Kriteria Rumelt dalam Evaluasi Strategi : 1. Consistency 2. Consonance 3. Feasibility 4. Advantage Proses Evaluasi Strategi Proses Evaluasi strategi dilakukan secara bertahap dan terus menerus serta melihat bagaimana capaian atas target utama. Kerangka Evaluasi Strategi 1. Tinjauan Dasar strategi dilakukan dengan cara membuat revisi IFE dan EFE Matrix, dibandingkan dengan Matrix yang ada sekarang, apabila ditemukan perbedaan yang signifikan akan dikoreksi 2. Mengukur Kinerja Organisasi dilakukan dengan cara membandingkan ekspektasi dan realita. Apabila ditemukan perbedaan yang signifikan akan dilakukan sebuah koreksi 3. Mengambil tindakan korektif dilakukan dengan cara perubahan struktur organisasi, mengganti anggota, mendivestasi divisi, perubahan visi dan misi, revisi target, perubahan strategi, dibuat kebijakan / aturan baru, memberi bonus, menambah modal usaha, melakukan outsourcing Balance Score Card Digunakan untuk proses evaluasi strategi perusahaan. 4 perspektif evaluasi menurut balance scorecard adalah : 1. Financial performance 2. Customer knowledge 3. Internal business process 4. Learning and growth Contoh :
Area of objectives Measure/target Time expectation Primary responsibility
1. Ekonomis, mendapatkan informasi secukupnya sesuai kebutuhan, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. 2. Meaningful/berarti, memberi informasi yang berharga untuk perusahaan dan dapat digunakan oleh manajer untuk mengambil langkah berikutnya. 3. Timely/tepat waktu, memberikan informasi yang dibutuhkan tepat waktu. 4. Dirancang untuk menunjukkan gambaran yang tepat apa yang terjadi. 5. Sederhana 6. Pertimbangan evaluasi dengan melihat sisi unik perusahaan Rencana Kontijensi Rencana kontijensi perlu dibuat oleh perusahaan untuk menghadapi kejadian, baik favorable maupun unfavorable. Favorable berarti memaksimalkan kesempatan, unfavorable berarti meminimalisir ancaman Auditing Alat yang paling sering dan paling efektif untuk diigunakan untuk proses evaluasi adalah audit. Audit dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai asersi secara objektif untuk memastikan kebenaran asersi dengan menggunakan kriteria tertentu. Tantangan Menstra di abad ke-21 1. Masalah proses penentuan strategi dapat tergolong sebuah seni atau sains. Dalam menentukan strategi perlu melihat history, analisis internal dan eksternal, dan perhitungan lainnya (sains) namun juga memerlukan insting seorang manajer dalam mengambil keputusan strategi (seni) 2. Permasalahan apakah strategi perlu diinformasikan kepada stakeholder atau dirahasiakan Alasan perlu diketahui : a. Manajer dan karyawan dapat berkontribusi terhadap proses b. Investor, kreditur dan stakeholder lain dapat bekerjasama untuk mendukung perusahaan karena mengetahui tujuan utama perusahaan c. Mendukung adanya sistem demokrasi dan kebanyakan perusahaan asing lebih memilih demokrasi daripada otokrasi Alasan perumusan strategi dan perencanaan perlu dirahasiakan : a. Apabila stakeholder membocorkan strategi perusahaan maka akan dengan mudah dieksploitasi oleh pesaing b. Dengan dirahasiakan akan membatasi kecaman dan kritikan yang mengganggu c. Kerahasiaan menutup kemungkinan pesaing mengetahui strategi perusahaan 3. Pendekatan top-down atau bottom-up Pendapat Schendel dan Hofer mengatakan bahwa pendekatan top down diperlukan. Pendekatan topdown yaitu persepsi manajemen puncak dalam penentuan strategi. Namun penelitian era sekarang mendukung lebih kearah pendekatan bottom up, dimana apabila dalam perusahaan diketahui banyak pegawainya berpendidikan tinggi dan adanya difersifikasi pegawai sehingga dapat memberi kontribusi banyak terhadap pembentukan strategi. Perusahaan perlu menentukan pendekatan mana yang lebih cocok untuknya.