Oleh:
Siti Raudatul Jannah, S. Kep
NIM 192311101233
Keterangan:
= pasien
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Sebelum merasakan sakit klien memang terbiasa menggunakan narkoba. Namun klien
menyadari tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan dimana klien selalu
memanfaatkan pelayanan kesehatan ketika merasakan ada keluhan kesehatan.
Interpretasi: pasien memiliki persepsi kesehatan yang baik namun pemeliharaan
kesehatan kurang
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometeri
Sebelum sakit Saat sakit
BB= 65 kg, TB= 169 cm BB= 65 kg, TB= 169 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien saat ini adalah sebagai berikut:
IMT = BB/TB2 65/(1,69)2 = 65/2,85= 22.80. Nilai IMT normal pada pria dewasa
menurut Depkes (2003) adalah 20,1-25,0.
Interpretasi: Pasien tidak mengalami penurunan BB saat sakit dan tergolong dalam
kategori IMT yang normal.
- Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat antara lain:
1) Hemoglobin 12,5 g/dL
2) Glukosa sewaktu 120
3) Hematokrit 42 %
4) Leukosit 6,6 rb/ul
5) Trombosit 374 ribu/ul
6) Eritrosit 5,01 juta/ul
7) PT 13,2 detik
8) APTT 6 detik
9) Natrium darah 139 mmol/L
10) Kalium darah 3,7 mmol/L
11) Chlorida darah 101 mmol/L
Interpretasi: pada Tn.P ditmukan penurunan kadar Hematokrit dan APTT.
- Clinical Sign :
1) IMT klien normal, tidak terjadi penurunan BB atau tanda dehidrasi
2) Warna rambut hitam
3) Turgor kulit baik
4) Konjungtiva anemis
5) Nafsu makan baik, tidak mengalami penurunan, tidak adanya mual muntah
Interpretasi : Klien mengalami efusi pleura dan gejala efusi pleura nampak pada
klien.
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Saat di RS
Makanan
1. Frekuensi makan 3 kali/hari, teratur tiap 3 kali/hari, jam
jam 7 pagi, jam 1 siang menyesuaikan dengan
dan jam 7 malam pembagian makanan dari
RS
2 Porsi makan 1 piring/makan 1 piring/makan
3 Varian makanan Nasi putih, nasi jagung, Sesuai diit makanan yang
ikan laut, tahu, tempe, diberikan di rumah sakit
telur, sayur-sayuran, (nasi sayur-sayuran, telur,
daging, buah. pepaya)
4 Nafsu makan Baik Baik
5 Keluhan makan - -
Minuman
1 Jumlah +/- 1600 ml +/- 1600 ml
2 Jenis Air putih, kopi, teh Air putih
3 Keluhan minum - -
Interpretasi : Nafsu makan dan kuantitas makan klien baik sebelum dan saat MRS.
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien dapat makan/ minum, berpakaian, berpindah dengan bantuan keluarga, namun
pasien dapat melakukan mobilitas di tempat tidur secara mandiri, untuk toiletting klien
dibantu dengan alat (Partial care).
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu
alat, 4: mandiri
a. Status Oksigenasi: Pasien menggunakan alat bantu pernapasan, RR 28 x/menit.
b. Fungsi kardiovaskuler: pasien memiliki tekanan darah 101/70 mmHg dan nadinya
adalah 95 x/ menit
c. Terapi oksigen: Pasien menggunakan terapi oksigen10 lpm
Interpretasi: Klien bernapas dengan otot bantu pernapasan.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pola tidur &
No. Sebelum MRS Saat di RS
Istirahat
Siang hari
1 12.00-13.00 (1 jam) 12.00-13.00 (1 jam)
(durasi)
Malam hari
2 22.00-05.00 (7 jam) 23.00-04.00 (5 jam)
(durasi)
Tidak segar setelah bangun,
3 Kualitas Segar setelah bangun tidur
lemas
Kondisi bising di RS,
4 Gangguan tidur - mudah tidur bangun saat
tidur.
Interpretasi: Kuantitas dan kualitas tidur klien mengalami penurunan saat sakit.
Transudasi cairan dari kapiler pleura ke rongga pleura Ekstravasersi cairan ke rongga pleura
1. Sangat berat
2. Cukup
3. Sedang
4. Ringan
5. Berat
Keterangan : dibutuhkan
Diagnosa Keperawatan 1
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
30 April 2020 Pukul 12.20 SRJ
08.45 1. Memposisikan pasien untuk S : pasien mengatakan sesak nafas
memaksimalkan ventilasi O:
Respon : Pasien merasa lebih nyaman ketika 1. Terdapat penggunaan otot bantu pernafasan
bernafas 2. Klien tampak masih sesak nafas
2. Melakukan monitor status pernafasan 3. TD = 120/80 mmHg
08.48 dan oksigenasi N = 92
Respon : pasien terpasang oksiegen binasal 4 RR =27 x/m
liter. RR =24x/m T = 36,5oC
3. Memberikan motivasi pasien untuk A : masalah ketidakfektifan pola nafas belum teratasi
bernafas pelan P : Lanjutkan intervensi :
08.50 Respon : pasien merasa lebih tenang 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Melakukan monitor kecepatan, irama, 2. Monitor status pernafasan dan oksigensi
kedalaman, dan kesulitan bernafas 3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan
08.55 Respon : pasien masih sesak, RR 24x/m, 4. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan
terdapat suara ronki bernafas
5. Mencatat pergerakan dada, kesimetrisan, 5. Catat pergerakan dada, kesimetrisan, dan penggunaan otot
dan penggunaan otot bantu nafas bantu nafas
09.00 Respon : terdapat penggunaan otot bantu 6. Monitor suara nafas
nafas 7. Monitor pola nafas (bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
6. Melakukan monitor suara nafas kusmaul)
Respon : terdapat sura ronki 8. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
7. Melakukan monitor pola nafas dengan tepat
09.05 (bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
kusmaul)
Respon : pasien hiperventilasi
09.10 8. Melakukan monitor tekanan darah, nadi,
suhu, dan status pernafasan dengan tepat
Respon :
- TD = 120/80 mmHg
12.00 - N = 92x/menit
- RR = 27x/m
- T = 36,5oC
1 Mei 2020 Pukul 16.25 SRJ
15.00 1. Memberikan posisi pasien untuk S : pasien mengatakan sesaknya sudah agak mendingan
memaksimalkan ventilasi O:
Respon : pasien merasa nyaman dan 1. klien sudah tidak menggunakan otot bantu pernafasan
sesak berkurang 2. RR = 24 x/menit
15.15 2. Melakukan monitor status pernafasan TD = 120/70
dan oksigensi N = 80 x/m
Respon : RR = 24 x/menit T = 36oC
15.20 3. Memberikan motivasi pasien untuk A : masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
bernafas pelan P : Lanjutkan intervensi :
Respon : pasien mengatakan sesak sudah 1. Monitor status pernafasan dan oksigensi
berkurang 2. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan
15.25 4. Melakukan monitor kecepatan, irama, bernafas
kedalaman, dan kesulitan bernafas 3. Catat pergerakan dada, kesimetrisan, dan penggunaan otot
Respon : RR = 24x/menit bantu nafas
15.30 5. Mencatat pergerakan dada, kesimetrisan, 4. Monitor pola nafas (bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
dan penggunaan otot bantu nafas kusmaul)
Respon : tidak ada penggunaan otot 5. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
bantu nafas dengan tepat
15.35 6. Melakukan monitor suara nafas
Respon : suara ronki
15.40 7. Melakukan monitor pola nafas
(bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
kusmaul)
Respon : pola nafas pasien normal
16.00 8. Melakukan monitor tekanan darah, nadi,
suhu, dan status pernafasan dengan tepat
Respon :
- RR = 24 x/m
- TD = 120/70
- N = 80 x/m
- T = 36oC
2 Mei 2020 Pukul 16.40 SRJ
15.40 1. Melakukan monitor status pernafasan S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas
dan oksigensi O:
Respon : pasien mengatakan sudah tidak 1. Pasien tidak menggunakan oksigen
sesak nafas 2. Tidak ada hiperventilasi
15.45 2. Melakukan monitor kecepatan, irama, 3. Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
kedalaman, dan kesulitan bernafas 4. RR = 20 x/m
Respon : RR = 20 x/m, pasien TD = 110/70 mmHg
mengatakan sudah tidak sesak nafas N = 80 x/m
15.50 3. Mencatat pergerakan dada, kesimetrisan, T = 36 0C
dan penggunaan otot bantu nafas A : masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
Respon : pasien tidak menggunakan otot P : Terminasi tindakan
bantu pernafasan
16.00 4. Melakukan monitor pola nafas
(bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
kusmaul)
Respon : pola nafas pasien normal
16.20 5. Melakukan monitor tekanan darah, nadi,
suhu, dan status pernafasan dengan tepat
Respon :
- RR = 20 x/m
- TD = 110/70 mmHg
- N = 80 x/m
- T = 36 0C
Diagnosa Keperawatan 2
Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
30 April Pukul 12.40 SRJ
2020 S:
12.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, - Klien mengatakan nyeri di dadanya pada
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). saat bernapas, nyeri datang sewaktu-waktu
Respon: PQRST: - PQRST:
P: nyeri di dadanya kadang muncul saat bernapas. P: nyeri di dadanya kadang muncul saat
Q: nyeri tumpul bernapas.
R: dada Q: nyeri tumpul
S: skala nyeri 3 R: dada
T: terjadi sewaktu-waktu saat bernapas S: skala nyeri 3
12.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. T: terjadi sewaktu-waktu saat bernapas
Respon: Klien meringis mengatakan nyeri saat bernapas. O:
12.10 3. Melakukan penanganan nyeri non farmakologi - TD 146/84 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 36
Respon: Klien dapat mempraktikkan tenik napas dalam. x/menit, suhu 37,8 C
12.14 4. Mengajarkan untuk meningkatkan istirahat - Klien tampak meringis menahan nyeri
Respon: Menganjurkan klien meningkatkan istirahat, kuantitas istirahat - Klien dapat mempraktikkan teknik napas
klien bertambah. dalam secara mandiri
A:
Masalah keperawatn nyeri akut belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi).
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi.
4. Tingkatkan istirahat.
1 Mei 2020 18.00 SRJ
17.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, S:
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). - Klien mengatakan nyeri di dadanya pada
Respon: PQRST: saat bernapas, nyeri datang sewaktu-waktu
P: nyeri di dadanya kadang muncul saat bernapas. - PQRST:
Q: nyeri tumpul P: nyeri di dadanya kadang muncul saat
R: dada bernapas.
S: skala nyeri 2 Q: nyeri tumpul
T: terjadi sewaktu-waktu saat bernapas R: dada
17.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. S: skala nyeri 2
Respon: Klien meringis mengatakan nyeri saat bernapas. T: terjadi sewaktu-waktu saat bernapas
17.10 3. Melakukan penanganan nyeri non farmakologi O:
Respon: Klien dapat mempraktikkan tenik napas dalam. - TD 150/90 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 32
17.45 4. Mengajarkan untuk meningkatkan istirahat x/menit, suhu 36 C.
Respon: Menganjurkan klien meningkatkan istirahat, kuantitas istirahat - Klien tampak meringis menahan nyeri
klien bertambah. - Klien dapat mempraktikkan teknik napas
dalam secara mandiri
A:
Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi).
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi.
4. Tingkatkan istirahat.
2 Mei 2020 Pukul 17.40 SRJ
17.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, S:
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). - Klien mengatakan sudah tidak merasa
Respon: Klien sudah tidak merasa nyeri lagi di dadanya nyeri lagi di dadanya
17.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. O:
Respon: Klien tidak menunjukkan ekspresi nyeri. - TD 120/80 mmHg, nadi 76 x/menit, RR 24
17.10 3. Melakukan penanganan nyeri non farmakologi x/menit, suhu 36,3 C
Respon: Klien dapat mempraktikkan tenik napas dalam. - Klien tidak menunjukkan ekspresi nyeri.
17.15 4. Mengajarkan untuk meningkatkan istirahat - Klien dapat mempraktikkan teknik napas
Respon: Menganjurkan klien meningkatkan istirahat, kuantitas istirahat dalam secara mandiri
klien bertambah. A:
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
P:
Terminasi tindakan
Diagnosa Keperawatan 3
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
30 April 2020 14.15 SRJ
12.55 1. Bina hubungan baik S:
R : pasien dapat menerima niat kedatangan perawat Pasien mengatakan telah memahami
13.00 2. Pertimbangan kesiapan pasien untuk belajar tentang kondisi penyakitnya
R : pasien paham apa yang akan coba diajarkan O:
13.15 3. Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi Pasien tampak kooperatif dan
(tingkat pengetahuan, status fisiologi, kebutuhan dasar yang tidak memahami apa yang telah dijelaskan
terpenuhi, dan adaptasi terhadap penyakit) A : masalah defisiensi pengetahuan
R : pasien paham dengan kemampuan diri dalam mempelajari teratasi
ilmu yang akan diajarkan P : terminasi tindakan
13.20 4. Berikan lingkungan yang kondusif
R : lingkungan sudah mendukung dan tenang
13.25 5. Kaji tingkat pengetahuan terkait dengan proses penyakit
R : pasien belum mengerti mengenai proses penyakit
13.30 6. Jelaskan mengenai penyakit yang dialami
R : pasien memahami penyakitnya dan menjelaskan kembali
menganai penyakit yang dialami
13.45 7. Jelaskan tanda dan gejala yang umum terjadi pada penyakit pasien
R : pasien dapat menjelaskan kembali menganai tanda gejalanya
14.00 8. Identifikasi perubahan kondisi fisik pasien
R : pasien merasa lebih tenang dan nyaman
14.05 9. Berikan informasi kepada pasien sesuai dengan yang dibutuhkan
R : pasien merasa cukup dengan penjelasan yang diberikan