OLEH KELOMPOK 4 :
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehinggapenyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Konsep Imunisasi”.
Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Imunisasi Di Indonesia..............................................................................6
2.2 Dasar HukumPenyelenggaraan Program Imunisasi..................................6
2.3 Tujuan Imunisasi Di Indonesia..................................................................7
2.4 Pengertian Imunisasi.................................................................................8
2.5 Manfaat Imunisasi.....................................................................................8
2.6 Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.......................9
2.7 Jenis- Jenis Imunisasi..............................................................................18
2.8 Jadwal Imunisasi.....................................................................................26
2.9 KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi).................................................28
BAB III..................................................................................................................31
PENUTUP..............................................................................................................31
3.1 Simpulan..................................................................................................31
3.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
BAB II
PEMBAHASAN
c. Vaksin Poliomielitis
Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-
masingmengandung virus polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin
yangmengandung virus polio yang sudah dimatikan (salk), biasa
diberikandengan cara injeksi, (2) vaksin yang mengandung virus
polio yanghidup tapi dilemahkan (sabin), cara pemberian per oral
dalam bentukpil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai di
Indonesia.
1) Penyimpanan : OPV : Freezer, suhu -20º C
2) Dosis : 2 tetes mulut
3) Kemasan : vial, disertai pipet tetes
4) Masa kadaluarsa : OPV : dua tahun pada suhu -20°C
5) Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada
berak-berak ringan
6) Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa
kelumpuhananggota gerak seperti polio sebenarnya.
7) Kontra Indikasi : diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan
d. Vaksin Campak
Mengandung vaksin campak hidup yang telah
dilemahkan.Kemasan untuk program imunisasi dasar
berbentuk kemasan keringtunggal. Namun ada vaksin dengan
kemasan kering kombinasi denganvaksin gondong/ mumps
dan rubella (campak jerman) disebut MMR.
1) Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C
2) Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml
3) Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yang
dibekukeringkan,beserta pelarut 5 ml (aquadest)
4) Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran
(dapat dilihatpada label)
5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin
terjadidemam ringan dan sedikit bercak merah pada pipidi
bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, atau
pembengkakan pada tempatpenyuntikan.
6) Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang
ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah
penyuntikan. Dapat terjadi radang otak 30 hari setelah
penyuntikan tapi angka kejadiannya sangat rendah.
7) Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa
pengobatan,kurang gizi dalam derajat berat, gangguan
kekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian
pada ibu hamil.
e. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan
jarakwaktu satu bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara
suntikan 2dan 3. Namun cara pemberian imunisasi tersebut dapat
berbedatergantung pabrik pembuat vaksin. Vaksin hepatitis B
dapat diberikanpada ibu hamil dengan aman dan tidak
membahayakan janin, bahkanakan membekali janin dengan
kekebalan sampai berumur beberapabulan setelah lahir.
a. Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkindisertai rasa panas atau pembengkakan.
Akanmenghilang dalam 2 hari.
b. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian
c. Kemasan :HB PID
d. Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada
efeksamping yang berarti
e. Indikasi kontra :anak yang sakit berat.
f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus
yangdimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis
B yangmerupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg
murni danbersifat non infectious.
a. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali
b. Kemasan :Vial 5 ml
c. Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas,
demam,pembengkakan dan kemerahan daerah
suntikan.Kadang terjadi gejala berat seperti demam
tinggi,iritabilitas, meracau yang terjadi 24 jam
setelahimunisasi. Reaksi yang terjadi bersifat ringan
danbiasanya hilang dalam 2 hari
d. Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahir
ataugejala serius keabnormalan pada saraf yang
merupakankontraindikasi pertusis, hipersensitif
terhadapkomponen vaksin, penderia infeksi berat yang
disertaikejang
2.8 Jadwal Imunisasi
1. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi dasar
Catatan :
Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi<24 jam
pasca persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam
sebelumnya, khusus daerah dengan akses sulit, pemberian
Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari.
Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan BidanPraktik
Swasta, Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikansebelum
dipulangkan.
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan,dapat
diberikan sampai usia <1 tahun tanpa perlumelakukan tes
mantoux.
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib1,
DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3 dengan jadwaldan interval
sebagaimana Tabel 1, maka dinyatakanmempunyai status
Imunisasi T2.
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0dapat
diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun.
b. Imunisasi Lanjutan
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
Catatan:
Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-
Hib danCampak dapat diberikan dalam rentang usia
18-24 bulan
Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar
danmendapatkan Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib
dinyatakanmempunyai status Imunisasi T3.
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar
Catatan:
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi
dasardan Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib serta
mendapatkanImunisasi DT dan Td dinyatakan
mempunyai statusImunisasi T5.
Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)
Catatan:
Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan status
ImunisasiT (screening) terlebih dahulu, terutama pada
saat pelayananantenatal.
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila
statusT sudah mencapai T5, yang harus dibuktikan
dengan bukuKesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau
rekam medis.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian
KesehatanRepublik Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan
sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok umur serta tatacara
memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan
oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.
3.2 Saran
Meskipun seorang anak sudah mendapatkan imunisasi secara
lengkap, bukan berartidia tidak akan tertular penyakit, namun penyakitnya
ringan dan tidak terlalu berbahaya. Pilihan memang ada ditangan orang
tua, tetapi bagaimanapun tugas orang tua adalah untuk melindungi
anaknya, dan imunisasi adalah cara yang penting untuk mencegah si kecil
dari serangan penyakit. Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati ?
DAFTAR PUSTAKA
Dokter Indonesia. 2015. Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif :
Jurnal Pediatri