REVIEW JURNAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasetika Sediaan Likuida
Oleh:
Abstrak Untuk sebagian besar alasan suspensi kering adalah perubahan obat
dari degradasi kimia atau hidrolisis seperti ampisilin. Sirup kering
yang membutuhkan pencampuran sebelum administrasi sedang
menyelesaikan masalah. Suspensi ini adalah komersial, campuran
kering yang membutuhkan penambahan air pada saat pengeluaran.
Banyak antibiotik diformulasikan sebagai sirup kering dan ditujukan
untuk populasi pasien anak. Biasanya ada lebih sedikit bahan
suspensi dalam sirup kering suspensi daripada suspensi
konvensional. Kriteria untuk memilih inggredients didasarkan baik
pada penggantian yang sesuai dan pada jenis fisik dari campuran
bubuk yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan kemungkinan
menggunakan modifikasi fisik dan kimia pati singkong sebagai
bahan suspensi. Pertama, pati singkong pregelatinized dibuat dengan
memanaskan pati singkong dengan jumlah air yang ditambahkan.
Kedua, difosforilasi dengan menambahkan fosfor oksiklorida untuk
membuat reaksi ikatan silang dan menambahkan natrium monoï
hidrogen fosfat (Na2HPO4) untuk masing-masing membuat reaksi
tersubstitusi. Kedua pati singkong yang berasal dari fosfat
digunakan dalam formula pohon sirup kering, sebagai bahan
pembekuan perbandingan adalah Na Alginate. Kemudian sirup
kering dievaluasi sesuai dengan Farmacope Indonesia ed IV
termasuk volume sedimentasi, redispersi, viskositas, sifat mengalir,
pH, dan kandungan ampisilin setelah tujuh hari. Hasil evaluasi
adalah ukuran partikel 355-500 μm, laju aliran 2,7-4,6 g / det.
Volume endapan pada suhu 27ºC selama tujuh hari untuk semua
formula adalah 0,8-1,0, dan redispertion 3-5 kali. Viskositas
suspensi adalah 58,6-357,1 cps. Sifat cairan yang mengalir adalah
plastis-plastis tixotropik, pH 4,97-5,21, dan kandungan ampisilin
antara 93,12-99,00%.
Kata kunci: sirup kering, fosfat pati singkong pregelatized,
ampisilin.
Latar Belakang Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air
pada saat akan digunakan, sediaan tersebut dibuat pada umumnya
untuk bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut dalam pembawa
air, seperti ampisilin, amoksilin, dan lain-lainnya (Ofner et al., 1989)
(vol 2). Dalam penelitian ini digunakan ampisilin sebagai model
obat dan pregel pati singkong fosfat sebagai bahan pensuspensi.
Pregel pati singkong fosfat adalah hasil modifikasi fisika dan kimia
pati singkong. Modifikasi fisik pati singkong menghasilkan pati
pregel yang dibuat melalui pemanasan dengan penambahan air.
Setelah diperoleh pati singkong pregelatinasi, maka dibuat pati
pregel singkong fosfat dengan cara mereaksikan pati pregel
singkong masing-masing dengan POCl3 dan Na2HPO4 (Lim et al.
1994, Kasemsuwan dan Jane, 1994).
Kedua bentuk senyawa pati pregel singkong fosfat tersebut diatas
digunakan sebagai bahan pensuspensi sirup kering ampisilin.
Sebagai bahan pensuspensi pembanding digunakan Natrium alginat
yang sudah biasa digunakan sebagai bahan pensuspensi sirup kering
ampisilin. (Ofner et al., 1989). Pati singkong tidak dapat digunakan
sebagai bahan pensuspensi karena dalam air tidak dapat
mengembang dan meningkatkan viskositas, sedangkan pati pregel
singkong walaupun dalam air dapat mengembang dan meningkatkan
viskositas tetapi mudah teretrogradasi sehingga sistem suspensi
rusak yang mengakibatkan rusaknya homogenitas cairan. Senyawa
pati fosfat baik berbentuk sustitusi mono-ester maupun
crosslingking di-ester keduanya dapat menghindari retrogradasi
yang merusak suspensi secara fisik. Manfaat dilakukannya
penelitian ini adalah untuk memberdayakan bahan baku berbagai
jenis pati-patian, khususnya pati singkong yang terdapat berlimpah
di Indonesia. Berdasarkan laporan Depatemen Perindustrian
Indonesia tahun 1999 yang menyatakan bahwa, produsen pati
singkong ada sebanyak 155 buah yang tersebar diseluruh wilayah
Nusantara. Untuk meningkatkan penggunaannya dalam
industrifarmasi pati singkong tersebut dapat dimodifikasi menjadi
senyawa-senyawa baru yang menghasilkan karakteristik tertentu
sesuai dengan kegunaannya dalam berbagai sediaan. Sebagai contoh
bagian polimer maltodekstrin pati sagu fosfat yang diperoleh dengan
mereaksikan maltodekstrin dengan POCl3, dapat digunakan sebagai
bahan pensuspensi parasetamol (Effionora, 2002). Berdasarkan dari
informasi tersebut, maka dilakukan fosforilasi pati pregel yang akan
digunakan sebagai bahan pensuspensi sirup kering ampisilin.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan
pati pregel pati singkong fosfat sebagai bahan pensuspensi sirup
kering ampisilin dan karakter rekonstruksi suspensi setelah tujuh,
serta stabilitas kekentalan.
Hasil dan HASIL
Pembahasan Hasil pengamatan karakteristik pregel pati singkong fosfat
PTST PSTF
Karakteristik PST
No POCl3 Na2HPO4
Viskositas
suspensi 5%
0,31 0,36 0,28
33 (Cp)
2,63 1,66 1,64
Viskositas
gel
15% (Cp)
44 39,10 42,30 39,71