Anda di halaman 1dari 35

ARTIKEL

MATA UANG ASEAN DAN UERO DOLLAR

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas

Manajemen Keuangaan International


Yang Diampu Oleh Bapak Muhammad Sulhan,SE.,MM.

Pemasaran Ritel C

Disusun Oleh :

Roudlotul Jannah (17510004)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRIMAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019
TEKA-TEKI MATA UANG TUNGGAL ASEAN ?

Akankah ASEAN membentuk mata uang tunggal? ASEAN merupakan


singkatan dari Association of South East Asia Nation berdiri pada tanggal 8
Agustus 1967. Merupakan perserikatan negara – negara di kawasan Asia
Tenggara untuk menggalang kerjasama regional untuk mencapai tujuan – tujuan
yang telah tertuang dalam deklarasi Bangkok yang mana masih ditandatangani
oleh lima menteri luar negeri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Filipina. Disusul oleh Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Kamboja. Tujuan dibentuknya ASEAN itu sendiri antara lain untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi, meningkatka perdamaian dan stabilitas regional,
meningkatkan kerjasama yang aktif.

Dan sebagai langkah nyata untuk mencapai tujuan – tujuan terbentuknya


ASEAN salah satunya adalah dengan adanya ASEAN Economic Community atau
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi
di Asia pada tahun 1997-1998 memicu kesadaran negara – negara anggota
ASEAN tentang pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasama intra-kawasan.
Dalam Declaration of ASEAN Concord II di Bali Oktober 2003. Ini merupakan
bagian dari upaya untuk mempererat integrasi, menyesuaikan cara pandang agar
dapat lebih tebuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak
pada kawasan tanpa meninggalkan prisip – prinsip utama ASEAN yaitu saling
menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri, konsesnsus, dialog, dan
konsultasi.

Pada KTT ke-10 di Vientien Laos tahun 2004 disepakati tentang realisasi
ASEAN Economic Community pada 2020 dengan membentuk komite High
Level Tasks Force (HLTF) yang memiliki kewenangan dalam mewujudkan
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun pada KTT ke-12 di Cebu Filipina tahun
2007 menyepakati percepatan realisasi MEA dari tahun 2020 menjadi 2015.
Keputusan untuk mempercepat ini ditetapkan dalam rangka memperkuat daya
saing ASEAN dalam menghadapi kompetisi global. Untuk itulah disusun ASEAN
Charter sebagai payung hukum, panduan terwujudnya MEA serta menjadi basis
komitmen dalam meningkatkan dan mendorong kerjasama negara anggota
ASEAN.

Siapakah yang menjadi elemen Ekonomi ASEAN?

Arus barang bebas merupakan salah satu elemen dalam mewujudkan


Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan kekuatan pasar tunggal dan diharapkan
mekanisme tesebut dapat membentuk jaringan produksi regional ASEAN. MEA
merupakan salah satu langkah komprehensif dari pedagangan bebas ASEAN.
Untuk mewujudkanya anggota ASEAN telah menyepakati ASEAN Trade in
Good Agreement (ATIGA) pada KTT ASEAN ke-14 tahun 2008 di Thailand.
Yang mana ATIGA merupakan kodifikasi atas keseluruhan kesepakatan ASEAN
dalam liberalisasi dan fasilitas perdagangan. Dimana tujuan dari ATIGA tersebut
antara lain untuk :

- Mewujudkan kawasan arus barang bebas sebagai salah satu pronsip untuk
membentuk pasar tunggal dan basis produksi dari MEA.
- Meminimalkan hambatan dan memperkuat kerjasama diantara negara –
negara anggota ASEAN.
- Menurunkan biaya produksi.
- Meningkatkan perdagangan dan investasi dan efisiensi ekonomi.
- Menciptakan pasar yang lebih besar dengan kesempatan dan skala
ekonomi yang lebih besar.
- Menciptakan kawasan investasi yang kompetitif.

Manfaat dan tantangan ATIGA bagi Indonesia :

- Terciptanya kepastian hukum dalam menjalankan usaha di bidang


perdagangan barang.
- Terbukanya peluang untuk meningkatkan volume ekspor barang dari
Indonesia ke negara – negara anggota ASEAN lainya.
- Iklim usaha yang semakin kondusif dengan diterapkanya penyederhanaan
perizinan.
- Terciptanya lapangan kerja baru dan terbukanya peluang pemanfaatan
teknologi antar negara anggota.

Negara anggota ASEAN sepakat dalam mewujudkan integrasi ekonomi


tahun 2015 seluruh hambatan non tariff akan dihapuskan. Untuk itu masing –
masing negara anggota diwajibkan untuk meningkatkan transparansi dengan
mematuhi prosedur dan melakukan pengapusan hambatan non-tarif yang
dilakukan dalam tiga tahap.

Trade Facilitator

Fasilitas perdagangan yang memiliki mekanisme perdagangan, kepabeanan,


proses, prosedur dan arus informasi guna menigkatkan daya saing ekspor dan
mendorong integrasi ekonomi ASEAN menuju pasar tunggal. Dengan adanya
fasilitas perdagangan ini diharapkan akan tercipta lingkungan regional yang
konsisten, transparan, dan dapat diprediksi.

Custom Integration(Integrasi Kepabeanan)

Terdapat beberapa rencana strategis dalam pengembangan kepabeanan agar


terintegrasi yang mana fokus pada : pengintegrasian struktur, merancang
ASEAN e-customs (modernisasi klasifikasi tariff penilaian penentuan asal
barang), penguatan sumberdaya manusia, peningkatan kerjasama internasional
terkait, pengurangan perbedaan sistem kepabeanan antar negara anggota, dan
penerapan teknik pengelolaan resiko serta kontrol berbasis audit.

Asean Single Window

ASEAN single window merupaan sistem elektronik yang akan mengitegrasikan


informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan
pengeluaran barang yang menjamin keamanan data dan informasi serta
memadukan alur dan proses antar sistem internal yang secara otomatis meliputi
sitem kepabeanan, perizinan, kepelabuhan dan sistem – sistem lainya.
Arus Bebas Investasi

Untuk meningkatkan daya saing negara anggota ASEAN agar menarik penanam
modal asing adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sebelumnya
ASEAN telah menciptakan kerangka terkait dengan penanaman modal asing dan
dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, ASEAN telah memiliki
persetujuan di bidang investasi yang lebih konprehensif dengan 4 pilar antara
lain :

- Perlindungan investasi, bertujuan untuk menyediakan perlindungan


kepada investor. Yang didalamnya sudah mencangkup tentang mekanisme
sengketa, aturan transfer dan repatriasi modal, serta perlakuan kompensasi
atas kerugian akibat adanya sengketa.
- Fasilitas dan kerjasama bertujuan untuk menyediakan peraturan,
ketentuan, kebijakan, prosedur investasi yang transparan. Yang
didalamnya mencangkup tindakan mengharmonisasikan kebijakan
investasi.
- Promosi dan awareness yang bertujuan untuk mempromosikan ASEAN
sebagai kawasa investasi yang terpadu dan menciptakan iklim investasi
yang kondusif.
- Liberalisasi investasi secara progresif dengan menerapkan perlakuan non-
diskriminasi.

Arus Modal Yang Lebih Bebas

Arus modal yang lebih bebas adalah untuk mendukung transaksi keuangan yang
lebih efisien. Arus modal antar negara merupaan salah satu indikator adanya
transaksi perdagangan asset. Liberalisas arus modal dalam konteks ASEAN
adalah suatu proses menghilangkan peraturan yang bersifat menghambat arus
modal atau mengontrol dalam berbagai bentuk. Upaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan integrasi pasar modal ASEAN maka diciptakan program utama
antara lain :
- Harmonisasi berbagai standar pasar modal ASEAN, khususnya dalam hal
ketentuan penawaran harga;
- Adanya fleksibilitas dalam ketentuan hukum untuk penerbitan sekuritas;
- Memfasilitasi usaha yang bersifat market driven untuk membentuk
hubungan antar pasara saham dan pasar obligasi;
- Memperkuat struktur mekanisme pemungutan pajak penghasilan, untuk
memperkuat basis investasi bagi penerbitan surat utang.

Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil

Dengan adanya MEA maka akan terbuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi
warga negara anggota ASEAN. Para warga negara dapat keluar masuk dari satu
negara ke negara lainya guna mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan di
negara yang dituju.Untuk mendukung upaya tersebut maka dibentuklah Mutual
Recognition Arrangement (MRA) sebagai kesepakatan yang diakui bersama oleh
seluruh negera anggota ASEAN untuk mengakui atau menerima beberapa atau
semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes maupun sertifikat. Pembentukan
MRA tersebut untuk menciptakan prosedur dan mekanisme akreditasi untuk
mendapatkan kesetaraan.

PROSES MENUJU KESEPAKATAN MEA

Asean Vision 2020

Pada KTT ke- 2 Asean tanggal 15 Desember 1997 di Kuala Lumpur Malaysia,
para pemiimpin ASEAN mengesahkan visi ASEAN 2020 dengan tujuan :

- Menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan


memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang,
jasa, dan investasi yang bebas. Pembangunan ekonomi yang merata serta
mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi.
- Mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa.
- Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas
di kawasan ASEAN.
Hanoi Plan Of Action

Pada KTT ke-6 ASEAN tanggal 16 Desember 1998 di Hanoi – Vietnam, para
pemimpin ASEAN mengesahkan rencana aksi Hanoi ( Hanoi Plan Of Action /
HPA ) yang merupakan langkah awal untuk merealisasikan tujuan dari Visi 2020
ASEAN. Rencana ini memiliki batasan waktu 6 tahun yakni 1999-2004. Pada
KTT tersebut para pemimpin ASEAN mengeluarkan Statement on Bold Measures
dengan tujuan untuk mengembalikan kepercayaan pelaku usaha, mempercepat
pemulihan ekonomi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah krisis
ekonomi dan financial.

A. Roadmap for Intergration of ASEAN (RIA)

Pada KTT ke-7 ASEAN tanggal 5 November 2001 di Bandar Seri Bengawan –
Brunei Darusalam dibentuk roadmap for intergration of ASEAN ( RIA). Di
bidang perdagangan jasa sejumlah aksi telah dipetakan, antaralain :

- Mengembangkan dan menggunakan pendekatan alternative untuk


liberalisasi
- Mengupayakan penerapan kerangka regulasi yang sesuai
- Menghapuskan semua halangan yang menghambat pergerakan bebas
perdagangan jasa di kawasan ASEAN
- Menyelesaikan kesepakatan pengakuan timbale balik (MRA) di bidang
jasa professional

B. Bali Corcord II
Krisis keuangan dan ekonomi pada 1997-1998 di Asia Tenggara memicu
kesadaran negara-negara ASEAN mengenai pentingnya peningkatan dan
penguatan kerjasama intra kawasan. ASEAN Economic Community merupakan
konsep yang mulai digunakan dalam Bali Concord II bulan Oktober 2003
kemudian ASEAN mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke-9. ASEAN di Bali
tahun 2003 yang menyetujui pembentukan komunitas ASEAn. Pembentukan
komunikasi ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih
mempererat intergrasi ASEAN. Komunitas ASEAN mengalami kemajuan di
KTT ke-10. ASEAN di Vientianie Laos 2004 dengan disetujuinya Vientianie
Action Program (VAP) 2004-2010 yangf merupakan strategi & program kerja
untuk mewujudkan ASEAN vision. Pencapaian ASEAN community semakin
menguat dengan ditanda tanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of
the Estabilishmen of on ASEAN Comunnity by 2015 oleh para pemimpin
ASEAN pada KTT ke-12 di Cebu, Filipina 13 january 2007.

C. ASEAN Charter (piagam ASEAN)


Guna mempercepat langkah kesepakatan intergrasi ekonomi tersebut, ASEAN
menyusun ASEAN Charter sebagai payung hokum yang menjadi basis komitmen
dalam meningkatkan dan mendorong kerjasama diantara Negara-negara ASEAN.

D. ASEAN Economic Community (AEC)


ASEAN Economic Community Blueprint yang merupakan paduan untuk
terwujudnya MEA. Bluprint merupakan pedoman bagi Negara-negara ASEAN
untuk mencapai AEC 2015. MEA Blueprint memuat 4 kerangka utama :
- ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan
element aliran bebas barang, jasa investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran
modal yang lebih bebas
- ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi dengan
elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan infrastruktur , perpajakan dan e-commerce.
- ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata
dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah dan prakarsa
intergrasi ASEAN untuk Negara-negara CMLV (cambodja, Myanmar , laos
dan Vietnam)
- ASEAN sebagai kawasan yang terintregasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam
hubungan ekonomi diluar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam
jejaring produksi global.
E. Roadmap For An Asean Community ( 2009-2015)

Sebuah gagasan baru untuk mengimplementasikan secara tepat waktu tiga


blueprint ASEAN community, yaitu :

- ASEAN political – Security Community Blueprint


- ASEAN Economic Community Blueprint
- ASEAN sosio Culture Community Blueprint

2.4 STRUKTUR KELEMBAGAAN ASEAN ECONOMIC COMMUNITY


Sesuai dengan piagam ASEAN dibentuk struktur kelembagaan ASEAN yang
terdiri dari :
a. ASEAN Summit merupakan pertemuan tingkat kepala Negara yang
berlangsung 2x dalam setahun dan di selenggarakan secara bergiilir
berdasarkan alphabet dari Negara-negara yang menjabat sebagai ketua
ASEAN
b. ASEAN Coordinating Council
Dewan yang dibentuk untuk mengkoordinasi seluruh pertemuan tingkat
menteri ASEAN
c. ASEAN Economic Community Council (AEC Council)
Merupakan dewan yang mengkoordinasi semua economic sektoral seperti
bidanh perdagangan, keuangan, pertanian dan kehutanan energy
perhubungan, pariwisata dan telekomunikasi. Pertemuan dilaksanakan
sekurang-kurangnya 2x setahun
d. ASEAN Economic Ministers (AEM) merupakan dewan menteri yang
mengkoordinasikan negoisasi dan proses implementasi intergrasi ekonomi
e. ASEAN Free Trade Area Council ( AFTA Council )
Dewan menteri ASEAN yang pada umumnya diwakili oleh menteri
ekonomi masing-masing Negara anggota. Bertanggunng jawab atas proses
negoisasi dan implementasi komitmen dari bidang perdagangan barang
ASEAN
f. ASEAN investemen Area Council (AIA Council)
Dewan menteri ASEAN yang bertanggung jawab atas proses negoisasi
dan implementasi komitmen di bidang investasi ASEAN.
g. Senior Economic Official Meeting (SEOM)
Merupakan pertemuan ASEAN di tingkat pejabat eselon yang menangani
ekonomi. Pertemuan diadakan di emnpat kali dalam setahun
h. Coordinating Commites
Merupakan pertemuan teknis setingkat pejabat eselon 2 atau pejabat eselon
3 di instansi terkait masing-masing Negara anggota ASEAN .

PELUANG DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI OLEH INDONESIA


DALAM MENGHADAPI MEA 2015

a. PELUANG
- Manfaat Integrasi Ekonomi
Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 Negara ASEAN membentuk
ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 tentu saja
didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN.
Integrasi ekonomi dalam mewujudan AEC 2015 melalui pembukaan dan
pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan
daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan
ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan.
- Pasar Potensial Dunia
Pewujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai
kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia setelah China dan India. Pada tahun
2008, jumlah penduduk ASEAN sudah mencapai 584 juta orang (ASEAN
Economic Community Chartbook, 2009), dengan tingkat pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas berada pada usia
produktif. Pertumbuhan ekonomi individu Negara ASEAN juga meningkat
dengan stabilitas makroekonomi ASEAN yang cukup terjaga dengan
inflasi sekitar 3,5%. Jumlah penduduk Indonesia yang terbesar di kawasan
(40% dari total penduduk ASEAN) tentu saja merupakan potensi yang
sangat besar bagi Indonesia menjadi negara ekonomi yang produktif dan
dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan.
- Negara Pengekspor
Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara
pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam (seperti agro-based
product) maupun berbagai produk elektronik. Dengan mingkatnya harga
komoditas internasional, sebagian besar Neagara ASEAN mencatat
surplus pada transaksi berjalan. Prosepek perekonomian yang cukup baik
juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman
modal).
Pada umumnya, konsentrasi perdagangan ASEAN masih dengan dunia
meskipun cenderung menurun dan beralih ke intra-ASEAN. Data
perdagangan ASEAN menunjukkan bahwa share perdagangan ke luar
ASEAN semakin menurun, dari 80,8% pada tahun 1993 turun menjadi
73,2% pada tahun 1993 menjadi 26,8% pada tahun 2008. Hal yang sama
juga terjadi dengan Indonesia dalam 5 tahun terakhir, namun
perubahannya tidak signfikan. Nilai ekspor Indonesia ke intra-ASEAN
hanya 18-19% sedangan ke luar ASEAN berkisar 80-82% dari total
ekspornya, hal ini berarti peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-
ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju peningkatkan ekspor ke intra-
ASEAN berimbang dengan laju peningkatan impor dari intra-ASEAN.
Indonesia sudah mencatat 10 komoditi unggulan ekspornya baik ke dunia
maupun ke intra-ASEAN selama 5 tahun terakhir ini (2004-2008) dan 10
komoditi ekspor yang potensial untuk semakin ditingkatan. Komoditi
unggulan ekspor ke dunia adalah minyak kelapa sawit, tekstil & produk
tekstil, elektronik produk hasil hutan, karet & produk karet, otomotif, alas
kaki, kakao, udang dan kopi sedangkan omoditi ekspor ke intra-ASEAN
adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined
copper, batubara, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Indonesia
mempunyai komoditi lainnya yang punya peluang untuk ditingkatkan nilai
ekspor ke dunia adalah perlatan kantor, rempah-rempah, perhiasan,
kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri, makanan olahan,
tanaman obat, perlatan medis, sert kulit & produk kulit. Tentu saja,
Indonesia harus cermat mengidentifikasi tujuan pasar sesuai dengan
segmen pasar dan spesifikasi dan kualitas produk yang dihasilkan.
- Negara Tujuan Investor
Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa
ASEAN merupakan pasar dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta
tersebut merupakan faktor yang mendorong meningkatnya investasi di
dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN serta masuknya
investasi asing ke kawasan. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk
terbesar (40%) diantara Negara Anggota ASEAN, Indonesia diharapkan
akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat peluang
ekonomi yang lebih besar dari Negara Anggota ASEAN lainnya.
Dari segi peningkatan investasi, berbagai negara ASEAN mengalami
penurunan rasio investasi terhadap PDB sejak krisis, antara lain akibat
berembangnya regional hub-production. Tapi bagi Indonesia, salah satu
faktor penyebab penting penurunan rasio investasi ini adalah belum
membaiknya iklim investasi dan keterbatasan infrastruktur (pipa gas,
teknologi informasi) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda.
Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi
Indonesia melalui pemanfaatan program kerja sama regional, terutama
dalam melancarkan program perbaikan infrastruktur domestic. Sedangkan,
kepentingan untuk harmonisasi dengan regional menjadi prakondisi untuk
menyesuaikan peraturan investasi sesuai standar kawasan
- Daya Saing
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN aakan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
karena hambatan tariff non-tarif yang berarti sudah tidak lagi. Kondisi
pasar yang sudah bebas di kawasan sendirinya akan mendorong pihak
produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang yang berualitas secara efisien sehingga mampu
bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, pasa
konsumen juga mempunyai alternative pilihan yang beragam yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah
sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang
juga memiliki tingat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan
komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar
untuk mengembangkan industry di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.
- Sektor Jasa yang Terbuka
Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar
pengembangan sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa
prioritas yang telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan
dan e-ASEAN dan kemudian akan disusul dengan logistic. Namun,
perkembangan jasa prioritas di ASEAN belum merata, hanya beberapa
negara ASEAN yang mempunyai perkembangan jasa yang sudah
berkembang seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Kemajuan ketiga
negara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penggerak dan acuan untuk
perembangan liberalisasi jasa di ASEAN. Lebih lanjut, untuk liberalisasi
aliran modal dapat berpengaruh pada peningkatan sumber dana sehingga
memberikan manfaat yang positif baik pada pengembangan system
keuangan, alokasi sumber daya yang efisien serta peningkatan kinerja
perekonomian secara keseluruhan.
Dari sisi jumlah tenaga kerja, Indonesia yang mempunyai penduduk yang
sangat besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang
besar, sehingga menjadi pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat
menjadikan ASEAN sebagai tujuan pekerjaan guna mengisi investasi yang
dilakukan dalam rangka AEC 2015. Standarisasi yang dilakukan melalui
Mutual Recognition Arrangements (MRAs) dapat memfasilitasi
pergerakan tenaga kerja tersebut.
- Aliran Modal
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal
sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya
Vietnam. AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat
memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian
ditempatkan di asset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak
saja berupa porsi dan portofolio regional tetapi juga dalam bentuk aliran
modal langsung (PMA). Sedangkan dari sisi peningkatan kapasitas dan
kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun sumber daya manusia,
berbagai program kerja sama regional yang dilakukan tidak terlepas dari
eharusan melakukan harmonisasi, standarisasi, mauoun mengikuti MRA
yang telah disetujui bersama. Artinya aan terjadi proses perbaikan
kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan terkait. Sebagai
contoh adalah penerapan ASEAN Single Window yang seharusnya
dilakukan pada tahun 2008 (hingga saat ini masih adalah dalam proses)
untuk ASEAN-6 mengharuskan penerapan sistem National Single Window
(NSW) di masing-masing negara.
TANTANGAN
- Laju Peningkatan Ekspor dan Impor
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi
ASEAN tidak hanya yang bersifat internal didalam negeri tetapi terlebih
lagi persaingan dengan negara sesame ASEAN dan negara lain di luar
ASEAN seperti China dan India. Kinerja ekspor selama periode 2004-
2008 yang berada di urutan ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan
Thailand, dan importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia,
merupakan tantangan yang sangat serius ke depan karena telah
mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia yang deficit terhadap
beberapa Negara ASEAN tersebut.
Ancaman yang diperkirakan lebih serius lagi adalah perdagangan bebas
ASEAN dengan China. Hingga tahun 2007, nilai perdagangan Indonesia
dengan China masih mengalami surplus, akan tetapi pada tahun 2008,
Indonesia mengalami deficit ± US$ 3600 juta. Kondisi daya saing
Indonesia tidak segera diperbaiki, nilai deficit perdagangan dengan China
akan semakin meningat. Akhir-akhir ini para pelaku usaha khususnya yang
bergerak di sektor industry petrokimis hulu, baja, tekstil, alas kaki serta
elektronik, menyampaikan kekhawatirannya dengan masuknya produk-
produk sejenis dari China dengan harga yang relative lebih murah dari
produsi dalam negeri (Media Indonesia, 26 Nopember 2009).
- Laju Inflasi
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong
tinggi bila dibandingkan dengan Negara lain di kawasan ASEAN.
Stabilitas makro masih menjadi endala peningkatan daya saing Indonesia
dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah dibandingkan
negara lain. Populasi Indonesia yang terbesar di ASEAN membawa
konsekuensi tersendiri bagi pemerataan pendapatan, 3 negara ASEAN
yang lebih baik dalam menarik PMA mempunyai pendapatan per kapita
yang lebih tinggi dari Indonesia.
- Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Bebas
Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang
lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan
pembangunan,memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung
pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Namun demikian, proses liberalisasi arus modal
dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada
kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak
langsungnyapada peningkatan permintaan domestic yang akhirnya
berujung pada tekanan inflasi. Selain itu, aliran modal yang lebih bebas di
kawasan dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran modal ke
Negara tertentu yang dianggap memberikan potensi keuntungan lebih
menarik. Hal ini kemudian dapat menimbulkan resiko tersendiri bagi
stabilitas makrekonomi.
- Kesamaan Produk
Hal lain yang perlu dicermati adalah kesamaan keunggulan komparatif
kawasan ASEAN, khususnya di sektor pertanian, perikanan, produk aret,
produk berbasis kayu, dan eletronik. Kesamaan jenis produk ekspor
unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-
ASEAN yang hanya berkisar 20-25% dari total perdagangan ASEAN.
Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk
ekspornya sehingga mempunyai karakteristi tersendiri dengan produk dari
Negara-negara ASEAN lainnya.
- Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh Indonesia adalah peningkatan
keunggulan komparatif di setor prioritas integrasi. Saat ini Indonesia
memiliki keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu,
pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik,
sedangkan untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel),
mesin-mesin, produk kimia, karet dank etas masih dengan tingkat
keunggulan yang terbatas.
- Daya Saing SDM
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik
secara formal maupun informal. Kemampuan tersebut diharapkan harus
minimal memenuhi ketentuan dalam MRA yang telah disetujui. Pada
tahun 2008-2009, mode 3 pendirian perusahaan (commercial presence)
dan Mode 4 berupa mobilitas tenaga kerja (Movement of Natural Persons)
intra ASEAN akan diberlakukan untuk sektor prioritas integrasi. Untuk
itu, Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga erjanya sehingga
bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk
mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar. Pekerjaan ini tidaklah
mudah karena memerlukan adanya ceta baru sistem pendidikan secara
menyeluruh, dan sertifikasi berbagai proses terkait.
- Kepentingan Nasional
Disadari bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional
merupakan yang utama yang harus diamanan oleh Negara Anggota
ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila tidak sejalan dengan kepentingan
nasional, merupakan prioritas kedua. Hal ini berdampak pada sulitnya
mencapai dan melaksanaan komitmen liberalisasi AEC Blueprint. Dapat
dikatakan, kelemahan visi dan mandat secara politik serta masalah
kepemimpinan di kawasan akan menghambat integrasi kawasan. Selama
ini ASEAN selalu menggunakan pendekatan voluntary approach dalam
berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN sehingga group
pressure diantara sesame Negara Aggota lemah. Tentu saja hal ini
berkonsekuensi pada pewujudan integrasi ekonomi kawasan akan dicapai
dalam waktu yang lebih lama.

STRATEGI UMUM MENUJU MEA 2015


Indonesia harus segera menyusun langkah strategis yang dapat
diimplementasikan secara target specific agar peluang pasar yang terbuka dapat
dimanfaatkan secara optimal. Langkah strategis tersebut disusun secara terpadu
diantara sektor mulai dari hulu hingga ke hilir dibawah koordinasi suatu Badan
Khusus atau Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.
Langkah-langkah strategis setiap sektor kemudian dijabarkan kedalam tindakan-
tindakan yang mengarah pada upaya perbaikan dan pengembangan infrastruktur
fisik dan non fisik di setiap sektor dan linie dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan mendorong kinerja ekspor harus dilakukan secara terkoordinasi
dengan seluruh sektor Pembina dan pelaku usaha. Koordinasi antar sektor dan
instansi terkait, terutama dalam menyusun kesamaan persepsi antara pemerintah
dan pelaku usaha, dan harmonisasi (reformasi) kebijakan di tingkat pusat dan
daerah harus dilakukan.
Secara garis besar, langkah strategis yang harus dilakukan antara lain adalah
melakukan:
- Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif
maupun individual (reformasi regulasi)
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun
dunia usaha ataupun profesional
- Penguatan posisi usaha skala menengah, kecil, dan usaha pada umumnya
- Penguatan kemitraan antara public dan sektor wisata
- Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya
tinggi (juga merupapkan tujuan utama pemerintah dalam program
reformasi komprehensif di berbagai boding seperti perpajakan,
kepabeanan, dan birokrasi)
- Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi
unggulan
- Peningatan partisipasi instituisi pemerintah maupun swasta untu
mengimplementasikan AEC Blueprint
- Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakekatnya AEC
Blueprint juga merupakan program reformasi bersama yang dapat
dijadikan referensi bagi reformasi di Negara Anggota ASEAN termasuk
Indonesia
- Penyediaan elembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku
usaha dari berbaga skala
- Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan
infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan,
revitalisasi dan restrukturisasi industri dan lain-lain

Tidak dapat dipisahkan dari rencana integrasi ekonomi yang


dicanangkan dalam visi ASEAN 2020. Walauun bukan merupakan tujuan
utama dari visi tersebut, wacana ini sering kari muncul dalam permukaan
bumi. Faktor yang menjadi alasan munculnya sebuah argumen tersebut
adalah:

1. Kecenderungan untuk mengacu pada penerapan konsep integrasi ekonomi


yang dilakukan oleh Uni-Eropa yang menerapkan mata uang tunggal.

2. Penyatuan mata uang merupakan puncak dari konsep integrasi ekonomi


sebuah kawasan pada dasarnya tidak perlu selalu berujung pada penerapan 
mata uang tunggal di kawasan yang bersangkutan.
Harmonisasi kebijakan perdagangan dan
koordinasi kebijakan perekonomian dalam sebuah kawasan dapat dilakuka
n tanpa hadirnya mata uang tunggal.

Secara idealnya, penerapan mata uang tunggal hanya akan menjadi


penerapan mata uang tunggal hanya akan menjadi relevan jika kawasan
yang bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat yang digariskan oleh
teori kawasan mata uang tunggal optimum (optimum currency area/OCA).
Meliputi kecukupan prakondisi politik dan standard
kriteria ekonomi tertentu. Namun, apakah keuntungan yang akan dinikmati
oleh negara-negara anggota sebuah kawasan yang mengadopsi mata uang
tunggal?

PENETAPAN MATA UANG TUNGGAL

Mata Uang Tunggal Euro

Sejak tahun 2002 Uni Eropa telah melakukan bentuk integrasi yang dapat
dikatakan sebagai suatu terobosan dalam perekonomian dunia dengan
memberlakukan mata uang tunggal (single currency) yang mana kini telah
digunakan oleh 17 negara anggota Uni Eropa. Pemberlakuan Euro juga
mendorong pertumbuhan ekonomi karena biaya transaksi yang lebih rendah
sehingga menarik kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi laainnya. Penggunaan
Euro juga memberikan efisiensi karena hilangnya biaya tambahan yang muncul
dari perbedaan nilai tukar mata uang. Dalam konteks perdagangan internasional
Euro diharapkan meningkatkan prospek ekonomi Eropa di pasar global, di
samping itu Euro diharapkan dapat menjadi standar mata uang internasional
dalam investasi global.
Penggunaan mata uang Euro sebagai Single Currency Unit (satuan mata uang
tunggal) telah berhasil diterapkan sebagai suatu sistem moneter diantara negara-
negara anggota Uni Eropa. Euro sebagai mata uang tunggal dari negara-negara
anggota Uni Eropa telah menjadi simbol bagi adanya kepercayaan, penerapan
ideologi liberal dan kepentingan bersama.
Pembentukan mata uang Euro dan Perjanjian Maastricht terkait dengan adanya
suatu kesepakatan dalam pertemuan negara-negara Eropa di Roma pada taun 1957
yang merencanakan terbentuknya pasar bersama dan penyatuan militer.
Perencanaan ini diharapkan dapat berfungsi ganda yaitu, meningkatkan
perdagangan dan usaha perlindungan terhadap negara-negara Eropa dari kerugian
hasil Dollar dalam sistem moneter internasional.
Euro dari satu negara boleh dipakai di Negara Eropa yang bergabung dalam mata
uang tunggal euro yang lain.Walaupun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada
juga perbedaan kecil yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara
yang mana. Di Jerman nomornya mulai dengan X, Irlandia nomornya mulai
dengan T, Belanda nomornya mulai dengan P, Yunani nomornya mulai dengan Y,
Perancis nomornya mulai dengan U, Austria nomornya mulai dengan N, Finlandia
nomornya mulai dengan L, Belgia nomornya mulai dengan Z, Italia nomornya
mulai dengan S, Portugal nomornya mulai dengan M. dan Spanyol nomornya
mulai dengan V.
Negara-negara pengguna mata uang ini adalah : 1. Jerman 2. Irlandia 3.
Belanda 4. Perancis 5. Luxemburg 6. Austria 7. Finlandia 8. Belgia 9. Italia 10.
Portugal 11. Spanyol 12. Yunani 13. Slovenia 14. Siprus 15. Malta 16. Slowakia.
17 Estonia. Selain itu beberapa negara kecil juga memakai Euro: 1. Andorra 2.
Monako 3. San Marino 4. Vatikan. Beberapa daerah juga diperbolehkan memakai
Euro sebagai mata uang: 1. Montenegro 2. Kosovo.

Mata Uang Tunggal Asean

Dewasa ini ASEAN tumbuh sebagai wadah integrasi ekonomi dengan


pasar potensial, yang pengaruhnya berdampak pada peningkatan kerjasama
ekonomi yang semakin luas. Sistem ekonomi, pendapatan per kapita,
infrastruktur, tingkat pertumbuhan ekonomi dan institusi serta kondisi sosial yang
berbeda dan heterogen merupakan beberapa alasan yang menjadi kendala pada
realisasi integrasi ekonomi yang salah satunya hendak diwujudkan dengan
penggunaan mata uang tunggal ASEAN.

Pada dasarnya penggunaan mata uang tunggal memiliki beberapa manfaat


yang mampu membawa peningkatan perekonomian negara – negara pengguna
mata uang tersebut agar lebih mapan. Melalui penetapan mata uang tunggal dapat
menciptkan efisiensi dan efektivitas dalam upaya peningkatan
perekonomiannegara yang tercermin melalui : berkurangnya biaya transaksi
perdagangan antar negara anggota melalui hilangnya ongkos transaksi mata uang
dan risiko nilai tukar yang umumnya mengikuti proses pembayaran dalam
transaksi perdagangan antar negara, serta meningkatnya transparansi harga dari
sebuah produk yang dihasilkan oleh Negara-negara berbeda yang ada di kawasan
mata uang tunggal yang bersangkutan. Selain itu akan berkurangnya biaya
transaksi perdagangan antar negara anggota negara anggota serta memberikan
kredibilitas dan disiplin pengelolaan kebijakan ekonomi makro bagi negara-
negara anggotanya.

Dengan adanya mata uang tunggal di suatu regional tentunya membuka


peluang besar kepada para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan
tersebut karena tidak harus cemas terhadap fluktuasi kurs. Disisi lain untuk negara
Negara dengan produktivitas lemah akan selalu menjadi negara konsumen tanpa
pernah bisa menjual barangnya akibat tingkat harga yang tinggi. Idealnya,
penerapan mata uang tunggal hanya akan relevan jika kawasan yang bersangkutan
telah memenuhi syarat-syarat yang digariskan oleh teori kawasan mata uang
tunggal optimum (optimum currency area/OCA) Mundell (1961) yang meliputi
kecukupan prakondisi politik dan standar kriteria ekonomi tertentu.Namun layak
tidaknya sebuah sistem nilai tukar yang akan dipakai tergantung dari kesiapan
perekonomian kawasan tersebut untuk memenuhisyarat-syarat yang tertera pada
kriteria utama OCA. Karena itu perlu beberapa analisis yang memberikan
gambaran tentang kelayakan kawasan ASEAN untuk diterapkannya sistem OCA).
Dari teori kawasan mata uang tunggal optimum tersebut memiliki keuntungan dan
kelebihanya antara lain :

- Hilangnya ketakuatan investor asing terhadap perubahan kurs.


- Arus distribusi perdagangan yang cepat
- Sistem nilai tukar yang lebih stabil. Nilai tukar akan lebih stabil
dikarenakan negara-negara secarabersama-sama dalam mengatur
kebijakan moneternya, sehingga ketahanannstabilitas moneter terutama
nilai tukarnya lebih baik.
- Pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Kerugian diterapkanya Optimum Currency Area :
- Hilangnya kebebasan moneter ( Bank Sentral )
Bank sentral di masing-masing negara tidak dapat menjalankan kebijakan
moneternya hal ini dikarenakan dalam OCA kebijaksanaan moneter
diambil secara bersama-sama dan dibawahi oleh suatu lembaga yang
dipilih.
- Hilangnya mata uang nasional suatu bangsa.
Dengan penggunaan mata uang tunggal maka negara – negara yang
menerapkanya harus bersedia memakai mata uang tunggal sebagai alat
tukar yang sah dan melepaskan kemungkinan penyesuaian nilai tukar
nominal sebagai respon terhadap gejolak perekonomian makro.

Ketika kita berbicara tentang integrasi ekonomi, diperlukan kepastian nilai tukar
yang menjadi sangat penting di era global saat ini. Sehingga kebutuhan integrasi
ekonomi bukan hanya berupa integrasi perdagangan tetapi juga berkaitan erat
dengan integrasi keuangan. Ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggotauntuk merealisasikan mata uang tunggal ASEAN yaitu
harus memiliki sistem ekonomi yang sejenis dan juga tingkat perkembangan yang
tidak boleh terlalu jauh. Selain komitmen, transparansi dan informasi terkait
perkembangan perekonomian masing – masing negara. Komitmen dan
transparansi inilah yang menjadi beberapa penyebab keruntuhan perekonomian
negara – negara di kawasan Eropa. Pada tahun 1998, kesepakatan syarat
bergabung bukan berdasarkan pada aspek ekonomi melainkan pada aspek politik
sehingga terjadi kelonggaran pemenuhan persyaratan.

Selain menimbang kesiapan secara internal, tentu ASEAN harus belajar


banyak dengan Uni Eropa yang mana Uni Eropa dijadikan sebagai model
percontohan penerapan mata uang tunggal untuk kawasan lain. Dimana otoritas
kebijakan moneter Uni Eropa dikelola oleh Bank Sentral Eropa (Europian Central
Bank / ECB) dengan demikian tugas pengelolaan kebijakan moneter setiap negara
hilang. Bank sentral di setiap negara hanya berfungsi layaknya kantor cabang.
Hilangnya kendali negara atas kebijakan moneter bisa dikatakan sebagai ongkos
yang harus dibayar untuk penetapan sistem mata uang tunggal yang berimplikasi
pada berkurangnya instrument untuk melakukan intervensi dalam pengelolaan
ekonomi domestik negaranya. Bahkan penerapan kebijakan moneter tersebut
secara kolektif bisa menimbulkan hambatan pengelolaan kebijakan fiskal tiap
negara anggota. Yang mana kebijakan fiskal negara – negara anggota Uni Eropa
tidak diakomodasi oleh Uni Eropa. Sehingga dalam pengambilan suatu kebijakan
fiskal suatu negara harus memperhatikan tidak mengganggu kestabilan moneter
regional.
Jika nantinya ASEAN sudah mampu merealisasikan intergrasi
perdagangan dan perekonomian bukan tidak mungkin penggunaan mata uang
tunggal yang mana hal itu merupakan bentuk kerjasama integrasi regional yang
paling tinggi. Utuk dapat merealisasikanya perlu usaha untuk memperkecil
kesenjangan pembangunan, pembangunan infrastruktur regional. Penyatuan mata
uang merupakan sesuatu yang baik, namun perwujudannya harus melalui tahapan-
tahapan yang memungkinkan hal itu diwujudkan.Meskipun memiliki berbagai
keuntungan, namun perwujudan pembentukan mata uang tunggal ASEAN masih
memiliki berbagai kendala, di antaranya masih amat beragamnya kondisi
perekonomian negara-negara ASEAN. Upaya untuk perwujudan penyatuan mata
uang ini harus didahului oleh maksimalisasi peran dari pembentukan Masyarakat
Ekonomi Asean. Selain itu untuk dapat mewujudkannya, harus terdapat kesatuan
kesatuan tekad antara negara-negara anggota ASEAN sehingga infrastruktur
untuk terbentuknya mata uang tunggal ASEAN dapat terwujud.

ASEAN sebagai organisasi regional negara – negara Asia Tenggara di era


globalisasi ini mampu bertransformasi menjadi wadah negara anggotanya untuk
mempercepat pertumbuhan perekonomian dan untuk dapat bersaing secara global.
Kebutuhan integrasi semakin besar, terlihat dari betapa antusiasnya negara
anggota ASEAN untuk menciptakan suatu regional yang mampu mengakomodasi
kegiatan perdagangan dan perekonomian antar negara. Ini terlihat dari percepatan
realisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dulunya dicanangkan tahun 2020
menjadi 2015. Seluruh negara anggota tentu harus mempersiapkan diri secara
matang tak terkecuali Indonesia agar nantinya bukan hanya sekedar bertahan
tetapi juga mampu bersaing dengan negara anggota ASEAN. Bukan tidak
mungkin jika integrasi perdagangan terealisasi dengan baik, ASEAN akan mampu
mengintegrasikan mata uang tunggal yang merupakan bentuk integrasi regional
tertinggi. Untuk dapat merealisasikanya diperlukan kerja keras seluruh pihak dan
dengan terealisasinya MEA tahun 2015 ini tentunya diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan kawasan terutama dalam bidang keamanan, sosial,
dan ekonomi. “Akankah ASEAN membentuk mata uang tunggal?” apakah ini
hanya sebuah mimpi atau greget kebangkitan ASEAN?* Semoga ASEAN mampu
meneladani kemajuan Negara-negara maju seperti Eropa. Aamiin
SEKILAS MENGENAI EURODOLLAR

Mata uang Dollar merupakan mata uang yang memilki kekuatan luar biasa
dalam kegiatan ekonomi dunia. Mata uang jenis ini merupakan mata uang yang
dimiliki oleh Amerika Serikat. Namun, setelah perang dunia mata uang jenis ini
menjadi mata uang Internasional. Bagaimanakah liku-liku perkembangan mata
uang Dollar menjadi mata uang tunggal Dunia?

Pada perang Dunia II di tahun 1945 di susul oleh pertarungan perang dingin
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet telah mendudukkan Amerika Serikat
sebagai pemenang dan Adi kuasa. Oleh karena itu Pemerintah Amerika Serikat
sangat gencar melakukan ekspansi ekonomi ke seluruh negara berkembang yang
dipandang potensial sebagai daerah eksploitasi dan perluasan pasar.

Mengikuti pedoman piagam PBB, AS berkoordinasi dengan negara-negara


Eropa melalui persetujuan Bretton Woods yang dibentuk pada tahun 1944.
Pemerintah AS membentuk Bank Dunia sebagai salah satu perangkat yang
digunakan untuk melancarkan strategi hegemoninya.(Eric Toussaint, 2005:89).
Salah satu keputusan forum tersebut juga adalah penetapan Dollar sebagai alat
mata uang internasional resmi yang dikaitkan dengan 1 ounce atau 28,35 gram
emas sebanding dengan 35 Dollar AS.

Sejak saat dollar resmi berdiri gagah sebagai mata uang hegemoni yang
menguasai pasar global. Dollar kian memerankan peran penting sebagai alat
hegemoni saat bretton woods diakhiri yang melepaskan kaitan emas dengan
Dollar. Sejak diakhiri secara sepihak oleh AS pada tahun Agustus 1971, maka
Dollar Amerika menjadi flat money. Dan mulai saat itulah Dollar kian
memerankan peran pentingnya sebagai mata uang jangkar internasional.

Sebagai mata uang yang konvertibel serta kedudukannya yang istimewa dalam
sistem bretton wooods. Dollar merupakan mata uang kunci dalam perekonomian
internasional dunia pasca 1945. Karena paling konvertibel, maka banyak eksportir
dan importir yang menggunakan dollar AS sebagai alat transaksi mereka. Oleh
sebab itu, Dollar AS menjadi alat sistem pembayaran internasional.
Ketika terjadi kekacauan dunia pada abad 18 dan 19, berlanjut hingga Perang
Dunia 1 dan Dunia 2, Negara Super Power InggrisRaya melemah, dan digantikan
oleh Amerika Serikat sebagaiNegara superpower berikutnya, karena Amerika
Serikat merupakanpemenang mutlak Perang Dunia 1 dan 2 dan kita semua
tahupenyebab utamanya yang tidak lain adalah kekuatan bom atomyang meluluh
lantakkan dua kota besar Jepang.

Pada tahun 1944, Amerika Serikat mengadakan konferensi di Bretton Woods,


New Hampshire, dan mengundang sejumlah Negara-negara dunia. Kemudian
konferensi ini melahirkan sebuah sistemyang disebut Sistem Bretton Woods. Dari
konferensi ini,lahirlah organisasi internasional seperti InternationalMonetary Fund
(IMF), Bank Dunia (World Bank), dan OrganisasiPerdagangan Dunia (WTO).
Dalam sistem ini, disepakati bahwa USDollar digunakan dalam transaksi
perdagangan dunia (FixedExchange Rate), dan US Dollar dapat dijadikan
cadangan divisa. Oleh karena itu, anda harus punya US Dollar agar bisatransaksi
dalam Pasar Internasional, dan mata uang lain tidakbisa. Namun, cara
mendapatkan USDollar, suatu negara harusmenukar emas yang dimiliki dengan
US Dollar kepada AmerikaSerikat. Dan nilai emas berdasarkan USDollar saat itu
adalah:

US$ 35 = 1 Ons Emas

Kemudian, negara-negara dunia memberikan emasnya kepada AS


melalui lembaga IMF atau World Bank dan peraturan ini ditetapkan
bagi negara yang ingin menjadi Anggota IMF.

Kemudian IMF memberikan emas tersebut kepada The Federal


Reserve (Bank Sentral AS). Namun setelah terjadi mekanisme kegiatan IMF,
Achmad Soekarno (Presiden Indonesia Pertama) sempat memanggil para ulama
dan bertanya kepada ulama tentang uang kertas ini. Para ulama menjawab, uang
kertas ini bisa digunakan dan halal “jika” dapat ditukarkan dengan emas. Namun
kenyataan tidak demikian, Soekarno dan ulama tadi tertipu bahwa uang kertas ini
mengalami inflasi (pengurangan nilai).

Karena untuk menjadi anggota IMF, Indonesia harus menyetorkan emas


yang dimiliki, dan IMF terus mengintervensi politik Indonesia dengan
menawarkan utang (juga dengan bunga), serta negara Malaysia yang merdeka
karena diberikan wewenang oleh Inggris. Soekarno langsung membawa
Indonesia keluar dari IMF, World Bank, dan PBB. “Go to the hell with your
aid”, enyahlah ke neraka dengan bantuanmu, suara lantang Soekarno kepada
bantuan IMF.

Tidak hanya itu, Soekarno juga bekerja sama dengan John F. Kennedy untuk
menggunakan logam mulia sebagai mata uang. Benar, John F, Kennedy sempat
berpidato sebelum terbunuh, bahwa melalui Executive Order 11110 (terbit 4 Juni
1963), dia ingin AS menggunakan perak sebagai basis US Dollar, dan mengecam
tindakan The Federal Reserve serta CIA yang berkonspirasi dalam memperbudak
rakyat Amerika Serikat. Tindakan JFK ini mengancam The Fed, selaku Bank
Sentral yang sahamnya dimiliki oleh swasta, dan 22 November 1963, dia pun
akhirnya dibunuh oleh CIA.

Ketika negara-negara dunia menukarkan emasnya dengan US Dollar agar


bisa ikut dalam Pasar Internasional (Fixed Exchange Rate), maka otomatis
jumlah emas Amerika Serikat bertambah. Sedangkan mata uang negara lain
didasari dengan nilai US Dollar dan cadangan emas yang makin berkurang.
Sebagai penggagas Bretton Woods, sistem ini sangat menguntungkan Amerika
Serikat karena USDollar menjadi standar perhitungan. Pada saat itu, pemerintah
AS berjanji untuk membolehkan pertukaran setiap US Dollar yang dimiliki oleh
negara manapun dengan emas yang tersimpan di Fort Knox, Amerika.
Akan tetapi, lama-kelamaan Amerika kesulitan untuk memenuhi cadangan emas setiap
kali mencetak (mem-print) dollar. Amerika sendiri sangat membutuhkan dollar karena
Amerika terlibat perang dalam invasinya ke Negara Vietnam pada tahun 1960an yang
membutuhkan banyak biaya. Secara perlahan kesepakatan ini dilanggar oleh Amerika, tentu
lebih mudah mencetak dollar daripada mendapatkan emas. The Fed (Federal Reserve) lah
yang memiliki wewenang dalam mencetak uang Dollar, bukan Departemen Keuangan AS.
Di sinilah letak keanehannya, wewenang pencetakan uang diberikan pada pihak swasta,
yakni The Fed (lembaga Yahudi Eropa) yang seharusnya berada dalam wewenang pihak
Pemerintah.
Dalam koridor perekonomian, integrasi regional merupakan upaya untuk menyatukan
potensi ekonomi dari berbagai negara dengan tujuan yang sama yaitu mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran. Dengan mempersatukan potensi dari beberapa negara
dalam satu kawasan maka diharapkan semua negara tersebut memperoleh dampak positif
dari integrasi. Integrasi ekonomi regional ini dapat terwujud melalui kerja sama antar negara
dan dapat berbentuk kelembagaan, salah satunya adalah Uni Eropa.
Saat ini Uni Eropa merupakan salah satu blok integrasi ekonomi regional yang memiliki
kekuatan yang besar baik dalam politik dan perekonomian dunia. Saat ini Eropa menjadi
suatu model kawasan yang paling sempurna dalam mengembangkan solidaritas dan
kerjasama kawasan yang digalang oleh Uni Eropa. Organisasi antar pemerintah ini memang
unik karena bukan sebuah negara, meskipun memiliki Parlemen Eropa, dan tidak akan
menghilangkan eksistensi negara-negara yang ada saat ini.
Sejak tahun 2002 Uni Eropa telah melakukan bentuk integrasi yang dapat dikatakan
sebagai suatu terobosan dalam perekonomian dunia yaitu pemberlakuan mata uang Euro
yang merupakan mata uang tunggal bagi 12 negara anggota Uni Eropa. Saat ini terdapat 17
negaraUni Eropa yang menerapkan mata uang Euro. Integrasi mata uang Euro menjadi lebih
istimewa terkait dengan sejarah Eropa yang diwarnai peperangan antar negara dalam
kawasan tersebut. Penggunaan Euro merupakan peristiwa bersejarah dalam perekonomian
bukan hanya bagi Eropa namun juga dunia.
Pemberlakuan Euro juga mendorong pertumbuhan ekonomi karena biaya transaksi yang
lebih rendah sehingga menarik kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi laainnya.
Penggunaan Euro juga memberikan efisiensi karena hilangnya biaya tambahan yang muncul
dari perbedaan nilai tukar mata uang. Dalam konteks perdagangan internasional Euro
diharapkan meningkatkan prospek ekonomi Eropa di pasar global, di samping itu Euro
diharapkan dapat menjadi standar mata uang internasional dalam investasi global.
Para pemimpin negara yang memberlakukan Euro berharap mata uang tersebut akan
mendorong kemajuan perekonomian Eropa dengan menghilangkan proses penukaran uang,
sehingga biaya untuk melakukan bisnis di kawasan Eropa akan menjadi lebih murah. Mata
uang baru itu juga diharapkan akan mendorong persaingan dan menahan kenaikan inflasi,
karena konsumen bisa dengan mudah melakukan perbandingan harga barang yang sama
atau sejenis di seluruh Eropa.
Mata uang Euro telah memberikan perubahan pada tatanan perekonomian regional
Eropa dan juga dunia. Sebagai contoh adalah penggunaan Dollar Amerika Serikat dalam
perdagangan global yang tergerus oleh Euro, para pelaku bisnis global dan pemerintahan
kini memiliki alternatif lain selain Dollar AS. Euro telah memiliki potensi yang kuat untuk
dapat meningkatkan peran serta bersaing dengan mata uang lain, khususnya Dollar AS
dalam sistem perekonomian dunia.
Penggunaan mata uang Euro sebagai Single Currency Unit (satuan mata uang tunggal)
telah berhasil diterapkan sebagai suatu sistem moneter diantara negara-negara anggota Uni
Eropa. Euro sebagai mata uang tunggal dari negara-negara anggota Uni Eropa telah menjadi
simbol bagi adanya kepercayaan, penerapan ideologi liberal dan kepentingan bersama.
Permasalahannya adalah Euro merupakan mata uang yang masih muda sehingga belum
teruji daya tahannya, sehingga menimbulkan pertanyaan, sejauh manakah Euro akan
digunakan oleh negara-negara Eropa? Negara-negara pengguna Euro tentu dapat
meninggalkan mata uang tersebut saat ini apabila dipandang tidak lagi memberikan
keuntungan. Saat ini Euro tengah diuji oleh krisis yang dipicu salah satu negara anggotanya,
Yunani dan melebar ke negara lain seperti Portugal dan Irlandia. Berkenaan dengan hal-hal
di atas maka yang menjadi pertanyaan adalah:
Pakar ilmu Hubungan Internasional, Walter S. Jones, menyatakan bahwa ada tiga tujuan
yang mendorong lahirnya integrasi ekonomi dalam suatu kawasan, yaitu:
1. Potensi ekonomi, tujuan dari integrasi ekonomi adalah untuk mengoptimalkan potensi
ekonomi masing-masing negara yang berintegrasi dengan tujuan agar memiliki daya saing
yang lebih kuat, seperti halnya dengan pembentukan MEE (Meeting Economic European)
pada tahun 1957 untuk dapat bersaing dengan perekonomian Amerika Serikat.
2. Potensi politik, tujuan membentuk integrasi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari motivasi
politik yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi politik.
3. Resolusi konflik yang bertujuan untuk mencari pemecahan atas konflik-konflik yang
mereka hadapi bersama. Dengan adanya integrasi akan tumbuh interdependensi antara negara
anggota dan dengan sendirinya benih-benih konflik dapat diminimalisir atau setidak-tidaknya
bila terjadi konflik antar negara, maka dapat terselesaikan dengan mekanisme organisasi yang
ada dalam integrasi tersebut.

Dalam perekonomian internasional terjadi interaksi ekonomi-politik yang mengalami


pasang-surut pada profit ekonomi. Hal ini didukung pula dengan situasi politik suatu
negara dalam bentuk kebijakan.
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang
terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 januari 2007 telah memiliki 27 negara
anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang
lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Dari pergantian namanya dari
"Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" hingga ke "Uni Eropa" menandakan
bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi sebuah
kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan
dalam UE.
Pembentukan mata uang Euro dan Perjanjian Maastricht terkait dengan adanya suatu
kesepakatan dalam pertemuan negara-negara Eropa di Roma pada taun 1957 yang
merencanakan terbentuknya pasar bersama dan penyatuan militer. Perencanaan ini
diharapkan dapat berfungsi ganda yaitu, meningkatkan perdagangan dan usaha
perlindungan terhadap negara-negara Eropa dari kerugian hasil Dollar dalam sistem
moneter internasional. Euro adalah mata uang yang dipakai di 17 negara anggota Uni
Eropa. Secara giral, mata uang ini mulai dipakai sejak tanggal 1 Januari 1999, tetapi secara
fisik baru dipakai pada tanggal 1 Januari 2002.
Euro dari satu negara boleh dipakai di Negara Eropa yang bergabung dalam mata
uang tunggal euro yang lain.Walaupun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada juga
perbedaan kecil, yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara yang mana.
Di Jerman nomornya mulai dengan X, Irlandia nomornya mulai dengan T, Belanda
nomornya mulai dengan P, Yunani nomornya mulai dengan Y, Perancis nomornya mulai
dengan U, Austria nomornya mulai dengan N, Finlandia nomornya mulai dengan L,
Belgia nomornya mulai dengan Z, Italia nomornya mulai dengan S, Portugal nomornya
mulai dengan M. dan Spanyol nomornya mulai dengan V.
Ada tujuh-belas negara anggota Uni Eropa yang menggunakan Euro sebagai mata
uang. Wilayah pengguna mata uang ini disebut sebagai Zona Euro. Sebelas negara
pertama mulai menggunakan sejak awal 1999. Yunani menjadi pengguna ke-12 sejak awal
2001. Mulai tanggal 1 Januari 2007 Slovenia turut bergabung. Siprus dan Malta
menggunakan sejak 1 Januari 2008. Yang terakhir adalah Slovakia, yang bergabung mulai
1 Januari 2009. Negara-negara pengguna mata uang ini adalah : 1. Jerman 2. Irlandia 3.
Belanda 4. Perancis 5. Luxemburg 6. Austria 7. Finlandia 8. Belgia 9. Italia 10. Portugal
11. Spanyol 12. Yunani 13. Slovenia 14. Siprus 15. Malta 16. Slowakia. 17 Estonia. Selain
itu beberapa negara kecil juga memakai Euro: 1. Andorra 2. Monako 3. San Marino 4.
Vatikan. Beberapa daerah juga diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang: 1.
Montenegro 2. Kosovo.
European Economic and Monetary Union (EMU) dibentuk sebagai alat yang dapat
digunakan untuk mewujudkan full economic integration yang bertujuan agar Uni Eropa
dapat menciptakan Pasar Tunggal Eropa yang memiliki kapabilitas untuk berperan sebagai
suatu blok perdagangan yang handal dalam menghadapi persaingan global. Secara umum
kerangka pembangunan EMU mencakup pengembangan institusional dengan membentuk
beberapa lembaga seperti EMI (Europe Monetary Institute), ECB (Europe Cental Bank)
beserta sistemnya yang disebut ESCB (European System of Central Bank) dengan
spesifikasi: ESCB untuk menciptakan stabilitas harga, ECB sebagai pengendali penyatuan
moneter Eropa, dan EMI untuk mempesiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
otoritas moneter Uni Eropa.
Kekuatan Dollar telah mempengaruhi terjadinya ketidakstabilan terhadap sistem
moneter internasional. Dengan besarnya ketergantungan masyarakat internasional dan
Eropa terhadap mata uang Amerika Serikat itu, maka kebijakan pemerintah Amerika
Serikat di tahun 1976 dalam menetapkan sistem kurs mengambang telah memberikan
resiko fluktuasi kepada nilai tukar dari dolar.
Beberapa tahapan yang dilakukan oleh EMU dalam menjaga stabilitas nilai mata uang
Euro pada akhirnya ditujukan untuk mendukung keberadaan dan peranan Euro agar
menjadi mata uang yang kompetitif dalam perdagangan internasional khususnya di
kawasan Eropa. Hal ini tentunya membutuhkan usaha keras untuk menyeimbangkan
keberadaannya dengan hegemoni Dollar Amerika Serikat di dunia internasional.Kebijakan
moneter dan fiskal adalah pondasi dan peluang bagi Eropa dalam pembentukan mata uang
tunggal Euro.
Ada beberapa bentuk keuntungan ekonomi yang diharapkan akan dapat diperoleh
dengan diberlakukannya EMU ialah adanya potensi untuk meningkatan mobilitas modal,
peningkatan sumber daya, penghapusan batasan ekonomi di Eropa, meningkatkan ekspor,
mengurangi pengangguran, meningkatkan kerjasama regional Uni Eropa dan mendapatkan
kestabilan kondisi sosial negara-negara Uni Eropa.
Berbagai keuntungan yang diperoleh dari pembentukan EMU di sektor perdagangan
internasional, investasi maupun industri pada dasarnya hanya akan terealisasi pada saat
diterapkannya pengelolaan yang amat baik oleh negara-negara anggota Uni Eropa yang
juga tergabung dalam EMU. Keuntungan-keuntungan ini tidak hanya akan terlihat dari
pemberlakuan suku bunga, akan tetapi juga dari perkembangan GDP yang terjadi tiap
tahunnya.
Kehadiran Euro sebagai alat transaksi perdagangan cross-border di kawasan Eropa
bagi negara-negara Uni Eropa diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap
Dollar Amerika Serikat. Hal ini disebabkan dominasi peredaran Dollar Amerika Serikat
tidak hanya di kawasan Eropa namun juga di dunia internasional. Keadaan inilah yang
mendasari para pemimpin untuk membentuk mata uang baru secara regional sebagai
pesaing bagi Dollar Amerika Serikat dalam pergdagangan internasional.
Aksi ini merupakan suatu sikap positif dan rasional dalam menghadapi dominasi
Amerika Serikat dalam pengaturan pasar dunia dan sistem moneter internasional, terutama
pertukaran mata uang dan transaksi bisnis. Didasari oleh tingkat kuantitas, terlihat bahwa
sektor perdagangan internasional, pertukaran mata uang dan ekspor-impor, keberadaan
Euro telah bergerak ke arah terbentuknya dominasi dalam pengaturan pasar dan sistem
moneter. Oleh karena itu, mata uang Euro memiliki potensi kuat untuk berperan penting
dalam sistem perekonomian global, terutama sebagai penguat sistem perekonomian di
negara-negara Uni Eropa untuk dapat mengimbangi kekuatan perekonomian dari Amerika
Serikat.
Kemungkinan ancaman dari mata uang Euro terhadap Dollar juga tampak dengan
adanya peningkatan cadangan devisa berupa Euro dari berbagai bank sentral yang ada di
negara-negara Eropa. Indikasi kepercayaan internasional terhadap Euro ditunjukkan oleh
keinginan negara-negara OPEC untuk menggantikan penggunaan Dollar sebagai alat
transaksi perdagangan minyak di antara negara-negara tersebut denga Euro.
Diberlakukannya mata uang tunggal euro, dalam jangka panjang hal tersebut akan
memiliki dampak tersendiri terhadap perekonomian RI serta transaksi perdagangan ke
negara-negara Uni Eropa. Dalam jangka panjang, keberadaan euro yang stabil bisa
menjadi alternatif cadangan devisa RI yang selama ini selalu bergantung pada dolar AS.
Euro yang stabil atau lebih kuat dari dolar dalam jangka panjang justru lebih disukai oleh
para pengusaha RI yang banyak melakukan transaksi dengan negara-negara Eropa. Hal
tersebut bisa mengakibatkan mereka melepas simpanan dolar yang dimiliki. Karena itu,
Bank Indonesia harus mengatur kembali cadangan devisa RI sehingga tidak terlalu berat
pada dolar AS. Jika nantinya transaksi perdagangan dengan Uni Eropa dilaksanakan dalam
euro, BI harus memiliki cadangan euro yang cukup, terutama untuk transaksi impor. Jika
dalam perjalanannya, nilai tukar euro lebih kuat dibanding dolar AS, para eksportir RI ke
negara-negara Uni Eropa akan memperoleh pendapatan riel yang lebih tinggi dalam euro,
karena selama ini mereka bertransaksi hanya dengan dolar US.
Kesuksesan referendum kedua bagi Traktat Nice pada bulan Oktober tahun 2002 lalu
dimana 63 persen anggota Uni Eropa setuju akan perluasan keanggotaan yang nantinya
akan menyatukan semua negara Eropa. Dengan disetujuinya traktat itu maka Uni Eropa
akan menjadi raksasa ekonomi yang akan semakin diperhitungkan eksistensinya dalam
percaturan politik dan perekonomian internasional.
Perkembangan lain yang dapat dilihat untuk menunjukkan adanya peningkatan peran
Euro dalam perdagangan internasional adalah: Volum perdagangan internasional dalam
hal ini Uni Eropa menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun sejak berlakunya
Euro, keberhasilan ECB dalam menetapkan suku bunga pada tahun 2003 dan nilai tukar
Euro yang terus menguat atas Dollar.
Dengan demikian optimisme akan peningkatan peran Euro dalam perdagangan
internasional juga disebabkan, dalam penggunaannya Euro memiliki potensi yang amat
besar. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilaukan oleh lembga keuangan Amerika
Serikat pada tahun 2000 diketahui bahwa 60 % responden ternyat lebih menyukai Euro
daripada Dollar Ameirka Seikat yang hanya memperoleh dukungan dari 20% responden.
Namun, kemungkinan besar keseimbangan peran dan keberadaan diantara Euro dan
Dollar dalam perdagangan internasional tidak pernah lepas dari adanya dukungan
stabilitas militer serta peningkatan kuantitas perekonomian di negara-negara anggota Uni
Eropa. Karena pada kenyataannya, di dunia internasional hegemoni sistem moneter yang
sebelumnya dikendalikan Inggris dengan Poundsterlingnya pada abad 19 dapat mengalami
peralihan ke Dollar, itu berarti peralihan hegemoni Dollar kepada Euro bukan suatu hal
yang mustahil terjadi dalam sistem perekonomian global di masa yang akan datang.
Sejak menginjak usia ke delapan sampai kini di usia yang kedelapan belas, Euro terus
kehilangan daya belinya. Terhadap emas daya beli Euro sekarang hanya kurang dari 1/3
dibandingkan dengan daya belinya ketika lahir 18 tahun lalu. Ilustrasi grafik dibawah
menggambarkan situasi ini. Dibandingkan dengan US$ memang Euro masih relatif baik,
tetapi ini karena US$-nya yang berkinerja sangat buruk beberapa tahun terakhir. Kinerja
yang sesungguhnya dapat dilihat pada daya belinya terhadap emas yang terus merosot.
Kemungkinan kegagalan Euro ini menunjukkan bahwa tidak ada mata uang kertas
yang mampu mempertahankan daya belinya dalam jangka menengah apalagi dalam jangka
panjang. Bila Euro saja yang dilahirkan di jaman modern dengan dukungan sejumlah besar
negara-negara di zona ekonomi paling maju di dunia tidak mampu mempertahankan
eksistensinya dalam jangka panjang, lantas apakah kita bisa yakin bahwa mata uang yang
kekuatannya hanya mengandalkan ekonomi satu negara yang biasa-biasa saja akan mampu
bertahan?
Beberapa tahun terakhir muncul krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti
Yunani, Portugal, Irlandia dan Spanyol yang diwarnai dengan kelesuan dan defisit anggaran
dalam jumlah besar. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Euro juga melemah di banding
mata uang lainnya. Kondisi itu membuat sejumlah negara seperti Jerman yang mendukung
pemberian dana bantuan untuk menyelamatkan negara-negara Eropa yang terlilit utang,
mengkhawatirkan membengkaknya pendanaan ini. Di sisi lain, program penyelamatan
ekonomi yang dilaksanakan dengan cara pengetatan ekonomi telah menimbulkan gejolak dan
protes rakyat.
Banyak pakar yang meyakini bahwa krisis ini tidak hanya melanda negara-negara
seperti Yunani. Sebab, negara-negara kaya seperti Italia, Perancis dan Jerman juga dililit
utang yang semakin membengkak. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa yang
tidak menggunakan mata uang Euro juga terkena imbas dari krisis yang ada.
Badai krisis yang dialami negara-negara Eropa memiliki efek domino terhadap
negara-negara Eropa lain. Negara-negara seperti Irlandia, Portugal,Hungaria dan Spanyol
terseret dalam badai krisis ekonomi domestik bahkan Irlandia hingga harus mendapat
suntikan dana dari otoritas moneter Eropa dan International Moneter Fondation (IMF)
sebagai langkah penyelamatan Irlandia kedalam krisis yang lebih jauh. Dengan alasan, bail
out dibutuhkan untuk stabilitas financial di Eropa, terutama menjaga nilai mata uang euro.
Dari uraian pembahasan di atas dapat dimbil beberapa kesimpulan mengenai
implikasi / dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Euro sebagai mata uang tunggal
Eropa (EMU) adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan moneter Eropa
Kebijakan moneter ditentukan oleh European Central Bank (ECB). ECB
bertanggung jawab menyiapkan dengan tujuan mengendalikan inflasi di negara-negara
peserta dan menstabilkan nilai euro terhadap mata uang lain dalam batasan yang wajar.
2. Dunia usaha dan valuasi usaha Eropa
Terjadinya lebih banyak kesepakatan bisnis jangka panjang karena perusahaan-
perusahaan dari negara yang berbeda tidak lagi mengkhawatirkan risiko kerugian besar
akibat pergerakan mata uang.Para investor lebih mudah membandingkan nilai pasar dari
perusahaan-perusahaan di seluruh Eropa karena satuan mata uang yang sama.
3. Dampak terhadap arus keuangan
Tingkatan suku bunga yang ditawarkan oleh negara-negara euro menjadi relatif
sama. Harga saham menjadi lebih dapat diperbandingkan di antara negara-negara Eropa
karena denominasi mata uang yang sama.
4. Tingkat risiko nilai tukar
Hilangnya risiko nilai tukar di antara negara-negara Eropa sehingga merangsang
peningkatan arus perdagangan dan dana di antara negara-negara Eropa tersebut.
5. Dampak terhadap perekonomian internasional secara keseluruhan dan
peran Euro dalam perdagangan internasional cukup meningkat, dan dalam penggunaannya,
Euro memiliki potensi yang amat besar.
6. Penggunaan Mata Uang Tunggal Euro merupakan tantangan sekaligus ujian, apakah
penerapan dan penggunaan EMU akan berhasil atau sebaliknya, yang akan menjadi test-
case bagi kawasan lain untuk mengikuti jejaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Caravelis, George. 2005. European Monetary Union: An Application of the Fundamental
Principles of Monetary Theory. Avebury.
Hass, Ernst B. 1958. The Uniting of Europe. Stanford Uni-Press.
http://eprints.lib.ui.ac.id/12809/
http://jurutulis.com/menakar-sukses-mata-uang-tunggal-eropa.html
http://konspirasi.com/eropa/akankah-yunani-tinggalkan-zona-euro/
http://konspirasi.com/eropa/mata-uang-tunggal-eropa-tidak-akan-bertahan/
http://onlinebuku.com/20017/02/11/sistem-moneter-international/
http://www.arthadinar.com/2017/02/kegagalan-euro-kegagalan-uang-kertas_4119.html
http://www.newsindo.com/suratkabar/a/art/
Keohane, Robert O. 1988. “The Theory of Hegemonic Stability and Change in IER. West
View.
Suba, Mangun. 2005. Pengaruh Single Currency Unit (EURC) Dalam Menghadapi US Dollar
Di Kawasan Uni Eropa (1999-2004). Universitas Paramadina.
WS, John. 1985. The Logic of International Relation. Little Brown & Company, TRT.

Sumber: Blue Print Asean Economic Community. Departemen Perdagangan Republik


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai