Contoh Tugas Kelomok Kep. Kritis
Contoh Tugas Kelomok Kep. Kritis
LOGO
ii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................... 6
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................... 7
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 19
LAMPIRAN.................................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung yang juga dikenal dengan istilah penyakit
kardiovaskular adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung,
nyeri dada (angina), atau stroke.Beberapa penyakit yang dikategorikan
sebagai penyakit jantung adalah :
1. Penyakit pembuluh darah, seperti penyakit arteri koroner
2. Masalah irama jantung yang disebut aritmia
3. Cacat jantung bawaan
4. Kondisi jantung lainnya, seperti kondisi yang mempengaruhi otot jantung,
katup jantung, atau irama jantung.
Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang
diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal, setiap jaringan dan
organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga
jaringan dan organ tubuh menerima nutrsi dengan adekuat.
Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi
melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas
tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu darah akan lebih
banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk
memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
Menurut WHO (2004) Terjadi ± 17,1 juta/tahun kematian karena
penyakit Kardiovaskular dengan mortalitas total 29,1 % yang sebagian besar
disebabkan oleh ventrikel takikardi tanpa nadi atau ventrikel fibrilasi.
Penyakit kardiovaskular dengan tingkat mortalitas 35% merupakan masalah
kesehatan utama dan penyebab utama kematian di dunia. Tingkat mortalitas
penyakit pada negara maju 40% dan berkembang 28% (Fauci et al., 2012).
Angka kematian akibat penyakit jantung diperkirakan akan terus meningkat
1
2
hingga mencapai 23,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI Tahun 2013 prevalensi penyakit
jantung koroner di Indonesia mencapai 0,5% dan gagal jantung sebesar
0,13% dari total penduduk berusia 18 tahun keatas.
Menurut data WHO (2015) cardiovascular disease (CVD) merupakan
penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2012 sekitar 17,5 juta
orang meninggal karena CVD dan menyumbangkan angka kematian
sebanyak 31%, diperkirakan penyebab dari kematian tersebut sekitar 7,4 juta
dikarenakan oleh penyakit jantung koroner dan 6,7 juta karena stroke.
Selain itu data dari American Heart Association/ AHA (2014)
menyebutkanbahwa :
1. Lebih dari sepertiga perempuan dewasa menderita salah satu bentuk PKV
(Penyakit Kardiovaskular)
2. Sejak 1984, jumlah kematian akibat PKV pada perempuan melebihi laki -
laki.
3. Tahun 2012, sekitar 56% penyebab kematian perempuan adalah PKV
Data-data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan
bahwa :
1. Prevalensi PJK di Indonesia berdasarkan wawancara terdiagnosis sebesar
0,5% dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar1,5%.
2. Prevalensi PJK meningkat seiring dengan bertambahnya usia,
tertinggipada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun
sedikitpada kelompok umur ≥ 75 tahun
3. Prevalensi PJK menurut jenis kelamin, untuk yang
didiagnosisberdasarkan wawancara dokter, lebih tinggi pada perempuan
dibandinglaki-laki (0,5% vs 0,4%); juga yang didiagnosis dokter atau
gejala (1,6% vs 1,3%)
Prevalensipenyakitkardiovaskular di UK tahun 2014, Padalaki-
lakisebanyak 29% yang terdiridaripenyakitjantungkoroner (16%), stroke
(6%), penyakitjantung lain (4%), penyakitarteri, arterioldankapiler (2%),
hipertensi (1%), penyakit lain terkait system sirkulasi (<0,5%).
Sedangkanpadaperempuansebanyak 28% yang
3
Menurut Wan, Ke, et.al. (2015), Zheng et. al. (2015), Notara, et.al. (2014),
Shehab, Abdulla, et.al., (2013), dan Ali, W.M., et.al. (2012),beberapa faktor risiko
terjadinya acute coronary syndrome meliputi; merokok, obesitas, hipertensi,
hiperlipidemia, dan diabetes melitus.
1. Usia
Peningkatan usia, terutama pada wanita post menopause meningkatkan risiko
terjadinya ACS pada wanita yang secara normal dilindungi oleh estrogen di
dalam tubuh pada usia produktif.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil review penelitian yang dilakukan oleh Shehab, Abdullah,
et.al (2013) di Timur Tengah (Bahrain, Saudi Arabia, Qatar, Oman, United
Arab Emirates, dan Yaman) menunjukkan bahwa angka mortalitas ACS pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki – laki.
3. Hipertensi
Hipertensi banyak terjadi di Timur Tengah pada pasien dengan ACS
khususnya pada wanita, kelompok usia tua dan suku Arab di Timur Tengah.
Hipertensi dihubungkan dengan peningkatan risiko gagal jantung dan stroke.
Pada kasus STEMI, hipertensi menyebabkan risiko lebih tinggi pada
mortalitas di rumah sakit dan stroke.
4. Diabetes
Peningkatan prevalensi intoleransi glukosa dilaporkan terjadi pada pasien
dengan acute coronary syndrome di Eropa. Pada tahun 2005 telah dilakukan
penelitian di Jepang tentang pengaruh intoleransi glukosa terhadap ACS.
Hasil postchallenge hyperglycemia secara primer disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin awal, yang sering ditemukan pada pasien ACS di Jepang, yang
sebelumnya tidak didiagnosis menderita diabetes, dan fenomena ini
dipertimbangkan berhubungan dengan aterosklerosis koroner lanjutan.
5. Merokok
Pasien yang merokok >60 pak /tahun memiliki 57,8% mortalitas ACS lebih
tinggi dan risiko ACS 24,6%. Selain itu, 52 % pasien ACS dilaporkan
terpapar secondhand smoke (Notara, et.al., 2015).The British Heart
Foundation melaporkan bahwa pasien yang berhenti merokok mengurangi
5
Penyakitkaridovaskulardapatdiobatidenganpengobatanawalterutamadifok
uskanpada diet danperubahangayahidup. Selainitujugaterdapatobat-
obatanfarmakologisepertigolonganantikoagulan (aspirin) yang
diindikasimencegahagregasi platelet, Statin yang
efektifdalammencegahpenyakitkardiovaskularpada orang
denganriwayatpenyakitkardiovaskular, golonganobat vasodilator
sepertiisosorbidedinitrat (ISDN), beta blocker yang bekerjamemboklirefek
adrenalin sehinggamengurangiefekhipertensi.
Penggunaansuplemenantioksidandanmineraltidakseberapaberpengaruhterhadappe
nyakitkardiovaskular.Niacin, jenis vitamin B3
menurunkanresikokejadiankardovaskularpadamereka yang
beresikotinggi.Suplemen magnesium menurunkantekanandarah.Terapi
magnesium direkomendasikanuntukpasiendenganaritmia.
6
B. Tujuan
1. Pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
aplikasi terapi modalitas pada kasus kardiovaskular
2. Pembelajaran meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pemahaman
tentang tindakan keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien
jantung.
7
BAB 2
PEMBAHASAN
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ali, W.M, Al Habib, K.F., Hersi, A., Asaad, N., Sulamina, K., Ali, Al Shiek, dan
Al Suwaidi, J. (2012).In-hospital complications and 1-year outcome of
acute coronary syndrome in patients with hypertension: findings from the
2nd Gulf Registry of Acute Cardiac Events. Eastern Mediterranean
Health Journal, 18 (9). Diakses 15 November 2016, dari Proquest
database.
Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theorist and their Work. 8th. Ed. USA:
Elseiver.
Allison, Sarah E. (2007). Self Care Requirements for Activity and Rest : An Orem
Nursing Focus. Nursing Science Quarterly, 20 (1), 68-76. Diakses 15
November 2016, dari SagePublications database.
Babaii, A., Adib-Hajbaghery, M., & Hajibagheri, A. (2015). Effect of Using Eye
Mask on Sleep Quality in Cardiac Patients: A Randomized Controlled
Trial. Nursing and Midwifery Studies, 4(4), e28332. Diakses 13 Oktober
2016, dari Pubmed database.
Cox, K.R. & Taylor, S.G. (2005). Orem's Self Care Deficit Nursing Theory:
Pediatric Asthma as Exemplar. Nursing Science Quarterly, 18 (3), 249-
257. Diakses 15 November 2016, dari Sage Publications database.
Daneshmandi, M., Neiseh, F., Sadeghi Shermeh, M., & Ebadi, A. (2012). Effect
of Eye Mask On Sleep Quality In Patients With Acute Coronary
Syndrome. Journal of Caring Sciences, 1(3), 135–43. Diakses 13 Oktober
2016, dari Pubmed database.
Huang, H.-W., Zheng, B.-L., Jiang, L., Lin, Z.-T., Zhang, G.-B., Shen, L., & Xi,
X.-M. (2015). Effect Of Oral Melatonin And Wearing Earplugs And Eye
Masks On Nocturnal Sleep In Healthy Subjects In A Simulated Intensive
Care Unit Environment: Which Might Be A More Promising Strategy For
ICU Sleep Deprivation? Critical Care (London, England), 19(1),124.
Diakses 13 Oktober 2016, dari BioMed Central database.
Hu, Rong Fang, Jiang, X.Y., Hegadoren, K.M., & Zhang, Y.H. (2015). Effect Of
Earplugs and Eye Mask Combine With Relaxing Music On Sleep,
Melatonin, And Cortisol Level in ICU patients: a randomized contolled
trial. Critical Care. 19,115. Diakses 25 September 2016, dari Biomed
Central database.
14
Koenig, J., Jarczok, M.N., Warth, M., Harmat, L., Hesse, N., Jespersen, K.V.,
Thayer, J.F., & Hillecke, T.K. (2013). Music Listening Has No Positive Or
Negative Effect On Sleep Quality Of Normal Sleepers: Results Of
Randomized Controlled Trial. Nordic Journal Of Music Therapy, 22(3).
Diakses tanggal 13 Oktober 2016. http://tandfonline.com.
Mashayekhi, F., Arab, M., Pilevarzadeh, M., Amiri, M., & Rafiei, H. (2013). The
Effect of Eye Mask on Sleep Quality in Patients of Coronary Care Unit, 6
(3), 108-111. Diakses 2 November 2016, dari PubMed database.
Neyse, F., Daneshmandi, M., Sharme, M. S., & Ebadi, A. (2011). The effect of
earplugs on sleep quality in patients with acute coronary syndrome,
Journal Of Caring Sciences, 4(3), 127–134. Diakses 13 Oktober 2016, dari
Pubmed database.
Shehab, A., et.al. (2013). Gender Disparities in the Presentation, Management and
Outcomes of Acute Coronary Syndrome Patients: Data from the 2nd Gulf
Registry of Acute Coronary Events (Gulf RACE-2). 8 (2). Diakses 14
November 2016, dari Ebschohost database.
Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever. (2010). Brunner & Suddarth’s Text Book of
Medical Surgical Nursing. 12th. Ed. China: Lippincott Williams & Wilkin.
Wan, K, Zhao, J., Huang, H., Zhang, Q., Chen, Xi., Zeng, Z., Zhang, L., & Chen.
Y. (2015). The Association between Triglyceride/High-Density
Lipoprotein Cholesterol Ratio and All-Cause Mortality in Acute Coronary
15
Zheng, L.Y., Lian, F., Shi, Q., Zhang, Chi., Chen, Y.W., Zhou, Y.H., & He, Jia.
(2015). Alcohol intake and associated risk of major cardiovascular
outcomes in women compared with men: a systematic review and meta-
analysisof prospective observational studies. 15: 773. Diakses 14
November 2016, dari BioMed Central database.
16
LAMPIRAN. 1 : Tabel Review Jurnal kardiovaskular
4 The Effect Of Eye Variabel : Eye mask, Verran and RCT Penggunaan eye mask selama
Mask on Sleep Quality Sleep quality Snyder- Cross tidur malam meningkatkan
in Patient of Coronary Halpern Sleep Over meningkatkan kualitas tidur
Care Unit. Sampel sebanyak 60 pasien jantung Scale (VSH Design dengan signifikan (p<0,05)
Masyhayekhi, Fateme, dibagi dalam 2 kelompok, masing- Sleep Scale)
dkk masing 30 responden
2013
5 Effect of eye mask on Variabel : Eye mask, PSQI RCT Pengguanaan eye mask dapat
sleep quality in patient’t Sleep quality (Petersburg’s pre post meningkatkan kualitas tidur
with acute coronary Sleep Quality test design pada pasien dengan ACS
syndrome. Sampel = 60 pasien jantung usia Index) (p<0,05)
Mohammad danesh >18 thn,
mandi, dkk. 2012
6 The Effect of earplugs Variabel : Earplugs, PSQI RCT Penggunaan Earplugs dapat
on sleep quality in Sleep quality, (Petersburg’s meningkatkan kualitas tidur
patients with acut Acute coronary syndrome’s patients Sleep Quality yang signifikan
coronary syndrome. Index)
Fateme Neyse, Sampel 60 pasien jantung
dkk.2012 Dibagi 2 grup
Secara random