Anda di halaman 1dari 2

KEPERAWATAN JIWA:

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MARAH

KASUS

Tn a 40 tahun sudah lama belum dikaruniai anak, saat istrinya melahirkan anak
pertama, ia diberitahu bahwa anaknya meninggal dunia. Tn. A marah, menendang dan
memukul pintu ruang bersalin dengan tangan tekepal, penuh dendam, bermuka
masam dan otot tegang. Akhirnya ia menghentikan setelah istrinya menasehati.
Menurut keluarganya sejak kecil tn. A sering melihat orangtuanya mengekspresikan
marah dengan cara memecahkan barang/ menendang pintu.

1. Apakah yang dimaksud kemarahan ?

Perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang meningkat
dan dirasakan sebagai ancaman oleh individu (s. Sundeen, 1987). Ungkapan
reaksi perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan seperti kekecewaan,
ketidak puasan dan tidak tercapainya keinginan.

2. Berada pada rentang yang mana respon kemarahan klien di atas ?


Jawaban:

Pada rentang amuk : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
hilang kontrol, individu dapat merusak diri sendiri, orang lain & lingkungan
(stuart sundeen : 1995)

3. Apa yang akan terjadi bila klien tersebut merasa sangat kuat &
menantang untuk marah atau sebaliknya?
Jawaban:
Marah tak terselesaikan akan memanjang, lalu muncul rasa bermusuhan,
kemudian dapat marah pada diri sendri(depresi psiko sosial) ataudapat juga
marah pada orang lain(agresif mengamuk)

4. Secara fisik apa tanda-tanda bahwa tn. A tersebut sedang marah ?


Jawaban:
Tn. A marah, menendang dan memukul pintu ruang bersalin dengan tangan
tekepal, penuh dendam, bermuka masam dan otot tegang

5. Perubahan biokimia apa yang menyebabkan ketegangan otot, rahang


terkatup, tangan terkepal ?
Jawaban:
Biochemistry factor (faktor biokimia tubuh) seperti neurotranmitter diotak
(epineprin,nonepineprin, dopamin, dan serotonin) sangat berperan dalam
penyampaian informasi melaluisistem persyarafan dalam tubuh, adanya
menstimulasi dari luar tubuh yang dianggap mengancamatau membahayakan
akan dihantar melalui impuls nuerotranmitter keotak dan merespon
melaluiserabut efferent
6. Kompenasi konstruktif apa yang dapat dianjurkan pada klien di atas ?
Jawaban:
Kompenasi konstruktif yang dapat dianjurkan pada pasien diatas yaitu dengan
menganjurkan dan mengajarkan klien tentang koping adaptif melalui kegiatan
seperti berkegiatan fisik, mendengarkan musik, membaca buku, menonton
film, berolahraga. Dan anjurkan pasien untuk meningkatkan spiritualnya
dengan beribadah dan berdoa.

7. Dp apa yang mungkin muncul ?

Jawaban:

Potensial merusak diri/orang lain s.d. ketidakmampuan mengekspresikan marah


secara konstruktif

8. Prinsif intervensi apa yang dapat dilakukan perawat ?

Jawaban:

 Menguraikan akibat tingkah lakunya “ bila saya ngamuk, energi terkuras,


barang jadi rusak,orang lain terancam, masalah belum tentu selesai “
 Latihan ekspresi marah dengan latihan peran, memerankan respon yang sesuai
ketika marah
 Memberikan touching/ reinforcement thd. Sikap assertif klien
 Menggali & mendukug sumber-sumber spiritual dlm. Mengatasi kemarahan,
mis : bila marah wudlu, bila berdiri masih marah duduk, bila duduk masih
marah terlentang, dengan shalat & shabar (do’a), rubah persefsi terhadap
stressor
 Ajarkan 3 prinsif human relationship

Anda mungkin juga menyukai