Anda di halaman 1dari 98

PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA
PERIODE 20 APRIL – 10 MEI 2020

Di Susun Oleh :
Anastasya Irma suryani, S.Kep 20194663036
Zubaidah, S.Kep 20194663077
Vika Ramadhana Fitriyani, S.Kep 20194663014
Herlinda Astoria, S.Kep 20194663048
Rifma Yuniar MW, S.Kep 20194663064
Nazula Nur Mawarda, S.Kep 20194663061
Aminatul Maulidia, S.Kep 20194663034
Ma’rifatin Insani, S.Kep 20194663051
Citra Ayu Lailatul M, S.Kep 20194663041
Fitri Annisa P, S.Kep 20194663046
Sulastri Ningsih, S.Kep 20194663071
Minda Septiyana, S.Kep 20194663056
Aditya, S.Kep 20194663078

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan IPTEK sangat mempengaruhi perkembangan ilmu

keperawatan. Manajemen keperawatan merupakan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan

tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan

pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan

yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang

ada harus bersifat kondusif dan belajar banyak langkah-langkah konkrit

dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah pada saat

penerimaan pasien baru.

Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan

kesehatan yang komprehensif melibatkan pasien dan keluarga yg sangat

mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien

dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan

asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Essensi dari

penerimaan pasien baru adalah agar keluarga/pasien dapat mengetahui

prosedur tindakan, kelanjutan pengobatan/perawatan, tata tertib ruangan dan

keluarga/pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya serta edukasi

yang diberikan sebelum mendapat perawatan, saat mendapat perawatan

maupun, edukasi pasien rencana pulang (discharge planning). Sedangkan

bagi perawat dapat meningkatkan komunikasi antara perawat, keluarga

pasien, mengetahui kondisi pasien secara umum, melakukan atau melengkapi

2
pengkajian pasien baru, mengurangi kecemasan keluarga/pasien serta

membina hubungan saling percaya.

Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan

keperawatan adalah salah satunya dengan melakukan proses penerimaan

pasien baru yang sesuai dengan alur yang terdapat dalam Model Asuhan

Keperawatan Profesional. Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa

Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya akan

melaksanakan roleplay tentang penerimaan pasien baru, berdasarkan Konsep

Model Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang Shofa 3A RSU Haji

Surabaya.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum :

Setelah dilakukan penerimaan pasien baru, mahasiswa mampu

melaksanakan penerimaan pasien yang baru, dengan memperkenalkan

pasien dengan perawat, lingkungan, dan tata tertib yang ada dirumah sakit,

serta Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat

dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sesuai standar

dan Setelah dilakukan roleplay discharge planning, mahasiswa mampu

melaksanakan sesuai dengan kaidah penatalaksanaan discharge planning.

1.2.2 Tujuan Khusus :

a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum, sapa dan

salam.

b. Memperkenalkan diri dan perawat yang jaga beserta peran masing-masing

perawat.

3
c. Memperkenalkan dokter yang bertanggung jawab.

d. Menjelaskan tentang tata tertib rumah sakit.

e. Memperkenalkan ruangan/lingkungan (kamar mandi, apotik, ners station,

masjid, kantin/koperasi, ruang kerja, ruang emergency).

f. Memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang lain.

g. Menjelaskan tentang pengelolaan obat.

h. Menjelaskan tentang sentralisasi obat

i. Mampu menyiapkan pasien dan keluarga yang akan pulang dari rumah

sakit secara fisik, psikologis, dan sosial.

j. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.

k. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang rencana tindakan

keperawatn yang akan diberikan beserta rasionalnya.

l. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam

memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien maupun

keluarga

m. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan

yang diberikan.

n. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Perawat

a. Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien dan

keluarga pasien.

b. Mempermudah perawat untuk mengkaji pasien.

c. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien atau keluarganya.

4
1.3.2 Bagi Pasien

a. Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi ruangan, perawatan, obat,

tata tertib ruangan, dan pelayanan.

b. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal terhadap pelayanan

keperawatan.

c. Menurunkan tingkat kecemasan pasien maupun keluarga pasien.

d. Mempercepat adaptasi pasien tentang tata tertib dan lingkungan yang ada

dirumah sakit.

1.3.3 Bagi Institus

Terciptanya model asuhan keperawatan professional, khususnya dalam hal

penerimaan pasien baru, sentralisasi obat dan discharge planing.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENERIMAAN PASIEN BARU

2.1.1 Pengertian Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima

kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien

baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,

medis dan tata tertib ruangan.

2.1.2 Tujuan Penerimaan Pasien Baru

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan roleplay penerimaan pasien baru, mahasiswa

mampu melaksanakan penerimaan pasien yang baru masuk dengan

memperkenalkan pasien dengan perawat, lingkungan, dan tata tertib

yang ada dirumah sakit

2. Tujuan Khusus :

a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum,

salam dan sapa.

b. Memperkenalkan diri dan perawat yang jaga beserta peran masing-

masing perawat.

c. Memperkenalkan dokter yang bertanggung jawab.

d. Menjelaskan tentang tata tertib rumah sakit.

e. Memperkenalkan ruangan/lingkungan (kamar mandi, apotik, ners

station, masjid, kantin/koperasi, kamar operasi, ruang kerja, ruang

emergency, dll).

6
f. Memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang lain.

2.1.3. Manfaat Penerimaan Pasien Baru

1. Bagi Perawat

a. Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien

dan keluarga pasien.

b. Mempermudah perawat untuk mengkaji pasien.

c. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien atau

keluarganya.

2. Bagi Pasien

a. Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi ruangan, perawatan,

obat, tata tertib ruangan, dan pelayanan.

b. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal terhadap pelayanan

keperawatan.

c. Menurunkan tingkat kecemasan pasien maupun keluarga pasien.

d. Mempercepat adaptasi pasien tentang tata tertib dan lingkungan

yang ada dirumah sakit.

i. Bagi Institusi

a. Terciptanya model asuhan keperawatan professional, khususnya

dalam hal penerimaan pasien baru.

b. Terlaksananya standar penerimaan pasien baru untuk meningkatkan

kepuasan pasien dan keluarga.

c. Membantu mengembangkan asuhan keperawatan profesional

dalam rangka meningkatkan asuhan keperawatan profesional yang

akan datang.

7
d. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan profesional sesuai

dengan perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat yang

semakin maju dan berkembang.

Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra\
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:
1. Lembar serah terima pasien dari
Ruangan lain atau OK (kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah
sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar inform consent
sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan
keluarga pasien
7. Kamar pasien (tempat tidur,

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Pelaksanaan Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang


tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru (tata tertib rumah saki, Ruangan, pasien
sekamar, obat, perawatan) dan petugas
farmasi
Post

Terminasi

Gambar 3.8 Alur Penerimaan Pasien Baru

Evaluasi
Tahapan Penerimaan Pasien Baru

1. Tahap penerimaan pasien baru :

1) Menyiapkan kelengkapan administrasi

2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan dan masalah atau

kasus pasien.

3) Menyiapkan format pengkajian pra bedah (khusus)

4) Menyiapkan nursing kit

5) Menyiapkan lembat tata tertib pasien dan pengunjung (khusus pasien

intensif).

2. Tahap penerimaan pasien baru :

1) Pasien baru diterima diruangan oleh karu / perawat primer (PP) atau

perawat penanggung jawab (PJ). Perawat menerima pasien baru

dengan mengucapkan salam, sapa dan memperkenalkan diri pada

pasien dan keluarga.

2) Perawat ruangan mengantar ke kamar yang telah disiapkan.

3) Perawat ruangan dan perawat pengirim memindahkan pasien ke tempat

tidur dan berikan posisi yang nyaman

4) Timbang terima dengan perawat yang mengantar, cek kelengkapan

data, kesesuaian terapi, dan gelang identitas serta penandaan resiko

jatuh yang telah diberikan dan standing order bila sudah ada

rekomendasinya, di format status present pasien (SBAR).

5) Lakukan pengkajian / assesmen awal rawat inap pasien sesuai format

assesmen pasien rawat inap secara komprehensif dan assesmen fokus

tentang assesmen nyeri, jatuh, dekubitus dan assesmen edukasi pasien

9
1 x 24 jam harus terisi juga rencana asuhan keperawatan di Dokumen

Rekam Medik (DRM).

6) Berikan informasi tentang kebijakan dan tata tertib rumah sakit setelah

pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan kepada pasien dan

keluarga.

7) Orientasikan ruangan pelayanan (nurse station, kamar mandi, tempat

urinal/pispot, arah kiblat, mesjid, apotik, kantin dan administrasi BPJS

atau asuransi yang lain serta kasir pembayaran).

8) Klarifikasi tentang penjaminan pembayaran pelayanan pasien, umum,

BPJS atau pihak ke tiga

9) Jelaskan tentang pelayanan pasien, yaitu dokter penanggung jawab

pelayanan (DPJP), perawat penanggung jawab asuhan pasien (PPJA),

sentralisasi obat, jadwal visite dan konsultasi dokter.

10) Jelaskan tentang penggunaan tempat tidur dan peralatan medis yang

digunakan pasien.

11) Laporkan kondisi pasien ke DPJP

12) Kolaborasi dengan dokter ruangan, laksanakan program pengobatan

bila sudah ada standing order jika belum ada maka hubungi dokter

yang merawat (DPJP) laporkan kondisi pasien menggunakan metode

SBAR (keadaan umum pasien), keluhan utama, tanda-tanda vital, hasil

laboratorium, hasil rontgen, tanyakan program pengobatan selanjutnya

dan diit pasien.

13) Perawat menanyakan kembali kejelasan informasi yang telah

disampaikan.

10
14) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas maka diminta untuk menanda

tangani inform concent dan penjelasan tata tertib

15) Perawat memesankan diit pasien ke instalasi gizi sesuai diit pasien

16) Ucapkan salam dan terimakasih sudah mempercayai RSU Haji

Surabaya.

17) Dokumentasi tindakan menerima pasien baru dicatatan asuhan

keperawatan.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Saat pemberian penjelasan jaga privasi pasien

2) Pelaksanaan secara efektif dan efisien

3) Ajak pasien komunikasi yang baik dan berikan kesempatan pasien /

keluarga untuk bertanya.

4) Dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer atau perawat

pelaksana yang telah diberi wewenang atau delegasi.

5) Saat berkomunukasi dengan pasien dan keluarga tetaplah tersenyum

dan gunakan komunikasi terapeutik

4. Peran Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru

1. Kepala ruangan

a. Mendelegasikan kepada PP atau PA

b. Memperkenalkan PP atau PA

c. Menerima pasien baru

2. Perawat primer

a. Menerima telepon dari rekam medik/IGD/Poliklinik

b. Menyiapkan lembar serah terima dan penerimaan pasien baru

11
c. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru

d. Menerima obat, alat, hasil pemeriksaan penunjang yang dibawa

dan catatan khusus.

e. Melakukan pengkajian, membuat diagnosa keperawatan,

intervensi dan implementasi keperawatan pada pasien baru.

f. Mengorientasikan pasien dan keluarga tentang tata tertib

ruangan, situasi dan kondisi ruangan

g. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang

bertanggung jawab dan memperkirakan hari perawatan jika

memungkinkan.

h. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

3. Perawat associate

Membantu perawat primer dalam pelaksanaan penerimaan pasien

baru.

5. Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru

Kegiatan penerimaan pasien baru dilaksanakan pada minggu kedua

sampai dengan minggu ketiga selama mahasiswa praktek di Shofa 3A

RSU Haji Surabaya Ruangan yang digunakan dalam menerima pasien

baru adalah ruang Nurse Station.

6. Instrument Penerimaan Pasien Baru

1. Surat pengantar masuk RS

2. Lembar instalasi gawat darurat

3. Asesment awal pemberian informasi dan edukasi

4. Pengkajian keperawatan pasien rawat inap

12
5. Persetujuan umum atau general consent

6. Asesment keperawatan medikal bedah

7. Lembar transfer pasien internal

8. Persetujuan tindakan medik

2.2. SENTRALISASI OBAT

2.2.1. Pengertian

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang

akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh

perawat (Nursalam, 2009). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi,

maupun cairan diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan

pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau

keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat

tersebut.

2.2.2. Tujuan sentralisasi Obat

Menurut Nursalam (2011) sentralisasi obat bertujuan untuk

menggunakan secara bijaksana dan menghindari pemborosan sehingga

kebutuhan asuhan keperawatan terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah

beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi :

a. Memberikan bermcam-macam obat untuk satu pasien.

b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standar yang

lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan

keamanan yang sama.

c. Meresepkan obat sebelum diagnostik pasti dibuat “hanya untuk

mencoba”

13
d. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.

e. Memberikan obat pada pasien yang tidak mempercayainya dan yang

akan membuang atau lupa untuk minum.

f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang

tersisa sesudah batas kedaluarsa.

g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak

efektif’

h. Meletakkan obat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada

suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.

2.2.3. Penerimaan obat

a. Obat yang telah diresepkan oleh dokter akan diserahkan kepada perawat

dan perawat akan menunjukkan resep tersebut kepada pasien atau

keluarga pasien untuk mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga

terkait dengan harga obat jika pasien merupakan pasien umum.

b. Perawat memberikan resep kepada farmasi untuk dipersiapkan oleh

tenaga farmasi dalam bentuk unit dose dispensing (UDD)

c. Perawat mengambil sediaan obat pasien ke depo farmasi dengan

menerima lembar terima obat.

d. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak

obat.

e. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus

diminum.

14
2.2.4. Pembagian obat

a. Obat yang telah diterima oleh perawat kemudian ditulis dan dibuatkan

jadwal pemberian dalam medication chart.

b. Sebelum obat diberikan pada pasien, perawat harus melakukan crosscheck

untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat yang

mempersiapkan obat untuk diberikan ke pasien harus menuliskan paraf

(checker system). Sehingga tidak menutup kemungkinan perawat pada

shift lain dapat menyiapkan obat untuk shift lain.

c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, manfaat

obat, dosis obat, cara pemberian, jumlah obat, dan efek samping obat pada

pasien/ keluarga. Observasi adanya efek samping setelah minum obat.

Kemudian perawat yang memberikan obat meminta pasien/keluarga

menandatangani pada format pemberian obat sebagai bukti obat telah

diberikan/diinjeksikan.

d. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/ keluarga dan

kemudian dimintakan resep kepada dokter penanggungjawab klien disertai

dengan keterangan berapa lama pasien mendapatkan obat tersebut.

2.2.5. Penambahan obat baru

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau

jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format

pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi.

b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka

dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat khusus dan

15
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat

(Nursalam, 2009)

2.2.6. Obat khusus

a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang

memiliki harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang

cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan

dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.

b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format

pemberian obat khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat

primer

c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama

obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab

pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada

keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga

pada saat pemberian obat (Nursalam, 2009)

2.2.7. Pengembalian obat

Pada pasien (Umum) pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa

maka obat dikembalikan kepada depo farmasi untuk diganti dengan uang

sesuai harga obat.

2.2.8. One Day Dose Dispensing (ODDD)

One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah suatu cara penyerahan obat

dimana obat-obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar

dalam dosis perhari yang berisi obat untuk pemakaian satu hari.

Keuntungan sistem ini adalah:

16
1. Pasien hanya membayar obat yang dipakai

2. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan

perawat

3. Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat

4. Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada

5. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi

Sistem penyaluran/distribusi perbekalan farmasi dapat dilakukan

secara:

1. Sentralisasi

Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi

sentral dan tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.

2. Desentralisasi

Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan

farmasi sehingga lebih cepat menjangkau penderita.

17
2.2.9. Alur sentralisasi obat

Dokter

Resep

Perawat

Farmasi

Tanda terima
Perawat

Sentralisasi Obat

One Day Dose Dispensing

Medication Chart Salinan obat

Persiapan obat Pasien

Obat diberikan ke Pulang/Pindah/meningg


pasien al

Sisa obat

Pengembalian oleh farmasi

Bagan 2.1 Alur Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

18
2.3. DISCHARGE PLANNING

2.3.1. Definisi Discharge Planning

Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses

mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit

yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.

Discharge planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian

berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang

kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan,

perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang

dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan.

Sedangkan definisi discharge planning menurut Bull (2000) merupakan

suatu proses interdisiplin yang menilai perlunya sebuah perawatan tindak

lanjut dan seseorang untuk mengatur perawatan tindak lanjut tersebut kepada

pasien, baik perawatan diri yang diberikan oleh anggota keluarga, perawatan

dari tim profesional kesehatan atau kombinasi dari keduanya untuk

meningkatkan dan mempercepat kesembuhan pasien.

2.3.2. Tujuan Discharge Planning

Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk

kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit. Menurut

Nursalam (2011) tujuan discharge planning/perencanaan pulang antara lain

sebagai berikut:

1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial

2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.

19
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.

4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain

5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan

keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan

status kesehatan pasien

6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan

masyarakat.

Di dalam perencanaan pulang, terdapat pemberian edukasi atau

discharge teaching dari tim kesehatan. Menurut William & Wilkins

(2009) discharge teaching harus melibatkan keluarga pasien atau

perawat lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan home

care yang tepat. Discharge teaching bertujuan agar pasien:

1. Memahami mengenai penyakitnya

2. Melakukan terapi obat secara efektif

3. Mengikuti aturan diet secara hati-hati

4. Mengatur level aktivitasnya

5. Mengetahui tentang perawatan yang dilakukan

6. Mengenali kebutuhan istirahatnya

7. Mengetahui komplikasi yang mungkin dialami

8. Mengetahui kapan mencari follow up care

2.3.3. Manfaat Discharge Planning

Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut

(Nursalam, 2011):

20
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat panjaran selama

di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.

2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin

kontinutas keperawatan pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada

penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau

kebutuhan keperawatan baru.

4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan

keperawatan rumah.

Sedangkan menurut Doengoes, Moorhouse & Murr (2007) banyak

sekali manfaat yang didapatkan dari discharge planning, diantaranya adalah:

1. Menurunkan jumlah kekambuhan

2. Penurunan perawatan kembali ke rumah sakit dan kunjungan ke

ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa

diagnosa

3. Membantu pasien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan

biaya pengobatan

4. Setelah pasien dipulangkan, pasien dan keluarga dapat mengetahui

apa yang telah dilaksanakan, apa yang harus dan tidak boleh

dilakukan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk

meningkatkan status kesehatan pasien

5. Ringkasan pulang dapat disampaikan oleh perawat praktisi atau

perawat home care dan mungkin dapat dikirim ke dokter yang terlibat

untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan

21
kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan

dan pemantauan kebutuhan.

2.3.4. Prinsip Discharge Planning

Tingkat keberhasilan dari discharge planning serta penyembuhan

pasien harus didukung terhadap adanya prinsi-prinsip yang mendasari,

yang juga merupakan tahapan dari proses yang nantinya akan mengarah

terhadap hasil yang diinginkan. Menurut Department of health (2004)

dalam buku karya Liz Lees (2012) disebutkan ada beberapa prinsip dalam

discharge planning, diantaranya adalah:

1. Mempunyai pengetahuan yang spesifik terhadap suatu proses penyakit

dan kondisinya

2. Dapat memperkirakan berapa lama recovery pasien, serta perbaikan

kondisi yang muncul dari proses penyembuhan tersebut

3. Melibatkan serta selalu berkomunikasi dengan pasien, keluarga atau

pengasuh dalam proses discharge planning

4. Turut serta dalam menangani masalah dan kesulitan yang mungkin akan

muncul terhadap pasien

5. Melibatkan suatu proses dalam tim multidisiplin

6. Selalu mengkomunikasikan rencana yang akan dilakukan dengan tim

multidisiplin untuk menghindari adanya kesalahan

7. Membuat suatu arahan yang tepat dan tindak lanjut yang sesuai dengan

hasil

8. Memiliki suatu koordinasi tim untuk tindak lanjut rencana perawatan

berkelanjutan dan memiliki informasi tentang nama tim kesehatan yang

22
bertanggung jawab untuk setiap tindakan, serta dalam kasusu yang

kompleks dilakukan identifikasi satu pemimpin kasus

9. Disiplin, tegas serta selalu melaksanakan aktivitas dari discharge

planning

10. Meninjau dan selalu memperbarui rencana untuk progress yang lebih

baik

11. Selalu memberikan informasi yang akurat terhadap semua yang terlibat.

Sedangkan beberapa prinsip pada pelaksanaan discharge planning

menurut Nursalam (2011), yaitu:

1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan

dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.

2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan

masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga

kemungkinan masalah yang mungkin timbul di rumah dapat segera

diantisipasi.

3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang

merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja

sama.

4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang

ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang

disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas

yang tersedia di masyarakat.

23
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.

Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus

dilakukan.

2.3.5. Jenis Discharge Planning

Chesca (1982) dalam Nursalam (2011) mengklasifikasikan jenis

pemulangan pasien sebagai berikut:

1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang

ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat

komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus

ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini

merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun

apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan

dapat dilakukan kembali.

3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan

pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk

pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama

dengan perawat puskesmas terdekat.

2.3.6. Komponen Discharge Planning

Ada beberapa komponen spesifik dari discharge planning  yang harus

didokumentasikan menurut Kowalski (2008), meliputi:

1. Peralatan atau barang yang diperlukan dirumah; pastikan bahwa

keluarga dapat memperoleh atau mengetahuinya dimana keluarga

24
dapat mendapatkan segala peralatan atau barang yang dibutuhkan

pasien

2. Perkenalkan cara penggunaan peralatan atau barang yang diperlukan

pasien, termasuk ajarkan dan demonstrasikan cara perawatan pasien

kepada keluarga

3. Untuk diet, sarankan pada ahli nutrisi untuk mengajarkan pasien dan

keluarga agar memahami makanan yang seharusnya dikonsumsi

maupun tidak.

4. Obat-obatan selalu dipastikan selalu tersedia di rumah

5. Untuk prosedur tertentu, seperti penggantian dresssing, dapat

dilakukan dirumah. Pada kondisi awal, prosedur harus didampingi

oleh perawat supervisi dan klien atau keluarga dapat mengikuti untuk

mempraktekkan dibawah pengawasan perawat supervisi

6. Pada setiap kunjungan, perawat selalu mendokumentasikan apakah

pasien dan keluarga mendapatkan atau menyediakan obat atau alat

yang dibutuhkan pasien dirumah

7. Membuat janji untuk kunjungan rumah selanjutnya

8. Ajarkan mengenai aktivitas yang dianjurkan dan boleh dilakukan serta

yang tidak diperbolehkan

9. Dokumentasikan setiap edukasi yang telah diajarkan pada pasien dan

keluarga

Menurut CADPACC (1995) dalam Gielen (2015) ada beberapa

komponen sebelum dilakukannya discharge planning, yaitu:

25
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu

pada discharge planning

2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya

untuk memfasilitasi dilakukannya discharge planning

3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan

agar tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi

4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi

pada pasien dengan penyakit kronis

5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang

langkah atau rencana dari discharge planning yang akan dilakukan.

2.3.7. Tahapan Discharge Planning

1. Tahap I : Saat pasien masuk mengenai pengkajian fisik psikososial,

status fungsional, kebutuhan pendidikan kesehatan mengenai komdisi

pasien serta pemahaman pasien dan keluarga dari disiplin klinis lainnya

seperti fisoterapis atau ahli gizi

2. Tahap II : Fase Diagnostik, yaitu kebutuhan pendidikan kesehatan

mengenai kondisi pasien serta pelaksanaan, pemeriksaan diagnostik

pasien itu.

3. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah stabil dan

sudah adanya perkiraan kapan pasien pulang dengan melakukan

pendidikan kesehatan dan diskusi mengenai rencana ke depannya

setelah pasien pulang.

26
4. Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien akan pulang dengan

melakukan diskusi dengan keluarga pasien mengenai pengawasan pada

pasien di luar rumah sakit.

2.3.8. Mekanisme Discharge Planning

Discharge planning mencakup kebutuhan seluruh pasien, mulai

dari fisik, psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Proses ini tiga fase,

yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut,

diutamakan upaya medis untuk segera melaksanakan discharge planning.

Pada fase transisional, ditahap ini semua cangkupan pada fase akut

dilaksankan tetapi urgensinya berkurang. Dan pada fase pelayanan

berkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan

pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang dibutuhkan setelah

pemulangan. (Perry & Potter, 2005).

Perry dan Potter (2005), menyusun format discharge planning sebagai

berikut:

1. Pengkajian

a. Sejak pasien masuk kaji kebutuhkan discharge planning pasien, focus

pada terhadap kesehatan  fisik, status fungsional, sistem pendukung

sosial, finansial, nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis,

pendidikan, serta tintangam terhadap keperawatan.

b. Kaji pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubunga

dengan kondisi yang akan diciptakan di rumah tempat tinggal pasien

setelah keluar dari rumah sakit sehingga terhindar dari komplikasi

27
c. Kaji cara pembelajaran yang disukai oleh pasien agar pendidikan

kesehatan yang diberikan bermanfaat dan dapat ditangkap oleh pasien

maupun keluarga. Tipe materi pendidikan yang berbeda – beda dapat

mengefektifkan cara pembelajaran yang berbeda pada  pasien.

d. Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap  faktor

lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan

diri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan,

fasilitas kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang

perawat perawatan di rumah dapat  dirujuk untuk membantu dalam

pengkajian).

e. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengkaji

kebutuhan untuk rujukan pelayanan kesehatan rumah maupun fasilitas

lain.

f. Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan  perawatan

kesehatan di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian  terhadap

kemampuan keluarga untuk mengamati care giver dalam memberikan

perawatan kepada pasien. Dalam hal ini sebelum  mengambil keputusan,

mungkin perlu berbicara secara terpisah dengan pasien dan keluarga

untuk mengetahui kekhawatiran yang sebenarnya atau keragu-raguan

diantara keduanya.

g. Kaji penerimaan pasien terhadap penyakit yang sedang diderita

berhubungan dengan pembatasan.

h. Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang 

kebutuhan setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat

28
klinik spesialis, perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah).

Tentukan kebutuhan rujukan pada waktu yang berbeda

2. Diagnosa Keperawatan

Perry dan Potter (2005) adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan

antara lain:

a. Kecemasan, hal ini dapat menginterupsi proses keluarga.

b. Tekanan terhadap care giver, hal yang menyebabkannya adalah

ketakutan.

c. Kurang pengetahuan terhadap pembatasan perawatan di rumah, pasien

mengalami defisit perawatan diri

d. Stres sindrom akibat perpindahan, hal ini berhubungan dengan upaya

meningkatkan  pertahanan/pemeliharaan di rumah.

3. Perencanaan

Perry dan Potter (2005) hasil yang diharapkan jika seluruh prosedur telah

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Pasien atau keluarga sebagai caregiver mengerti akan keberlangsungan

pelayanan kesehatan di rumah (atau fasilitas lain), penatalaksanaan atau

pengobatan apa yang dibutuhkan, dan .

b. Pasien dan keluarga mampu mendemonstrasikan aktivitas perawatan diri.

c. Rintangan kepada pergerakan pasien dan ambulasi telah diubah dalam

setting rumah.

4. Penatalaksanaan

29
Perry dan Potter (2005) penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian,

yaitu  penatalaksanaan yang dilakukan sebelum hari pemulangan, dan 

penatalaksanaan yang dilakukan pada hari pemulangan.

a. Persiapan Sebelum Hari Pemulangan Pasien

1) Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi memenuhi

kebutuhan pasien.

2) Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi

tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat

dilakukan sekalipun pasien masih di rumah.

3) Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta kemauan untuk

belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat

mungkin selama dirawat di rumah sakit. Pamflet, buku-buku, atau

rekaman video dapat diberikan kepada pasien muapun sumber yang yang

dapat diakses di internet.

4) Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan

usulan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang

terlibat dalam perawatan pasien.

b. Penatalaksanaan Pada Hari Pemulangan

Perry dan Potter (2005) berpendapat apabila beberapa aktivitas berikut

ini dapat dilakukan sebelum hari pemulangan, maka perencanaan yang

dilakukan akan lebih efektif. Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu:

1) Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang

berhubungan dengan perawatan di rumah. Kesempatan terakhir untuk

mendemonstrasikan kemampuan juga bermanfaat.

30
2) Periksa instruksi pemulangan dokter, masukkan dalam terapi, atau

kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus. (Instruksi harus

dituliskan sedini mungkin). Persiapkan kebutuhan yang mungkin

diperlukan pasien selama perjalanan pulang (seperti tempat tidur

rumah sakit, oksigen, feeding pump).

3) Pastikan pasien dan keluarga telah dipersiapkan dalam kebutuhan

transportasi menuju ke rumah.

4) Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan semua barang

milik pasien. Jaga privasi pasien sesuai kebutuhan.

5) Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang

pasien. Dapatkan daftar pertinggal barang-barang berharga yang telah

ditandatangani oleh pasien, dan instruksikan penjaga atau

administrator yang tersedia untuk menyampaikan barang-barang

berharga kepada pasien.

6) Persiapkan pasien dengan prescription atau resep pengobatan pasien

sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter. Lakukan pemeriksaan

terakhir untuk kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang

aman untuk administrasi diri.

7) Berikan informasi tentang petunjuk untuk janji follow up ke kantor

dokter.

8) Hubungi kantor agen bisnis untuk menentukan apakah pasien

membutuhkan daftar pengeluaran untuk kebutuhan pembayaran.

Anjurkan pasien dan keluarga mengunjungi kantornya.

31
9) Dapatkan kotak untuk memindahkan barang-barang pasien. Kursi

roda untuk pasien yang tidak mampu ke mobil ambulans. Pasien yang

pulang dengan menggunakan ambulans diantarkan oleh usungan

ambulans.

10) Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap

tubuh dan teknik pemindahan yang sopan. Dampingi pasien memasuki

unit dimana transportasi yang dibutuhkan sedang menunggu. Kunci

roda dari kursi roda. Bantu pasien pindahke mobil pribadi atau

kendaraan untuk transportasi. Bantu keluarga menempatkan barang-

barang pribadi pasien ke dalam kendaraan.

11) Kembali ke bagian, dan laporkan waktu pemulangan kepada

departemen pendaftaran/penerimaan. Ingatkan bagian kebersihan

untuk membersihkan ruangan pasien.

5. Evaluasi

a. Minta pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang penyakit,

pengobatan yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus

dilaporkan kepada dokter.

b. Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap

pengobatan yang akan dilanjutkan di rumah.

c. Perawat yang melakukan perawatan rumah memperhatikan keadaan

rumah, mengidentifikasi rintangan yang dapat membahayakan bagi

pasien, dan menganjurkan perbaikan

32
2.3.9. Alur Discharge Planning
Dokter dan Tim Kesehatan PP dibantu PA

Keadaan Klien :
Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
Tingkat ketergantungan
klien

Perencanaan Pulang

Penyelesaian Administrasi Program HE : Lain-Lain


Diet
Obat
Aktivitas dan kegiatan
Yang perlu dibawa pulang
Rencana control
Jadwal pesan khusus

Monitoring (sebagai
program service safety)
oleh:
Keluarga dan Petugas

2.3.10. Peran Perawat Dalam Discharge Planning

1. Kepala Ruangan

33
a. Membuka acara discharge planning

b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning

2. Perawat Primer

a. Membuat rencana discharge planning

b. Membuat leafleat

c. Memberikan konseling

d. Memberikan pendidikan kesehatan

e. Menyediakan format discharge planning

3. Perawat Associate: merencanakan agenda discharge planning (pada saat

perawatan dan diakhiri perawatan)

2.3.11. Standart JCAHO Untuk Pasien Masuk dan Pulang

1. Sebelum klien masuk ke rumah sakit

Identifikasi dan gunakan sumber informasi yang sedia tentang kebutuhan

klien. berkomunikasi dengan tempat perwatan dan organisasi pelayanan

lain.

2. Saat klien masuk ke rumah sakit

Rumah sakit:

Memberi pelayanan yang sesuai dengan misi, populasi yang

dilayani, dan tempat pelayanan. Membuat perjanjian dengan organisasi

dan tempat pelayanan lain untuk membantu klien masuk kerumah sakit.

Klien mendapat rujukan dan transfer kebutuhannya berdasarkan intensitas,

resiko, dan tingkat kemammpuan staf. jika perlu, jika perlu konsultan

klinik dan pengaturan kontrak digunakan un'tuk melakukan rujukan dan

pemindahan.

34
Dirumah sakit

Pelayanan diberikan secara berkesinambungan, dimulai dari

pengkajian sampai tindakan pengobatan dan pengkajian tindakan pulang.

Perawatan klien terkoordinasi sesama pelaksana.

Sebelum pulang

Kebutuahn pengkajian perencanaan pulang dilakukan. Rumah sakit

mempunyai cara untuk mengidentifikasi klien yang memerlukan

perencanaan pulang. Pendidikan yang diberikan akan mempersiapkan

klien untuk pulang kerumah.

Pada saat pulang

Kilen langsung dirujuk ke praktisi, tempat pelayanan, dan

organisasi pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

yang berkesinambungan untuk klien. Penggunaan dan nilai keperawatan

yang berkesinambungan untuk memenuhi kebutuahan klien, dikaji ulang.

Rumah sakit meberi informasi atau data untuk membantu lembaga yang

lain memenuhi kebutuhan perawat yang berkesinambungan untuk klien

35
BAB 3

KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Hari/ Tanggal : Senin, 4 Mei 2020

Pukul : 09.00 WIB

Pelaksana : Kepala Ruangan, PP,PA, Tim Igd,Moderator dan

observer dan pasien

Topik : Aplikasi peran dan pelaksanaan penerimaan pasien

baru

Tempat : Ruang Shofa 3A RSU Haji Surabaya

Sasaran : Pasien baru masuk di ruang Shofa 3A RSU Haji

Surabaya

3. 2 Pengorganisasian Kegiatan

Penanggung Jawab : Aminatul Maulidya M S.Kep

Kepala ruangan : Zubaidah,S.Kep

Perawat Primer : Ma’rifatin Insani,S.Kep

Perawat Associate : Nazula Nur Mawarda,S.Kep

Perawat IGD : Herlinda Astoria,S.Kep

Observer : Fitri Annisa,S.Kep

Pasien : Minda Septiyana,S.Kep

Narator : Rifma Yuniar,S.Kep

Supervisior : Puji Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Pembimbing Akademik : Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik : Denok Jua Pratiwi, S.Kep., Ns

36
3.3 Metode

Role play.

3.4 Media

1. Surat pengantar masuk RS

2. Lembar instalasi gawat darurat

3. Asesment awal pemberian informasi dan edukasi

4. Pengkajian keperawatan pasien rawat inap

5. Persetujuan umum atau general consent

6. Asesment keperawatan medikal bedah

7. Lembar transfer pasien internal

8. Persetujuan tindakan medik

3.5 Mekanisme Kegiatan

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA


Pra Penerimaan 1. PP menerima Nurse Station 10 menit PP
pasien baru telpon dari IGD
akan ada pasien
baru
2. PP
memberitahu PP
bahwa akan ada
pasien baru
3. PP menyiapkan
hal-hal yang
diperlukan dalam
penerimaan pasien
baru, diantaranya,
menyiapkan format

37
penerimaan pasien
baru, format
pengkajian,
informed consent
sentralisasi obat,
nursing kit, lembar
tata tertib pasien
dan pengunjung
ruangan,
4. PP meminta
bantuan PA untuk
mempersiapkan
tempat tidur pasien
baru
5. PP menanyakan
kembali pada PP
tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien
baru
6. PP
menyebutkan hal-
hal yang perlu
diajarkan pada
pasien

Pelaksanaan 1. PP dan PA Kamar Pasien 30 menit PP


penerimaan menyambut pasien PA
pasien baru dan keluarga Perawat IGD
dengan memberi Pasien dan
salam serta keluarga
memperkenalkan
diri dan PP pada

38
klien/keluarga
2. PP dan PA
menunjukkan
tempat tidur pasien
yang akan
ditempati.
3. PP
menjelaskan
tentang identitas
dan fungsi
pemasangan
gelang pasien
4. PP dan PA
mempersilahkan
pasien untuk
istirahat di tempat
tidur, dan
melakukan
pengkajian
5. KARU, PP,
dan Perawat IGD
melakukan
timbang terima
pasien baru di
nurse station
6. PP1
memanggil salah
satu keluarga
pasien untuk
diberikan
informasi dan
mengisi

39
kelengkapan
dokumentasi
penerimaan pasien
baru
7. PP1
menjelaskan
mengenai beberapa
hal yang tercantum
dalam lembar
penerimaan pasien
baru.
8. PP
menjelaskan dan
mendemonstrasika
n cuci tangan 6
langkah
9. PP
menanyakan
kembali pada
pasien tentang
kejelasan materi
yang telah
disampaikan
10. PP
memberikan
reinforcemen pada
pasien dan
keluarga
11. Ditanyakan
kembali pada
pasien dan
keluarga mengenai

40
hal-hal yang belum
dimengerti.
12. PP
mengucapkan
terima kasih
kepada pasien
13. Konsul
dokter sesuai
dengan kondisi
pasien dengan
format SBAR
14. PP
menyusun renpra
15. Pendokume
ntasian
16. PP dan PA
menyampaikan
laporan pada
KARU.
Post penerimaan 1. KARU Nurse Station 5 menit KARU
pasien baru, melakukan PP
evaluasi tentang PA
orientasi yang telah
dilakukan
2. KARU
memberikan
reward pada PP
dan PA

3.6 Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

41
- Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan

pasien baru, lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK,

informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib

pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.

- Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan

PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA

2. Evaluasi Proses

- Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.

- PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan

catatan khusus.

- PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.

- Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan

(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib Ruangan.

- Keluarga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi

obat.

- Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.

3. Evaluasi Hasil

- Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.

- Pasien mengetahui tentang fasilitas Ruangan, perawatan, medis, serta

tata tertib Ruangan

- Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu

alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).

4. Hambatan

Pelaksanaan penerimaan dari IGD berjalan optimal

42
3.5 Mekanisme Kegiatan Sentralisasi Obat

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA


Pra KARU : Nurse 5 menit KARU

Sentralisasi  Minta PP untuk menyiapkan hal- Station PP

obat hal yang berkaitan dengan

sentralisasi obat

 Bertanya kembali pada PP tentang

kelengkapan untuk sentralisasi obat

1. PP

 Beritahu dan minta bantuan PA

untuk menyiapkan informed

sentralisasi obat

 Menyiapkan hal-hal yang

diperlukan dalam penerimaan px

baru (lembar pasien masuk RS,

lembar serah terima px dari

ruangan lain, lembar pengkajian,

43
lembar inform consent nursing kit,

dan lembar tata tertib pasien)

 Sebutkan hal-hal yang telah

dipersiapkan
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA sambut pasien dan Kamar 20 menit KARU

sentralisasi keluarga dengan beri salam Pasien PP

obat 2. PP : PA

 menunjukkan pada pasien Pasien dan

sentralisasi obat keluarga

 menyuruh PA untuk mengantarkan

pasien ke ruangannya dan lakukan

asessment

 penerima obat, alat, data

pemeriksaan penunjang yang

dibawa dan catatan khusus

kemudian dokumentasi pada

lembar serah terima pasien dari

ruangan lain.

Post KARU : Nurse 5 menit KARU

sentralisasi  lakukan evaluasi tentang Station PP

obat orientasi yang telah dilakukan PA

 beri reward pada PP dan PA

3.5 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

44
1) Persiapan pasien

2) Persiapan format dan kelengkapan sentralisasi obat

3) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Shofa 3A

RSU Haji Surabaya

4) Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat

2. Evaluasi proses

1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan

yang telah di tentukan dan pasien telah menyetujui informed

consent untuk dilakukan sentralisasi obat

2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang

telah ditentukan.

3) Perawat yang bertugas sesuai perannya

3. Evaluasi hasil

1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat

2) Perawat mudah mengontrol pemberian obat

3) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar

4) Kien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada

petugas

5) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.

45
1.1. Kerangka Kerja

Pra
Karu memberitahu PP adanya pasien yang perlu diberi
discharge planning

Pelaksanaan

PP menyiapkan:
8. Lembar persetujuan
discharge planning
9. Leaflet discharge planning

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan


melalui program discharge planning oleh PP
dan PA

Terminasi
Post
Evaluasi

46
1.2. Mekanisme Diacharge Planning

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA


Pra 1. KARU meminta PP Nurse 10 menit KARU

discharge melaksanakan discharge Station PP

planning planning

2. PP menyiapkan berkas yang

berkaitan dengan discharge

planning.

3. KARU menanyakan

kembali pada PP tentang

kelengkapan untuk pemberian

discharge planning

4. PP menyebutkan pada

KARU hal-hal yang perlu

diajarkan pada pasien dan

keluarga

5. KARU memeriksa

discharge planning
Pelaksanaan 6. KARU, PP, dan PA Kamar 30 menit KARU

discharge menuju ke kamar pasien untuk Pasien PP

47
plannung melakukan discharge planning PA

7. KARU menjelaskan Pasien dan

tujuan discharge planning.yang keluarga

akan diberikan oleh PP dan PA

8. PP dibantu PA

melakukan discharge planning

tahap II yaitu:

 Pengkajian kebutuhan

pendidikan kesehatan:

a. Proses penyakit

b. Obat-obatan

c. Prosedur, cara

perawatan

d. Keamanan pasien

e. Rehabilitas

f. Diet dan nutrisi

g. Managemen nyeri

9. PP menjelaskan dan

mendemonstrasikan cuci

tangan 6 langkah

10. PP menanyakan

kembali pada pasien tentang

kejelasan materi yang telah

disampaikan

48
11. PP memberikan

reinforcemen pada pasien dan

keluarga

12. PP menanyakan

kembali pada pasien dan

keluarga mengenai hal-hal

yang belum dimengerti.

13. PP mengucapkan terima

kasih kepada pasien

14. Pendokumentasian

15. PP dan PA

menyampaikan laporan pada

KARU.
Post 16. KARU melakukan evaluasi Nurse 5 menit KARU

discharge tentang discharge planning Station PP

planning yang telah dilakukan PA

17. KARU memberikan reward

pada PP dan PA

1.3. Evaluasi

 Evaluasi struktur :

Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain SOP, informed

consent, dan leaflet discharge planning

 Evaluasi proses :

1. Karu meminta PP yang dibantu PA untuk

49
melakukan discharge planning pada pasien

2. PP dibantu oleh PA menyiapkan instrumen

discharge planning

3. Karu membuka jalannya discharge planning

4. PP menjelaskan tentang discharge planning yang

di berikan

5. Keluarga menandatangani informed consent

discharge planning

 Evaluasi hasil :

1. Hasil discharge planning didokumentasikan dengan benar.

2. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, obat – obatan, prosedur

dan cara perawatan, keamanan pasien. Rehabilitasi, diet dan nutrisi,

manajemen nyeri

3. Pasien sudah menandatangani inform consent discharge planning

50
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa :

Dika Sukmana. Jakarta

Nursalam, 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan

Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan

Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

PSIK, 2003. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan

Ners. Surabaya

51
STASE MANAJEMEN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

LEMBAR CEK LIST

PENERIMAAN PASIEN BARU

Hari / Tanggal : Senin, 4 Mei 2020

Nama pasien / RM : Ny. Minda

Ruangan : Shofa 3A RSU Haji Surabaya

Penanggung jawab : Zubaidah S.Kep

ASPEK DILAKUKAN
PARAMETER KETERANGAN
PENILAIAN Ya Tidak
Tahap KARU :

persiapan  Minta PP untuk menyiapkan hal-

hal yang berkaitan dengan

penerimaan px baru

 Bertanya kembali pada PP tentang

kelengkapan untuk penerimaan px

baru

PP

 Beritahu dan minta bantuan PA

untuk menyiapkan tempat tidur px

baru

 Menyiapkan hal-hal yang

diperlukan dalam penerimaan px

baru (lembar pasien masuk RS,

52
lembar serah terima px dari

ruangan lain, lembar pengkajian,

lembar informconsent nursing kit,

dan lembar tata tertib pasien)

 Sebutkan hal-hal yang telah

dipersiapkan

Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA sambut pasien

penerimaan dan keluarga dengan beri salam

pasien baru 2. PP :

 menunjukkan pada pasien tempat

tidur yang akan ditempati.

 PP melakukan identifikasi pasien

dengan menanyakan nama,

tanggal lahir dan mencocok kan

dengan gelang identitasnya

 menyuruh PA untuk

mengantarkan pasien ke ruang

observasi dan melakukan

pengkajian.

 lakukan serah terima pasien baru

dengan petugas yang mengantar

pasien

3. PP brangkat ke kamar pasien.

mengenalkan diri dan

53
mengenalkan PP serta PA kepada

pasien dan keluarga

PP : perkenalkan saya ners wati

sebagai perawat penanggung

jawab sift jaga pada hari ini.

 Melakukan validasi terkait hasil

pengkajian PA

 Mengisi lembar pasien masuk

serta menjelaskan mengenai

beberapa hal yang tercantum

dalam lembar penerimaan pasien

baru.

 PP dan keluarga pasien

menandatangani penerimaan

pasien baru dan persetujuan

sentralisasi obat.

 bertanya kembali pada pasien dan

keluarga mengenai hal-hal yang

belum dimengerti.
Post KARU :

penerimaan  lakukan evaluasi tentang orientasi

pasien baru yang telah dilakukan

 PP melaporkan pada dokter DPJP

bahwa ada pasien baru

 PP melengkapi dokumentasi PPB

54
dan membuat renpra

 PP melapor pada karu bahwa telah

menyelsaikan PPB sentralisasi

obat

 Karu mengevaluasi dan mengecek

kelengkapan dokumentasi

 Karu memberi rewerd kepada PP

dan PA
Sub Total
Total
Prosentase

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 65-75%
Kurang : < 64%

Keterangan :
Dilakukan :2
Tidak dilakukan : 1

Observer

(Fitri Anisa Putri, S.Kep)


RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarji

STASE MANAJEMEN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

LEMBAR CEK LIST

55
PENERIMAAN PASIEN BARU

PENJELASAN TENTANG
1. Konfirmasi identifikasi pasien
2. √ Perkenalan perawat
a.
√ Kepala ruangan
b. Perawat primer/katim/perawat pelaksanan
3. Menginformasikan dokter yang bertanggung jawab (DPJP)

4. Perkenalan ruangan/lingkungan
a.
√ Kamar mandi c. ruang perawat e. farmasi
b. Mushola d. kerjasama/kasir f. fasilitas cuci tangan
5. Informasi ulang tata tertirumah sakit (form pernyataan memenuhi tata

tertib di ruang rawat inap)
6. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah

disampaikan

Saya menyetujui dan bersedia mematuhi tata tetib da konsekuensinya selama saya
dirawat diruang perawataan sesuai dengan yang telah dijelaskan
Surabaya, 4 Mei 2020
Perawat primer/Perawat PJ
Pasien/keluarga

(Ma’rifatin Insani, S.Kep ) (Anastasya


Irma)
Ttd & nama terang ttd &
nama terang

56
DRM 01.d RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
STATUS PRESENT Alamat : Sidoarji
(ANTAR RUANGAN – ANTAR RUMAH SAKIT)

KONDISI PASIEN SEBELUM TRANSFER SELAMA TRANSFER SETELAH TRANSFER


Keadaan umum Composmentis / gelisah / delirium / coma Composmentis / gelisah / delirium / coma Composmentis / gelisah / delirium / coma
GCS : 456 GCS : 456 GCS : 456
Keluhan Utama : demam 5 hari kluar bitnik merah Keluhan Utama : demam 5 hari kluar bitnik Keluhan Utama : demam 5 hari kluar bitnik
merah merah

Tanda –Tanda Vital Tgl : 4 Mei 2020 Tgl : 4 Mei 2020 Tgl : 4 Mei 2020
Jam : 01.00 WIB Jam : 01.00 WIB Jam : 01.00 WIB
TD: 100/80mmHg N: 93 x/mnt TD: 100/80mmHg N: 93 x/mnt TD: 100/80mmHg N: 93 x/mnt
RR: 19x/mnt S :38,30C RR: 19x/mnt S :38,30C RR: 19x/mnt S :38,30C
SpO2: 99 % SpO2: 99 % SpO2: 99 %

Pemeriksaan Fisik
(Kelainan yang
ditemukan)
Trombosit 75.000 u/L, Leukosit 4.000 u/L Trombosit 75.000 u/L, Leukosit 4.000 Trombosit 75.000 u/L, Leukosit 4.000
Hematokrit 45%. u/L Hematokrit 45%. u/L Hematokrit 45%.
Catatan hal yang penting
(sisa obat, pemeriksaan
hasil penunjang)

Petugas Nama & Tanda Tangan Pengirim Nama & Tanda Tangan Pengirim Nama & Tanda Tangan Pengirim
Perawat Perawat Perawat

(Herlinda) (Herlinda) (Herlinda)

57
SOP Sentralisasi Obat

SENTRALISASI OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

.................
Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH

PROSEDUR TETAP 12 Februari

2018 Penanggung Jawab sentralisasi obat


I. PENGERTIAN Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien

diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran

dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh

perawat (Nursalam, 2011).


II. TUJUAN Menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari

pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan

pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).


III. KEBIJAKAN
Dilakukan pada pasien baru dan menjalani perawatan di

ruang Marwah 2 Kamar A.


IV. PERALATAN 1.Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat

2.Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki

3.Format pemberian obat

4.Format serah terima obat

5.Tanda bukti serah terima obat


V. PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi

1. Perawat primer menyiapkan kelengkapan

berkas dokumen yang diperlukan untuk


sentralisasi obat

2. Perawat primer telah mendapat izin dari kepala

ruangan untuk dilakukannya sentralisasi obat

terhadap pasien baru

B. Tahap Orientasi

1. Perawat mengucapkan salam dan

menjelaskan tujuan serta manfaat dari

sentralisasi obat.

2. Pasien/keluarga mengisi format

persetujuan sentralisasi obat.

3. Pasien/keluarga menunjukkan obat ke

perawat serta perawat mengecek kelengkapan

obat yang telah ditebus pihak keluarga

4. Perawat menulis daftar obat yang sudah

ada di pihak pasien/keluarga dan mengisi

format pemberian obat pada kolom terima.

5. Perawat mempersilahkan pihak

pasien/keluarga pasien menyimpan obat yang

telah diterima untuk di bawa sendiri ke ruang

pasien

6. Perawat melakukan tindakan pemberian

obat di dekat pasien langsung saat memberikan

obat.

7. Perawat memberikan obat ke pasien.

2
8. Perawat mengisi format pemberian obat

sesuai jadwal obat

C. TAHAP KERJA.

 Teknis pengisian format surat persetujuan

sentralisasi obat

1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi

dengan nama pasien sendiri, anak, istri,

suami, orang tua, dan lain-lain.

2. Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat,

no.reg diisi sesuai dengan data klien yang

bersangkutan.

3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.

4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal

pelaksanaan informed consent.

5. Format ditandatangani oleh perawat yang

menerangkan dan klien yang menyetujui

dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai

para saksi-saksi.

 Teknis Pengisian format pemberian obat

1. Pengisian nama pasien, No. Register, umur,

ruangan.

2. Kolom Nama obat diisi sesuai dengan obat

yang diberikan sesuai dosis, dan cara

pemberian.

3
3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat,

secara vertikal begitu juga pada kolom terima

yaitu jumlah obat yang diterima dan ditulis

nama terang perawat dan keluarga yang

menerima.

4. Kolom pemakaian obat diisi sesuai jam

berapa obat diberikan beserta nama perawat.

5. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam

yaitu jumlah obat yang masih ada setelah

pamberian beserta nama perawat.

 Teknis pengisian tanda bukti serah terima

obat (untuk pasien)

1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi

ruangan.

2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai

dengan tanggal serah terima obat.

3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan)

diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi

pemberian dan jumlah yang diterima.

4. Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan

disi oleh keluarga/klien.

5. Kolom TT/Nama terang yang menerima diisi

oleh perawat atau keluarga yang menerima.

D. Tahap Terminasi 

4
1. Me

meriksa kembali kelengkapan bukti berkas

dokumen persetujuan sentralisasi obat yang di

isi oleh pihak pasien atau keluarga dan

perawat dengan benar

2. Me

mastikan kembali bahwa setiap bagian yang

perlu di isi sudah di isi dengan benar dan

tidak ada penulisan yang salah

3. Me

mastikan kembali bahwa obat yang telah di

serahkan kepada pihak keluarga untuk di

simpan sendiri diruangannya telah lengkap

dan berada di posisi serta tempat yang telah

sesuai

4. Me

ngucapkan terimakasih
VI. UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap dan depo farmasi

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

5
LEMBAR CEK LIST SENTRALISASI OBAT

RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Hari / Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020 Alamat : Sidoarjo

Nama pasien / RM : Minda

Ruangan : Shofa 3A RS Haji Surabaya

Penanggung jawab : Zubaidah S.Kep

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai.

ASPEK DILAKUKAN
PARAMETER KETERANGAN
PENILAIAN Ya Tidak
Tahap 1. Persiapan berkas dokumen

persiapan untuk sentalisasi obat

2. Perawat primer telah meminta

izin untuk di lakukan

sentralisasi obat kepada kepala

ruangan

3. Perawat primer melakukan

penkajian terhadap keluhan

yang dirasakan pasien saat ini

4. Perawat primer melakukan

komunikasi efektif dengan

dokter mengkonsultasikan

terapi obat yang akan di berikan

pada pasien

5. Dokter memberikan resep obat

6
yang harus di berkan pada

pasien
Tahap pra  Perawat primer

interaksi menginformasikan kepada

anggota tim nya bahwa akan

dilakukan tindakan sentralisasi

obat
Tahap 1. Perawat mengucapkan salam

orientasi dan menjelaskan tujuan serta

manfaat dari sentralisasi obat.

2. Pasien/keluarga mengisi format

peersetujuan sentralisasi obat.

3. Pasien/keluarga menerima obat

untuk disimpan di ruang kamar

pasien sendiri yang sebelumnya

telah diperiksa kelengkapan

serta kecocokan daftar obat

yang telah ditebus pihak

keluaga oleh perawat sera

menerima tanda bukti serah

terima obat dari perawat.

4. Keluarga/ pasien menyimpan

obat yang telah diterima di

kotak obat.yang telah

disediakan

7
5. Perawat mendatangi pasien

setiap waktu jadwal pemberian

obat obat Perawat memberikan

obat ke pasien.

6. Perawat mengisi format

pemberian obat
Tahap  Teknis pengisian format

pelaksanaan surat persetujuan sentralisasi

obat

1. Nama, umur, jenis

kelamin, alamat dapat diisi

dengan nama pasien

sendiri, anak, istri, suami,

orang tua, dan lain-lain.

2. Nama Klien, Umur, Jenis

kelamin, alamat, no.reg

diisi sesuai dengan data

klien yang bersangkutan.

3. Ruangan diisi sesuai

tempat pasien dirawat.

4. Pengisian tanggal sesuai

dengan tanggal

pelaksanaan informed

consent.

5. Format ditandatangani

8
oleh perawat yang

menerangkan dan klien

yang menyetujui dilakukan

tindakan sentralisasi obat,

disertai para saksi-saksi.

 Teknis Pengisian format

pemberian obat

1. Pengisian nama pasien,

No. Register, umur,

ruangan.

2. Kolom Nama obat diisi

sesuai dengan obat yang

diberikan sesuai dosis,dan

cara pemberian.

3. Kolom tanggal diisi

tanggal penerimaan obat,

secara vertikal begitu juga

pada kolom terima yaitu

jumlah obat yang diterima

dan ditulis nama terang

perawat dan keluarga yang

menerima.

4. Kolom pemakaian obat

diisi sesuai jam berapa

9
obat diberikan beserta

nama perawat.

5. Kolom sisa diisi oleh

perawat shift malam yaitu

jumlah obat yang masih

ada setelah pamberian

beserta nama perawat.

 Teknis pengisian tanda

bukti serah terima obat (untuk

pasien)

1. Pengisian nama pasien,

umur, No. Registrasi

ruangan.

2. Kolom tanggal penerimaan

obat diisi sesuai dengan

tanggal serah terima obat.

3. Kolom nama obat, dosis

dan jumlah (sediaan) diisi

sesuai dengan nama obat,

frekuensi pemberian dan

jumlah yang diterima.

4. Kolom TT/Nama terang

yang menyerahkan disi

oleh keluarga/klien.

10
5. Kolom TT/Nama terang

yang menerima diisi oleh

perawat atau keluarga

yang menerima.
Tahap 1. Perawat memeriksa kembali

Terminasi lengkapan bukti berkakas

dokumen persetujuan sentralisasi

obat yang di isi oleh pihak pasien

atau keluarga dan perawat

dengan benar

2. Perawat memastikan kembali

bahwa setiap bagian yang perlu

di isi sudah di isi dengan benar

dan tidak ada penulisan yang

salah

3. Perawat.memastikan kembali

bahwa obat yang telah di

serahkan kepada pihak keluarga/

pasien untuk disimpan dan

dibawa di kamar pasien sendiri

telah lengkap dan berada di posisi

serta tempat yang telah sesuai

4. Perawat mengucapkan

terimakasih

5. Perawat primer dan kepala

11
ruangan mengecek kembali

kelengkapan bekas sentalisasi

obat
Sub Total
Total
Prosentase

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 65-75%
Kurang : < 64%
`

Observer

(Fitri Anisa, S.Kep)

RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarjo

MANAGEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

MEDICATION CHART

Pedoman Pengisian

12
1.  Jelas, Resep
Penulisan dapat dibaca, ditanda tangani dokter

pemberi terapi

2. Perubahan
 Bila adaObat
penggantian obat baik dosis, rute

maupun frekuensi, resep obat pertama harus

dihentikan (STOP) dan ditulis ulang pada

kolom yang baru

3. Penghentian
 Bila obatObat
dihentikan, dokter pemberi terapi

harus menulis “STOP” dikolom tanggal

pemberian obat dan memberi paraf.

 Apabila penghentian terapi secara verbal atau

telepon pada kolom pemberian obat

ditulis/stempel “Phone Order/PO” atau “Verbal

Order/VO” kemudian nurse memberi paraf.

Dokter pemberi instruksi harus memberikan

paraf saat visite

4. Pembatalan
 DilakukanResep
dengan memberikan satu garis jelas

pada tulisan tersebut dan di paraf oleh dokter

yang bersangkutan. Tidak diperbolehkan

menggunakan tipe X atau penghapus

 Instruksi yang diberikan melalui verbal atau


5. Instruksi
telepon, perawat harus menuliskan/stempel pada
Verbal/Telepon kolom tanda tangan dokter dengan PO atau VO

dan dokter pemberi instruksi harus

13
menandatanganinya saat visite

 Bila pasien tidak mendapatkan obat sesuai

6. Alasan Penyimpangan
dengan seharusnya, maka tulis alasan dengan

menggunakan singkatan

7. Keterangan Kolom
R : Reject, pasien menolak pemberian

F : Fasting, pasien puasa

C :Condition, Kondisi pasien yang

menyebabkan penundaan (tekanan darah,

kondisi perdarahan, dll) penjelasan lebih lanjut

di catatan keperawatan

A : Absent, pasien tidak tidak ada di

tempat/RS tanpa izin

C : Paraf perawat pemeriksa/cross chek

G : Paraf perawat pemberi obat


MANAGEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Minda Umur : 35 th

Alamat : Sidoarjo

Menyatakan setuju / tidak setuju *)

14
Untuk dilakukan sentralisasi obat terhadap diri saya sendiri/ isteri/ suami/ anak/

ayah/ ibu saya *), dengan :

Nama : Minda

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Alamat : Sidoarjo

Ruang/Kelas : II

No. Rekam Medis : 1234567

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam

pengelolaan sentralisasi obat

2. Setiap ada resep dari dokter akan diterima oleh perawat/petugas

3. Perawat akan menebus resep ke depo farmasi

4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam lembar serah

terima obat dan ditandatangani oleh perawat yang menerima dan petugas

farmasi yang menyerahkan obat

5. Perawat akan menyimpan obat di tempat sentralisasi obat

6. Farmasi akan mengirim persediaan obat untuk kebutuhan obat pasien

selama 1 hari

7. Bila obat habis akan dimintakan resep kepada dokter oleh perawat

8. Bila ada pergantian obat, akan diinformasikan oleh perawat sesuai hasil

koordinasi dengan dokter dan depo farmasi

15
9. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan

dikembalikan kepada farmasi untuk diganti dalam bentuk uang kepada

pasien

10. Obat dengan harga > Rp.100.000,00 atau diluar daftar obat jamkesmas

atau asuransi lain akan diinformasikan kepada keluarga untuk dimintakan

persetujuan.

Ketentuan sentralisasi obat tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat

dan saya telah mengerti dengan sepenuhnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 04 – 05 - 2020

Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan Tanda tangan

RM : 1234567
Perawat Primer Pasien/keluarga
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
( ) ( )
Alamat : Sidoarjo

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

REKAM PEMBERIAN OBAT TERINTEGRASI


Tanggal Pemberian Tanggal : 04/05/2020 Tanggal
:
Tanggal Nama Dosis Rute Jumlah Signa Signa
obat

Infus RL 21 Tpm Jam 09.00 17.00 01.00

16
Paraf
prawat
Nama & Paraf Nama & Paraf
Apoteker Paraf Px
Dokter
Tanggal Nama Dosis Rute Jumlah Signa Signa
obat

Inj. Antrain 3 x 500mg Jam 09.00 17.00 01.00

Paraf
prawat
Nama & Paraf Nama & Paraf
Apoteker Paraf Px
Dokter
Tanggal Nama Dosis Rute Jumlah Signa Signa
obat

Inj. ranitidine 3 x 50mg Jam 09.00 17.00 01.00

Paraf
prawat
Nama & Paraf Nama & Paraf
Apoteker Paraf Px
Dokter
Tanggal Nama Dosis Rute Jumlah Signa Signa
obat

Inj. Ceftriaxon 3 x 1 gr Jam 09.00 17.00 01.00

Paraf
prawat
Nama & Paraf Nama & Paraf
Apoteker Paraf Px
Dokter

17
RM : 1234567
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarjo

NO Nama Jumlah TT/NamaTerang TT/Nama Ket

Obat Resep Terima YangMenyerahka TerangPenerima

n
Inf. RL

Inj. Antrain

18
Inj. Ranitidine

Inj. Ceftriaxone

LEMBAR KONTROL PASIEN PULANG

Catatan :

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
Hal- hal penting yang harus diFAKULTAS
perhatikan: ILMU KESEHATAN
a. Ada keluhan yang sangat menganggu
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
b. KekambuhanDI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA
penyakit

Bila keadaan tersebut terjadi, segera periksa ke poli klinik tempat control (pada jam
kerja) atau ke IGD RSU Haji Surabaya (di luar jam kerja)
FORMAT PASIEN PULANG
Hari Pelayanan Poli Klinik
Senin- jum’at
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi bagian informasi (031-5924000 ext:
5000)

No. reg : 1234567


Nama : Minda
Umur : 35
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sidoarjo
Ruanga : Shofa 3
19
LEMBAR KONTROL PASIEN PASIEN PULANG
1. Tanggal Masuk 04/05/2020
Tanggal Keluar
2. Diagnose Keluar
3. Dokter yang merawat
1) ………………………………………..
2) ………………………………………..

4. Pendidikan Keseharan/ KIE


5. Perawatan di Rumah
□ Penyakit
□ Perawatan
□ Personal hygiene& Lingkungan
□ Manajemen
□ ………………………………………..
6. Perawatan luka
NO Nama Obat Dosis Jumlah Keterangan

8. hasil pemeriksaan yang dibawa pulang


□ Laboratorium □ CT Scan □ Foto □ EKG □ USG □ Kartu Kontrol □ Lain-lain
PERENCANAAN
9. pulang dari RSU Haji Surabaya dengan keadaan: PASIEN PULANG
□ Sembuh □ Pindah ke RS lain □ Meneruskan dengan obat jalan □ Pulang paksa
10. Control ke:
POLI……………………………….. Hari/ Tanggal ………………
Catatan……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….saya selaku pasien/
keluarga pasien menyatakan telah mendapat penyuluh hal-hal tersebut di atas oleh perawat RSU Haji Surabaya
dan telah mengerti.
Surabaya, ………… 20………
RSU HAJI Surabaya
Pasien/Keluarga Perawat Farmasi Gizi Rehab Medis

(……………..) (……………..) (……………..) (……………..)


(……………..)
Nb : Kartu ini harap dibawah dan ditunjukana pada dokter yang memberikan saat kontrol

20
RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarjo

STASE MANAJEMEN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

DISCHARGE PLANNING

Pelaksanaan
FASE KEGIATAN Evaluasi
Tanggal jam

21
Tahap I
1 Pengkajian fisk dan psikososial 04/05/2020 Dokumentasi

(Format pengkajian □ Lengkap □ sebagian



keperawatan) □ kosong
√ 2 Pengkajian status fungsional 04/05/2020 □ Mandiri □ Ringan □
Pengkajan Saat Pasien Masuk

(Indeks Barthel ) Sedang □ Berat □

Total
√ 3 Pengkajian kebutuhan 04/05/2020 □ Tercapai

pendidikan kesehatan □ Belum □ Tercapai

a. Proses pPenyakit

b. Obat-obatan

c. Prosedur, cara perawatan

d. Keamanan pasien

e. Rehabilitasi

f. Diet dan Nutrisi

g. Mangament nyeri
Tahap II

4 Menjelaskan dan Penderita dan Keluarga

mendomenstrasikan kepada □ Mampu Menjelaskan

penderita dan keluarga : □ Mamapu


Fase Diagnostik / Proses Asuha

a. Proses penyakit Mendemontrasikan

b. Obat-obatan □ Belum Mampu

c. Prosedur, cara perawatan

d. Keamanan pasien

e. Rehabilitasi

f. Diet dan Nutrisi

g. Mangament nyeri

22
Tahap III
5 Mengevaluasi kemampuan Penderita dan Keluarga

penderita dan keluarga : □ Mampu Melakukan

a. Proses penyakit □ Belum Mampu

b. Obat-obatan
Fase Stabilisasi / Kontinuitas Pelayanan

c. Prosedur, cara perawatan

d. Keamanan pasien

e. Rehabilitasi

f. Diet dan Nutrisi

g. Mangament nyeri
6 Diskusi tentang modifikasi □ Tercapai

lingkungan pasiensetelah □ Belum Tercapai

pulang dari rumah sakit.


7 Diskusikan entang rencana □ Tercapai

perawatan lanjutan pasien □ Belum Tercapa

a. Bantuan ADL

b. Jadwal Kontrol
Tahap IV

8 Diskusi tentang pengawasan □ Tercapai

pada pasien setelah pulang □ Belum Tercapai

tentang obat, diet, aktivitas dan

peningkatan statu fungsional


Fase Discharge

9 Diskusi tentang support system □ Tercapai

keluarga, financial □ Belum Tercapai

danalat/transportasi yang akan

digunakan pasien
Cairan Pulang Pelaksanaan Keterangan
Tanggal Jam
1 Resep/Obat-abatan pulang
2 Surat Kontrol
3 Rujukan Rehabilitasi

23
4 Leaflet/ Informasi Kesehatan
Disharge Planner/ Perawat : Pasien / Keluarga :

( Ma’rifatin Insani S.Kep) (Minda Septiana)

Tanda tangan & Nama terang Tanda tangan & Nama terang

PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN

DISCHARGE PLANNING

1. No reg; diisi sesuai nomor register pasien

2. Nama; diisi sesuai nama pasien

3. Jenis kelamin; dilingkari sesuai jenis kelamin

4. Tanggal MRS; sesuai pasien masuk RS

5. Pengisian no register, nama, umur, jenis kelamin, diagnosa MRS,

diagnosa KRS

6. Pengisian aturan-aturan saat di rumah :

a. Aturan diet

b. Obat

c. Perawatan luka di rumah

d. Aktivitas dan istirahat.

24
RM : 1234567
Nama : Ny . Minda
Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarjo

STASE MANAJEMEN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3A RSU HAJI SURABAYA

CATATAN EDUKASI TERINTEGRASI

Intruksi: Berikan tanda ( √ ) pad akotak yang sesuai ( dapat lebih dari satu sesuai
dengan kebutuhan pasien dan keluarga)
Assesmen kemampuan dan kemauan belajar
Data pasien
Diagnose Medis : DHF
Tinggal Bersama : □ Anak √ Orangtua □ Sendiri □ Suami/Istri
Hambatan Edukasi: √ tidak ada □ Ada, Bila ada : □ penglihatan □ Bahasa
□ Kognitif □ Emosional □Motivasi
□Pendengaran
□ gangguan fisik
□alkoholik
□budaya/agama/spiritual/nilai-nilai

□perokok aktif/pasi
□secara fisiologis tidak mampu belajar
Edukasi diberikan kepada : : pasien □orangtua keluarga

suami/istri/kakak/adik)

25
Bahasa : indonesia □ asing :…… □daerah :……
□ lain lain √
Kebutuhan penerjemah : □ ya □ tidak
Pendidikan pasien : □ SD □ SLTP √ SLTA □ S1 □lain
lain
Baca tulis : □√ baik □ kurang
Pemilihan tipe pebelajan : □√ verbal □ tulisan
Kesediaan menerima edukasi : □√ bersedia □ tidak bersedia
Nilai nilai kepercayaan & budaya yang diyakini: ada □ tidak ada

Bila ada: □ tidak pulang pada hari sabtu □ tidak dilakukan tindakan
operasi ada hari raya/tahun baru
□ tidak makan daging sapi □lainnya………………………………
Kebutuhan edukasi: √ hak untuk berpartisipasi pada proses pelayanan
□ proses pemberian inform consent
□ penggunaan obat secara efektif dan aman, efek samping
serta interaksinya
□ peggunaan alat medis yang aman
□ bahaya merokok
□ tekik rehabilitasi
□ rujukan edukasi
□ prosedur pemeriksaan penunjang
□ kondisi kesehatan, diagsisi pasti dan penatalaksaannya
□ diet dan nutrisi
√□ manajemen nyeri
□ cuci tangan yang benar
√□ lainnya……………………….
Yang perlu di jelaskan:
1. Dokter : □ penyakit, penyebab, tanda dan ejala serta prognosa
□ tindakan medis
□ penjelasan komplikasi/ hal yang tidak diharapkan terjadi
□ hasil pemeriksan & rencana asuhan
□ perkiraan hari perawatan

2. Perawat :√□ cuci tangan 6 langkah


□ teknik distraksi dan relaksasi
√□ hak untuk berpartisipas dalam proses pelayanan
□ personal hygiene (mandi, kebersihan lingkungan)

26
□ alat alat yang perlu disiapkan di rumah, kemanan
penggunaan alat √
□ identifikasi pasien
□ penggunaan dan perawatan di rumah
□ perawatan luka
√□ resiko jatuh

3. Farmasi :√□ nama, dosis atura pemakaian dan kegunaan obat


□ efeksamping dan kontraindikasi obat
□ cara pemberiandan penyimpanan obat
□intraksi obat dan makanan

4. Ahli Gizi :√□ diit dan nutrisi. Sebutkan:………………………..


□ makanan yang bole dan tidak boleh dikonsumsi
√□ penyuluhan nutrisi
EDUKASI

MATERI LAMA HASIL TGL TTD & NAMA JELAS


EDUKASI EDUKASI VERIFIKAS EDU PEMBER PASIEN/KEL
I KASI I
EDUKAS
I
IDENTIFIKASI 5 menit Sudah 04/05/
PX mengerti 2020
CUCI 5 menit Sudah 04/05/
TANGAN mengerti 2020

BRASS INDEX RM : 1234567


Nama : Ny . Minda
Indikator Skor Tgl Lahir/Umu : 20/03/2020
Alamat : Sidoarjo
Usia 0
Mobilisasasi 2
Polaperilaku 1
Jumlah masalah 0
medis aktif
Defisit Sensorik 1
Dukungan Sosial 0
Status Fungsional 1
Jumlah kunjungan 2
Pengertian 2
Total 10
Skore 10 = beriisko untuk sumberdaya perawatan dirumah (perlu dilakukan DP)

27
DISCHARGE PLANNING

1 = Tidak dilakukan / dikerjakan sama sekali


2 = Dikerjakan dg keraguan, uraian langkah belum berurutan, waktu yang

digunakan lebih lama


3 = Dikerjakan dengan baik sesuai langkah-langkahnya, waktu lebih efektif
4 = Dikerjakan dengan sangat baik dan benar, sesuai langkah-langkahnya,

waktu lebih efektif


Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot Score
1 2 3 4
I Tahap Persiapan 25%
 Karu
mengucapkan salam kemudian
menanyakan bagaimana persiapan Katim
untuk pelaksanaan discharge planning.
 PP sudah siap
dengan status pasien dan format
discharge planing.
 Menyebutkan
masalah - masalah pasien
 Menyebutkan
hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien
dan keluarga.
 Karu
memeriksa kelengkapan discharge
planning

II Tahap Pelaksanaan 50%


 Karu membuka acara discharge planing
 PP dibantu PA menyampaikan:
 Tahap II Intervensi I (Penjelasan)
 PP menanyakan kembali pada pasien
tentang kejelasan materi yang telah
disampaikan.
 PP memberikan reinforcemen pada pasien

28
dan keluarga.
 PP mengucapkan terima kasih.
 Pendokumentasian
 Timbal balik antara Karu, PP dan PA
dengan keluarga pasien.
III Tahap Penutup 25%
Karu mengevaluasi dan memberikan pujian
serta saran kepada PP dan PA
Total Nilai

Nilai Batas Lulus = 75 %

Surabaya,5 Mei 2020


Jumlah Nilai yang di dapat
NILAI = x 100%
Jumlah aspek yang di nilai Evaluator

.....................................

TEKS ROLE PLAY PENERIMAAN PPB SO DAN DP

29
Pelaksanaan Kegiatan

Hari/ Tanggal : Senin, 4 Mei 2020

Pukul : 09.00 WIB

Pelaksana : Kepala Ruangan, PP,PA, Tim Igd,Moderator dan

observer dan pasien

Topik : Aplikasi peran dan pelaksanaan penerimaan pasien

baru

Tempat : Ruang Shofa 3A RSU Haji Surabaya

Sasaran : Pasien baru masuk di ruang Shofa 3A RSU Haji

Surabaya

3. 2 Pengorganisasian Kegiatan

Kepala ruangan : Zubaidah,S.Kep

Perawat Primer : Ma’rifatin Insani,S.Kep

Perawat Associate : Nazula Nur Mawarda,S.Kep

Perawat IGD : Herlinda Astoria,S.Kep

Observer : Fitri Annisa,S.Kep

Pasien : Minda Septiyana,S.Kep

Kel Pasien : Sulastri Ningsih S. Kep

Dokter : Citra Ayu S.Kep

Narator : Rifma Yuniar,S.Kep

Supervisior : Puji Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Pembimbing Akademik : Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik : Denok Jua Pratiwi, S.Kep., Ns

30
3.3 Metode

Role play.

3.7 Media

9. Surat pengantar masuk RS

10. Lembar instalasi gawat darurat

11. Asesment awal pemberian informasi dan edukasi

12. Pengkajian keperawatan pasien rawat inap

13. Persetujuan umum atau general consent

14. Asesment keperawatan medikal bedah

15. Lembar transfer pasien internal

16. Persetujuan tindakan medik

31
MEKANISME ROLE PLAY PPB SO DAN DP

TAHAP Pelaksana Kegiatan Tempat Waktu


Pra Penerimaan Narator : Assalamualaikum wr wb, selamat Nurse 10 menit
pasien baru malam perkenalkan kami dari Station
kelompok A Stase Managemen
akan mempraktekkan roleplay
penerimaan pasien baru di Ruang
3A RS Haji Surabaya selama 30
Menit dan dilanjutkan sesi Tanya
jawab selama 10 menit. Saya
Rifma Yuniar sebagai narator dan
ini adalah teman- teman saya :
1. Zubaidah sebagai Karu
2. Ma’rifatin Insani sebagai
perawat primer (PP)
3. Nazula sebagai perawat
associate (PA)
4. Minda sebagai pasien
5. Sulastri sebagai keluarga
pasien
6. Herlinda sebagai perawat
IGD
7. Fitri Annisa Putri dan
Aminatul Maulidia sebagai
observer dan Notulen

Pada Hari Senin, 04 Mei 2020 jam


08.00WIB datang pasien baru di
IGD RS Haji Surabaya. Perawat IGD
melakukan anamnesa dan
pemeriksaan.
Setelah dilakukan anamnesa di ruang
triase, maka selanjutnya perawat
IGD membawa masuk pasien Ny
minda ke bilik P3 Medik

Saat di bilik P3 Medik, pasien di


periksa dokter dan mendapat resep.
Saat resep sudah ada peralatan infuse
dan obat maka selanjutnya perawat
memasang infuse RL dan injeks
antrain Lalu perawat memasang
gelang identitas.

32
PP menerima telpon dari IGD
akan ada pasien baru

Kring,,, kring,,,
Karu : “halo assalamualaikum, Zubaidah
shofa 3A ada yang bisa dibantu?”
Perawat IGD : “halo, iya ners, ini Herlinda IGD.
Ners ada pasien baru, ada kamar
kosong ta ?”
Karu “ ada Ners ”
Perawat IGD “Ny minda 35th dengan DHF . di
IGD sudah di beri RL 21tpm dan
injeksi antrain, masih lemas dan
demam, gcs 456, TD 100/80 Mmhg,
S 38,3 C, N 98 x/m RR 17 x/m
Trombosit 75.000 u/L, Leukosit
4.000 u/L Hematokrit 45%.. 20
menit lagi tak antar ya
Ners,assalamulaikum”
Karu “Wailaikumsalam, iya Ners tak
siapkan kamarnya ”
Narator Lalu karu mendelegasikan kepada
PP da mengatakan ada pasien
baru
Karu “ ners Insani, ada pasien baru “Ny
minda 35th dengan DHF . di IGD
sudah di beri RL 21tpm dan injeksi
antrain, masih lemas dan demam, gcs
456, TD 100/80 Mmhg, S 38,3 C, N
98 x/m RR 17 x/m Trombosit 75.000
u/L, Leukosit 4.000 u/L Hematokrit
45%.”. tolong siapkan
kelengkapannya ”
Narator PP menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan
pasien baru, diantaranya,
menyiapkan format penerimaan
pasien baru, format pengkajian,
informed consent sentralisasi obat,
nursing kit, lembar tata tertib
pasien dan pengunjung ruangan
PP (menyiapkan kelengkapannya)
Narator PP meminta bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat tidur
pasien baru
PP “ners Nazula tolong siapkan kamar
4E untuk pasien baru Ny minda”
PA “ iya ners sulastri akan saya siapkan

33

Narator PP menanyakan kembali pada PA
tentang kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru
PP ”Bagaimana apakah sudah siap
semua ?”
PA ”Sudah”
Narator PP menyebutkan hal-hal yang
perlu diajarkan pada pasien
PP Setelah pasien datang nanti harus
diajarkan cara cuci tangan,
pemilahan sampah dll
Pelaksanaan Narator Semua kelengkapan sudah siap, Kamar 30 Menit
penerimaan perawat IGD datang beserta Pasien
pasien baru pasien dan keluarga
Perawat IGD “ buk, mbak ini ruang 3A Shofa
mbaknya di rawat disini, ini mbak
perawatnya”
Pasien dan “ Iya ners “
kelurga
Narator PP dan PA menyambut pasien dan
keluarga dengan memberi salam
serta memperkenalkan diri dan
PP pada klien/keluarga
PP dan PA Ibu perkenalkan saya sulastri
perawat yang bertugas pada hari ini.
Dan ini adalah rekan saya nazula.
Narator PP dan PA menunjukkan tempat
tidur pasien yang akan ditempati.
PA “ Mari buk saya antar, jadi kamarnya
ibuk di ruang D kamar E. itu kamar
mandi bu, di sini ada 4 bed ”
Narator PP menjelaskan tentang identitas
dan fungsi pemasangan gelang
pasien
PA “Mbak gelang pasien yang mbak
pakai jangan sampai hilang atau
terlepas ya. Karena itu sebagai
identitas mbak sebagai pasien di RS
ini. warna pink karena mbak
berjenis kelamin perempuan. Di
gelang ada nama, tanggal lahir dan
alamat sebagai identitas agar
tindakan pasien.”
Narator PA mempersilahkan pasien untuk
istirahat di tempat tidur, dan
melakukan pengkajian)

34
PA kembali ke nurse station

KARU, PP, dan Perawat IGD


melakukan timbang terima pasien
baru di nurse station
Perawat IGD “Ny minda 35th dengan DHF . di
beri RL 21tpm dan injeksi antrain,
masih lemas dan demam, gcs 456,
TD 100/80 Mmhg, S 38,3 C, N 98
x/m RR 17 x/m”. Ada yang
ditanyakan ners ?
PP “ sekarang berarti lanjut 21 tpm RL
ya ners ? “
Perawat IGD “ iya ners ini saya tanda tangan
status presennya, makasih ners ya ”.
Assalamualaikum
PP Ya ners saya juga Wa’alaikum salam
Narator PP memanggil salah satu keluarga
pasien untuk diberikan informasi
dan mengisi kelengkapan
dokumentasi penerimaan pasien
baru
PP Keluarga Ny m bisa keruang perawat
sebentar
Keluarga Baik ners
pasien
narrator PP menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum
dalam lembar penerimaan pasien
baru
PP “ Assalamualaikum ibu, selamat
datang di ruang shofa 3A. Maaf
bapak/ibu siapa nama anaknya,
tanggal lahir dan alamatnya dimana.
(Dicocokkan dengan label yang ada
di status)”
Keluarga Minda, Sidoarjo, 20 Maret 1985
Sidoarjo
PP Perkenalkan bu saya sulastri Sebagai
perawat penanggung jawab shift jaga
saat ini ditemani oleh Nazula.
Penanggung jawab kepada
ruangannya adalah Bu Zubaidah.
Sekarang keluhannya Ny minda
bagaimana bu ?
Keluarga “ iya ners, sudah 5 hari demam naik
turun dan mucul bintik – bintik
merah pusing juga kenapa ya ners”.

35
PP jadi saya akan jelaskan apa itu
Demam berdarah. Demam berdarah
adalah penyakit yang di sebabkan
oleh gigitan nyamuk degue, dan ciri
– cirinya penyakit ini adalah suhu
tubuh/ panas secara tiba – tiba
selama 2-7 hari tidak turun muncul
bintik merah badan lemas serta
pusing terkadang demam sampai
menggigil. Dan untuk mengetahui
lebih jelasnya harus menggunakan
tes lab darah dan hasil lab yang
menentukan. Apabila ny. minda
panas silahkan dibantu kompres di
bagian lipatan tubuh ya bu.”
Kel px “Oh, Seperti it ya ners”
PP “Ya bu, Maaf ibu apakah betul putri
ibu nanti menempati kelas II”
Keluarga Iya mbak benar
PP putri ibu akan dirawat oleh DPJP dr
Insani. ibu apakah putra/putri nya
sudah dipasang gelang identitasnya ?
Kelurga Sudah ners
PP Sesuai aturan keselamatan pasien :
bertujuan untuk memastikan
identitas pasien dengan benar dalam
mendapatkan pelayanan dan
pengobatan selama di rumah sakit.
ibu kami petugas RS akan selalu
menanyakan nama dan tanggal lahir
putra/putri karena ini bertujuan
untuk keselamatan selama
pengobatan dan perawatan. (seperti
pemberian obat, pengambilan darah,
pemasangan infus, pemberian
tranfusi darah, pemeriksaan
radiologi). Gelang anak ibu berwarna
pink karena pasiennya perempuan
dan terdapat terdapat label kuning
yang menandakan resiko jatuh, tidak
terdapat warna lebel warna merah
tidak bersiko alergi dan juga tidak
ada lebel ungu yang menandakan
DNR. Mohon jangan dilepas selama
masih perawatan di RSU Haji
Surabaya

36
Ibu karena bu minda menempati
kelas II, disana terdapat 4 tempat
tidur
tempat tidur tersebut ada 1 yaitu :
a. tempat tidur untuk pasien yang
dilengkapi pagar pengaman
pasien, pagar harus selalu
ditutup jika ny. minda tidur dan
ditinggal agar tidak jatuh, selain
itu tempt tidur pasien bsa di
naikkan bagian atas setengah
duduk atau duduk bagian bawah
juga bisa di naikkkan ya bu
tinggal memencet remot yang
terdapat di samping tempat tidur
pasien sebaiknya untuk
sementara Ny. minda Memakai
pempers saja dikarenakan
kondisinya masih lemah jadi
jangan ke kamar mandi dulu
resiko nanti jatuh jadi Ny. minda
harus bedrest total dan minum
yang banyak untuk mengurangi
dehidrasi
b. Ffasilitas lain dalam kamar
tersebut terdapat 1 kamar
mandi di dalam, dan 1 kamar
mandi luar disebelah timur
c. Sselain itu terdapat juga
fasilitas cuci tangan yang bisa
dipakai pada saat ibu
sebelum/setelah melakukan
tindakan ke Ny minda (seperti
memberi minum, mengganti
baju dll).
d. AAda juga di depan kamar
pasien terdapat 3 jenis tempat
sampah ya bu warna hijau
untuk sampah bekas makanan,
warna kuning untuk sampai
infeksius seperti bekas
pempers atau muntahan pasien
dan juga darah sedangkan
warna abu untuk sampah
plastic seperti botol minuman
e. UUntuk arah kiblatnya ke arah
pintu sorong kanan ya bu
sudah ada tanda nya d atas

37
tembok

Sebelumya apakah ibu dan Ny.


minda sudah tau cara cuci tangan
dengan 6 langkah ?
Keluarga Belum mbak
Narator PP menjelaskan dan
mendemonstrasikan cuci tangan 6
langkah
PP “ Baik bu akan saya jelaskan
(Memperagakan cara cuci tangan )
ibu kami akan melakukan
sentralisasi obat dimana perawat
akan mengatur pemberian obat dan
akan menyimpan di ruang perawat.
Setiap ibu setelah membeli obat
mohon diserahkan ke petugas untuk
disimpan dan didokumentasikan oleh
perawat jaga saat itu. Dan bapak/ibu
menandatangani sesuai obat yang
disetor. Tempat apotik ada di lantai 1
depan masjid.”
Untuk Tata tertib Rumah Sakit di
ruang sofa 3
 ibu penunggu untuk pasien cukup
1 orang, bila 2 orang yang 1
diluar.
 ibu untuk keamanan pasien pagar
tempat tidur harus ditutup
 ibu untuk keamanan dilarang
membawa barang berharga (HP,
Uang)/disimpan yang baik
 Dilarang mencuci dilingkungan
rumah sakit
 Dilarang mencuci piring di
wastafel
 ibu untuk jam besuknya diluar
jam kerja sore hari yaitu jam
16.00-19.00 WIB. Pada hari
sabtu minggu bisa pagi (jam
10.00-12.00 WIB) dan sore (jam
16.00-19.00 WIB)

Narator PP menanyakan kembali pada
pasien tentang kejelasan materi
yang telah disampaikan
PP “ Bagaimana bu apakah sudah

38
jelas?”
Keluarga “iya sus sudah”
Narator 1. PP memberikan
reinforcemen pada pasien dan
keluarga
2. Ditanyakan kembali
pada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
PP “ apakah dari penjelasan saya ada
kurang paham ?”
Kelurarga “tidak ada sus”
PP “oh ya ibu, untuk kebutuhan nutrisi
atau makanan pasien sesuai dengan
diet rumah sakit untuk pasien dengan
demam berdarah atau DHF tidak
boleh makan pedas asam bersoda,
usahakan makanan yang lunak dan
tidak merangsang peningkatan asam
lambung”
keluarga “ya ners”
Narator PP mengucapkan terima kasih
kepada keluarga dan
mempersilahkan kembali ke
ruangan 4E
PP “ Baik ibu, sebelumnya saya minta
TTD ibu sudah saya lakukan edukasi
tentang penyakit pasien cara cuci
tangan dan lain sebagainya sebelah
sini ya bu, ini ada lagi lembar ttd
untuk obat yang sudah diberikan
kepada anak ibu silahkan but td, jika
sudah jelas ibu dapat kembali ke
kamar untuk menemani Ny m.
terima kasih ibu”
Keluarga Sama-sama ners
Narator Lalu PP Konsul dokter sesuai
dengan kondisi pasien dengan
format SBAR
PP “Assalamu’alaikum dok mohon maaf
menganggu waktunya. Ini dengan
ners Insani dok Ruang shofa lantai 3.
Ingin melaporkan ada pasien baru
S: Ny Minda 35th dengan DHF.
masih lemas dan demam muncul
bintik – bintik merah, gcs 456, TD
100/80 Mmhg, S 38,3 C, N 98 x/m
RR 17 x/m BB pasien 50kg

39
Trombosit 75.000 u/L, Leukosit
4.000 u/L Hematokrit 45%.
B: di IGD sudah di beri RL 21tpm
dan injeksi antrain”.
A: saya rasa pasien telah mengalami
dehidrasi.
R: Apa terapi selanjutnya dok ?”
DPJP “iya mbak lanjutkan berikan di IGD
sudah di beri RL 21tpm dan injeksi
antrain. Setelah itu lihat kondisi
pasien. Resepkan Antrain 3 x 500
mg, Ceftriaxone 3 x 1 gr tambahkan
Ranitidine 3 x 50 mg.”
PP “Baik dok saya ulangi rekomendasi
dokter melanjutkan berikan cairan
RL 21 tpm. Setelah itu lihat kondisi
pasien. Resepkan Antrain 3 x 500
mg, Ceftriaxone 3 x 1 gr Ranitidine
3 x 50 mg.”
DPJP “Iya mbak”
PP “Baik dokter, terima kasih atas
waktunya, assalamu’alaikum”
Narator PP menyusun renpra dan
Pendokumentasian.

PP dan PA menyampaikan
laporan pada KARU.
Post penerimaan Narator KARU melakukan evaluasi Nurse 5 Menit
pasien baru tentang orientasi yang telah Station
dilakukan
KARU memberikan reward pada
PP dan PA
Narator Saat melakukan roleplay, observer
menilai peran dalam role play.
Audience (bertanya dan dijawab)
Di akhir sesi observer
menyampaikan hasil observasinya
observer Saya fitri anisa sebagai observer
akan menyampaikan hasil
observasi……………..
Narator Itu tadi adalah roleplay dari kelmpok
kami apabila ada kesalahan dan
kekurangan kami memohon maaf,
kami tutup,Assalamualaikum wr wb.

40
41

Anda mungkin juga menyukai