Sejarah Kurikulum 2004
Sejarah Kurikulum 2004
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah ANALIS PERKEMBANGAN
KURIKULUM yang diampu oleh
Dosen : Alifah Indalika Mulyadi Razak, S.Pd., M.Si
Disusun oleh
Kelompok 5
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan.
Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran
yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian
belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta
didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan
belajar. Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara
gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum.
Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat
berupa lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan
kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7
kurikulum; kurikulum pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum
1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut dengan
lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Masing-masing kurikulum
memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukkan
kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan zamannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mencoba untuk membahas karakteristik dari
kurikulum khususnya kurikulum 2004 atau disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kurikulum 2004
Kurikulum sendiri dipahami sebagai seperangkat rencana dan aturan-aturan mengenai
tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai acuan diselenggarakannya
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka diterbitkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku
pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan
pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan disetiap satuan
pendidikan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) nama lain dari kurikulum 2004, lahir sebagai
respon dari tuntutan reformasi diantaranya UU No. 2 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah, UU Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi
sebagai daerah otonom dan Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan
nasional. Kurikulum ini lebih mengacu pada aspek-aspek yang mesti dicapai oleh siswa
sekolah, akan tetapi ada permasalahan pada kurikulum ini yang mana timbul kerancuan bila
dikaitkan dengan alat ukur kemampuan siswa, yaitu dengan adanya ujian akhir semester atau
ujian sekolah masih berupa soal pilihan ganda seharusnya lebih ditekankan pada praktik dan
soal-soal esai yang mampu menjadi tolak ukur dalam seberapa besar pemahaman dan
kemampuan siswa. Ada permasalahan lain selain pada penerapan kurikulum 2004 ini, yaitu
guru-guru pun tidak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat
kurikulum.
a. Melatih cara berfikir dan logika dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksperimen, eksplorasi, konsistensi, sosialisasi, dan
perbedaan.
b. Mengembangkan kreatifitas yang melibatkan imajinasi, intuisi, ekspesi, dan
penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat
prediksi dan hipotesis, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan mencari jalan keluar atau solusi.
d. Mengembangkan kemapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan, misal melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, data,dan disajikan
dalam menjelaskan gagasan atau ide pokok.
C. Tujuan Kurikulum Berstandar Kompetensi
1 KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,
ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
2 KBK memfokuskan pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik.
Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat
tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa. Sehingga pencapaiannya
dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu
kriteria keberhasilan.
3 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menuntut guru yang berkualitas dan
profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangkaian meningkatkan kualitas
pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran memenuhi spesifikasi tertentu
dalam proses belajar.
Sedangkan prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam KBK
adalah mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggung
jawab pada kebiasaan dan perilaku sehari-hari melalui pembelajaran secara aktif yaitu :
1. Berpusat pada siswa.
2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi.
3. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi
4. Perlu dilatih untuk terbiasa berkerja mandiri, kerjasama dan berkompetensi
5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
6. Karakteristik mata pelajaran (Depdiknas,2003:10)