Anda di halaman 1dari 12

Hasil

Menurut Folk (1980) , sample core ini diidentifikasikan sebagai Batupasir dan
diklasifikasikan sebagai Sublitharenite.
Tekstur : Batupasir ini memilki rentang ukuran butir dari 0.02-0.44 mm , dengan
ukuran rata-rata 0.16 mm (batupasir baik), poor sorted, angular-subrounded in
rounded in roundness dan memperlihatkan didominasi kontak panjang, yang
berasosiasi dengan cekung cembung dan titik kontak tipe butir.
Komposisi : kerangka butir kebanyakan kuarsa monokristalin , berasosiasi dengan
feldsfar (gambar bagian bawah : E-H, 8-10 dan K-M, 8-9) fragmen batuan
(batulempung , baturijang(gambar bagian atas; warna hitam) mica dan mineral berat
(tr), batulempung tak tetap dianggap sebagai matriks didalam batupasir.
Pembentukan : proses pembentukan dipengaruhi adanya kompaksi batuan sedimen
yang digambarkan melalui cembung-cekung kontak antar butir, dan bended mica
(gambar bagian bawah ; d-j, 5) mineral : pergantian material tidak stabil dan matriks
dengan batulempung tak terkendali , siderite (gambar bagian bawah : warna coklat A-
C, 6-8) , kalsit, pirit, dan kaolinit; produk sementasi begitu tak tentu batulempung,
kaolinit (mengisi pori), kuarsa perkembangan yang tak terkendali, kalsit, sideit, dan
pirit, yang terpisah membuat porositas sekunder
Porositas : porositas yang buruk (4.75%) porositas Nampak (gambar bagian atas:
berwarna biru) penyebaran yang terputus dan intergranular (tr) tipe pori, S hasilnya
akan berbeda dengan routine analysis karna menggunakan microporosity
XEM
Gambar bagian atas
Secara luas SEM ditunjukkan dengan porositas geometri dengan butir baik,
subangular sampai subrounded and poorly sorted grained sandstone, batas butir
didominasi dengan adanya luas, dan tipe kontak cekung cembung, komponen
kerangka butir bersama kuarsa dan lesser plagioklas, metamorf dan fragmen batuan
sedimen, material karbonat dan mika, matrik ditemukan dengan jumlah sedikit,
tersusun detrial clay
Proses pembentukan bersama dengan pergantian butir yang tak stabil dan matrik
dengan kaolinit, siderite, sementasi dengan kaolinit , silica; proses pemutusan
menyebabkan porositas sekunder dan kompaksi menujukkan cekung dan cembung
Porositas secara Nampak , meliputi intergranular porositas, pemutusan porositas (M,
4) mikroporositas ditemukan bersama matrik yang dilapisi oleh kaolinit dan butir
yang terganti, porositas tidak terkoneksi karna adanya kompaksi,pergantian dan
sementasi proses, ukuran pori dari 3 sampai 20 micronsm dimana micropori memiliki
ukuran 0.1 sampai 2 microns
Pembesaran x100
Gambar SEM bagan bawah
SEM dilihat secara lebih dekat, menunjukkan butir yang tidak stabil yang terpisah
menyebabkan terbentuknya porositas sekunder (D-G, 3-7) butir yang tak stabil juga
terpisah menyebabkan porositas sekunder dan menggantikan kaolinite (H-M, 1-8)
Pembesaran ; x 1.200

Plate s 39a
Secara lebih dekat lagi menujukkan pergantian butir yang tidak stabil dengan kaolinit
(E-K, 2-4) bersama dengan siderite (C-D, 7;F-G, 6-7)
Pembesaran : x 1.300
1405
Jenis sampel : SWC
Nama batuan : batupasir
Klasifikasi : sublitharenite

Komposisi secara umum


Partikel : 67.5
Lainnya : 2.75
Detrial matriks : 4.75
Replacement : 11.25
Semen : 6.5
Pori Nampak : 7.25 %

Tekstur
Ukuran butir rata-rata : 0.16 mm
Rentang ukuran butir : 0.02-0.35 mm
Pemilahan : buruk
Pembundaran : angular-subrounded
Kontak butir : LC>CC>PC

Rountine Anaysis :
Porositas : 22,04%
H.k : 5.5999 md
SW: 66.72 %
SO : 3.36 %
Densitas : 2.628 gr/cc

Komposisi butir :
Monocryst. Quartz : 48.5 %

Feldsfar :
Potash feldsfar “: 1.75 %
Plagioklas : 1.25 %

Fragmen batuan “
Fragmen batuan beku : 0.5

Fragmen batuan metamorf :


(poly-x-line qz) 3.25

Fragmen batuan sedimen :


Batulempung : 9.00
Baturijang : 1.25 %
Mineral aksesoris :
Material karbonat : 2.00
Mineral berat : tr

Lainnya :
Lensa clay : 2.75

Matirks ;
Lempung tak tetap : 4.75%

Semen :
Kalsit : 1.0%
Pirit : 0.25 %
Kaolinite : 1.75 %
Lempung tak tentu : 1.5
Silica/kuarsa pertumbuhan tak terkendali : 2.0

Replacement
Kalsit : 1.75 %
Siderite : 0.5
Pirit : 0.5 %
Kaolinite : 2.75
Lempung tak tetap : 5.75 %

Porositas :
Intergranular : 0.75
Dissolution : 6.5

Hasil
Sampel SWC menurut FOLK (1980) ini diidentifikasikan sebagai batupasir dan
diklasifikasikan sebagai sublitharenite
Tekstur : petrografi,komponen ukuran butir dari 0.02-0.35 mm, dengan rata-rata 0.16
mm (batupasir baik) poor sorted, angular-subrounded grain roundness , dan
didominasi batas garis kontak, dan didominasi dengan kontak butir, dengan cekung-
cembung dan tipe titik kontak, beberapa lensa lempung (gambar bagian atas : A-P, 2-
3) tampak dalam sampel

Komposisi : komposisi batupasir meliputi monokristalin kuarsa , dengan ada


tambahan feldsfar (potash feldsfar dan plagioklas (gambar bagian bawah; D,4-5)
fragmen lithic (batulempung, kurasa polycrystalline (gambar bagian bawah G-H, 3-4
dan C,D,8) baturijang dan batubeku ), mineral aksesoris (material karbonat dan
mineral berat (tr) yang hadir pada detrial clay yang ditemukan di dalam batupasir
Pembentukan : proses pembentukan dipengaruhi dengan adanya kompaksi, sebagai
buktinya adanya munculnya cekung cembung tipe kontak butir, pergantian dari
material tidak stabil dengan lempung tak tentu, kalsit (gambar bagian bawah; K-L, 1-
3) , kaolinite, siderite, dan pirit, dengan beberapa produk sementasi seperti kuarsa
yang tumbuh tak terkendali (gambar bagian bawah : disekeliling kuarsa C,4) ,
kaolinite, lempung tak tentu, kalsit, pirit, dan pemutusan menghasilkan porositas
sekunder.
Porositas : batupasir memiliki kenampakan buruk (7.25%;gambar bagian atas ; warna
biru,utama pemutusan tipe pori intergranular, nilai porositas diantara petrographic
untuk routine analysis memilki oerbedaan karna adanya mikroporositas pori.
XEM :
Gambar XEM bagian atas
Secara luas XEM menujukkan pori geometri dimana butir yang bagus, subangular
sampai subrounded, dengan pemilhan butir yang buruk, batas butir didominasi
dengan panjang (K, 3; C,9) dan cekung cembung tipe kontak, komponen kerangka
bersama kuarsa dengan nilai lebih rendah plagioklas dan potash feldsfar , metamorf
dan fragmen batuan sedimen dan material karbonat, matrik ditemukan adanya detrial
clay
Proses pembentukan bersama dengan pergantian butir tidak stabil dan matik dengan
kaolinit, siderite, pirit, sementasi kaolinit , silica dengan kuarsa tak terkendalo (A, 5;
C-D. 8-9; J-K, 1-3; N-P 5-8) proses pemutusan membuat porositas sekunder,
kompaksi menunjukkan panjang dengan cekung-cembung tipe kontak.
Porositas yang Nampak buruk, bersama dengan porositas intergranular (B, 1-2; B, 5-
6; C,4;F,9;J,6) Porositas sekunder terputusm dan mikroporositas terbentuk dalam
matrik, kaolinit plate, butir tergantikan. pori buruk tidak terkoneksi karna ada
pemadatan kompaksi, ukuran butir 3 sampai 45 microns dimana micropores memilki
0.1 sampai 2 microns
Pembesaran x100
XEM pada bagian bawah
Pembesaran SEM menunjukkan primary intergranular porositas dengan ukuran 15
microns mengurangi adanya silica yang besar seperti kuarsa yang bertumbuh tak
terkendali (C-D, 3-4; G-H, 1-2; N-P 1-4 ; A-P, 7-9) dan terisi dengan kaolinit (B-M,
3-6)
Pembesaran x 1200
Plate s .41a

SEM pembesaran karena adanya proses pemutusan yang menyebabkan prosotas


sekunder (F-G, 4-6) dengan pori sebesar 15 microns, mineral ilit ditemukan sebagai
semen pada lapisan pori-pori (J-L, 6)
Pembesaran X-1200

1417
Data sample : SWC
Namabatuan : Batupasir
Klasifikasi : Sublitharenite

Komposisi secara umum


Partikel : 73.5
Lainnya : 0
Detrial matrix : 3.75
Replacement : 8
Semen : 5.25
Visibile pori : 9.5

Tektur :
Ukuran butir : 0.2 mm
Rentang ukuran butir : 0.02-0.38 mm
Pemilahan : buruk
Pembundaran : angular-subrounded
Kontak antar butir : LC>CC>PC
Routine Anaysis
Porositas : 20.4%
H.k : 3.264 md
Sw : 67.5
So : 1.88
Densitas : 2.623

Komposisi butir
Monocryst. Quartz ; 57

Feldsfar
Potash feldsfar : 1.5
Plagioklas : 1.75

Fragmen batuan:
Fragmen batuan beku : 0.75
Fragmen batuan metamorf :
(Poly-x-line qz) 2.75

Fragmen batuan sedimen


Batulempung: 7.25
Baturijang: 1.5

Matrix : 3.75

Semen :
Kalsit : 0.25 %
Kaolinit : 1
Lempung tak tetap : 1.75
Silica/quartz overgrowth: 2.25%

Replacement :
Kalsit : 0.75 %
Pirit : 0.5
Kaolinit : 1.5
Lempung tak tetap: 5.25

Porositas
Intergranular 1
Dissolution : 8.5

Hasil
Menurut Folk (1980) sample jenis ini diidentifikasikan sebagai batupasir dan
diklasifikasikan sebagai sublitharenite

Tekstur : rentang ukuran butir batupasir fari 0.02-0.38 mm, dengan ukuran rata-rata
sebesar 0.02 mm (batupasir baik), poorly sorted , angular to subrounded grain
roundness dan garis yang menonjol, diikuti dengan cekung cembung, dan titik butir
Komposisi : kuarsa monokristalin unsur yang utama, berasosiasi dengan feldsfar
(plagioklas (gambar bagian bawa; J,4) dan potash feldsfar) fragmen lithic
(batulempung(gambar bagian bawah; M,6-7 dan K-M,4) kuarsa polocristalin ,
baturijang dan batuan beku, ineral akseoris (material karbonat dan jejak mineral berat
(gambar bagian bawah; C-D,6-7 dan F,9) dan sedikit adanya detrial lempung yang
dideteksi sebagai matriks
Pembentukan : batupasir terkompaksi, dengan bukti menunjukakn kotak cembng-
cekung; butir tidak stabil; digantikan dengan lempung tak tetap (gambar bagian
bawah; K-L,7-8) kalsit, pirit, dan kaolinit;sementasi dari kuarsa yang berkembang tak
terkendali lempung tak tetap , dan kalsit. yang menyebabkan sebagian terputus dan
mengakibatkan porositas sekunder
Porositas : batupasir ini buruk (9.5 % gambar pada bagian atas;berwarna biru)
porositas Nampak, kebanayakan dapat dideteksi terputus dan sedikit tambahan pori
intergranular mikroporositas membuat perbedaan yang berarti antar petrography dan
routine analysis

SEM
Secara umum SEM menunjukkan pori secara geometri dengan ukuran butir yang
sangat baik, subangular-subrounded dan poorly sorted grained sandstone. Batas butir
didominasi dengan luas dan lebih rendah tipe kontak cekung cembung. Komponen
kerangka butir terisi adanya kuarsa dan lebih rendah plagioklas dan potash feldsfar ,
metamorf dan fragmen batuan sedimen, dan material karbonat, matrik ditemukan
dengan nilai sedikit bersama detrial clay bersama kaolinite dan ilite
Proses pembentukan bersama dengan pergantian dengan butir tidak stabil dengan
mineral lain seperti kaolinit, siderite sementasi dengan kaolinit silika sebagai kuarsa
yang tumbuh tak terkendali, illite; proses pemutusan memilki porositas sekunder dan
kompaksi yang lama dan tipe kontak yang cekung dan cembung.
Porositas yang Nampak buruk, terdiri dari intergranular porositas, pemutusan
porositas sekunder (F, 2-3; H-J, 4) dan mikroporositas bersama dengan matrik,
kaolinite plate, butir yang berganti, pori butuk yang tidak terkoneksi antar kompaksi,
proses pergantian sementasi, pori memilki ukuran 3 sampai 45 microns bersama
micropore memilki ukuran 0.1 sampai 2 microns

SEM bagian bawah


SEM menunjukkan pergantian proses dari butir yang tidak stabil menjadi siderite (D-
M, 2-8)
Pembesaran : X 1300

Anda mungkin juga menyukai