Anda di halaman 1dari 4

Jose Adelina Putri│Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan PMO (Pengawas Minum Obat) Terhadap Kepatuhan

Minum Obat Antituberkulosis Pasien TB Paru

Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan PMO (Pengawas Minum


Obat) Terhadap Kepatuhan Minum Obat Antituberkulosis Pasien TB Paru

Jose Adelina Putri


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Tuberkulosis adalah ancaman kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia dan sangat umum di negara-negara
berkembang. Bakteri yang menyebabkan sebagian besar kasus TB disebut Mycobacterium tuberculosis. Penyakit karena
bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menyebar ketika batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi TB. Dari data
World Health Statistic 2013 menunjukan bahwa Indonesia berada di posisi keenam untuk prevalensi tuberkulosis dengan
281 per 100.000 penduduk. Obat-obat TB atau Obat Anti Tuberkulosis (OAT) telah diketahui dapat mengatasi penyakit TB,
namun angka drop out (mangkir, tidak patuh obat) masih tinggi. Kegagalan pengobatan dan kurang kedisiplinan bagi
penderita TB Paru sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah peran PMO. Peran PMO dalam proses
pengobatan TB adalah membawa pasien TB ke tenaga kesehatan, mengingatkan pasien dalam meminum obat, dan
memotivasi pasien.

Kata Kunci: obat anti tuberkulosis, PMO, tuberkulosis

The Relationship of Knowledge and Education Level PMO (Supervisory Drink


Drugs) Compliance Against Drinking AntituberculousDrugs Pulmonary TB
Patients
Abstract
Tuberculosis is an important public health problem throughout the world and is very common in developing countries. The
bacteria that cause most cases of TB called Mycobacterium tuberculosis. Disease because the bacteria that cause the
disease can be spread when coughing or sneezing of people infected with TB. From the data World Health Statistics 2013
shows that Indonesia was in sixth position for the prevalence of tuberculosis to per 100,000 population. TB drugs or Anti
Tuberculosis (OAT) has been known to be able to cope with TB disease, but the dropout rate (defaulters, disobedient
medicine) is still high. Treatment failure and lack of discipline for patients with pulmonary TB is influenced by several
factors. One of the roleis the PMO. PMO role in the process of TB treatment is bringing TB patients to health workers,
reminding patients to take medication, andmotivatingthe patients.

Keywords: Tuberculosis, Obatantituberkulosis, PMO

Korespondensi: Jose Adelina Putri, alamat Jalan K.H. Gholib no. 17 Pringsewu Timur Kabupaten Pringsewu Lampung, HP
087801017001, e-mail adeljosee@gmail.com

Pendahuluan Indonesia.2 Dari data World Health Statistic


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit 2013 menunjukan bahwa Indonesia berada di
menular yang disebabkan oleh kuman TB yaitu posisi keenam prevalensi Tuberkulosis dengan
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar 281 per 100.000 penduduk.3
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga Obat-obat TB atau Obat Anti
mengenai organ tubuh lainnya. Cara penularan Tuberkulosis (OAT) telah diketahui dapat
TB adalah melalui batuk atau bersin dari mengatasi penyakit TB, namun angka drop out
penderita TB.1 berupa mangkir dan tidak patuh obat masih
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tinggi. Pengobatan yang tidak adekuat dapat
memperikirakan sepertiga penduduk didunia mengakibatkan kuman TB menjadi resisten
terinfeksi kuman TB, dan pada tahun 2009 terhadap OAT dan dapat menjadi TB Multi
diperkirakan terdapat 9,27 juta kasus baru Drug Resistence (MDR). Kasus TB-MDR telah
Tuberkulosis di seluruh dunia. TB merupakan ditemukan di Eropa Timur, Afrika, Amerika
penyakit infeksi terbesar nomor dua di dunia Latin, dan Asia berdasarkan WHO/IUATLD
penyumbang angka mortalitas dewasa yang Global Project on Drug Resistance Surveillance
menyebabkan sekitar 1,7 juta kematian. dengan prevalensi >4 % di antara kasus TB
Negara dengan prevalensi TB terbesar adalah baru.4
India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria, dan

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 81


Jose Adelina Putri│Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan PMO (Pengawas Minum Obat) Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Antituberkulosis Pasien TB Paru

Di Indonesia, data awal survei resistensi ketaatan lebih rendah untuk penyakit kronis,
obat OAT lini pertama yang dilakukan di Jawa saran untuk gaya hidup umum dan kebiasaan
Tengah menunjukkan angka TB-MDR yang lama, pengobatan yang kompleks, dan
rendah pada kasus baru sekitar 1-2 %, tetapi pengobatan dengan efek samping.7
angka ini meningkat pada pasien yang pernah Kepatuhan pasien TB juga dinilai dari
diobati sebelumnya sekitar 15 %. Limited and sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
unrepresentative hospital data (2006) ketentuan yang diberikan oleh profesional
menunjukkan kenyataan bahwa sepertiga kesehatan. Faktor pendukung kepatuhan
kasus TB-MDR resisten terhadap ofloksasin dan pasien adalah sikap atau motivasi individu
ditemukan satu kasus TB-XDR yaitu Extremely untuk sembuh, keyakinan, dukungan keluarga,
Drug Resistance diantara 24 kasus TB-MDR.5 dukungan sosial, dan dukungan petugas
Masalah resistensi obat pada kesehatan.8
pengobatan TB khususnya MDR dan XDR Penderita TB Paru mengkonsumsi obat
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang anti tuberkulosis dengan rangkaian kombinasi
penting di sejumlah negara dan merupakan yang telah ditentukan oleh petugas kesehatan
hambatan terhadap efektivitas program dan membutuhkan waktu 6-8 bulan untuk
penanggulangan. Kegagalan penanggulangan mencapai kesembuhan sehingga tidak jarang
TB-MDR/XDR dapat menimbulkan fenomena penderita TB Paru mangkir dalam
baru yaitu Total Drug Resistanceyang tentunya pengobatannya. Untuk itu penderita TB Paru
tidak kita harapkan.6 membutuhkan setidaknya satu orang petugas
Untuk itu penderita TB Paru yang mengingatkannya untuk meminum obat,
membutuhkan setidaknya satu orang petugas petugas tersebut disebut sebagai PMO. PMO
yang mengingatkannya untuk meminum obat, sangat penting untuk mendampingi penderita
petugas tersebut disebut sebagai PMO. agar dicapai hasil pengobatan yang optimal.
Penderita TB harus mematuhi seorang PMO Kolaborasi petugas kesehatan dengan keluarga
untuk mencegah terjadinya kegagalan yang ditunjuk untuk mendampingi ketika
pengobatan. penderita minum obat, juga faktor yang perlu
dievaluasi untuk menentukan tingkat
Isi keberhasilannya. Peran PMO dalam proses
Kepatuhan pada pasien menurut Sackett pengobatan TB adalah membawa pasien TB ke
dalam Bart Smet (1997) yaitu sejauh mana tenaga kesehatan, mengingatkan pasien dalam
perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang meminum obat, memberi obat untuk diminum
diberikan oleh petugas kesehatan. Kepatuhan setiap malam, memotivasi pasien serta
sebagai suatu proses yang dinamis, mengantarkan pasien dalam melakukan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak pengobatan di Puskesmas.9
berdiri sendiri, memerlukan suatu kombinasi Syarat untuk menjadi seorang PMO
strategi promosi, memerlukan sebuah tim yang adalah seseorang yang dikenal, dipercaya, dan
terdiri dari multidisiplin profesi yang disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun
terintegrasi dan dapat bekerjasama dengan pasien, selain itu harus disegani dan dihormati
baik dalam memberikan perawatan oleh pasien, tinggal dekat dengan pasien,
komprehensif berkesinambungan. Dalam bersedia membantu pasien dengan sukarela,
kesehatan, kebanyakan studi berkaitan dengan bersedia dilatih dan atau mendapat
ketidaktaatan minum obat sebagai cara penyuluhan bersama-sama dengan pasien.
pengobatan, misalnya tidak minum cukup obat, Tugas seorang PMO adalah agar pasien TB
minum obat terlalu banyak, minum obat patuh dalam pengobatannya oleh karena itu
tambahan tanpa resep dokter, dan sebagainya. PMO harus mengawasi pasien TB agar menelan
Metode-metode untuk mengukur sejauh mana obat secara teratur sampai selesai pengobatan,
para pasien mematuhi nasehat dokter dengan memberi dorongan kepada pasien agar mau
baik meliputi laporan pasien, laporan dokter, berobat teratur, mengingkatkan pasien untuk
perhitungan pil dan botol, tes darah dan urin, periksa ulang dahak pada waktu yang telah
alat-alat mekanis, dan observasi langsung hasil ditentukan, memberi penyuluhan pada
pengobatan. Mematuhi rekomendasi anggota keluarga pasien TB yang mempunyai
pengobatan yang dianjurkan oleh dokter gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
merupakan hal yang sangat penting. Perilaku memeriksakan diri ke Unit Pelayanan

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 82


Jose Adelina Putri│Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan PMO (Pengawas Minum Obat) Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Antituberkulosis Pasien TB Paru

Kesehatan. Sebaiknya PMO adalah petugas dengan penilaian yang didasarkan oleh suatu
kesehatan, misalnyabidan di desa, perawat, kriteria yang ditentukan terhadap suatu
pekarya, sanitarian, juru imunisasi, dan lain- informasi tersebut.11 Berdasarkan penelitian
lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang oleh Krisnawati U didapatkan hasil yang
memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader bermakna mengenai hubungan antara
kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh pengetahuan dan sikap PMO keluarga
masyarakat lainnya atau anggota keluarga. mengenai keberhasilan pengobatan TB paru.12
Informasi penting yang perlu dipahami oleh Pengetahuan dapat berkesinambungan
seorang PMO adalah penyebab TB bukan dengan tingkat pendidikan seorang PMO dalam
penyakit keturunan atau kutukan melainkan menjelaskan informasi yang telah diberikan
disebabkan oleh kuman TB yaitu untuk disampaikan kepada penderita TB.
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan
oleh penderita TB langsung dari percikan batuk yang berkelanjutan yang ditetapkan
atau bersin bahkan hembusan nafas jika berdasarkan tingkat perkembangan peserta
penderita tersebut menderita MDR-TB, TB didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan
dapat disembuhkan dengan berobat teratur, cara menyajikan bahan pengajaran. Tingkat
harus memahami gejala-gejala yang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan
mencurigakan dan cara pencegahannya, cara dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
pemberian pengobatan pasien berupa tahap tinggi.13
intensif dan lanjutan, pentingnya pengawasan Pendidikan PMO dapat mempengaruhi
supaya pasien berobat secara teratur, tingkat pengetahuan tentang materi pelayanan
kemungkinan terjadinya efek samping obat dan pengawasan penderita TB paru.14 Sedangkan
perlunya segera meminta pertolongan ke UPK pada penilitian Suhartono menyatakan bahwa
(Unit Pelayanan Kesehatan).10 tingkat pendidikan PMO dengan kepatuhan
Pengetahuan PMO mengenai informasi pasien TB berobat mempunyai hubungan
tersebut sangat mempengaruhi cara mereka positif yang secara statistik bermakna dengan
dalam menjelaskan kepada penderita TB agar kepatuhan berobat.15
patuh sehingga tercapai keberhasilan
pengobatan. Menurut teori, pengetahuan Ringkasan
seseorang mempunyai intensitas atau tingkat Tuberkulosis adalah masalah
yang berbeda-beda. Terdapat 6 tingkat kesehatan masyarakat yang penting di seluruh
pengetahuan dimulai dari mengetahui atau dunia dan sangat umum di negara-negara
knowing yang diartikan sebagai recall atau berkembang. Bakteri yang menyebabkan TB
memanggil memori yang telah diberikan, disebut Mycobacterium tuberculosis.
memahami atau comprehension yang diartikan Pengobatan TB membutuhkan waktu yang
bukan hanya menyebutkan saja tetapi orang panjang yaitu 6 sampai 8 bulan untuk
tersebut dapat menginterpretasikan secara mencapai penyembuhan dan dengan panduan
benar mengetahui objek atau informasi yang kombinasi beberapa macam obat, sehingga
telah diberikan sebelumnya, aplikasi atau tidak jarang pasien berhenti minum obat
application yang diartikan jika seseorang sebelum masa pengobatannya selesai yang
tersebut yang telah memahami informasi yang berakibat pada kegagalan dalam pengobatan
dimaksud dapat menggunakan atau TB. Kegagalan pengobatan dan kurang
mengaplikasikan prinsip yang diketahui kedisiplinan bagi penderita TB Paru sangat
tersebut pada situasi yang lain, analisis atau dipengaruhi oleh peran PMO. PMO sangat
analysis yang diartikan kemampuan seseorang penting untuk mendampingi penderita agar
tersebut untuk menjabarkan dan atau dicapai hasil pengobatan yang optimal. Peran
memisahkan, kemudian mencari hubungan PMO dalam proses pengobatan TB adalah
antara komponen-komponen yang terdapat membawa pasien TB ke tenaga kesehatan,
dalam suatu masalah yang diketahuinya, mengingatkan pasien dalam meminum obat,
sintesis atau synthesis yang menunjukan dan memotivasi pasien. Pengetahuan yang baik
seseorang tersebut mampu merangkum dan mengenai TB dan tingkat pendidikan seorang
meletakan dalam satu hubungan yang logis PMO dapat mempengaruhi penderita TB agar
dari komponen pengetahuan yang dimilikinya, patuh minum obat anti tuberkulosis sehingga
dan evaluasi atau evaluation yang berkaitan tercapai keberhasilan pengobatan.

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 83


Jose Adelina Putri│Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan PMO (Pengawas Minum Obat) Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Antituberkulosis Pasien TB Paru

Simpulan kesehatan terhadap kepatuhan minum


Berdasarkan beberapa penelitian obat penderita tuberculosis paru di
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan puskesmas gatak [skripsi]. Surakarta:
tingkat pendidikan seorang PMO berpengaruh Universitas Muhammadiyah Surakarta;
terhadap kepatuhan pasien TB untuk 2012.
melakukan pengobatan. 9. Debby R, Suyanto, Restuastuti A. Peran
pengawas menelan minum obat (pmo)
Daftar pustaka tuberkulosis dalam meningkatkan
1. World Health Organization. Guidelines for kepatuhan minum obat pada pasien
the programmatic management of drug- tuberkulosis paru di kelurahan sidomulyo
resistant tuberculosis. Geneva: WHO; barat pekanbaru. Riau: Fakultas
2008. Kedokteran Riau; 2014.
2. Profil Kesehatan Kabupaten Pringsewu. 10. Departemen Kesehatan Republik
Morbiditas Tuberkulosis Paru. Pringsewu: Indonesia. Pedoman pengendalian
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung; 2013. tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI; 2013.
3. Kementerian Kesehatan Republik 11. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Penyakit Menular Tuberkulosis Paru. 2007. hlm. 140-2.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik 12. Kusnawati U. Peran pmo keluarga dalam
Indonesia; 2012. keberhasilan pengobatan tbc di bp4
4. World Health Organization. Multidrug and semarang [tesis]. FKM Undip; 2005.
extensively drug-resistantTB (M/XDR-TB): 13. Ihsan F. Dasar-dasar kependidikan
2010 global report on surveillance and komponen mkdk. Jakarta: Rineka Cipta;
response. Geneve: WHO Press; 2010. 2005. hlm. 5.
5. Nawas A. Pengalaman rs persahabatan 14. Widjanarko B, Prabumarti PN,
dalam penanganan pasien TB-MDR. Widyaningsih N. Analisis faktor-faktor
Disampaikan pada MONEV PMDT Depkes; yang mempengaruhi penderita
8-10 Desember 2010. tuberkulosis paru di kota semarang [tesis].
6. World Health organization. international Semarang: FKM Undip; 2006.
standard for tuberculosis care. Geneva: 15. Suhartono. Hubungan antara tingkat
WHO; 2007. pendidikan pmo, jarak rumah, dan
7. Smet B. Psikologi kesehatan. Jakarta: PT pengetahuan pasien tb paru dengan
Grasindo; 1994. Hlm. 253-7. kepatuhan berobat (di puskesmas
8. Sholikhah LF. Hubungan antara tingkat kembang janggut kabupaten kuati
pengetahuan dan mutu pelayanan kartanegara) [tesis]. Solo: UNS; 2010.

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 84

Anda mungkin juga menyukai