Anda di halaman 1dari 35

Tugas PLH

Bencana Tsunami
Aceh

Disusun Oleh :

Bandung

2020
PERISTIWA TSUNAMI ACEH PADA TAHUN 2004

Gempa dan tsunami Aceh menimbulkan duka Indonesia Gempa dan


tsunami di NAD dan Sumut gempa dan tsunami Di NAD Indonesia diterpa
sejumlah bencana beberapa bulan ini. Mulai dari gempa bumi, gunung
meletus, banjir bandang, tanah longsor dan yang terakhir adalah tsunami
Selat Sunda. Bencana itu menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit, serta
duka mendalam bagi Indonesia.
Gelombang tsunami memang tak dapat diprediksi. Alat pendeteksi
tsunami hanya berfungsi saat peristiwa terjadi. Namun, terkadang alat
pendeteksi tak berfungsi optimal. Selain tsunami Selat Sunda dan yang
terjadi di Sulawesi Tengah, Indonesia juga pernah mengalami bencana
yang menyebabkan hingga puluhan ribu melayang.
Tepat di Serambi Mekkah, yaitu Aceh, tsunami menimbulkan lembaran
duka dalam sejarah Indonesia. Hari ini 14 tahun yang lalu, tepatnya pada
26 Desember 2004, gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh.
Bermula dari gempa beberapa kali, ombak setinggi kurang lebih 20 meter
membuat beberapa kota di provinsi itu lumpuh. Dilansir Harian Kompas
yang terbit pada 29 Desember 2004, kekuatan gempa yang terjadi berada
di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.
Wilayah sumber gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat
Meulaboh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (namanya saat itu).
Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit ini tercatat
mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang tsunami mulai
memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatera
Utara. Tsunami ini kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai.
Jarak pantai Sumatera terdekat dengan episenter gempa bumi utama
diperkirakan 125 km.
Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di
samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan
kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan
kemudian terempas ke arah daratan. Baca juga: Masjid yang Rusak Saat
Gempa Aceh Itu Kini Tegak Kembali Penyebab gempa dan tsunami Lihat
Foto Foto masjid yang menjadi satu-satunya bangunan utuh di wilayah
Meulaboh yang diambil pada 2 Januari 2005, menjadi salah satu foto yang
paling diingat Eugene Hoshiko, fotografer Associated Press yang meliput
tsunami Aceh.
Tsunami meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004(AP/Eugene
Hoshiko) Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan
Andaman, merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan
Eurasia. Gempa-gempa besar yang mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di
dasar laut pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-itu
telah menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di
Asia Tenggara dan Asia Selatan, yang berada di sekeliling tiga pusat
gempa tersebut.
Pergeseran batuan secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai
pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut. Dasar
samudra yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan menaikkan
permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah
pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut.
Proses ini juga akan menggoyang air laut hingga menimbulkan
gelombang laut yang disebut tsunami. Ukuran gelombang ini bisa hanya
beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter. Tak hanya di wilayah
Indonesia saja, setidaknya ada beberapa negara yang terkena dampak
tsunami yang terjadi pada 14 tahun silam. Dilansir Harian Kompas yang
terbit pada 8 Januari 2005, pantai-pantai yang berada Sri Lanka, India,
Thailand, Malaysia, Somalia, Bangladesh, Maladewa, dan Kepulauan
Cocos. Ribuan jiwa manusia menjadi korban, banyak bangunan hancur
dan rusak berat akibat keganasan tsunami itu.

PENYEBAB TSUNAMI ACEH

Penyebab tsunami bisa terjadi karena berbagai faktor. Di Indonesia


sendiri, tsunami sudah terjadi beberapa kali, salah satunya bencana alam
tsunami pernah menerpa indonesia pada akhir tahun 2004, Aceh
dihantam gelombang laut yang memakan banyak korban jiwa.
Indonesia tergolong sering dilanda oleh tsunami. Penyebab tsunami di
Indonesia karena wilayah ini berada diantara tiga lempeng tektonik dan
cincin api pasifik.

Penyebab tsunami Aceh pada tahun 2004 merupakan gempa bumi yang
sangat dasyat. jika gempa berada dekat dengan permukaan air laut,
berada pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut,
tsunami mungkin akan terjadi.sedangkan tsunami yang terjadi di aceh
berada dalam kedalaman 30 km di bawah permukaan laut
Meski demikian tidak semua gempa yang terjadi di dasar laut dapat
menyebabkan tsunami. Misalnya, gempa bumi di dasar laut yang pusat
gempanya lebih dari 30 kilometer di bawah permukaan air tidak
berpotensi tsunami.
Namun gempa bumi di darat juga dapat menjadi penyebab tsunami. Jika
patahan gempa bumi yang terjadi di darat memanjang hingga masuk
kelempengan yang berada di laut, maka hal tersebut dapat menyebabkan
tsunami.

DAMPAK GEMPA DAN TSUNAMI ACEH 13 TAHUN


SILAM TERHADAP ROTASI BUMI

Para peneliti NASA pernah melakukan penelitian dengan metode kalkulasi


teoritis atas dampak Gempa Aceh 2004 pada rotasi Bumi. Dari
perhitungan yang mereka lakukan, ditemukan bahwa gempa yang masuk
dalam daftar lima besar gempa terbesar dalam 100 tahun terakhir itu,
memiliki pengaruh pada rotasi Bumi. Yakni, gempa tersebut telah
mempercepat rotasi Bumi dan menggeser sumbu Bumi kita.
Seperti dilansir situs resmi NASA, Dr. Richard Gross, peneliti NASA,
melakukan perhitungan teoritis atas dampak Gempa Aceh 2004 lalu
terhadap Bumi. Mereka menggunakan data yang tersedia dari Harvard
University Centroid Moment Tensor yang menyimpan data katalog atas
gempa-gempa besar yang pernah terjadi.
Mereka menemukan bahwa akibat gempa tersebut, waktu dari satu hari
berkurang sebanyak 6,8 mikrosekon. Besar satu mikrosekon adalah
sepersejuta dari satu detik. Hal ini bisa diartikan, rotasi Bumi bertambah
cepat akibat gempa tersebut.
Meski berkurang sebanyak 6,8 mikrosekon, kita tak perlu buru-buru panik.
Sebab, diperlukan kira-kira 403 tahun untuk membuat Bumi kehilangan 1
detik dari waktu satu harinya.
Selain itu, dari perhitungan teoritis tersebut juga ditemukan bahwa sumbu
Bumi juga bergeser sekitar 7 sentimeter.

"Rotasi Bumi berubah setiap saat bukan hanya karena gempa, tetapi juga
karena adanya perubahan pada angin di atmosfer dan arus di samudra,"
kata Gross.
Ia menerangkan, dampak gempa bumi terhadap rotasi Bumi masih terlalu
kecil untuk dihitung dan perubahan pada rotasi serta sumbu Bumi akibat
gempa bumi tidak akan memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari kita.
"Perubahan yang terjadi pada rotasi Bumi sangat normal dan terjadi
setiap saat. Masyarakat tidak perlu khawatir atas semua itu," kata Gross.
KRONOLOGI BENCANA TSUNAMI 2004 DI ACEH

Gelombang raksasa tsunami menghancurkan Aceh 26 Desember 2004.


Sebelumnya terjadi gempa hebat di dasar laut dekat Pulau Simeuleu.
Berikut kronologi bencana tsunami itu.

26 Desember 2004: Pukul 7.59 waktu setempat, gempa berkekuatan


9,1 sampai 9,3 skala Richter mengguncang dasar laut di barat daya
Sumatra, sekitar 20 sampai 25 kilometer lepas pantai. Hanya dalam
beberapa jam saja, gelombang tsunami dari gempa itu mencapai daratan
Afrika.

27 Desember: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tsunami


di Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.
Bantuan internasional mulai digerakkan menuju kawasan bencana.
Kawasan terparah yang dilanda tsunami adalah Aceh, Khao Lak di
Thailand dan sebagian Sri Lanka dan India.

30 Desember: Sekretaris Jendral PBB saat itu, Khofi Annan, menyebut


jumlah korban sedikitnya 115.000 orang tewas. Jerman mengirim pesawat
militer yang berfungsi sebagai klinik darurat ke kawasan bencana. Militer
Jerman Bundeswehr dikerahkan untuk membantu korban bencana.

31 Desember: Indonesia dinyatakan sebagai kawasan bencana tsunami


terparah. Pemerintah Indonesia menyebut korban tewas akan melebihi
100.000 orang.

1 Januari 2005: Kapal induk Amerika Serikat "USS Abraham Lincoln" tiba


di perairan Sumatra untuk membantu evakuasi korban dan penyaluran
bahan bantuan. Helikopter Amerika Serikat dikerahkan dari kapal induk
untuk membagikan bahan bantuan terpenting ke kawasan bencana di
Aceh.
2. Januari 2005: Masyarakat internasional menjanjikan bantuan untuk
kawasan bencana tsunami senilai 2 miliar US$.

4 Januari 2005: PBB menyatakan jumlah korban lebih banyak dari


perkiraan semula, sedikitnya 200.000 orang tewas.

5 Januari 2005: Eropa memperingati korban tsunami dengan aksi


mengheningkan cipta di berbagai kota besar dan dalam sidang parlemen.
Jerman menyatakan sekitar 1.000 warganya yang sedang berwisata di
Asia Tenggara hilang. Pemerintah Jerman memutuskan bantuan senilai
500 juta Euro untuk bantuan kemanusaiaan dan pembangunan kembali di
kawasan bencana.

14 Maret 2005: Indonesia dan Jerman mulai membangun sistem


peringatan dini tsunami. Perangkat teknisnya merupakan sumbangan
Jerman kepada Indonesia, senilai 40 juta Euro. Sistem itu dikenal sebagai
GITEWS (German Indonesian Tsunami Early Warning System). Tahun 2008
dikembangkan menjadi InaTews (Indonesia Tsunami Early Warning
System).
19 Maret 2005: Sekitar 380 tentara Jerman yang bertugas di kawasan
bencana kembali ke pangkalannya. Selama bertugas, mereka merawat
sekitar 3.000 pasien korban bencana. Masyarakat Jerman mengumpulkan
sumbangan bencana Tsunami senilai 670 juta Euro.



4 FAKTA GEMPA DAN TSUNAMI ACEH 2004

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Kamis, 26 Desember 2019, tepat 15 tahun


peristiwa gempa dan tsunami Aceh. Masyarakat Aceh mengenang
bencana dahsyat itu antara lain dengan ziarah di pemakaman massal
tempat menguburkan sebanyak 14.264 jasad di Gampong (Desa) Ulee
Lheue, Banda Aceh.
Berikut fakta tentang gempa dan tsunami Aceh 2004:
1. Gempa Terbesar Ketiga di Dunia
Semula, gempa di pagi hari Minggu, 26 Desember 2004, pukul 07.59
WIB itu, disebut bermagnitudo 8,8 dengan guncangan skala IX MMI.
Kemudian direvisi menjadi M 9,0. Namun sejumlah penelitian pada
2006, menyimpulkan kekuatan gempa M 9,1-9,3.
Ini merupakan gempa terdahsyat ketiga yang bisa dicatat sejarah.
Gempa terbesar sebelumnya terjadi di Chile tahun 1960 sebesar M 9,5
dan Alaska tahun 1964 sebesar M 9,2.
 2. Menimbulkan Tsunami di 14 Negara
Gempa magnitudo 9,0 yang berpusat di 160 km di sebelah utara
Pulau Simeulue pada kedalaman 30 km ini, menyebabkan tsunami di 14
negara dengan tinggi gelombang mencapai 30 meter . 
Gempa juga mengguncang  Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar,
Thailand, Singapura, dan Maladewa. 
3. Menelan Korban Jiwa 280 Ribu
Gempa dan Tsunami Aceh ini menelan korban jiwa 280 ribu lebih.
Korban jiwa di Indonesia 220 ribu. Korban besar lainnya jatuh di Sri
Lanka (35 ribu), India (18 ribu) dan Thailand (8 ribu).
Tsunami tersebut mengakibatkan kerusakan serius dan kematian
sampai ke pesisir timur Afrika. Korban paling jauh di Rooi Els, Afrika
Selatan, 8000 km dari episentrum. Delapan orang di Afrika Selatan
meninggal dunia karena tingginya permukaan laut dan gelombang.
4. Energi Setara 1500 Kali Bom Atom Hiroshima
Energi yang dilepaskan di permukaan Bumi oleh gempa dan tsunami
Aceh 2004 diperkirakan sebesar 26 megaton TNTatau setara dengan
1.500 bom atom Hiroshima, tetapi sedikit lebih kecil daripada Tsar
Bomba, senjata nuklir terbesar yang pernah diledakkan.
Total tenaga yang dihasilkan  oleh gempa ini adalah
4,0×1022 joule sebagian besar di bawah tanah. Jumlah ini setara dengan
9.600 gigaton   TNT (550 juta lebih besar daripada bom Hiroshima).

PERTANDA ALAM GEMPA BUMI

Nama: Tsabita Vesile Ismayadi


Beberapa pertanda alam ini agar dapat antisipasi kalau bila saja
gempa tersebut akan terjadi.
1. Munculnya Awan Gempa
Awan ini posisinya tegak atau berdiri, bentuknya bagaikan angin puting
beliung, pohon atau batang.
Awan yang bentuknya aneh ini terbentuk disebabkan beberapa faktor,
yang salah satunya adalah karena adanya gelombang elektromagnetis
yang ada akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi pemicu
gempa berkekuatan hebat dari bawah bumi.
Gelombang elektromagnetis itu kemudian ’menyerap’ daya listrik pada
awan, inilah yang nantinya mengakibatkan terbentuklah awan yang
seolah-olah tegak.
Walaupun begitu, sering kali munculnya awan ini bukan karena
gelombang elektromagnetis, melainkan karena pengaruh angin dan lain
sebagainya. Jadi meskipun sudah ada awan ini, belum bisa dipastikan
bahwa tempat kamu pasti mengalami gempa.
2. Periksa Alat Elektronik di Rumahmu Apakah Mengalami
Gangguan Aneh
Ketika akan terjadi gempa bumi, umumnya peralatan elektronik akan
mengalami gangguan yang tidak wajar.
Misalnya lampu neon yang redup, mesin fax yang berkedip dan terus
mengalami kegagalan saat transmisi data, ataupun televisi yang
mengeluarkan suara ‘brebet’.
Jika semua hal itu terjadi, kemungkinan besar akan terjadi gempa bumi.
Ini terjadi karena memang sedang ada gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi tinggi di daerah kamu.
3. Perhatikan Tingkah Laku Hewan yang Gelisah dan Tiba-tiba
Menghilang
Biasanya fenomena seperti ini bisa sering terjadi, entah itu penyebabnya
pemanasan global ataupun memang ada pertanda lain.
Jika kamu memiliki piaraan atau banyak binatang di sekelililing tempat
kamu berada, maka kamu harus waspada seandainya bila-bila saja polah
hewan-hewan tersebut berubah.
Beberapa hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetik yang kuat.
Oleh sebab itu hewan-hewan tersebut kebanyakan akan kabur dan
menyelamatkan diri terlebih dulu sebelum gempa terjadi.
4. Terlihatnya Cahaya Gempa
Cahaya gempa yang dimaksud meskipun sudah jarang muncul mungkin
saja merupakan tanda jika nanti akan timbul gempa yang sangat besar.
Cahaya ini hanya sekilas saja nampaknya dan biasanya orang-orang akan
menghubungkan kejadian ini dengan UFO ataupun Alien.
Jadi, kalau kamu mendengar adanya berita mengenai cahaya aneh yang
terlihat di tempat kamu, maka sebaiknya kamu siap siaga tentang gempa
yang kemungkinan akan terjadi.
Cahaya ini hanya sekilas saja nampaknya dan biasanya orang-orang akan
menghubungkan kejadian ini dengan UFO ataupun Alien.
Jadi, kalau kamu mendengar adanya berita mengenai cahaya aneh yang
terlihat di tempat kamu, maka sebaiknya kamu siap siaga tentang gempa
yang kemungkinan akan terjadi.

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI SAMUDRA HINDIA


2004

Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul


08:58:53 UTC tanggal 26 Desember; episentrumnya terletak di lepas
pantai barat Sumatra, Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala
9,1–9,3 dalam skala kekuatan Moment dan IX (Violent) dalam skala
intensitas Mercalli. Gempa bumi megathrust bawah laut terjadi ketika
Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu
serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang
berbatasan dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang tingginya
mencapai 30 meter (100 ft) menewaskan 230.000–280.000 jiwa di 14
negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir. Gempa dan
tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan
sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling
parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Ini adalah gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat
di seismograf dan durasi patahan terpanjang sepanjang sejarah (antara
8,3 dan 10 menit). Gempa ini menyebabkan seluruh planet Bumi bergetar
1 sentimeter (0,4 inci) dan memicu aktivitas gempa di berbagai wilayah,
termasuk Alaska. Episentrumnya terletak antara Pulau Simeulue dan
Sumatra. Penderitaan masyarakat dan negara terdampak mendorong
berbagai negara untuk memberi bantuan kemanusiaan. Masyarakat
internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari US$14 miliar
(2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Peristiwa ini dikenal
di kalangan peneliti sebagai gempa bumi Sumatra–
Andaman. Tsunami yang terjadi sesudahnya mendapat berbagai julukan,
termasuk tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Asia Selatan, tsunami
Aceh, tsunami Indonesia, tsunami Natal, dan tsunami
Ciri-ciri gempa
Gempa ini awalnya tercatat berkekuatan Mw 8,8. Pada bulan Februari 2005, para
ilmuwan merevisi perkiraan kekuatannya menjadi 9,0. [17] Meskipun Pacific
Tsunami Warning Center menerima revisi tersebut, United States
Geological Survey masih bertahan dengan angka 9,1. Sebagian besar
penelitian tahun 2006 mencantumkan kekuatan M w 9.1–9.3. Dr. Hiroo
Kanamori dari California Institute of Technology yakin bahwa Mw 9,2
adalah angka yang cocok untuk gempa sebesar ini.
Hiposentrum gempa utamanya kira-kira terletak di Samudra Hindia,
160 km (100 mi) di sebelah utara pulau Simeulue, lepas pantai barat
Sumatra Utara, pada kedalaman 30 km (19 mi) di bawah permukaan
laut (awalnya dilaporkan 10 km (6,2 mi)). Bagian
utara megathrust Sunda patah sepanjang 1300 km (810 mi).[13] Gempanya
(diikuti tsunami) secara bersamaan
mengguncang Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura
, dan Maladewa. Patahan splay atau "patahan muncul" sekunder
menyebabkan sebagian dasar laut yang panjang dan sempit naik dalam
hitungan detik. Peristiwa tersebut segera menambah ketinggian dan
kecepatan gelombang, sehingga terjadi Kehancuran total di
kota Lhoknga, Indonesia.
Episentrum gempa di sebelah utara Pulau Simeulue.
Indonesia terletak di antara Cincin Api Pasifik yang membentang di
sepanjang pulau-pulau timur laut yang dekat dengan New
Guinea dan sabuk Alpide yang membentang di sepanjang kawasan
selatan dan barat dari Sumatra, Jawa, Bali, Flores, hingga Timor.
Gempa-gempa besar seperti gempa Sumatra-Andaman, yang selalu
berkaitan dengan sejumlah gempa megathrust di zona subduksi,
memiliki momentum seismik yang mampu mewakili sekian persen
momentum gempa global dalam kurun satu abad. Dari seluruh
momentum seismik yang dilepaskan semua gempa bumi dalam kurun 100
tahun dari 1906 sampai 2005, seperdelapannya diakibatkan oleh gempa
Sumatra-Andaman. Gempa ini, bersama gempa bumi Jumat
Agung (Alaska, 1964) dan gempa bumi besar Chili (1960), mewakili
hampir separuh total momentum dunia. Gempa bumi San Francisco
1906 yang lebih kecil namun mematikan disertakan dalam diagram di
bawah. Mw menandakan kekuatan atau magnitudo gempa dalam skala
kekuatan Moment.
Sejak 1900, gempa yang tercatat berkekuatan lebih besar dari gempa
Samudra Hindia hanya gempa bumi besar Chili 1960 (9,5) dan gempa
bumi Jumat Agung1964 di Prince William Sound (9,2). Dua gempa lain
yang tercatat berkekuatan 9,0 atau lebih terjadi di lepas
pantai Kamchatka, Rusia, tanggal 4 November 1952 (kekuatan 9.0)
 dan Tōhoku, Jepang, bulan Maret 2011 (kekuatan 9,0). Masing-
[21]

masing gempa bumi megathrust ini juga menghasilkan tsunami di


Samudra Hindia, namun jumlah korbannya lebih sedikit dikarenakan
kepadatan penduduk yang jarang di pesisir daerah bencana, jarak yang
jauh dengan pesisir padat penduduk, serta infrastruktur dan sistem
peringatan canggih di negara-negara MEDC (negara yang lebih maju
ekonominya) seperti Jepang.
Gempa bumi megathrust kuat lainnya terjadi tahun 1868 (Peru, Lempeng
Nazca dan Lempeng Amerika Selatan); 1827 (Kolombia, Lempeng Nazca
dan Lempeng Amerika Selatan); 1812 (Venezuela, Lempeng Karibia dan
Lempeng Amerika Selatan); dan 1700 (Amerika Utara barat, Lempeng
Juan de Fuca dan Lempeng Amerika Utara). Semuanya diyakini
berkekuatan lebih dari 9, namun belum ada pengukuran akurat pada
masa itu.
Lempeng tektonik
Diagram pai yang membandingkan momentum seismik gempa-gempa
besar sejak 1906 sampai 2005 dibandingkan dengan gempa lain pada
periode yang sama.
Gempa bumi megathrust tidak biasanya besar dari segi geografi dan
geologi. Permukaan patahan seluas 1600 kilometer (1000 mi) bergeser
(atau retak) sekitar 15 meter (50 ft) di sepanjang
zona subduksi tempat Lempeng Hindia meluncur (atau bersubduksi) di
bawah Lempeng Burma. Pergeseran ini tidak terjadi secara instan,
melainkan dalam dua tahap selama beberapa menit:
Data seismograf dan akustik menunjukkan bahwa tahap pertama
melibatkan retakan sepanjang 400 kilometer (250 mi) dan selebar 100
kilometer (60 mi), terletak 30 kilometer (19 mi) di bawah dasar laut. Ini
merupakan retakan terbesar yang pernah terbentuk oleh gempa bumi.
Retakan ini bergerak dengan kecepatan 2,8 kilometer per detik (1,7 mil
per detik) (10000 km/h or 6200 mph) dari pesisir Aceh menuju barat laut
kira-kira selama 100 detik.
Jeda selama 100 detik terjadi sebelum retakan belanjut ke utara
sampai Kepulauan Andaman dan Nicobar. Retakan di sebelah utara
bergerak lebih lambat ketimbang yang di selatan, kira-kira 2,1 km/s
(1,3 mi/s) (7500 km/h or 4700 mph), dan berlanjut ke utara selama lima
menit hingga batas lempeng. Jenis patahan di sana berubah dari subduksi
menjadi patahan mendatar (strike-slip; dua lempeng melewati satu sama
lain dengan arah berlawanan).
Lempeng Hindia adalah bagian dari Lempeng Indo-Australia yang lebih
besar. Lempeng Indo-Australia berada di dasar Samudra Hindia dan Teluk
Benggala. Lempeng Hindia bergerak ke timur laut dengan kecepatan rata-
rata 6 sentimeter per tahun (2,4 inci per tahun). Lempeng Hindia
bertemu Lempeng Burma (dianggap bagian dari Lempeng Eurasia)
di Palung Sunda. Di sini Lempeng Hindia bergerak ke bawah Lempeng
Burma yang menopang Kepulauan Nicobar, Kepulauan Andaman,
dan Sumatra bagian utara. Lempeng Hindia bergerak jauh ke dalam
Lempeng Burma sampai peningkatan suhu dan tekanan di sana memaksa
bahan volatil keluar dari lempeng subduksi. Bahan volatil tersebut naik ke
lempeng di atasnya dan mengakibatkan pelelehan parsial dan
pembentukan magma. Magma yang naik masuk ke kerak di atasnya dan
keluar dari kerak Bumi melalui gunung api dalam bentuk busur vulkanik.
Aktivitas vulkanik yang terjadi ketika Lempeng Indo-Australia bersubduksi
ke Lempeng Eurasia menghasilkan Busur Sunda.
Selain pergerakan antarlempeng, dasar laut juga diperkirakan naik
beberapa meter. Kenaikan ini memindahkan air laut sebanyak 30
kilometer kubik (7,2 cu mi) dan menciptakan
gelombang tsunami mematikan. Gelombang tersebut bukan berasal
dari titik sumber sebagaimana yang ditampilkan di beberapa ilustrasi jalur
tsunami. Gelombang tersebut menyebar ke luar mengikuti retakan
sepanjang 1600-kilometer (1000 mi) (garis sumber). Peristiwa ini
menambah luas wilayah geografis yang ditargetkan gelombang
sampai Meksiko, Chili, dan Arktik. Kenaikan dasar laut mengurangi
kapasitas Samudra Hindia dalam jumlah besar dan mengakibatkan
kenaikan permukaan laut global secara permanen setinggi 0,1 milimeter
(0,004 in).
Gempa susulan dan gempa lain
Lokasi gempa pertama dan semua gempa susulan berkekuatan lebih dari
4,0 mulai 26 Desember 2004 sampai 10 Januari 2005. Situs gempa
pertama ditandai oleh bintang besar di kanan bawah.
Beberapa gempa susulan dilaporkan terjadi di lepas pantai Kepulauan
Andaman, Kepulauan Nicobar, dan kawasan episentrum aslinya beberapa
jam dan hari setelah bencana. Gempa bumi Sumatra 2005 berkekuatan
8,7 yang terjadi di lepas pulau Nias tidak dianggap sebagai gempa
susulan meski letaknya dekat dengan episentrum. Gempa tersebut
diperkirakan terjadi akibat perubahan tekanan yang berhubungan dengan
gempa 2004. Gempa 2004 begitu besar sampai-sampai bisa
menghasilkan gempa susulannya sendiri (beberapa di antaranya sampai
berkekuatan 6,1) dan saat ini merupakan gempa bumi terbesar ke-7 sejak
1900. Gempa susulan lainnya sampai berkekuatan 6,6 terus
mengguncang kawasan ini setiap hari selama tiga atau empat
bulan. Selain gempa susulan, energi yang dilepaskan oleh gempa pertama
masih terasa setelah bencana. Seminggu setelah gempa bumi,
getarannya masih bisa diukur dan memberikan data ilmiah yang berharga
tentang lapisan dalam Bumi.
Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi tiga hari setelah gempa
berkekuatan 8,1 di wilayah tak berpenghuni subantarktik di sebelah
barat Kepulauan Auckland, Selandia Baru, dan di sebelah utara Pulau
Macquarie, Australia. Ini tidak lazim karena gempa berkekuatan 8 atau
lebih rata-rata terjadi sekali setahun. Sejumlah seismolog memperkirakan
adanya hubungan antara dua gempa ini. Gempa pertama diduga
merupakan katalis gempa Samudra Hindia karena kedua gempa terjadi di
sisi Lempeng Indo-Australia yang berseberangan. Akan tetapi, U.S.
Geological Survey tidak melihat bukti hubungan sebab akibat dalam
insiden ini. Kebetulan gempa ini terjadi pas satu tahun (pukul kejadiannya
juga sama) setelah gempa bumi berkekuatan 6,6 menewaskan sekitar
30.000 orang dan menghancurkan situs arkeologi Citadel Arg-é Bam di
kota Bam, Iran pada tanggal 26 Desember 2003.
Beberapa ilmuwan membenarkan bahwa gempa bumi Desember telah
mengaktifkan Gunung Leuser di Aceh, gunung api yang terletak di
rangkaian pegunungan yang sama seperti Gunung Talang. Gempa bumi
Sumatra 2005 membangkitkan aktivitas di Danau Toba, kawah gunung
api kuno di Sumatra Utara. Para ahli geologi mengatakan bahwa
letusan Gunung Talang bulan April 2005 ada hubungannya dengan gempa
bumi Desember 2004.[28]
Energi yang dilepaskan
Tsunami yang melanda Ao Nang, Thailand.
Energi yang dilepaskan di permukaan Bumi (ME, artinya potensi kerusakan
seismik) oleh gempa dan tsunami Samudra Hindia 2004 diperkirakan
sebesar 1,1×1017 joule, atau 26 megaton TNT. Energi ini setara dengan
1.500 bom atom Hiroshima, tetapi sedikit lebih kecil daripada Tsar
Bomba, senjata nuklir terbesar yang pernah diledakkan. Meski begitu,
total tenaga yang dihasilkan (MW, artinya energi) oleh gempa ini adalah
4,0×1022 joule (4,0×1029 erg), sebagian besar di bawah tanah. Jumlah ini
360.000 kali lebih besar daripada ME, setara dengan 9.600
gigaton ekuivalen TNT (550 juta lebih besar daripada Hiroshima) atau 370
tahun pemakaian energi di Amerika Serikat tahun 2005 (sebesar
1.08×1020 J).
Satu-satunya gempa yang tercatat dengan MW lebih besar adalah gempa
bumi Chili 1960 dan Alaska 1964 yang masing-masing berkekuatan
2.5×1023 joule (250 ZJ) dan 7.5×1022 joule (75 ZJ).
Gempa bumi ini menciptakan osilasi seismik permukaan Bumi setinggi 20–
30 cm (8–12 in), setara dengan dampak gaya tarik pasang oleh Matahari
dan Bulan. Gelombang kejutnya terasa di seluruh permukaan Bumi. Di
negara bagian Oklahoma, Amerika Serikat, tercatat gerakan vertikal
setinggi 3 mm (0,12 in). Pada Februari 2005, pengaurh gempanya masih
terasa dalam bentuk osilasi harmonis kompleks permukaan Bumi dengan
tinggi 20 μm (0,02 mm; 0,0008 in). Osilasi harmonis ini perlahan
menghilang dan bergabung dengan osilasi bebas Bumi selama lebih dari 4
bulan pasca gempa terjadi.
Karena energi yang dilepaskan sangat besar dan kedalaman retakan yang
dangkal, gempa ini menghasilkan gerakan tanah seismik besar di seluruh
dunia. Salah satu akibat utamanya adalah gelombang elastis Rayleigh
(permukaan) raksasa yang melewati amplitudo vertikal 1 cm (0,4 in) di
seluruh permukaan Bumi. Grafik rekaman di bawah memperllihatkan
perpindahan vertikal permukaan Bumi yang direkam seismoeter dari
IRIS/USGS Global Seismographic Network sesuai waktu (sejak awal
gempa) di poros horizontal, dan perpindahan vertikal Bumi di poros
vertikal (lihat patokan skala 1 cm di bawah untuk memperbandingkan).
Seismogram disusun secara vertikal berdsarkan jarak dari episentrum
dalam hitungan derajat. Sinyal pertama yang amplitudonya paling rendah
adalah sinyal gelombang kompresional (P) yang membutuhkan sekitar 22
menit untuk mencapai sisi planet yang lain (antipode) di dekat Ekuador.
Sinyal amplitudo terbesar adalah gelombang permukaan seismik yang
mencapai antipode setelah sekitar 100 menit. Gelombang permukaan
tampak menguat di dekat antipode (stasiun seismik terdekat berada di
Ekuador) dan mengitari planet untuk kembali ke episentrumnya setelah
200 menit. Gempa susulan besar (kekuatan 7,1) tercatat di stasiun
terdekat pas setelah markah 200 menit. Gempa susulan ini bisa
digolongkan sebagai gempa besar jika sebelumnya tidak ada gempa,
namun untuk kali ini sudah terlampaui oleh gempa pertama.
Gerakan tanah vertikal yang terekam oleh IRIS/USGS Global
Seismographic Network.
Perpindahan massa dan pelepasan energi yang masif sedikit mengubah
rotasi Bumi. Jumlah pastinya belum diketahui, namun model teoretis
menunjukkan bahwa gempa ini memeperpendek durasi satu hari selama
2,68 mikrodetik dikarenakan berkurangnya kepepatan Bumi. Gempa ini
juga mengakibatkan Bumi "berguncang" sebentar di porosnya setinggi
2,5 cm (0,98 in)* ke arah bujur timur 145° atau mungkin 5 atau 6 cm (2,0
atau 2,4 in). Tetapi karena efek pasang Bulan, durasi satu hari bertambah
rata-rata 15 µs per tahun, jadi perubahan rotasi apapun akibat gempa
akan hilang dengan cepat. Goyangan Chandler alamiah yang dialami Bumi
yang biasanya mencapai 15 m (50 ft) pada akhirnya akan membatalkan
guncangan minor yang diakibatkan gempa.
Selain itu, ada perpindahan sejauh 10 m (33 ft) secara lateral dan 4–5 m
(13–16 ft) secara vertikal di sepanjang garis patahan. Dugaan awal adalah
sejumlah pulau kecil di sebelah barat daya Sumatra yang berada
di Lempeng Burma (wilayah selatan berada di Lempeng Sunda) bisa jadi
pindah ke barat daya sejauh 36 m (120 ft), namun data lebih akurat yang
dirilis sebulan setelah gempa menunjukkan bahwa perpindahannya sejauh
20 cm (8 in). Karena perpindahannya bersifat vertikal dan lateral,
beberapa daerah pantai sudah pindah ke bawah permukaan
laut. Kepulauan Andaman dan Nicobar tampaknya pindah ke barat daya
sejauh 1,25 m (4 ft 1 in) dan tenggelam setinggi 1 m (3 ft 3 in).
Pada bulan Februari 2005, kapal Angkatan Laut
Kerajaan HMS Scott menyurvei dasar laut di sekitar zona gempa bumi
yang kedalamannya berkisar antara 1000 dan 5000 m (550 dan 2730
fathom; 3300 dan 16400 ft). Survei yang dilakukan menggunakan
sistem sonar multipancar beresolusi tinggi ini mengungkapkan bahwa
gmepa ini memberi pengaruh besar terhadap topografi dasar laut.
Punggung thrust sepanjang 1500-meter-high (5000 ft) yang diciptakan
oleh aktivitas geologi sebelumnya di sepanjang patahan ini runtuh dan
menciptakan longsor selebar beberapa kilometer. Longsor semacam ini
terdiri dari satu blok batuan setinggi 100 m dan sepanjang 2 km (300 ft
kali 1,25 mi). Momentum air yang dipindahkan oleh pengangkatan
tektonik ke atas juga menarik lapisan batu masif berbobot jutaan ton
sejauh 10 km (6 mi) di dasar laut. Palung samudra selebar beberapa
kilometer terbentuk di zona gempa.
Satelit TOPEX/Poseidon dan Jason-1 kebetulan lewat ketika tsunami
sedang melintasi lautan. Kedua satelit ini memiliki radar yang dengan
tepat mengukur ketinggian permukaan air dan berhasil mencatat anomali
sebesar 50 cm (20 in). Pengukuran dari satelit terbukti bisa jadi tidak
diperlukan untuk memahami gempa dan tsunami. Tidak seperti
data pencatat pasang yang ditempatkan di pesisir, pengukuran yang
dilakukan di tengah lautan dapat dipakai untuk menghitung parameter
gempa pertama tanpa perlu mempertimbangkan cara-cara rumit karena
gelombang berubah ukuran dan bentuknya ketika mendekati pesisir.
Ciri-ciri tsunami
Peta Tsunami travel Time (TTT) NOAA untuk tsunami Samudra Hindia
2004. Peta TTT menghitung waktu tiba pertama tsunami setelah
terbentuk di episentrum gempa. Perlu diingat bahwa peta tidak
mencantumkan tinggi atau kekuatan gelombang. Tanda nomor mewakili
jam pasca peristiwa awal. Kontur peta mewakili jeda 1 jam. Merah berarti
waktu tiba 1-4 jam, kuning 5-6 jam, hijau 7-14 jam, dan biru 15-21 jam.
Peta dihasilkan dari episentrum gempa di NGDC Global Historical Tsunami
Database menggunakan batimetri NGDC 2-Minute Gridded Global Relief
Data. Peta ini dibuat melalui model berdasarkan data sumber yang
kualitasnya terjaga, serta penggabungan banyak himpunan data.
Skala yang menunjukkan ukuran gelombang tsunami yang menghantam
Indonesia
Kenaikan vertikal dasar laut beberapa meter secara mendadak saat
gempa memindahkan air dalam volume yang sangat besar. Akibatnya
adalah tsunami yang menerjang wilayah pesisir Samudra Hindia. Tsunami
yang mengakibatkan kerusakan di daerah yang jauh dari sumbernya
kadang disebut teletsunami dan kemungkinan besar tercipta oleh gerakan
dasar laut secara vertikal, bukan horizonal.
Tsunami tersebut memiliki gerakan yang berbeda di perairan dalam
maupun dangkal. Di laut dalam, gelmbang tsunami seperti bukit kecil,
tidak terlalu jelas dan tidak berbahaya, yang biasanya berjalan dengan
kecepatan sangat tinggi, yaitu 500 hingga 1000 km/h (310 hingga
620 mph). Di laut dangkal dekat pantai, tsunami melambat hingga
puluhan kilometer per jam saja, tetapi ukuran gelombangnya besar dan
bersifat menghancurkan. Para ilmuwan yang menyelidiki kerusakan di
Aceh membuktikan bahwa gelombang di Aceh mencapai ketinggian 24
meter (80 ft) saat menghantam daratan, kemudian meninggi hingga 30
meter (100 ft) di sejumlah daerah ketika menyapu daratan.
Satelit radar mencatat ketinggian gelombang tsunami di perairan dalam.
Dua jam setelah gempa, ketinggian maksimumnya adalah 60 sentimeter
(2 ft). Ini merupakan pengamatan ketinggian tsunami pertama di dunia,
namun pengamatan tersebut tidak bisa dijadikan bahan peringatan
karena satelit tidak dibuat untuk mengurus hal semacam itu dan datanya
perlu dianalisis selama beberapa jam.
Menurut Tad Murty, wakil presiden Tsunami Society, total energi
gelombang tsunami ini setara dengan lima megaton TNT (20 petajoule).
Jumlah ini dua kali lipat lebih besar daripada total energi semua bahan
peledak yang dipakai selama Perang Dunia II (termasuk dua bom atom),
namun masih dua level kekuatan lebih rendah daripada energi yang
dilepasan saat gempa itu sendiri. Di sejumlah tempat, gelombang
menerjang 2 km (1,2 mi) ke daratan.
Medan gelombang tsunami di Teluk Benggala satu jam setelah gempa
berkekuatan 9,2. Peta mengarah ke timur laut.
Karena patahan sepanjang 1600 km (1000 mi) yang diakibatkan oleh
gempa memiliki orientasi nyaris lurus utara-selatan, kekuatan terbesar
gelombang tsunami berada pada bentangan timur-barat. Bangladesh,
yang terletak di ujung utara Teluk Benggala, memiliki jumlah korban yang
sangat sedikit meski negaranya dataran rendah dan relatif dekat dengan
episentrum. Negara tersebut juga beruntung karena gempa berlangsung
lebih lambat di zona patahan utara, sehingga mengurangi energi
perpindahan air di wilayah itu.
Kawasan pesisir yang terhalang oleh daratan dari titik asal tsunami
biasanya aman, tetapi gelombang tsunami kadang berdifraksi mengitari
daratan tersebut. Karena itu negara bagian Kerala, India, ikut diterjang
tsunami walaupun letaknya di pesisir barat India. Pesisir barat Sri Lanka
juga dihantam tsunami besar. Jarak pun bukan jaminan selamat
karena Somalia yang letaknya jauh dari episentrum mendapatkan tsunami
yang lebih besar ketimbang Bangladesh.
Dikarenakan jaraknya, tsunami membutuhkan 15 menit sampai 7 jam
untuk mencapai sejumlah wilayah pesisir. Wilayah utara Sumatra,
Indonesia, terkena tsunami dalam waktu cepat, sedangkan Sri Lanka dan
pantai timur India 90 menit sampai 2 jam kemudian. Thailand juga
dihantam tsunami sekitar dua jam kemudian meski letaknya lebih dekat
dengan episentrum, karena tsunami berjalan lebih lambat di Laut
Andaman yang dangkal di lepas pantai baratnya.
Terjangan tsunami ini mencapai Struisbaai di Afrika Selatan, 8500 km
(5300 mi) dari episentrum, 16 jam setelah gempa dengan tinggi 1,5 m
(5 ft). Waktu tempuhnya ke ujung selatan Afrika lumayan lama karena
landas kontinen yang luas di dekat Afrika Selatan dan tsunami tersebut
menyusuri pesisir Afrika Selatan dari timur ke barat. Tsunami juga
menerjang Antartika; pengukur gelombang di Pangkalan Showa milik
Jepang mencatat osilasi setinggi satu meter (3 ft 3 in) disertai disturbansi
selama dua hari.
Sebagian energi tsunami merembet ke Ssamudra Pasifik. Sejumlah
tsunami kecil menerjang pesisir barat Amerika Utara dan Selatan dengan
tinggi rata-rata 20 hingga 40 cm (7,9 hingga 15,7 in). Tsunami setinggi
2,6 m (8 ft 6 in) tercatat di Manzanillo, Meksiko. Selain itu, tsunami ini
cukup besar sampai-sampai gelombangnya mencapai Vancouver, British
Columbia, Kanada. Fenomena ini membingungkan banyak ilmuwan,
karena tsunami yang tercatat di beberapa titik di Amerika Selatan
ukurannya lebih besar daripada yang tercatat di sebagian wilayah
Samudra Hindia. Diperkirakan tsunami tersebut difokuskan dan diarahkan
untuk perjalanan jarak jauh oleh punggung tengah samudra yang
membentang di sepanjang celah lempeng benua.
Tanda dan peringatan
Penyurutan maksimum air tsunami di Pantai Kata Noi, Thailand, sebelum
tsunami ketiga sekaligus yang terkuat menerjang (laut terlihat di sudut
kanan, pantai di ujung kiri), 10:25 waktu setempat.
Walaupun ada jeda sekian jam antara gempa dan tsunami, nyaris semua
korban berjatuhan secara mendadak. Tidak ada sistem peringatan
tsunami di Samudra Hindia yang dapat mendeteksi tsunami atau
memperingatkan penduduk pesisir. Deteksi tsunami tidak mudah karena
ketika tsunami berada di laut dalam, ketinggiannya pendek dan perlu
jaringan sensor untuk mengetahuinya. Pembangunan infrastruktur
komunikasi untuk mengeluarkan peringatan tepat waktu adalah masalah
yang lebih besar lagi, terutama di daerah berpenduduk miskin.
Tsunami lebih sering terjadi di Samudra Pasifik karena gempa di wilayah
"Cincin Api" dan sistem peringatan tsunami sudah lama dipasang di sana.
Walaupun sisi paling barat Cincin Api menjorok ke Samudra Hindia
(tempat terjadinya gempa), belum ada sistem peringatan yang dipasang
di samudra tersebut. Tsunami relatif jarang di sana meski sering terjadi
gempa di Indonesia. Tsunami besar terakhir di daerah tersebut
diakibatkan oleh letusan Krakatau tahun 1883. Perlu diketahui bahwa
tidak semua gempa menghasilkan tsunami besar. Pada tanggal 28 Maret
2005, gempa berkekuatan 8,7 mengguncang daerah yang sama di
Samudra Hindia tetapi tidak menghasilkan tsunami.
Pasca bencana, banyak pihak merasa sistem peringatan tsunami perlu
dibangun di Samudra Hindia. Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai
membangun Sistem Peringatan Tsunami Samudra Hindia dan tahap
awalnya baru dimulai tahun 2005. Sejumlah pihak bahkan mengusulkan
pembangunan sistem peringatan tsunami global terpadu yang meliputi
Samudra Atlantik dan Karibia.
Tanda peringatan pertama tsunami adalah gempa itu sendiri. Akan tetapi,
tsunami dapat menerjang wilayah yang letaknya ribuan kilometer dari
episentrum walaupun gempanya terasa lemah atau tidak terasa sama
sekali. Beberapa menit sebelum tsunami, laut biasanya surut sementara
dari pesisir. Di sekitar Samudra Hindia, pemandangan langka ini kabarnya
membuat masyarakat, termasuk anak-anak, tertarik pergi ke pantai untuk
melihat dan mengumpulkan ikan di pantai terbuka sejauh 2,5 km (1.6 mi).
Kunjungan ke pantai ini berakibat fatal. Meski begitu, tidak semua
tsunami memunculkan efek "laut menghilang". Kadang tidak ada tanda
sama sekali, jadi laut tiba-tiba naik dan mengejutkan orang-orang tanpa
memberi kesempatan untuk mengungsi.
Satu dari sedikit sekali kawasan pantai yang melakukan pengungsian
sebelum tsunami adalah Pulau Simeulue di Indonesia yang letaknya
sangat dekat dengan episentrum. Cerita rakyat di sana menyebutkan
bahwa pada gempa dan tsunami tahun 1907, warga pulau mengungsi ke
perbukitan setelah gempa pertama sebelum terjangan tsunami. Di pantai
Maikhao beach di Phuket utara, Thailand, turis Britania Raya berusia 10
tahun bernama Tilly Smith belajar tsunami saat pelajaran geografi di
sekolahnya dan mengenali tanda-tandanya berupa penyurutan laut dan
gelembung berbusa. Ia dan orang tuanya mengingatkan orang-orang di
pantai, lalu dievakuasi ke tempat aman. John Chroston, guru biologi
asal Skotlandia, juga melihat tanda tersebut di Teluk Kamala di sebelah
utara Phuket. Para wisatawan dan warga lokal diungsikan ke daerah tinggi
menggunakan bus.
Sejumlah antropolog awalnya memperkirakan penduduk
pribumi Kepulauan Andaman terkena dampak parah akibat tsunami dan
khawatir suku Onge yang sudah menyusut akan musnah. Banyak suku
pribumi yang mengungsi sehingga korbannya tidak banyak. Tradisi cerita
lisan yang diturunkan dari kejadian gempa sebelumnya membuat suku-
suku pribumi luput dari tsunami. Misalnya, cerita rakyat suku Onge
berkisah tentang "guncangan tanah yang besar diikuti dinding air yang
tinggi". Hampir semua anggota suku Onge dikabarkan selamat dari
tsunami.
Korban
Marina Beach, Chennai, setelah tsunami.
Menurut U.S. Geological Survey, sebanyak 227.898 orang meninggal
dunia akibat bencana ini. Dilihat dari jumlah korban tewasnya, gempa ini
adalah satu dari sepuluh gempa terburuk sekaligus tsunami terburuk
sepanjang sejarah. Indonesia merupakan negara yang paling parah
terkena dampaknya dengan perkiraan korban tewas mencapai 170.000
orang. Laporan lainnya dari Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan
Indonesia, memperkirakan jumlah korban tewas sebanyak 220.000 jiwa di
Indonesia, sehingga totalnya di seluruh dunia mencapai 280.000 jiwa.[8]
Tsunami tersebut mengakibatkan kerusakan serius dan kematian sampai
ke pesisir timur Afrika. Kematian paling terpencil akibat tsunami 2004
terjadi di Rooi Els, Afrika Selatan, 8000 km (5000 mi) dari episentrum.
Totalnya, delapan orang di Afrika Selatan meninggal dunia karena
tingginya permukaan laut dan gelombang.
Badan bantuan melaporkan bahwa tampaknya sepertiga korban tewas
adalah anak-anak. Jumlahnya besar karena persentase anak di dalam
masyarakat di daerah-daerah terjangan tsunami sangat tinggi dan anak-
anak tidak sanggup menghadapi naiknya permukaan
air. Oxfam melaporkan bahwa korban tewas wanita empat kali lebih
banyak daripada pria di sejumlah daerah. Jumlahnya besar karena para
wanita sedang menunggu kepulangan suaminya yang berprofesi sebagai
nelayan dan sedang merawat anak di dalam rumah.
Selain penduduk setempat, 9.000 turis asing (kebanyakan orang Eropa)
yang menikmati musim liburan puncak termasuk di antara korban tewas
atau hilang, terutama yang berasal dari negara-negara Nordik. Negara
Eropa yang paling banyak korban tewasnya adalah Swedia, yaitu 543
orang.
Keadaan darurat diterapkan di Sri Lanka, Indonesia, dan Maladewa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan operasi pemulihannya akan
menjadi yang termahal sepanjang sejarah umat manusia. Sekretaris
Jenderal PBB Kofi Annan menyatakan bahwa rekonstruksi membutuhkan
lima sampai sepuluh tahun. Sejumlah pemerintahan dan organisasi non-
pemerintah khawatir jumlah korban tewas finalnya bisa dua kali lipatnya
dikarenakan penyakit, sehingga bantuan kemanusiaan datang secara
massal. Kekhawatiran tersebut akhirnya tidak terwujud.
Patong Beach, Thailand, setelah tsunami
Untuk menentukan garis waktu peristiwanya, zona waktu wilayah bencana
adalah: UTC+3: (Kenya, Madagaskar, Somalia, Tanzania); UTC+4:
(Mauritius, Réunion, Seychelles); UTC+5: (Maladewa); UTC+5:30: (India,
Sri Lanka); UTC+6: (Bangladesh); UTC+6:30: (Kepulauan Cocos,
Myanmar); UTC+7: (Indonesia barat, Thailand); UTC+8: (Malaysia,
Singapura). Karena gempa terjadi pukul 00:58:53 UTC, sesuaikan dengan
perbedaan waktu di atas untuk mengetahui waktu gempa di negara
bersangkutan.

Kehilanga
Negara
Dipasti Perkira Cede Hila n
korban
kan an1 ra ng tempat
tewas
tinggal
Indonesia 130,736 167,799 n/a 37,063 500,000+
Sri Lanka2 35,322 35,322 21,411 n/a 516,150
India 12,405 18,045 n/a 5,640 647,599
Thailand 5,3953 8,212 8,457 2,817 7,000
Somalia 78 289 n/a n/a 5,000
Myanmar
61 400–600 45 200 3,200
(Burma)
Maladewa 82 108 n/a 26 15,000+
Malaysia 68 75 299 6 n/a
Tanzania 10 13 n/a n/a n/a
Seychelles 3 3 57 n/a 200
Bangladesh 2 2 n/a n/a n/a
Afrika Selatan 2 4
2 n/a n/a n/a
Yaman 2 2 n/a n/a n/a
Kenya 1 1 2 n/a n/a
Madagascar n/a n/a n/a n/a 1,000+
~125,0 ~45,7
Total ~184,167 ~230,273 ~1.69 million
00 52
Catatan: Semua jumlah adalah perkiraan dan bisa berubah kapan saja.
Kolom pertama berisi tautan ke informasi lebih lanjut di negara
bersangkutan.
1
 Mencakup jumlah yang dilaporkan di kolom 'Dipastikan'. Jika tidak ada
perkiraan terpisah, jumlah di kolom ini sama dengan jumlah yang
dilaporkan di kolom 'Dipastikan'.
2
 Tidak mencakup pernyataan 19.000 orang hilang yang awalnya
dikeluarkan otoritas Macan Tamil di daerah kekuasaannya.
3
 Data mencakup sedikitnya 2.464 warga asing.
4
 Tidak mencakup warga negara Afrika Selatan yang meninggal di luar
Afrika Selatan (e.g., turis di Thailand). Untuk info lebih lanjut soal korban
tewas, klik tautan ini
Negara
Negara yang terkena dampak tsunami. Episentrum juga ditampilkan.
Artikel utama: Negara korban gempa bumi Samudra Hindia 2004
Gempa bumi dan tsunami ini menerjang banyak negara di Asia Tenggara
dan sekitarnya, termasuk Indonesia, Sri
Lanka, India, Thailand, Maladewa, Somalia, Myanmar, Malaysia, Seychelle
s, dan lain-lain. Negara lainnya, terutama Australia dan Eropa, juga
menderita korban tewas yang waktu itu sedang liburan di Asia
Tenggara. Swedia kehilangan 543 warganya dalam bencana ini,
sedangkan Jerman telah mengidentifikasi 539 korban dari negaranya.
Konteks sejarah
Tsunami besar terakhir di Samudra Hindia terjadi kira-kira tahun 1400 M.
Pada tahun 2008, tim ilmuwan di Phra Thong, pulau penghalang di
sepanjang pesisir barat Thailand, melaporkan adanya bukti tiga tsunami
besar dalam kurun 2.800 tahun sebelumnya. Tsunami terbesar terjadi
sekitar 700 tahun yang lalu. Tim kedua menemukan bukti serupa tentang
keberadaan tsunami di Aceh, provinsi di ujung utara Sumatra. terakhir.
Penanggalan karbon serpihan kulit pohon di tanah di bawah lapisan pasir
kedua membuktikan bahwa tsunami terkini sebelum tahun 2004 terjadi
antara tahun 1300 dan 1450 M.
Gempa bumi dan tsunami 2004 adalah bencana alam paling mematikan di
dunia sejak gempa bumi Tangshan 1976. Gempa ini merupakan yang
terkuat ketiga yang pernah tercatat sejak 1900. Gempa bumi paling
mematikan sepanjang sejarah terjadi pada tahun 1556 di Shaanxi, Cina,
dan menewaskan 830.000 orang, namun jumlahnya dianggap tidak dapat
diandalkan dikarenakan periode waktunya.
Tsunami 2004 adalah yang paling mematikan sepanjang catatan sejarah.
Sebelum 2004, tsunami di Samudra Hindia dan Pasifik yang disebabkan
oleh letusan Krakatau 1883 diperkirakan menewaskan antara 36.000
sampai 120.000 orang. Tahun 1782, sekira 40.000 orang tewas akibat
terjangan tsunami (atau siklon) di Laut Cina Selatan. Tsunami paling
mematikan sebelum 2004 adalah gempa bumi dan tsunami Messina
1908 di Laut Mediterania, Italia, yang menewaskan sekitar 123.000 orang.
Campur tangan manusia[sunting | sunting sumber]
Di rubrik opini The Wall Street Journal lima hari setelah tsunami, seorang
jurnalis bernama Andrew Brown berpendapat bahwa perusakan terumbu
karang oleh manusia sangat mungkin memainkan peran dalam
memperparah efek tsunami. Banyak negara di Asia, termasuk Indonesia,
Sri Lanka, dan Bangladesh, berusaha menghancurkan terumbu yang
mengelilingi pantainya untuk membangun tambak udang dan lahan
ekonomi lainnya. Di Pulau Surin, Thailand, Browne menyatakan penduduk
di sana mungkin saja selamat karena tsunami menghantam terumbu
karang terlebih dahulu, namun kenyataannya penduduk pulau tersebut
tidak banyak, sehingga korban tewasnya sedikit. Berbagai terumbu
karang di seluruh Samudra Hindia dihancurkan menggunakan dinamit
karena dianggap mengganggu pelayaran kapal, bagian vital ekonomi Asia
Selatan. Browne juga berpendapat bahwa pemusnahan
kawasan mangrove di pantai bisa memperburuk dampak tsunami di
sejumlah tempat. Ia mengatakan bahwa pohon mangrove mampu
mengurangi kecepatan tsunami. Faktor lainnya adalah pengerukan bukit
pasir pantai.
Dampak[sunting | sunting sumber]
Sisa-sisa sebuah desa pesisir di Sumatra pada 2 Januari 2005. Foto ini
diambil oleh awak helikopter militer Amerika Serikat dari USS Abraham
Lincoln yang sedang mengirim bantuan.
Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar diperlukan karena kerusakan
infrastruktur, kelangkaan makanan dan air, dan kerusakan ekonomi
sangat luas. Wabah penyakit adalah masalah khusus dikarenakan
kepadatan penduduk yang tinggi dan iklim tropis di daerah bencana.
Fokus utama badan kemanusiaan dan pemerintah adalah menyediakan
fasilitas sanitasi dan air bersih untuk menghentikan penyebaran penyakit
seperti kolera, difteri, disenteri, tifus, dan hepatitis A dan B.
Muncul kekhawatiran besar bahwa jenazah korban dapat meningkatkan
penyebaran penyakit dan kelaparan. Setelah ditanggapi secara cepat,
dampaknya berhasil diminimalkan.
Pada hari-hari pasca tsunami, upaya besar-besaran dikerahkan
untuk mengubur cepat-cepat jasad korban demi mencegah penyebaran
penyakit. Akan tetapi, risiko kesehatan masyarakat ini dianggap
berlebihan, sehingga banyak pihak mengira ini bukan cara terbaik untuk
mengerahkan sumber daya. World Food Programme mengirimkan
bantuan pangan ke lebih dari 1,3 juta orang yang terkena dampak
tsunami.
Warga Indonesia berkumpul di bawah helikopter yang sedang mendarat
untuk mendapatkan bantuan pangan dan persediaan.
Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan bantuan senilai US$14 miliar
ke daerah bencana.[87] Australia menjanjikan US$819,9 juta (termasuk
paket bantuan US$760,6 juta untuk Indonesia), Jerman memberikan
US$660 juta, Jepang US$500 juta, Kanada US$343
juta, Norwegia dan Belanda masing-masing US$183 juta, Amerika
Serikat awalnya menjanjikan US$35 juta (kemudian dinaikkan menjadi
US$350 juta), dan Bank Dunia memberikan US$250 juta. Italia juga
menjanjikan US$95 juta, kemudian dinaikkan menjadi US$113 juta; $42
juta di antaranya disumbangkan oleh penduduk Italia menggunakan
sistem SMS Menurut USAID, AS telah menjanjikan dana tambahan dalam
jangka panjang untuk membantu korban tsunami membangun kembali
hidupnya. Pada tanggal 9 Februari 2005, Presiden Bush meminta Kongres
meningkatkan komitmen A.S. sampai US$950 juta. Laporan resmi
memperkirakan rekonstruksi membutuhkan biaya miliaran dolar. Bush
juga meminta ayahnya, mantan Presiden George H. W. Bush, dan mantan
Presiden Bill Clinton untuk memimpin misi pengiriman bantuan pribadi
A.S. kepada korban tsunami.
Pada pertengahan Maret, Asian Development Bank melaporkan bahwa
bantuan senilai lebih dari US$4 miliar yang dijanjikan sejumlah negara
terlambat datang. Sri Lanka mengaku tidak menerima bantuan
pemerintah asing, tetapi mendapat banyak bantuan dari individu
asing. Beberapa badan amal menerima sumbangan masyarakat dalam
jumlah besar. Misalnya, warga Britania Raya secara kasar
menyumbangkan £330.000.000 sterling (hampir US$600.000.000). Jumlah
ini melebihi sumbangan pemerintah dan diperkirakan bernilai £5,50
(US$10) per warga negara Britania Raya.
Pada Agustus 2006, 15 pekerja bantuan lokal yang sedang melakukan
rekonstruksi pasca-tsunami ditemukan tewas di timur laut Sri Lanka
setelah pertempuran hebat. Banyak laporan dan rumor menduga bahwa
pekerja bantuan lokal tersebut dibunuh.
Ekonomi
Tingkat kerusakan ekonomi akibat tsunami tergantung dari skala yang
digunakan. Walaupun ekonomi lokal rusak parah, pengaruhnya secara
keseluruhan terhadap ekonomi nasional kecil sekali. Dua sektor pekerjaan
yang terdampak oleh tsunami adalah perikanan dan
pariwisata. Pengaruhnya terhadap komunitas perikanan pesisir dan orang-
orang yang menetap di sana, salah satu yang termiskin di kawasan itu,
mengalami kerugian besar dari segi pendapatan dan perlengkapan
nelayan. Di Sri Lanka, perikanan nelayan yang lazim menggunakan
keranjang ikan, perangkap ikan, dan tombak adalah sumber ikan
terpenting bagi pasar-pasar lokal. Perikanan industri merupakan aktivitas
ekonomi besar yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi 250.000
orang. Dalam beberapa tahun terakhir, infustri perikanan muncul sebagai
sektor ekspor dinamis dan menjadi sumber devisa asing. Perkiraan awal
menunjukkan bahwa 66% armada nelayan dan infrastruktur industri di
kawasan pesisir hancur karena terjangan tsunami, sehingga memberi
dampak ekonomi yang parah baik di tingkat lokal maupun nasional.
Walaupun tsunami menghancurkan kapal-kapal yang penting bagi industri
perikanan Sri Lanka, tsunami juga menciptakan permintaan perahu
katamaran plastik kaca serat (fiberglass) di Tamil Nadu. Karena tsunami
menghancurkan lebih dari 51.000 kapal, industri katamaran pun melesat.
Sayangnya, permintaan besar membuat kualitasnya menurun. Sejumlah
material penting ditiadakan untuk memangkas harga bagi para korban
tsunami.
Sejumlah ekonom yakin bahwa pengaruh bencana terhadap ekonomi
nasional tidak besar, karena industri pariwisata dan perikanan hanya
mencakup sekian persen dari PDB. Ekonom lain memperingatkan bahwa
kerusakan infrastruktur menjadi faktor yang bisa memperparah kerugian.
Di beberapa wilayah, suplai air minum dan lahan pertanian terkontaminasi
oleh air laut selama bertahun-tahun. Meski hanya kawasan pantai yang
terkena dampak langsung tsunami, dampak tidak langsungnya menyebar
ke daerah pedalaman. Karena media meliput habis-habisan bencana ini,
banyak turis yang membatalkan liburan dan perjalanannya ke wilayah
pedalaman sekalipun tujuan wisatanya tidak tersentuh bencana. Efek
rembetan ini sangat terasa di provinsi-provinsi pedalaman Thailand,
seperti Krabi, yang berfungsi sebagai titik berangkat menuju destinasi
wisata lainnya di Thailand.
Baik gempa maupun tsunami ikut memengaruhi jalur pelayaran di Selat
Malaka, selat yang memisahkan Malaysia dan pulau Sumatra, dengan
mengubah kedalaman dasar laut dan menggeser pelampung navigasi dan
bangkai kapal tua. Di satu tempat, kedalaman air yang sebelumnya 4.000
kaki mendangkal menjadi 100 kaki, sehingga pelayaran mustahil dan
berbahaya dilakukan. Masalah ini juga menyulitkan pengiriman bantuan.
Para pejabat berharap aktivitas bajak laut di kawasan itu menurun setelah
tsunami.
Negara-negara di kawasan bencana meminta wisatawan untuk datang
kembali, karena sebagian besar infrastruktur wisata tidak rusak. Meski
begitu, wisatawan belum mau kembali karena trauma. Bahkan resor-resor
pantai di Thailand yang tidak terkena tsunami mengalami banyak
pembatalan pesanan.
Lingkungan
Genangan tsunami, Khao Lak, sebelah utara Phuket, Thailand, ASTER
Images dan SRTM Elevation Model.
Selain korban manusia, gempa bumi Samudra Hindia juga memberi
dampak lingkungan yang memengaruhi daerah bencana sampai beberapa
tahun selanjutnya. Kabarnya kerusakan ekosistem yang parah terjadi
pada mangrove, terumbu karang, hutan, rawa pantai, tumbuhan, bukit
pasir, dan formasi batu, keragaman hayati hewan dan tumbuhan, dan air
tanah. Penyebaran limbah padat dan cair dan kimia industri, polusi air,
dan hancurnya instalasi pengumpul dan pengolahan limbah juga
mengancam lingkungan. Pengurangan dampak lingkungan tersebut
membutuhkan waktu yang lama dan sumber daya dalam jumlah besar.
Menurut sejumlah ahli, dampak utamanya diakibatkan oleh kontaminasi
persediaan air tawar dan tanah oleh air asing dan endapan lapisan garam
di atas tanah subur. Di Maladewa dilaporkan bahwa 16 hingga 17 atol
terumbu karang yang diterjang gelombang laut kehilangan air bersih
sama sekali dan tidak dapat dihuni selama beberapa dasawarsa. Banyak
sumur masyarakat yang terisi air laut, pasir, dan
tanah. Akuifer terkontaminasi karena batuan yang berpori-pori. Tanah
yang terlapisi garam menjadi steril, sehingga sulit dan butuh biaya untuk
memanfaatkannya menjadi lahan pertanian. Penggaraman ini juga
mengakibatkan kematian tumbuhan dan mikroorganisme penting di
tanah. Ribuan tanaman padi, perkebunan mangga, dan perkebunan
pisang di Sri Lanka hampir lenyap dan baru bisa dipulihkan bertahun-
tahun kemudian. Di pantai timur Sri Lanka, tsunami masuk ke sumur-
sumur yang menjadi sumber air minum warga desa. International Water
Management Institute di Kolombo memonitor efek air asin dan melihat
bahwa kualitas air di sumur-sumur tersebut kembali ke masa pra-tsunami
satu setengah tahun pasca peristiwa. IWMI mengembangkan protokol
pembersihan sumur yang terkontaminasi air asin. Protookol ini disarankan
secara resmi oleh World Health Organization sebagai bagian dari
rangkaian Panduan Daruratnya.
United Nations Environment Programme (UNEP) bekerja sama dengan
pemerintah daerah untuk menentukan keparahan pengaruh lingkungan
dan cara menyelesaikannya. UNEP memutuskan memanfaatkan dana
darurat sebesar US$1.000.000 dan mendirikan satuan tugas yang
bertugas menanggapi permintaan bantuan teknis dari negara korban
tsunami. Menanggapi permintaan pemerintah Maladewa, pemerintah
Australia mengirimkan beberapa ahli ekologi untuk membantu
memulihkan lingkungan laut dan terumbu karang, bagian penting dari
pariwisata Maladewa. Banyak ahli ekologi yang ditarik dari posnya
di Karang Penghalang Besar di perairan timur laut Australia.
Lainnya
Monumen tsunami, Aceh Thanks the World
Banyak profesional kesehatan dan pekerja sosial yang melaporkan
meluasnya trauma psikologis akibat tsunami. Kepercayaan tradisional di
sejumlah wilayah bencana mewajibkan seorang kerabat keluarga
mengubur jenazah kerabatnya dan kadang sampai tidak ada jenazah lagi
yang tersisa. Kaum wanita di Aceh membutuhkan pendekatan khusus dari
badan bantuan asing dan mereka memiliki keinginan yang beragam.
Daerah yang paling parah dampaknya, Aceh, dihuni masyarakat Islam
konservatif dan tidak punya industri pariwisata atau pengaruh Barat
dalam beberapa tahun terakhir karena konflik bersenjata antara militer
Indonesia dan separatis Aceh. Sejumlah orang percaya bahwa tsunami ini
adalah hukuman Tuhan karena umat islam malas beribadah dan/atau
menjalani gaya hidup yang materialistik, sedangkan yang lainnya
mengatakan bahwa Allah murka karena Muslim membunuh sesama
Muslim dalam konflik ini. Ulama Arab Saudi, Muhammad Al-Munajjid,
menyebutnya sebagai hukuman Tuhan terhadap wisatawan non-Muslim
"yang berpesta pora di pantai dan pub sambil minum anggur" selama
libur Natal.
Kerusakan yang meluas akibat tsunami membuat kelompok
pemberontak Gerakan Aceh Merdeka menyatakan gencatan senjata pada
28 Desember 2004, diikuti oleh pemerintah Indonesia. Kedua belah pihak
melanjutkan pembicaraan damai yang sudah lama buntu dan berujung
pada perjanjian damai yang ditandatangani tanggal 15 Agustus 2005.
Perjanjian ini secara eksplisit menyebut tsunami sebagai penyebabnya.
Dalam pemungutan suara yang dilakukan di 27 negara
oleh GlobeScan untuk BBC World Service, 15 persen responden memilih
tsunami sebagai peristiwa terpenting tahun ini. Perang Irak menjadi
peristiwa terpenting nomor satu. Liputan media internasional yang
ekstensif untuk bencana tsunami serta peran media massa dan wartawan
dalam upaya rekonstruksi menjadi bahan diskusi redaktur media cetak
dan elektronik di wilayah bencana melalui konferensi video khusus yang
dirintis Asia Pacific Journalism Centre.
Tsunami 2004 membuat rakyat dan pemerintah India berada dalam
keadaan sangat siaga. Tanggal 30 Desember 2004, empat hari setelah
tsunami, Terra Research dari Portland, Oregon, memberitahu pemerintah
India bahwa sensornya menunjukkan ada kemungkinan pergerakan
tektonik berkekuatan 7,9 sampai 8,1 dalam kurun 12 jam selanjutnya
antara Sumatra dan Selandia Baru. Menanggapi peringatan ini, Menteri
Dalam Negeri India mengumumkan bahwa gelombang mematikan baru
akan terjadi di sekitar pesisir selatan India dan Kepulauan
Andaman dan Nicobar walaupun tidak ada tanda-tanda guncangan di
kawasan tersebut.[109] Pengumuman ini menciptakan kepanikan di
kawasan Samudra Hindia dan menyebabkan ribuan orang mengungsi dari
rumahnya sekaligus kemacetan jalanan.[110] Pengumuman tersebut
rupanya peringatan keliru dan Menteri Dalam Negeri langsung mencabut
pengumumannya. Setelah diselidiki lebih lanjut, pemerintah India
mengetahui bahwa perusahaan konsultan Terra Research dioperasian dari
rumah seseorang yang mengklaim peramal gempa yang tidak punya
nomor telepon dan memiliki situs web tempat ia menjual alat sistem
deteksinya. Tiga hari setelah pengumuman tersebut, Presiden Kongres
Nasional India Sonia Gandhi memanggil Menteri Sains dan Teknologi Kapil
Sibal untuk memberitahu bahwa peringatan masyarakat Sibal tanggal 30
Desember adalah omong kosong (hogwash).
Dampak lain tsunami ini adalah airnya menyapu lapisan pasir yang
menutupi sisa-sisa kota hilang Mahabalipuram yang berusia 1.200 tahun
di pantai selatan? India. Situs ini berisi banyak struktur penting seperti
singa granit di dekat kuil Mahabalipuram yang dibangun pada abad ke-7
dan relik gajah. Situs tersebut adalah bagian dari sesuatu yang diyakini
arkeolog sebagai kota pelabuhan kuno yang tenggelam ke laut ratusan
tahun yang lalu.
Tsunami ini memiliki pengaruh kemanusiaan dan politik yang besar di
Swedia, negara yang paling parah dampaknya di luar Asia. 543 turis
Swedia, kebanyakan sedang liburan di Thailand, menjadi korban bencana.
Karena sampai tsunami 2004 belum ada peristiwa yang menewaskan
lebih banyak orang Swedia sejak Pertempuran Poltava tahun
1709, kabinet Göran Persson dikritik habis-habisan karena tidak cepat
tanggap.
Apung 1, kapal berbobot 2.600 ton, dihanyutkan sejauh 2–3 km ke
daratan oleh tsunami ini dan saat ini menjadi tempat wisata populer
di Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai