Dibina oleh :
Di
OLEH :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya Makalah ini membahas Obesitas pada Anak.
Pada dasarnya makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada mahasiswa tentang Obesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
II.II Klasifikasi.................................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................22
IV.I Kesimpulan.............................................................................................................................22
IV.II Saran......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang
hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius
karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah
obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria
dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria
biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti
buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan
obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami,
semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba
bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
4
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di
seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif
pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan
lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki
penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak
perempuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.
5
B. Klasifikasi
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih.
Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita untuk mencari solusi
dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
6
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak
lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si
anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau
nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.
D. Etiologi
7
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat
badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat
(ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh
dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan
anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang
telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang
kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya
8
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.
9
F. Patofisiologi pada obesitas
Sesak nafas
10
G. Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah
perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
11
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan
pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan
baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh
kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.
12
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan,
mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan
meminimalkan snack.
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah,
seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu
liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang
tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-
buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan
cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
13
Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi
contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan
pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan
makan berlebihan.
melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan
jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing.
berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak
untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga
berenang
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
14
b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
15
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang
berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
16
3.
17
batasan karakteristik : dan cairan medis yang
3. Output dapat
- Pemusatan Intake nutrisi mempengaruhi
makanan BB
harian
- Disfungsi pola dan cairan 3. Diskusikan
4 Energi bersama pasien
makan (seperti makan
5 Aktivitas mengenai
sambil melakukan kebiasaan, gaya
aktivitas lain) hidup dan factor
Keterangan : herediter yang
- Makan
1. Sangat Berat dapat
sebagai respon terhadap
mempengaruhi
pengaruh eksternal 2. Berat BB
(seperti situasi sosial) 3. Sedang 4. Diskusikan
- Makan bersama pasien
4. Ringan mengenai risiko
sebagai respon terhadap yang
5. Tidak ada
pengaruh internal berhubungan
(seperti kecemasan) dengan BB
- Tingkat aktivitas yang X : Sebelum intervensi berlebih dan
penurunan BB
rendah Y : Setelah intervensi 5. Dorong pasien
- Skinfold triceps wanita > untuk merubah
25 mm, laki-laki > 15 kebiasaan makan
mm 6. Perkirakan BB
badan ideal
- BB lebih besar 20% dari pasien
BB ideal
18
ekspirasi yang tidak memberi jalan nafas.
ventilasi adekuat. No Indikator 1 2 3 4 5 2. Posisikan
Batas karakteristik : 1. RR untuk
2. Kedalaman
-bradipneu meringankan
inspirasi
-dipsneu 3. Frekuensi dipsneu
-pola nafas apnormal 4 Volume 3. Monitor
Faktor yang tidal oksigenasi,
5 Otot bantu
berhubungan : BGA, SaO2,
nafas
Sindrom hipoventilasi. 6 Irama O2.
X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah dilakukan asuhan NIC :
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
Ketidakcukupan energi aktivitas pasien kembali normal Activity Therapy
psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan 1. Kolaborasikan
atau menyelesaikan aktifitas dengan tenaga
kehidupan sehari-hari yang rehabilitasi
NOC : Activity Tolerance medik dalam
harus atau yang ingin
dilakukan. merencanakan
No Indikator 1 2 3 4 5 program terapi
Batasan Karakteristik : 1 Energi yang tepat
- Respon tekanan darah 2 TTV 2. Bantu klien
abnormal terhadap 3 Status untuk
aktivitas mengidentifikasi
kardiopulmonari
- Respon frekwensi aktivitas yang
4 kelemahan
jantung abnormal mampu
5 ADLs
19
terhadap aktivitas dilakukan
- Perubahan EKG yang 3. Bantu untuk
Keterangan :
mencerminkan aritmia memilih aktivitas
- Perubahan EKG yang konsisten yang
mencerminkan iskemia sesuai dengan
1. Tidak adekuat
- Ketidaknyamanan setelah kemampuan
beraktivitas 2. Sedikit adekuat fisik, psikologi
- Dipsnea setelah dan social
3. Cukup adekuat
beraktivitas 4. Bantu untuk
- Menyatakan merasa letih 4. Sebagian adekuat mengidentifikasi
- Menyatakan merasa dan mendapatkan
5. Adekuat
lemah sumber yang
diperlukan untuk
Faktor Yang aktivitas yang
X : Sebelum intervensi
Berhubungan : diinginkan
- Tirah Baring atau Y : Setelah intervensi 5. Bantu untuk
mendapatkan alat
imobilisasi
bantuan aktivitas
- Kelemahan umum
seperti kursi
- Ketidakseimbangan
roda, krek
antara suplai dan
6. Bantu untuk
kebutuhan oksigen
mengidentifikasi
- Imobilitas aktivitas yang
- Gaya hidup monoton disukai
7. Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon
fisik, emosi,
20
social dan
spiritual
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
5. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu
proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi
dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah
ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa
keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan mengetahui
faktor-faktor tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa,
karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf
tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam
penanganan obesitas anak. Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih
diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak
sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog dan
petugas kesehatan lain. Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam
penangan anak obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi
obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada pengobatan.Pencegahan harus
dimulai sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.
Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat,
gemuk dan terlihat lucu.Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan
menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat.Tak heran
jika banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau balita lebih
menekankan pada upaya menambah berat.
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai
faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak
hanya ditentukan melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa disebut
dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik bagi
kesehatan anak.
B. Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
22
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya
lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan TV
atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun
binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan
fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
23
PUSTAKA
24