Contoh Askeb Preeklampsia
Contoh Askeb Preeklampsia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Dengan Pre-Eklamsia Berat.”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata
pelajaran Asuhan Kebidanan IV (Patologis). Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis masih kurang baik. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Cendy, S.SiT., M.Kes, selaku dosen pengampuh mata kuliah Asuhan Kebidanan IV.
2. Pihak perpustakaan UNRIYO yang bersedia meminjamkan beberapa buku sebagai refrensi
sesuai topik permasalahan.
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah bersungguh-sungguh mengerjakan tugas di atas
kesibukan masing-masing.
4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil sepenuhnya dan Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai amal
ibadah, Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester II kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Pre-eklampsia berat merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Pre-eklampsia
berat terjadi pada umur kehamilan 20 minggu lebih. Dikatakan pre-eklampsia berat, bila
disertai tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam,
proteinuria lebih dari 3gr/liter, adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di
epigastrium dan terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi berat tidak dapat ditangani
dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu untuk melakukan pemeriksaan
teratur pada bidan dan juga ketidakperhatiannya bidan dalam megontrol ibu hamil dengan
baik di daerahnya. Dengan disusunya makalah in, semoga akan leih menjadarkan kita utuk
lebih memperhatikan ibu hamil dengan maslah pre-eklamsi berat sehingga dapat menurunkan
drajat kecacatan ibu dan janin bahkan menyebabkan kematian. Makalah ini bermanfaat untuk
masyarakat umum, secara khusus mahaiswa kebidanan guna untuk menambah pengetahuan.
Smoga bermanaat untuk smua, Amin.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pre-eklamsi berat
2. Mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala yang dialami PEB
3. Mahasiswa dapat menangani sesui wewenangnya terhadp pasien PEB
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan masalah PEB dalam sebuah Asuhan Kebidanan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanganan yang tepat pada kasus PEB dapat dilakukan dengan cara meninjau dari umur
kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia berat selama perawatan yang dibagi
menjadi perawatan aktif. Penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan
pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft
(USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni Pada ibu yang berusia kehamilan 37
minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau
setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan), Janin
yang memiliki hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine
growth retardation (IUGR) dan hasil laboratorium yang menunjukan adanya HELLP sindrom
(haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia), pengobatan medicinal pasien
pre-eklamsi berat (dilakukan dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk
rumah sakit dengan berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dangan infus
RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak
dan garam, pemberian obat anti kejang (MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada
tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid
injeksi 40 mg/IM, antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau
MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg
(bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi
sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya bila dibutuhkan penurun darah secepatnya,
dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis
yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan
darah, bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara
sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian
sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997),
pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus payah jantung,
diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D, lain-lain seperti konsul bagian penyakit
dalam/jantung atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C
dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara IM,
antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti
nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin
HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. Jika Pengobatan
Obstetrik cara terminasi kehamilan yang belum inpartu dapat dilakukan dengan induksi
persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart
monitoring dan seksio sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment
jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi
tetesan oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria. Tindakan
yang dapat dilakukan oleh seorang bidan sesuai wewenangnya yaitu menegakan diagnosa
awal PEB dengan cara melakukan peneriksaan awal yaitu test protein urine dan melakukan
asuhan kebidanan yang berisikan tentang pemeriksaan fisik lengkap, diagnosa dan rencana
serta pelaksanaannya. Sesuai wewenangnya bidan harus merujuk segera ibu hamil yang
sesuai dengan tanda dan gejala pre-eklamsi berat.
B. Saran
Pre-eklamsia berat memiliki beberapa faktor penyebab seperti faktor genetik namun
pelaksanaannya harus diawai dengan baik oleh tenaga kesehatan supaya dapat ditanggulangi
dan tidak terjadi eklamsia yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
BAK
Frekuensi : 5x/hari 6-7x/hari
Konsistesi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning keruh
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang
Lama :- -
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam/hari 8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari
Keramas : 4 x/minggu 4 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3 x/minggu 3x/minggu
Keluhan : tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan sebelun dan selama hamil ia tetap melakukan pekerjaan rumah tangga dan
bekerja di luar rumah sebagai karyawan salon kecantikan.
g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minuman beralkohol.
h. Psikososiospiritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan
sosial,perencanaan persalinan,pemberian ASI,perawatan bayi,kegiatan ibadah,kegiatan
sosial,dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
1) Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilan ini karena merupakan kehamilan yang
pertama.
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung kehamilan ini karena
kehamilan ini sangat diharapkan dan didamba-dambakan.
3) Ibu mengatakan masyarakat menerima kehamilan ini karena dari perkawinan yang sah.
4) Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja.
5) Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5 waktu)
6) Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan ibu-ibu setiap bulan
7) Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebituhan sehari-hari.
i. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi
Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang tuanya maupun
bidan tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena ia hanya membaca dari
beberapa artikel dan majalah pregnancy.
j. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)
1) Ibu mengatakan ia tinggal serumah dengan suami dan mertunya
2) Ibu mengatakan lingkungnnya cukup bersih
3) Ibu mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah.
NO.REGISTER :508333
Tempat / Ruang : VK/
Tgl.Masuk : 20 Oktober 2014 Pukul 12.00 WIB
Tgl.pengkajian : 20 Oktober 2014 pukul 12.30 WIB
b. Eliminasi
Buang air besar terakhir pukul 05.00 WIB
Buang air kecil terakhir pukul 11.45 WIB
c. Pola Istirahat
Tidur : siang 1 jam, malam : 6 jam
Istirahat terakhir : 3 Jam
Abdomen
Pembesaran : Ada
Benjolan abnormal : Tidak ada
Bekas Luka operasi : Tidak ada
Kandung kemih : Kosong
Striae/linea gravidarum: Ada
Gerakan janin : Ada
Palpasi Uterus
Leopold I :TFU 3 jari dibawah pusat, teraba bagian agak bulat, keras dan tidak dapat digoyangkan
(bokong janin).
Leopold II :Kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan seperti papan ( punggung janin).
Kiri teraba bagian kecil-kecil dan terdapat ruang kosong (ekstremitas janin).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan sudah tidak dapat digoyangkan (kepala janin)
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masung pintu atas panggul (Divergen)
TFU : 32 cm
Taksiran Berat Janin :(32-11) x 155 = 3255 gram
Penurunan bagian terendah (perlimaan) :4/5 bagian
Auskultasi :
Denyut jantung janin : Teratur
Frekuensi : 144 x/menit
Punctum maximum : Kanan bawah pusat ibu
Ano-Genital (inspeksi)
Perinium : Tidak ada oedema
Vulva Vagina : Tidak ada oedema
Tanda Chadwick : Ada
Pengeluaran : - warna : -
Anus : Hemoroid : Tidak ada
Varises dan odema :Tidak ada
Lain-lain :Tidak ada
Posisi tulang belakang : Lordosis
Exstremitas atas : Oedema : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Warna jari dan kuku : Merah muda
Turgor : Baik, Kembali seketika
Kekakuan otot dan sendi :Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Lain-lain :Tidak ada
Exstremitas bawah : Oedema : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Warna jari dan kuku : Merah muda
Turgor :Baik, Kembali seketika
Kekakuan otot dan sendi :Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks patella : kanan + kiri +
Lain-lain :Tidak ada
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh : bidan pada pukul 19.00 WIB
Atas indikasi : untuk mengetahui kemajuan persalinan
Dinding Vaginam : edema / varises / benjolan / tenang
Pembukaan servix : 1 cm
Posisi Portio : Anterolateral
Konsistensi : Lunak
Selaput ketuban : Utuh
Presentasi fetus : Kepala
Titik penunjuk : - Posisi penunjuk : -
Penurunan Bagian terendah : Hodge I
Data dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
2. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
3. Ibu mengatakan perutnya mules
4. Ibu mengatakan kenceng-kenceng
5. Ibu mengatakan belum mengeluarkan lendir darah
6. Ibu mengatakan tersa nyeri pada punggung
7. Ibu mengatakan HPHT 21 Oktober 2014
DO : KU : baik
TTV : TD : 160/110 mmHg
Nadi :80 x/mnt
Suhu :36,9 ºC
Pernafasan : 20 x/mnt
Inspeksi :
Perinium : Menonjol
Vulva Vagina : Membuka
Tanda Chadwick : Ada
Pengeluaran : belum ada warna : -
Anus : Hemoroid : Tidak ada
Varises dan odema :Tidak ada
Palpasi :
Leopold I :TFU 3 jari dibawah pusat, teraba bagian agak bulat, keras dan tidak dapat digoyangkan
(bokong janin).
Leopold II :Kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan seperti papan ( punggung janin).
Kiri teraba bagian kecil-kecil dan terdapat ruang kosong (ekstremitas janin).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan sudah tidak dapat digoyangkan (kepala janin)
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masung pintu atas panggul (Divergen)
TFU : 32 cm
Taksiran Berat Janin :(32-11) x 155 = 3255 gram
Penurunan bagian terendah (perlimaan) : 4/5 bagian
Auskultasi :
Denyut jantung janin : Teratur
Frekuensi : 144x/ menit
Punctum maximum : sebelah kanan bagian atas pusat
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh : bidan
Atas indikasi :untuk mengetahui kemajuan persalinan
VI. PELAKSANAAN :
Tanggal 21 Oktober 2014 pukul : 21.00 WIB
Pemantauan KALA I :
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan yang baik yaitu:
TTV : TD : 130/80 R : 22 x
N : 80 S : 36.7
DJJ teratur dengan frekuensi 144x/menit di kanan bawah pesat ibu.
2. Mengajarkantekhnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung dan kluarkan
lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan dan miring kiri agar pesisi ibu nyaman
3. Memberikkan misso teb kepada ibu agar mempercepat kontraksi.
4. Menghadirkan pendamping dan anjurkan makan dan minum di sela-sela kontraksi
5. Menyiapkan peralatan serta obat-obatan yang dibutuhkan
6. Melakukan pemantauan HIS, DJJ dan kemajuan persalinan dengan hasil :
jam TD N S HIS DJJ VT
19.00 160/110 84 36.9 1x/10’/10” 144 X/menit Dinding vagina teraba
tenang, porsio tebal,
konsistensi lunak,
pembukaan 1, selaput
ketuban utuh presentasi
kepala penurunan 4/5
bagian
19.30 80 2x/10’/15” 138 X/menit
20.00 82 2x/10’/20” 138 X/menit
20.30 82 2x/10’/25” 143 X/menit
21.00 78 3x/10’/35” 140 X/menit
21.30 84 3x/10’/35” 144 X/menit
22.00 130/80 80 3x/10’/45” 143 X/menit
22.30 82 4x/10’/45” 144 X/menit
23.00 120/70 80 37 5x/10’/45” 138 X/menit Dinding vagina teraba
tenang, porsio tidak
teraba, konsistensi lunak,
pembukaan 10, ketuban
sudah pecah,jernih,
presentasi kepala titik
penunjuk UUK arah jam
1, penurunan 1/5 bagian,
terdapat lendir darah
VII. EVALUASI :
Tanggal 21 Oktober 2014 pukul : 21.05 WIB
1. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya sehat
2. Ibu bersedia melakukan teknik relaksasi seperti yang telah di anjurkan
3. Injeksi miso telah di berikan
4. Pendamping telah dihadirkan untuk menemani ibu dan ibu bersedia makan dan minum disela
kontraksi
5. Peralatan telah di siapkan
6. Pemantauaan telah di lakukan
7. Hasil pemantauan sudah di catat
8. Sudah terlihat tanda gejala kala II
KALA II
I. PENGKAJIAN
DS :
1. Ibu mengatakan sudah mules-mules dan ada dorongan untuk meneran
2. Ibu mengatakan seperti mau BAB dan merasakan tekanan yang semakin kuat pada anus
DO :
1. Perinium menonjol, vulva membuka dan ada tekanan pada anus
2. Pemeriksaan dalam II, pada tanggal 21 Oktober pukul 23.00
3. Indikasi : His 5x dalam 10 menit durasi 45 detik, DJJ 144x/menit
4. Tujuan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
5. Hasil :Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tidak teraba,
pembukaan lengkap 10 cm selaput ketuban (+) kepala turun di H IV 1/5 presentasi kepala
titik penunjuk UUK arah jam 1.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 oktober 2014 Pukul : 23.10 WIB
1. Memberitahu kepada ibu bahwa sebentar lagi akan bersalin dan menjelaskan kepada keluarga
resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya
2. Memastikan peralatanuntuk menolong persalinan yaitu pastus set, oxytosin, hecting set ,
pospagrin untuk mencegah pendarahan dan peralatan resusitasi.
3. Mengajari ibu dan pimpin ibu untuk meneran
Menganjurkan ibu untuk meneran disaat ada kontraksi dan istirahat untuk makan dan minum
saat tidak ada kontraksi
Mengajari cara meneran yang baik yaitu kedua tangan memegang pergelangan kaki, kepala
ibu diangkat dan mata melihat perut kemudian mengejan seperti mau BAB. Mengajari ibu
untuk koopratif dan menuruti perintah bidan.
4. Memastikan infus RL + Driip Oxytosin sudah terpasang
5. Menyiapkan perlengakapan untuk melahirkan bayi
Meletakan kain diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
Meletakan kain dibawah bokong ibu
Membuka partus set
Memakai sarung tangan
6. Menolong kelahiran ibu
Saat kepala terlihat 5-6 cm didepan vulva, tangan kanan melindungi perineum dengan 1/3
kain tangan kiri diatas simfisis untuk menahan kepala bayi agar tidak terlalu difleksi.
Setelah kepala lahir cek lilitan tali pusat , tunggu putaran paksi luar kemudian letakan tangan
secara biparental, gerakan kepala bayi kearah bawah untuk melahirkan bahu depan dan
gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang kemudian sanggah susur
7. Melakukan penanganan bayi baru lahir
Menilai apakah bayi bernafas, bergerak aktif dan warnanya
Letakan bayi diatas perit ibu dan keringkan bayi serta ganti dengan kain kering dan bersih
Pastikan janin tunggal
Jepit tali pusat dengan 2 klem, potong tali pusat kemudian ikat
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.36 Wib
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya
2. Peralatan untuk menolong persalinan sudah di siapkan yaitu pastus set, oxytosin, hecting set ,
pospagrin untuk mencegah pendarahan dan peralatan resusitasi.
3. Ibu sudah di pimpin ibu untuk meneran
4. Infus RL + Driip Oxytosin sudah terpasang
5. Perlengakapan untuk melahirkan bayi sudah di siapkan
6. Pertolongan persalinan sudah dilakukan, bayi sudah lahir spontan pukul 23.35 jenis klamin
perempuan , tidak menangis,tidak bergerak dan warnanya kebiruan.
7. Penanganan bayi baru lahir sudah di lakukan
KALA III
I. PENGKAJIAN
DS :
- Ibu mengatakan lega dan bahagia bahwa bayinya sudah lahir tetapi takut karena bayinya
belum menangis
- Ibu mengatakan perutnya masih mules.
DO :
- Bayi lahir tanggal 21 Oktober 2014 pukul 23.35, jenis kelamin perempuan, tidak menangis,
tidak bergerak dan warnanya kebiruan.
- Kontraksi uterus baik
- TFU setinggi pusat
- Plasenta belum lahir, tali pusat tampak memanjang di vulva
- Kandung kemih kosong
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 oktober 2014 Pukul : 23.40 WIB
1. Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan bahwa akan dibantu kelahiran
plasenta
2. Memastikan tidak ada janin kedua dengan melakukan palpasi
3. Melakukan MAK III, yaitu :
a. Melakukan palpasi pada abdomen untuk memastikan janin tunggal.
b. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
c. Menyuntikkan oksitoksin 10 UI di sepertiga paha luar atas bagian anterolateral.
d. Melakukan penengangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem 5 – 10 cm didepan
vulva. Meletakkan tangan kiri diatas simphysis, menahan bawah uterus dan tangan kanan
meneganggakan tali pusat.
e. Saat uterus berkontraksi tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai dan tangan kiri
melakukan tekanan kearah fundus ( dorso cranial ).
f. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, tangkap dengan kedua tangan kemudian dipilin serah
jarum jam secara perlahan-lahan sampai plasenta lahir secara lengkap.
g. Segara setelah plasenta lahir masase fundus sampai berkontraksi minimal 15 detik.
h. Memeriksa kelengkapan plasenta dengan menggunakan kassa steril.
i. Memeriksa perdarahan dan adanya laserasi jalan lahir.
4. Memastikan kelengkapan plasenta dengan memeriksa kedua sisi plasenta bayi yang
menempel pada ibu maupun janin
5. Mengecek adanya perdarahan akibat laserasi pada jalan lahir dan perinium
6. Mengobservasi keadaan umum dan jumlah perdarahan
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.41 WIB
1. Ibu sudah mengetahui bahwa plasenta akan segera lahir
2. Janin tunggal
3. Plasenta lahir lengkap secara spontan tanggal 21 Oktober 2014 Pukul23.43 WIB. Kotiledon
lengkap, selaput korion dan amnion lengkap, tali pusat sentralis, panjang ± 35 cm, tebal ± 2,5
cm, berat ± 350 gram
4. Plasenta sudah lenggkap dan tidak ada jaringan plasenta yang tertinggal
5. Terdapat perdarahan aktif akibat laserasi dan terdapat laserasi derajat II
6. Observasi keadaan umum dan jumlah pendarahan sudah di lakukan
KALA IV
I. PENGKAJIAN
DS :
- Ibu mengatakan lelah
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 Oktober 2014 Pukul : 23.50 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa plasenta sudah lahir dan keadaan ibu baik. dan menjelaskan pada ibu
bahwa mules-mules yang dirasakan ibu adalah hal yang normal karena proses kembalinya
ukuran rahim ke bentuk semula seperti sebelum hamil
2. Melakukan penatalaksaan kala IV,yaitu :
a. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan berlebihan
b. Mengecek adanya laserasi dan hasil epsiotomi kemudian melakukan menjahit luka laserasi
dan epsiotomi dengan menggunakan benang catgut chromic dijahit secara jelujur.
c. Mengajarkan ibu cara memasase fundus dan memeriksa kontraksi uterus.
d. Mengobservasi jumlah perdarahan
e. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin0,5% dan direndam selam 10
menit, kemudian setelah 10 menit mencuci dan membilas peralatan setelah didekontamnasi,
membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
f. Membantu membersihkan dan merapikan ibu, memakaikan pembalut dan celana dalam dan
mengganti pakaian kotor dengan pakaian yang bersih dan kering, pakaian kotor direndam
dalam larutan detergent.
g. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk tempat bersalin dengan menggunakan
larutan clorin 0,5%, dan membilasnya dengan air bersih.
h. Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan clorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke
arah luar dan merendamnya selama 10 menit.
i. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
j. Mengobservasi KU, Vital sign, TFU,kontraksi uterus dan kandung kemih, perdarahan tiap 15
menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
3. Memberitahu ibu untuk melakukan masase uterus agar tetap kontraksi dengan baik dan
mencegah terjadinya pendarahan
4. Mengevaluasi jumlah pendarahan, danmembersihkan ibu dan memakaikan pakaian,
mendekontaminasi alat dan tempat
5. Melakukan Dokumentasi
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.50 WIB
1. Ibu sudah mengerti dengan keadaannya dan mengerti dengan keluhan yang dirasakannya.