a case of anesthesia technique using thoracal epidural inserted at the
site of intervertebrae thoracal space 7-8 to accommodate mastectomy surgery in
female patient ASA II with phyllodes mammary tumor.
Keyword: thoracic epidural anesthesia, mastectomy
ABSTRAK
Latar Belakang: Perkembangan teknik anestesi neuroaksial telah memberikan
kontribusi yang bermanfaat untuk prosedur anestesi dan analgesia, baik selama
prosedur operasi maupun tatalaksana nyeri pasca operasi. Anestesi epidural
merupakan salah satu teknik anestesi yang telah digunakan secara umum. Teknik
anestesi tersebut bisa dilakukan dengan melihat dermatom area operasi yang
dipersarafi sesuai regio servikal, torakal, lumbal maupun caudal.
Kasus: Pada kasus ini kami melaporkan penggunaan anestesi epidural mid-thorakal
dengan insersi pada ruang intervertebra torakal 7-8 untuk mengakomodasi prosedur
operasi mastektomy pasien wanita ASA II dengan tumor payudara phyllodes kiri.
Kata kunci: anestesi epidural torakal, mastektomi
PENDAHULUAN
Penggunaan teknik epidural anestesi jantung dan pernafasan dengan
dan analgesi torakal mengalami memudahkan pasien untuk bernafas
peningkatan seiring dengan dalam, batuk yang adekuat, ekstubasi
perkembangan operasi abdomen, torak dini dan mobilisasi awal serta menjaga
dan kardiovaskuler. Tujuan dari fungsi pencernaan sehingga
penggunaan blok epidural torakal tidak mempengaruhi penyembuhan paska
semata untuk menghalangi rangsangan operasi yang lebih baik.1
nyeri melalui serabut saraf afferen luka
operasi tetapi juga simpatektomy yang KASUS
selektif pada daerah torakal. Dampak Seorang wanita berusia 52 tahun, berat
penurunan rasa nyeri dan simpatektomi badan 60 kg didiagnosa tumor
yang terjadi akan mengurangi stress phyllodes sinistra dilakukan
paska operasi sebagai proteksi terhadap
Parameter hemodinamik dan respirasi (TEA) pada kasus tumor phyllodes ini
selama prosedur operasi relatif stabil menjadi pilihan karena massa tumor
dan tidak membutuhkan obat vasopresor yang membutuhkan blok area payudara
maupun inotropik dan analgesia lain hingga melewati midline sternum, serta
selama prosedur operasi, ataupun tatalaksana nyeri paska operasi yang
bantuan ventilasi (gambar 2). lebih efektif.
Paska operasi diberikan regimen Teknik penusukan jarum untuk TEA ada
analgesik bupivacaine (0.125% + morfin dua cara yaitu median dan paramedian.
2 mg) volume 10 cc. Observasi Teknik median menjadi pilihan pada
terhadap keluhan nyeri paska operasi torakal tinggi (T1-T3) dan torakal rendah
selama 4 hari pemasangan epidural (T10-T12), sementara cara paramedian
memiliki rentang skor VAS 0-1 dan lebih dipilih pada lokasi midtorakal (T4-
tidak terdapat gangguan respirasi T9) karena sudut prosesus spinosus yang
maupun hemodinamik. Pasien juga lebih prominen pada regio midtorakal.
tidak mengeluhkan pruritus ataupun Pada teknik paramedian, jarum epidural
mual muntah karena morfin dan tidak dimasukkan kira-kira 2 cm lateral dan 2
memerlukan tambahan analgesik lain. cm inferior dari prosesus spinosus level
Mobilisasi dini dapat segera dilakukan torakal yang dipilih dengan sudut 450
saat pasien pindah ke ruang rawat terhadap kulit dan arahnya medial kira-
(Gambar 3). kira 15-200 terhadap midline (gambar
4).6
PEMBAHASAN
Ketinggian blok yang diharapkan
Phyllodes tumor pertama kali dilaporkan disesuaikan dengan dermatome
oleh Johannes Muller pada tahun 1838 manipulasi operasi yang akan dikerjakan
dengan istilah cystosarcoma phyllodes.
Tumor ini merupakan bentuk neoplasma Ujung kateter diharapkan berada pada
fibroepitelial dengan angka kejadian 0.3 titik tengah luas lapangan operasi yang
-1% dari kasus tumor payudara dan akan dikerjakan. Hal lain yang
memiliki potensi terjadi rekurensi berpengaruh pada ketinggian blok adalah
sebesar 20%. Tumor ini jumlah volume obat yang dimasukkan,
diklasifikasikan berdasarkan gambaran dimana pada level torakal dapat terisi
histopatologisnya menjadi tipe benign, 0.75-1 cc/segmen torakal.7 Pada kasus
borderline, dan malignant.2 Terapi pada ini blok sensoris diidentifikasi dengan tes
kasus ini adalah tindakan operasi berupa pinprick dan kapas alkohol seluas area
eksisi biopsi, eksisi luas atau T1-T8.
mastectomy dan dilanjutkan dengan
tindakan kemoterapi atau radioterapi Jenis obat anestesi lokal yang digunakan
berdasarkan gambaran akan berpengaruh terhadap onset dan
histopatologinya.3,4 durasi blok yang terjadi, sementara
konsentrasi obat anestesi lokal akan
Operasi tumor payudara dapat berpengaruh pada jenis blok yang terjadi
dikerjakan melalui beberapa pilihan
teknik anestesi seperti anestesi lokal, Penambahan ajuvan lain seperti opioid,
blok interkostalis, blok paravertebra, alfa-2 agonis dan epinephrine dapat
blok epidural torakal, pembiusan umum memperpanjang durasi blok serta
ataupun kombinasi pembiusan umum modulasi efek analgesiknya. Akan tetapi
dan regional.5 Anestesi epidural torakal observasi efek samping masing-masing
17. Scott NB. A prospective randomized study of 24. Lagunilla J. High thoracic epidural blockade
the potential benefits of thoracic anesthesia increases myocardial oxygen availability in
and analgesia in patients undergoing coronary surgery patients. Acta anaesthesiol
coronary artery bypass grafting. Anesth Scand 2006; 50:780-6.
Analg 2001; 93:528-35. 25. Tenling A. Thoracic epidural analgesia as an
18. Liu SS, Block BM, Wu CL. Effects of adjunct to gengeral enaesthesia for cardiac
perioperative central neuraxial analgesia on surgery. Effects on pulmonary mechanics.
outcome after coronary artery bypass Act Anaesthesiol Scand 2000; 44:1071-6.
surgery: a meta analysis. Anesthesiology 26. MacCarthy GS. The effect of thoracic
2004; 101:153-61. extradural analgesia on pulmonary gas
19. Niimi Y. Echocardiographic evaluation of distribution, functional residual capacity and
global left ventricular function during high airway closure. Br J Anaesth 1976; 48:243-8.
thoraci epidural anesthesia. J Clin Anesth 27. Takasaki M, Takahashi T. respiratory
1997; 9:118-24. function during cervical and thoracic
20. Saada M. Effect of thoracic epidural extradural analgesia in patients with normal
anesthesia combined with general anesthesia lungs. Br J Anaesth 1980; 52:1271-6.
on segmental wall motion assessed by 28. Sundberg A, Wattmil M, Arvill A.
transesophageal echocardiography. Anesth Respiratory effect of high thoracic epidural
Analg 1992; 75:329-35. anaesthesia. Acta Anaesthesiol Scand 1986;
21. Buffington CW, Feigl EO. Adrenergic 30: 215-17.
coronary vasoconstriction in the presence of 29. Gruber EM. The effect of thoracic epidural
coronay stenosis in dog. Circ Res 1981; analgesia with bupivacaine 0.25% on
48:416-23. ventilatory mechanics in patients with severe
22. Brown BG. Response of normal and diseased chronic obstructive pulmonary disease.
epicardial coronary arteries to vasoactive Anesth Analg 2001; 92:1015-9.
drugs: quantitative arteriographic studies. 30. Groeben H. Lung function under high
Am J Cardiol 1985; 56:23-29. thoracic segmental epidural anesthesia with
23. Mudge GH Jr, Grossman W, Mills RM Jr, ropivacaine or bupivacaine in patients with
Lesch M, Braunwald E. Reflex increase in severe obstructive pulmonary disease
coronary vascular resistance. N Engl J Med undergoing breast surgery. Anesthesiology
1976; 295:1333-7. 2002; 96:536-41.