Anda di halaman 1dari 2

KASUS IV (SC-PLASENTA PREVIA-IUFD)

IDENTITAS :
Pasien : Ny. N usia 19 tahun ibu rumah tangga, Pendidikan terakhir SMP, agama islam, suku sunda,
golongan darah A, status marital menikah, alamat Kota Bandung.
Penanggung jawab: Tn. E, status ayah pasien, Pendidikan terakhir SD, pekerjaan wiraswasta, alamat
sama dengan pasien.

PENGKAJIAN :
Pasien masuk ke IGD RSHS pada tanggal 05 Mei 2019 pukul 04.30 WIB dengan keluhan mules, keluar
cairan dari ketuban dan perdarahan yang sangat banyak. Keluhan dirasakan dari 2 hari SMRS dan
pasien sempat berobat ke klinik dan RSUD. Di IGD pasien dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil
janin tunggal mati (IUFD) dan plasenta previa parsialis. Pasien dipasang infus RL 500 cc guyur. dan
pasang DC (urin keluar 150 cc). Pemeriksaan darah (Hb 5,2 g/dl, Ht 16,3%, eritrosit 2,51 juta/UL,
Leukosit 18.500 mm3/UL, trombosit 298 ribu/UL). Pada pukul 05.00 WIB pasien langsung dibawa ke
ruang OK untuk dilakukan tindakan SC. Setelah selesai operasi pasien mendapatkan transfuse PRC 3
labu. Lab post transfuse (Hb 8,7 gr/dl, Ht 21%, leukosit 17.200 mm3/UL, trombosit 287 rb/UL, eritrosit
2,6 juta/UL).
Pasien melakukan ANC rutin ke puskesmas, mendapatkan imunisasi TT 1 kali pada usia kehamilan 4
bulan, Kenaikan BB 3 kg, dan rutin mengkonsumsi tablet Fe. Dilakukan USG pada usia kehamilan 10
minggu. Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 16 minggu. Selama hamil tidak merasakan
keluhan yang berarti hanya mual diawal kehamilan. Ini merupakan kehamilan pertama dan sangat
diharapkan oleh pasien. Tekanan darah selama hamil 100/80 mmHg. Dikeluarga tidak ada yang
memiliki riwayat darah tinggi.
Ibu mengatakan menstruasi terakhir 13 oktober 2018. Menarche usia 12 tahun. Tidak ada keluhan
selama menstruasi. Siklus menstruasi 28 hari lama menstruasi 5-6 hari. Pernikahan pertama bagi
pasien dan suami. Pasien menikah pada usia 18 tahun.
Pada saat pengkajian tanggal 06 Mei 2020 pukul 09.00 WIB pasien mengatakan nyeri didaerah luka
operasi, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri bertambah berat ketika bergerak. Skala nyeri 3 (1-
10), nyeri hilang timbul. Wajah pasien meringis kesakitan saat bergerak.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan rambut lepek dan lengket, konjungtiva anemis, wajah pucat, tidak
terdapat cloasma gravidarum, bibir kering, bau mulut, mulut tidak bersih, tidak ada caries gigi.
Pengembangan paru simetris, suara napas vesikuler, CRT <3 detik, Payudara simetris, putting susu
menonjol, tidak terdapat pengeluaran kolostrum, teraba sedikit keras saat dipalpasi. tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak terdapat sianosis. Terdapat bekas luka operasi di bagian perut bawah
tertutup kassa, kassa bersih tidak terdapat pengeluaran cairan, terdapat linea nigra bising usus
8x/menit, involusio uterus 3 jari dibawah pusat teraba keras, tidak terdapat hemoroid. Vulva tampak
terdapat pengeluaran lochea berwarna merah, darah ¼ pembalut. Tidak terdapat edema pada kedua
ektremitas bawah, tidak ada edema, reflek patella positif, human sign negative. Kekuatan otot 5.
Terpasang infus NaCl di tangan kiri 20 gtt/menit.
Pasien sudah makan nasi + lauk pauk dari RS 3 kali sehari dengan dua kali snack.
Pasien merasa sedih karena bayinya meninggal. Tidak sempat melihat bayinya. Pasien terlihat sedih
dan melamun jika sendirian. Pasien ingin sekali cepat hamil lagi. Pasien bertanya kapan dirinya bisa
hamil lagi, dan apakah bisa terjadi perdarahan lagi?. Pasien mengatakan bahwa sudah menggunakan
alat kontrasepsi IUD karena dipasang pada saat SC.

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

TERAPI :
Ceftriaxone 1 gram diberikan jam 08.00 dan 20.00
Kaltrofen supp jam 08.00 dan 20.00

Anda mungkin juga menyukai