Bencana Tsunami
Aceh
Disusun Oleh :
Bandung
2020
PERISTIWA TSUNAMI ACEH PADA TAHUN 2004
Penyebab tsunami Aceh pada tahun 2004 merupakan gempa bumi yang
sangat dasyat. jika gempa berada dekat dengan permukaan air laut,
berada pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut,
tsunami mungkin akan terjadi.sedangkan tsunami yang terjadi di aceh
berada dalam kedalaman 30 km di bawah permukaan laut
Meski demikian tidak semua gempa yang terjadi di dasar laut dapat
menyebabkan tsunami. Misalnya, gempa bumi di dasar laut yang pusat
gempanya lebih dari 30 kilometer di bawah permukaan air tidak
berpotensi tsunami.
Namun gempa bumi di darat juga dapat menjadi penyebab tsunami. Jika
patahan gempa bumi yang terjadi di darat memanjang hingga masuk
kelempengan yang berada di laut, maka hal tersebut dapat menyebabkan
tsunami.
"Rotasi Bumi berubah setiap saat bukan hanya karena gempa, tetapi juga
karena adanya perubahan pada angin di atmosfer dan arus di samudra,"
kata Gross.
Ia menerangkan, dampak gempa bumi terhadap rotasi Bumi masih terlalu
kecil untuk dihitung dan perubahan pada rotasi serta sumbu Bumi akibat
gempa bumi tidak akan memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari kita.
"Perubahan yang terjadi pada rotasi Bumi sangat normal dan terjadi
setiap saat. Masyarakat tidak perlu khawatir atas semua itu," kata Gross.
KRONOLOGI BENCANA TSUNAMI 2004 DI ACEH
4 FAKTA GEMPA DAN TSUNAMI ACEH 2004
Kehilanga
Negara
Dipasti Perkira Cede Hila n
korban
kan an1 ra ng tempat
tewas
tinggal
Indonesia 130,736 167,799 n/a 37,063 500,000+
Sri Lanka2 35,322 35,322 21,411 n/a 516,150
India 12,405 18,045 n/a 5,640 647,599
Thailand 5,3953 8,212 8,457 2,817 7,000
Somalia 78 289 n/a n/a 5,000
Myanmar
61 400–600 45 200 3,200
(Burma)
Maladewa 82 108 n/a 26 15,000+
Malaysia 68 75 299 6 n/a
Tanzania 10 13 n/a n/a n/a
Seychelles 3 3 57 n/a 200
Bangladesh 2 2 n/a n/a n/a
Afrika Selatan 2 4
2 n/a n/a n/a
Yaman 2 2 n/a n/a n/a
Kenya 1 1 2 n/a n/a
Madagascar n/a n/a n/a n/a 1,000+
~125,0 ~45,7
Total ~184,167 ~230,273 ~1.69 million
00 52
Catatan: Semua jumlah adalah perkiraan dan bisa berubah kapan saja.
Kolom pertama berisi tautan ke informasi lebih lanjut di negara
bersangkutan.
1
Mencakup jumlah yang dilaporkan di kolom 'Dipastikan'. Jika tidak ada
perkiraan terpisah, jumlah di kolom ini sama dengan jumlah yang
dilaporkan di kolom 'Dipastikan'.
2
Tidak mencakup pernyataan 19.000 orang hilang yang awalnya
dikeluarkan otoritas Macan Tamil di daerah kekuasaannya.
3
Data mencakup sedikitnya 2.464 warga asing.
4
Tidak mencakup warga negara Afrika Selatan yang meninggal di luar
Afrika Selatan (e.g., turis di Thailand). Untuk info lebih lanjut soal korban
tewas, klik tautan ini
Negara
Negara yang terkena dampak tsunami. Episentrum juga ditampilkan.
Artikel utama: Negara korban gempa bumi Samudra Hindia 2004
Gempa bumi dan tsunami ini menerjang banyak negara di Asia Tenggara
dan sekitarnya, termasuk Indonesia, Sri
Lanka, India, Thailand, Maladewa, Somalia, Myanmar, Malaysia, Seychelle
s, dan lain-lain. Negara lainnya, terutama Australia dan Eropa, juga
menderita korban tewas yang waktu itu sedang liburan di Asia
Tenggara. Swedia kehilangan 543 warganya dalam bencana ini,
sedangkan Jerman telah mengidentifikasi 539 korban dari negaranya.
Konteks sejarah
Tsunami besar terakhir di Samudra Hindia terjadi kira-kira tahun 1400 M.
Pada tahun 2008, tim ilmuwan di Phra Thong, pulau penghalang di
sepanjang pesisir barat Thailand, melaporkan adanya bukti tiga tsunami
besar dalam kurun 2.800 tahun sebelumnya. Tsunami terbesar terjadi
sekitar 700 tahun yang lalu. Tim kedua menemukan bukti serupa tentang
keberadaan tsunami di Aceh, provinsi di ujung utara Sumatra. terakhir.
Penanggalan karbon serpihan kulit pohon di tanah di bawah lapisan pasir
kedua membuktikan bahwa tsunami terkini sebelum tahun 2004 terjadi
antara tahun 1300 dan 1450 M.
Gempa bumi dan tsunami 2004 adalah bencana alam paling mematikan di
dunia sejak gempa bumi Tangshan 1976. Gempa ini merupakan yang
terkuat ketiga yang pernah tercatat sejak 1900. Gempa bumi paling
mematikan sepanjang sejarah terjadi pada tahun 1556 di Shaanxi, Cina,
dan menewaskan 830.000 orang, namun jumlahnya dianggap tidak dapat
diandalkan dikarenakan periode waktunya.
Tsunami 2004 adalah yang paling mematikan sepanjang catatan sejarah.
Sebelum 2004, tsunami di Samudra Hindia dan Pasifik yang disebabkan
oleh letusan Krakatau 1883 diperkirakan menewaskan antara 36.000
sampai 120.000 orang. Tahun 1782, sekira 40.000 orang tewas akibat
terjangan tsunami (atau siklon) di Laut Cina Selatan. Tsunami paling
mematikan sebelum 2004 adalah gempa bumi dan tsunami Messina
1908 di Laut Mediterania, Italia, yang menewaskan sekitar 123.000 orang.
Campur tangan manusia[sunting | sunting sumber]
Di rubrik opini The Wall Street Journal lima hari setelah tsunami, seorang
jurnalis bernama Andrew Brown berpendapat bahwa perusakan terumbu
karang oleh manusia sangat mungkin memainkan peran dalam
memperparah efek tsunami. Banyak negara di Asia, termasuk Indonesia,
Sri Lanka, dan Bangladesh, berusaha menghancurkan terumbu yang
mengelilingi pantainya untuk membangun tambak udang dan lahan
ekonomi lainnya. Di Pulau Surin, Thailand, Browne menyatakan penduduk
di sana mungkin saja selamat karena tsunami menghantam terumbu
karang terlebih dahulu, namun kenyataannya penduduk pulau tersebut
tidak banyak, sehingga korban tewasnya sedikit. Berbagai terumbu
karang di seluruh Samudra Hindia dihancurkan menggunakan dinamit
karena dianggap mengganggu pelayaran kapal, bagian vital ekonomi Asia
Selatan. Browne juga berpendapat bahwa pemusnahan
kawasan mangrove di pantai bisa memperburuk dampak tsunami di
sejumlah tempat. Ia mengatakan bahwa pohon mangrove mampu
mengurangi kecepatan tsunami. Faktor lainnya adalah pengerukan bukit
pasir pantai.
Dampak[sunting | sunting sumber]
Sisa-sisa sebuah desa pesisir di Sumatra pada 2 Januari 2005. Foto ini
diambil oleh awak helikopter militer Amerika Serikat dari USS Abraham
Lincoln yang sedang mengirim bantuan.
Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar diperlukan karena kerusakan
infrastruktur, kelangkaan makanan dan air, dan kerusakan ekonomi
sangat luas. Wabah penyakit adalah masalah khusus dikarenakan
kepadatan penduduk yang tinggi dan iklim tropis di daerah bencana.
Fokus utama badan kemanusiaan dan pemerintah adalah menyediakan
fasilitas sanitasi dan air bersih untuk menghentikan penyebaran penyakit
seperti kolera, difteri, disenteri, tifus, dan hepatitis A dan B.
Muncul kekhawatiran besar bahwa jenazah korban dapat meningkatkan
penyebaran penyakit dan kelaparan. Setelah ditanggapi secara cepat,
dampaknya berhasil diminimalkan.
Pada hari-hari pasca tsunami, upaya besar-besaran dikerahkan
untuk mengubur cepat-cepat jasad korban demi mencegah penyebaran
penyakit. Akan tetapi, risiko kesehatan masyarakat ini dianggap
berlebihan, sehingga banyak pihak mengira ini bukan cara terbaik untuk
mengerahkan sumber daya. World Food Programme mengirimkan
bantuan pangan ke lebih dari 1,3 juta orang yang terkena dampak
tsunami.
Warga Indonesia berkumpul di bawah helikopter yang sedang mendarat
untuk mendapatkan bantuan pangan dan persediaan.
Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan bantuan senilai US$14 miliar
ke daerah bencana.[87] Australia menjanjikan US$819,9 juta (termasuk
paket bantuan US$760,6 juta untuk Indonesia), Jerman memberikan
US$660 juta, Jepang US$500 juta, Kanada US$343
juta, Norwegia dan Belanda masing-masing US$183 juta, Amerika
Serikat awalnya menjanjikan US$35 juta (kemudian dinaikkan menjadi
US$350 juta), dan Bank Dunia memberikan US$250 juta. Italia juga
menjanjikan US$95 juta, kemudian dinaikkan menjadi US$113 juta; $42
juta di antaranya disumbangkan oleh penduduk Italia menggunakan
sistem SMS Menurut USAID, AS telah menjanjikan dana tambahan dalam
jangka panjang untuk membantu korban tsunami membangun kembali
hidupnya. Pada tanggal 9 Februari 2005, Presiden Bush meminta Kongres
meningkatkan komitmen A.S. sampai US$950 juta. Laporan resmi
memperkirakan rekonstruksi membutuhkan biaya miliaran dolar. Bush
juga meminta ayahnya, mantan Presiden George H. W. Bush, dan mantan
Presiden Bill Clinton untuk memimpin misi pengiriman bantuan pribadi
A.S. kepada korban tsunami.
Pada pertengahan Maret, Asian Development Bank melaporkan bahwa
bantuan senilai lebih dari US$4 miliar yang dijanjikan sejumlah negara
terlambat datang. Sri Lanka mengaku tidak menerima bantuan
pemerintah asing, tetapi mendapat banyak bantuan dari individu
asing. Beberapa badan amal menerima sumbangan masyarakat dalam
jumlah besar. Misalnya, warga Britania Raya secara kasar
menyumbangkan £330.000.000 sterling (hampir US$600.000.000). Jumlah
ini melebihi sumbangan pemerintah dan diperkirakan bernilai £5,50
(US$10) per warga negara Britania Raya.
Pada Agustus 2006, 15 pekerja bantuan lokal yang sedang melakukan
rekonstruksi pasca-tsunami ditemukan tewas di timur laut Sri Lanka
setelah pertempuran hebat. Banyak laporan dan rumor menduga bahwa
pekerja bantuan lokal tersebut dibunuh.
Ekonomi
Tingkat kerusakan ekonomi akibat tsunami tergantung dari skala yang
digunakan. Walaupun ekonomi lokal rusak parah, pengaruhnya secara
keseluruhan terhadap ekonomi nasional kecil sekali. Dua sektor pekerjaan
yang terdampak oleh tsunami adalah perikanan dan
pariwisata. Pengaruhnya terhadap komunitas perikanan pesisir dan orang-
orang yang menetap di sana, salah satu yang termiskin di kawasan itu,
mengalami kerugian besar dari segi pendapatan dan perlengkapan
nelayan. Di Sri Lanka, perikanan nelayan yang lazim menggunakan
keranjang ikan, perangkap ikan, dan tombak adalah sumber ikan
terpenting bagi pasar-pasar lokal. Perikanan industri merupakan aktivitas
ekonomi besar yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi 250.000
orang. Dalam beberapa tahun terakhir, infustri perikanan muncul sebagai
sektor ekspor dinamis dan menjadi sumber devisa asing. Perkiraan awal
menunjukkan bahwa 66% armada nelayan dan infrastruktur industri di
kawasan pesisir hancur karena terjangan tsunami, sehingga memberi
dampak ekonomi yang parah baik di tingkat lokal maupun nasional.
Walaupun tsunami menghancurkan kapal-kapal yang penting bagi industri
perikanan Sri Lanka, tsunami juga menciptakan permintaan perahu
katamaran plastik kaca serat (fiberglass) di Tamil Nadu. Karena tsunami
menghancurkan lebih dari 51.000 kapal, industri katamaran pun melesat.
Sayangnya, permintaan besar membuat kualitasnya menurun. Sejumlah
material penting ditiadakan untuk memangkas harga bagi para korban
tsunami.
Sejumlah ekonom yakin bahwa pengaruh bencana terhadap ekonomi
nasional tidak besar, karena industri pariwisata dan perikanan hanya
mencakup sekian persen dari PDB. Ekonom lain memperingatkan bahwa
kerusakan infrastruktur menjadi faktor yang bisa memperparah kerugian.
Di beberapa wilayah, suplai air minum dan lahan pertanian terkontaminasi
oleh air laut selama bertahun-tahun. Meski hanya kawasan pantai yang
terkena dampak langsung tsunami, dampak tidak langsungnya menyebar
ke daerah pedalaman. Karena media meliput habis-habisan bencana ini,
banyak turis yang membatalkan liburan dan perjalanannya ke wilayah
pedalaman sekalipun tujuan wisatanya tidak tersentuh bencana. Efek
rembetan ini sangat terasa di provinsi-provinsi pedalaman Thailand,
seperti Krabi, yang berfungsi sebagai titik berangkat menuju destinasi
wisata lainnya di Thailand.
Baik gempa maupun tsunami ikut memengaruhi jalur pelayaran di Selat
Malaka, selat yang memisahkan Malaysia dan pulau Sumatra, dengan
mengubah kedalaman dasar laut dan menggeser pelampung navigasi dan
bangkai kapal tua. Di satu tempat, kedalaman air yang sebelumnya 4.000
kaki mendangkal menjadi 100 kaki, sehingga pelayaran mustahil dan
berbahaya dilakukan. Masalah ini juga menyulitkan pengiriman bantuan.
Para pejabat berharap aktivitas bajak laut di kawasan itu menurun setelah
tsunami.
Negara-negara di kawasan bencana meminta wisatawan untuk datang
kembali, karena sebagian besar infrastruktur wisata tidak rusak. Meski
begitu, wisatawan belum mau kembali karena trauma. Bahkan resor-resor
pantai di Thailand yang tidak terkena tsunami mengalami banyak
pembatalan pesanan.
Lingkungan
Genangan tsunami, Khao Lak, sebelah utara Phuket, Thailand, ASTER
Images dan SRTM Elevation Model.
Selain korban manusia, gempa bumi Samudra Hindia juga memberi
dampak lingkungan yang memengaruhi daerah bencana sampai beberapa
tahun selanjutnya. Kabarnya kerusakan ekosistem yang parah terjadi
pada mangrove, terumbu karang, hutan, rawa pantai, tumbuhan, bukit
pasir, dan formasi batu, keragaman hayati hewan dan tumbuhan, dan air
tanah. Penyebaran limbah padat dan cair dan kimia industri, polusi air,
dan hancurnya instalasi pengumpul dan pengolahan limbah juga
mengancam lingkungan. Pengurangan dampak lingkungan tersebut
membutuhkan waktu yang lama dan sumber daya dalam jumlah besar.
Menurut sejumlah ahli, dampak utamanya diakibatkan oleh kontaminasi
persediaan air tawar dan tanah oleh air asing dan endapan lapisan garam
di atas tanah subur. Di Maladewa dilaporkan bahwa 16 hingga 17 atol
terumbu karang yang diterjang gelombang laut kehilangan air bersih
sama sekali dan tidak dapat dihuni selama beberapa dasawarsa. Banyak
sumur masyarakat yang terisi air laut, pasir, dan
tanah. Akuifer terkontaminasi karena batuan yang berpori-pori. Tanah
yang terlapisi garam menjadi steril, sehingga sulit dan butuh biaya untuk
memanfaatkannya menjadi lahan pertanian. Penggaraman ini juga
mengakibatkan kematian tumbuhan dan mikroorganisme penting di
tanah. Ribuan tanaman padi, perkebunan mangga, dan perkebunan
pisang di Sri Lanka hampir lenyap dan baru bisa dipulihkan bertahun-
tahun kemudian. Di pantai timur Sri Lanka, tsunami masuk ke sumur-
sumur yang menjadi sumber air minum warga desa. International Water
Management Institute di Kolombo memonitor efek air asin dan melihat
bahwa kualitas air di sumur-sumur tersebut kembali ke masa pra-tsunami
satu setengah tahun pasca peristiwa. IWMI mengembangkan protokol
pembersihan sumur yang terkontaminasi air asin. Protookol ini disarankan
secara resmi oleh World Health Organization sebagai bagian dari
rangkaian Panduan Daruratnya.
United Nations Environment Programme (UNEP) bekerja sama dengan
pemerintah daerah untuk menentukan keparahan pengaruh lingkungan
dan cara menyelesaikannya. UNEP memutuskan memanfaatkan dana
darurat sebesar US$1.000.000 dan mendirikan satuan tugas yang
bertugas menanggapi permintaan bantuan teknis dari negara korban
tsunami. Menanggapi permintaan pemerintah Maladewa, pemerintah
Australia mengirimkan beberapa ahli ekologi untuk membantu
memulihkan lingkungan laut dan terumbu karang, bagian penting dari
pariwisata Maladewa. Banyak ahli ekologi yang ditarik dari posnya
di Karang Penghalang Besar di perairan timur laut Australia.
Lainnya
Monumen tsunami, Aceh Thanks the World
Banyak profesional kesehatan dan pekerja sosial yang melaporkan
meluasnya trauma psikologis akibat tsunami. Kepercayaan tradisional di
sejumlah wilayah bencana mewajibkan seorang kerabat keluarga
mengubur jenazah kerabatnya dan kadang sampai tidak ada jenazah lagi
yang tersisa. Kaum wanita di Aceh membutuhkan pendekatan khusus dari
badan bantuan asing dan mereka memiliki keinginan yang beragam.
Daerah yang paling parah dampaknya, Aceh, dihuni masyarakat Islam
konservatif dan tidak punya industri pariwisata atau pengaruh Barat
dalam beberapa tahun terakhir karena konflik bersenjata antara militer
Indonesia dan separatis Aceh. Sejumlah orang percaya bahwa tsunami ini
adalah hukuman Tuhan karena umat islam malas beribadah dan/atau
menjalani gaya hidup yang materialistik, sedangkan yang lainnya
mengatakan bahwa Allah murka karena Muslim membunuh sesama
Muslim dalam konflik ini. Ulama Arab Saudi, Muhammad Al-Munajjid,
menyebutnya sebagai hukuman Tuhan terhadap wisatawan non-Muslim
"yang berpesta pora di pantai dan pub sambil minum anggur" selama
libur Natal.
Kerusakan yang meluas akibat tsunami membuat kelompok
pemberontak Gerakan Aceh Merdeka menyatakan gencatan senjata pada
28 Desember 2004, diikuti oleh pemerintah Indonesia. Kedua belah pihak
melanjutkan pembicaraan damai yang sudah lama buntu dan berujung
pada perjanjian damai yang ditandatangani tanggal 15 Agustus 2005.
Perjanjian ini secara eksplisit menyebut tsunami sebagai penyebabnya.
Dalam pemungutan suara yang dilakukan di 27 negara
oleh GlobeScan untuk BBC World Service, 15 persen responden memilih
tsunami sebagai peristiwa terpenting tahun ini. Perang Irak menjadi
peristiwa terpenting nomor satu. Liputan media internasional yang
ekstensif untuk bencana tsunami serta peran media massa dan wartawan
dalam upaya rekonstruksi menjadi bahan diskusi redaktur media cetak
dan elektronik di wilayah bencana melalui konferensi video khusus yang
dirintis Asia Pacific Journalism Centre.
Tsunami 2004 membuat rakyat dan pemerintah India berada dalam
keadaan sangat siaga. Tanggal 30 Desember 2004, empat hari setelah
tsunami, Terra Research dari Portland, Oregon, memberitahu pemerintah
India bahwa sensornya menunjukkan ada kemungkinan pergerakan
tektonik berkekuatan 7,9 sampai 8,1 dalam kurun 12 jam selanjutnya
antara Sumatra dan Selandia Baru. Menanggapi peringatan ini, Menteri
Dalam Negeri India mengumumkan bahwa gelombang mematikan baru
akan terjadi di sekitar pesisir selatan India dan Kepulauan
Andaman dan Nicobar walaupun tidak ada tanda-tanda guncangan di
kawasan tersebut.[109] Pengumuman ini menciptakan kepanikan di
kawasan Samudra Hindia dan menyebabkan ribuan orang mengungsi dari
rumahnya sekaligus kemacetan jalanan.[110] Pengumuman tersebut
rupanya peringatan keliru dan Menteri Dalam Negeri langsung mencabut
pengumumannya. Setelah diselidiki lebih lanjut, pemerintah India
mengetahui bahwa perusahaan konsultan Terra Research dioperasian dari
rumah seseorang yang mengklaim peramal gempa yang tidak punya
nomor telepon dan memiliki situs web tempat ia menjual alat sistem
deteksinya. Tiga hari setelah pengumuman tersebut, Presiden Kongres
Nasional India Sonia Gandhi memanggil Menteri Sains dan Teknologi Kapil
Sibal untuk memberitahu bahwa peringatan masyarakat Sibal tanggal 30
Desember adalah omong kosong (hogwash).
Dampak lain tsunami ini adalah airnya menyapu lapisan pasir yang
menutupi sisa-sisa kota hilang Mahabalipuram yang berusia 1.200 tahun
di pantai selatan? India. Situs ini berisi banyak struktur penting seperti
singa granit di dekat kuil Mahabalipuram yang dibangun pada abad ke-7
dan relik gajah. Situs tersebut adalah bagian dari sesuatu yang diyakini
arkeolog sebagai kota pelabuhan kuno yang tenggelam ke laut ratusan
tahun yang lalu.
Tsunami ini memiliki pengaruh kemanusiaan dan politik yang besar di
Swedia, negara yang paling parah dampaknya di luar Asia. 543 turis
Swedia, kebanyakan sedang liburan di Thailand, menjadi korban bencana.
Karena sampai tsunami 2004 belum ada peristiwa yang menewaskan
lebih banyak orang Swedia sejak Pertempuran Poltava tahun
1709, kabinet Göran Persson dikritik habis-habisan karena tidak cepat
tanggap.
Apung 1, kapal berbobot 2.600 ton, dihanyutkan sejauh 2–3 km ke
daratan oleh tsunami ini dan saat ini menjadi tempat wisata populer
di Banda Aceh.